Anda di halaman 1dari 28

HAKIKAT, DEFINISI, DAN JENIS PENILAIAN SUMATIF DAN FORMATIF

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN

DosenPengampu:
Supriyadi, M.Pd.

Kelompok 2
Disusun Oleh :

1. Nurul Anisa (1911060163)


2. Nur Linda Febriani (1911060159)
3. Irma Sari (1911060106)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim,
Alhamdulilah, puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWTyang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kamimampu
menyelesaikan makalah ini yang alhamdulilah tepat pada waktunya.Shalawatserta
salamsemogatercurahlimpahkankepada NabiMuhammadSAW. Makalah ini berisikan
tentang penjelasan “Hakikat, Definisi, dan Jenis Penilaian Sumatif dan Formatif
dalam Pembelajaran Biologi”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Olehkarena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalukamiharapkan demi
kesempurnaan makalahini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telahberperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
SemogaAllahSWTsenantiasameridhaisegalausahakita. AamiinAllahumaaamiiin.
BandarLampung, 1 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………..... 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………… 3

1.3 Tujuan …………………………………………………………….. 3

BAA II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Penilaian Sumatif dan Formatif dalam Pembelajaran

Biologi ……………………………………..…………………… 4

2.2 Definisi Penilaian Sumatif dan Formatif dalam Pembelajaran

Biologi ……………………………………..……………….…… 5

2.3 Jenis Penilaian Sumatif dan Formatif dalam Pembelajaran

Biologi………………….……………….……………….……… 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………....... 22

3.2 Saran ………………………………………………………………. 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penilaian merupakan salah satu aspek yang paling penting terhadap keberhasilan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan ini merupakan salah satu dari empat
tugas pokok guru yaitu merencanakan, melaksanakan, menilai keberhasilan
pengajaran dan memberikan bimbingan. Seorang guru dituntut untuk menguasai
kemampuan memberikan penilaian untuk mengetahui kemampuan yang telah
dikuasai oleh peserta didiknya. Seorang guru harus sudah tahu tujuan penilaian yaitu
mengukur kemampuan atau kompetensi siswa setelah dilaksanakannya proses
pembelajaran. Setelah guru melakukan penilaian, maka akan terlihat kemampuan
setiap siswa setelah guru melaksanakan test atau ujian. Penilaian juga bertujuan untuk
menentukan hasil kemajuan belajar siswa sebagai feed back bagi guru untuk
memperbaiki proses belajar mengajar selanjutnya serta mengenal latar belakang
psikologis dan lingkungan siswa yang mengalami kesulitan belajar untuk dapat
diperbaiki atau diberikan bimbingan.
Perubahan paradigma pembelajaran di sekolah dari pembelajaran berpusat pada
guru menuju pembelajaran berpusat pada siswa mulai terasa gaungnya melalui
diskusi, pelatihan terkait dengan pembelajaran. Melaksanakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa berarti guru sebagai fasilitator, perlu membantu siswa untuk
menentukan tujuan yang dapat dicapai, mendorong siswa untuk dapat menilai hasil
belajarnya sendiri, membantu mereka untuk bekerja sama dengan kelompok, dan
memastikan agar mereka mengetahui bagaimana memanfaatkan semua sumber
belajar yang tersedia. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa memiliki
tanggung jawab penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk keterlibatan
siswa. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang mendorong perkembangan siswa,
dan bukan merupakan satu-satunya sumber belajar.
Sebagai implikasi dari penerapan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
variable-variabel pembelajaran yang meliputi hasil belajar, tujuan belajar, strategi

1
belajar, pengukuran dan penilaian, peran guru, peran siswa, dan lingkungan belajar
berubah pendekatannya dibandingkan dengan pembelajaran yang berpusat pada guru.
Khusus pada aspek pengukuran dan penilaian hasil belajar, menurut Hirumi, 2005
(Nugraheni, 2007:33), bahwa pengukuran adalah bagian integral dari proses
pembelajaran, pengukuran berbasis kinerja siswa digunakan untuk menilai
kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuannya, siswa dan guru bekerja sama
menentukan criteria keberhasilan, dan siswa mengembangkan keterampilan menilai
diri sendiri dan rekan lain atas keberhasilan belajar.
Biologi sebagai salah satu cabang IPA dalam pembelajarannya berpatokan pada
pembelajaran IPA seperti yang tertuang dalam kurikulum 1994, yaitu pembelajaran
yang berorientasi pada hakikat IPA yang meliputi produk,proses, dan sikap ilmiah
melalui keterampilan proses (Rustaman, dkk., 2005).
Lebih spesifik terkait dengan pengukuran dan penilaian hasil belajar, praktek
selama ini mengandung beberapa kelemaham yaitu: penekanan yang berlebih pada
pemberian nilai akhir, sedangkan pemberiian umpan balik dan bimbingan yang
merupakan salah satu fungsi belajar kurang ditekankan; siswa dibandingkan satu
dengan lainnya yang akan lebih mendorong kompetisi dibandingkan perkembangan
individu. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, bentuk pengukuran dan
penilaian hasil belajar yang cocok adalah penilaian diri sendiri atau selfassessment
(Black, 1999 dalam Nugraheni, 2007:7). Bentuk pengukuran dan penilaian lain yang
dapat dipilih oleh guru antara lain: buku harian, jurnal, portofolio, tes mandiri,
penilaian oleh teman sejawat, kerja kelompok, demonstrasi dan lain sebagainya.
Kenyataan menunjukkan hingga saat ini praktek tes tertulis masih mendominasi
dunia pendidikan terutama berupa penilaian sumatif, sedangkan guru menurut
Salirawati (1998: 192) kurang peduli perlunya mengadakan tes formatif. Pendapat ini
diperkuat oleh Tarras (2008: 187) bahwa tidak jelas pemahaman para guru mengenai
penilaian formatif, sumatif, dan diri serta hubungan antara ketiganya. Dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa selama ini, penilaian formatif terabaikan dalam kegiatan
pembelajaran.

2
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud hakikat penilaian sumatif dan formatif dalam
pembelajaran biologi?
2. Apa definisi penilaian sumatif dan formatif dalam pembelajaran biologi?
3. Bagaimana jenis penilaian sumatif dan formatif dalam pembelajaran biologi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran biologi.
2. Untukmengetahuidefinisi pembelajaran biologi.
3. Untukmengetahui jenis penilaian sumatif dan formatif dalam pembelajaran
biologi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Penilaian Sumatif dan Formatif Dalam Pembelajaran Biologi


Hakikat penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir materi
pelajaran Biologi untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep IPA dan
keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan hakikat penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan selama
proses pembelajaran Biologi untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-konsep
IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
Setiap proses pembelajaran membutuhkan evaluasi untuk menjamin tujuan
pembelajaran tercapai. Evaluasi juga dibutuhkan sebagai bentuk pertanggungjawaban
pengajar. Evaluasi dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menimbang dan menilai kemampuan siswa atau peserta didik dalam pembelajaran
seperti sikap, keterampilan, dan pengetahuan guna membuat keputusan mengenai
status kemampuan peserta didik (Ratnawulan & Rusdiana, 2014). Pelaksanaan
penilaian formatif penting bagi guru dan siswa guna memperbaiki proses
pembelajaran karena melalui penilaian formatif guru dapat mengetahui kekurangan
dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan evaluasi
sumatif dalam proses belajar mengajar dilaksanakan untuk merekam pencapaian
siswa dan sebagai laporan pendidik di akhir masa studi peserta didik (Ediyanto,
2016).
Apapun penilaian yang diambil, seorang pengajar harus jelas tentang target
pembelajaran dan penilaian apa yang harus diambil selama proses belajar mengajar.
Dalam sistem penilaian yang seimbang, penilaian sumatif dan formatif merupakan
bagian integral dari pengumpulan informasi, karena kedua penilaian ini merupakan
hal yang saling terkait, tak terpisahkan, dan selalu jalan berdampingan. Semakin
banyak informasi siswa yang kita dapat, maka akan semakin mudah untuk

4
mengetahui sampai mana pencapaian yang sudah diraih oleh siswa. Setelah itu,
barulah seorang pengajar tahu bagaimana cara menindaklanjuti pencapaian tersebut.
Penilaian formatif dapat membantu siswa mengambil kepemilikan atas
pembelajaran mereka ketika mereka memahami tujuannya untuk meningkatkan
pembelajaran, bukan meningkatkan nilai akhir (Trumbull & Lash, 2013). Baik guru
dan siswa menggunakan hasil penilaian formatif untuk membuat keputusan mengenai
tindakan apa yang harus diambil agar dapat memperbaiki dan meningkatkan proses
belajar mengajar yang lebih lanjut.

2.2 Definisi Penilaian Sumatif dan Formatif Dalam Pembelajaran Biologi


Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program.
Misalnya penilaian yang dilaksanakan pada yakni akhir caturwulan, tengah semester,
akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian sumatif dapat juga dilaksanakan pada
pencapaian kompetensi dasar tertentu, tidak harus menunggu akhir unit program.
Adapun tujuan penilaian sumatif adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para
siswa, yakni seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai
oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada hasil, bukan kepada proses.
Penilaian sumatif merupakan penilaian yang dilakukan pada saat program
pembelajaran telah berakhir dan dianggap telah selesai. Jenis penilaian ini digunakan
untuk mendapatkan klasifikasi penghargaan pada akhir dari proses pembelajaran,
yang disusun untuk merekam pencapaianpencapaian keseluruhan peserta didik secara
sistematis. Penilaian ini tidak mempengaruhi pembelajaran secara langsung, tetapi
hasil dari penilaian ini sering berdampak pada hasil belajar peserta didik (Barokah,
2019).
Menurut Scriven (1967) evaluasi sumatif adalah metode untuk menilai kurikulum
pada akhir silabus yang fokusnya adalah pada hasil (Selegi, 2018). Dengan penilaian
ini seorang guru ingin mengetahui apa yang diingat siswa terhadap pembelajaran
yang sudah dijalani, dan sejauh mana kemahiran atau keberhasilan siswa pada akhir
sebuah unit, mata pelajaran, atau program secara keseluruhan. Penilaian sumatif
hampir selalu dinilai secara formal. Ujian Akhir semester, final presentations, atau

5
final projects adalah contoh evaluasi sumatif. Hasil akhir dari evaluasi ini adalah
untuk menyatakan bahwa apakah seorang siswa harus naik ke kelas berikutnya atau
dia harus tetap di kelas yang sama lagi.
Menurut Iron dalam Rahmat Zainul Abidin (2016) penilaian sumatif adalah suatu
aktivitas penilaian yang menghasilkan nilai atau angka yang kemudian digunakan
sebagai keputusan pada kinerja siswa. Kegiatan penilaian ini dikakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran telah selesai. Penilaian sumatif
digunakan untuk menentukan klasifikasi penghargaan pada akhir kursus atau
program. Penilaian sumatif dirancang untuk merekam pencapaian keseluruhan siswa
secara sistematis.
Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan proses
belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi kepada
proses pembelajaran untuk memperbaiki program pengajaran dan strategi
pelaksanaannya. Penilaian formatif lebih menekankan pada umpan balik bagi guru
dan siswa atas proses belajar yang telah dilakukan akan dapat mendorong proses
belajar aktif sebagaimana yang menjadi prinsip dasar pembelajaran berpusat pada
siswa. Adanya umpan balik bagi guru dan siswa merupakan komponen penting yang
dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran (Wahab, dkk., 2008: 8).
Kuis mingguan, penugasan, atau diskusi di kelas merupakan contoh dari bentuk
penilaian formatif. Saat siswa dan guru telah mengidentifikasi kesulitan, maka
mereka akan mengubah perilaku mereka dan menghilangkan kesulitan tersebut.
Dengan demikian, fungsi evaluasi ini bersifat remedial. Selain itu, fungsi lain yaitu
ketika seorang siswa mengetahui tentang posisi sebenarnya dari pencapaiannya, dia
akan termotivasi untuk berbuat lebih baik daripada sebelumnya. Dengan demikian,
fungsi evaluasi ini bersifat remedial.
Penilaian formatif merupakan penilaian dengan cara pengumpulan data mengenai
peningkatan hasil belajar peserta didik atau siswa dalam memahami kompetensi atau
bahan ajar yang telah dipelajari, merumuskan informasi tersebut, kemudian
memutuskan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik yang paling efektif supaya

6
peserta didik dapat memahami kompetensi yang telah diberikan secara optimal.
Penilaian formatif juga disebut sebagai assessment for learning atau penilaian untuk
pembelajaran. Penilaian ini selain sebagai assessment for learning, juga berupa
penilaian sebagai pembelajaran atau assessment as learning (Tim Pusat Penilaian
Pendidikan, 2019).
Menurut Nana Sudjana (2012: 5) Penilaian formatif adalah penilaian yang
dilaksanakn pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif berorientasi
kepada proses belajar mengajar. Dengan penilaian formatif diharapkan guru dapat
memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya. Penilaian sumatif
adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan,
akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai
oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa.
Penilaian ini beorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

Perbedaan penilaian sumatif dan formatif


Penilaian sumatif dan penilaian formatif memiliki berbagai macam perbedaan
dalam berbagai aspek. Tabel berikut merupakan perbedaan yang utama dari penilaian
sumatif dan penilaian formatif, yaitu :

7
Penilaian aspek pengetahuan dalam pembelajaran online dapat dilakukan dengan
menggunakan penilaian formatif dan penilaian sumatif. Jenis penilaian formatif
memerlukan evaluasi hasil belajar siswa selama beberapa kali dalam rentang satu
semester dan memfasilitasinya dalam berbagai bidang konten. Dalam penilaian
formatif, dapat digunakan formulir penilaian yang berulang seperti kuis (dilakukan
empat kali dalam satu semester), esai, dan aktivitas pengalaman. Sedangkan penilaian
sumatif adalah produk akhir yang mewakili penilaian kuantitatif dan kualitatif tentang
apakah hasil pembelajaran yang selama ini dilakukan sudah sesuai dengan
pencapaian yang seharusnya. Pada penilaian sumatif terhadap aspek pengetahuan
dapat dilakukan dengan pemberian tugas akhir.
(Gikandi et al., 2011) menuturkan bahwa ada kalanya penilaian formatif dapat
memenuhi tujuan sumatif dan penilaian sumatif dapat berfungsi dalam peran formatif
ketika hasil digunakan untuk pembelajaran di unit berikutnya.Dalam pembelajaran
online, terdapat sejumlah alat penilaian seperti adanya diskusi online, sistem umpan
balik secara elektronik, refleksi, dan pengisian dalam bentuk modul online. Hal
tersebut dapat dimodifikasi menjadi penilaian formatif dan sumatif untuk
mendokumentasikan pembelajaran siswa, dengan menciptakan penilaian yang
bermakna secara formatif dan sumatif menggunakan alat pendidikan online (Perera-
Diltz & Moe, 2014) khususnya pada aspek pengetahuan.
Glazer (2014) menuturkan bahwa penilaian sumatif digunakan untuk evaluasi,
terdapat umpan balik yang terbatas di ataupun tidak ada selain dari bentuk laporan
pencapaian, dan biasanya berupa skor numerik atau nilai huruf. Penilaian sumatif ini
berupa suatu kegiatan, yang biasanya terdapat tes tulis pada akhir semester atau akhir
tahun yang bertujuan untuk tujuan penilaian, evaluasi, atau sertifikasi. Pada suatu tes
tersebut dapat mencakup tes berstandar statistik yang dirancang berdasarkan
keputusan kebijakan.
Menurut Djaali (2006:56), penilaian formatif pada dasarnya adalah penilaian
yang dilakukan selama proses pembelajaran yang dilakukan untuk mendapatkan
umpan balik bagi usaha perbaikan kualitas pembelajaran dalam konteks kelas.

8
Penilaian formatif diselenggarakan dalam selang waktu yang relatif pendek dan
memberikan masukari atau umpan balik yang dapat digunakan oleh guru sebagai
pengelola kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan intensitas proses belajar dalam
dari setiap subjek belajar atau peserta didik melalui peningkatan kesesuaian antara
tiga unsur, yaitu struktur kognitif subjek belajar, karakteristik konsep yang dipelajari,
dan strategi pembelajaran yang digunakan.

2.3 Jenis Penilaian Sumatif dan Formatif dalam Pembelajaran Biologi


Ada beberapa teknik penilaian yang dapat diaplikasikan dalam penilaian
sumatif. Teknik penilaian dimaksud dikelompokkan sebagai berikut:
Jenis Prefe
Pilihan Ganda
Menjodohkan
Objektif
Benar – Salah
Tertulis
Isian
Ranah Kognitif
Uraian Terbuka
Tes Subjektif
Uraian Tertutup
Objektif Kuis
Lisan
Subjektif Pemahaman
Produk Ranah
Perbuatan
Kinerja Psikomotor
Pengamatan
Daftar Periksa
Ranah Afektif
Skala Sikap
Angket
Non Tes
Diagnosa
Perkembangan
Portofolio
Kognitif dan
Psikomotor

9
Teknik penilaian tertulis dan lisan umunnya telah dikenal dan dipakai guru
dalam pembelajaran sehari-hari. Teknik yang lani meskipun tidak sama sekali baru
namun relative jarang digunakan antara lain:
1) Tes perbuatan
Tes perbuatan menuntut siswa untuk menampilkan hasil belajarnya. Tes ini
dapat dibedakan menjadi tes penilaian terhadap penampilan kinerja siswa dan
penilaian terhadap produk siswa.
2) Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan guru atau oleh siswa dengan objek perilaku
amatan siswa, misalnya ketelitian menghitung, dsb.
3) Skala sikap
Pengukuran ini berupa sejumlah pernyataan sikap tentang suatu objek yang
dinyatakan secara berskala. Misalnya skala sikap terhadap kebersihan.
4) Angket
Berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tertentu, misalnya
kebiasaan siswa di rumah.
5) Portofolio
Untuk dapat menilai, guru perlu mengumpulkan berbagai dokumen dan hasil
karyanya kemudian membuat catatan perkembangan belajar siswa yang disusun
secara sistematis per mata pelajaran.
6) Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur di luar
kelas, misalnya membuat ringkasan cerita, menulis puisi, menulis cerita dan
mengamati objek.
7) Proyek
Penilaian dalam proyek meliputi kemampuan perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan kegiatan.

10
Teknik Penilaian Formatif
Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe tertulis dan tidak tertulis
sebagai berikut.
Tertulis :
1) Ujian
2) Esai
3) Portofolio
4) Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a) Pertanyaan
b) Observasi
c) Wawancara/konferensi
d) Presentasi

Praktik Penilaian :
Solusi dunia nyata yang rumit dan multi-dimensi membutuhkan penguasaan
keterampilan, sehingga membutuhkan sinergitas atau kolaborasi bidang, dan tidak
hanya pemahaman tentang satu materi pelajaran. Dengan demikian, penilaian abad 21
harus dapat mengukur atau mengamati penguasaan siswa di sepanjang beberapa
bidang atau cabang yang berbeda. Selain itu, menilai pekerjaan siswa menggunakan
rubrik dan daftar periksa sangatlah penting dan tidak semua penilaian harus formal
dan dipublikasikan. Wisconsin Department of Public Instruction’s Balanced
Assessment System, menyampaikan rangkaian penilaian yang mencakup formatif,
interim (sementara), dan variasi pengujian berskala besar.
a) Tes formatif digunakan di dalam dan di antara pelajaran untuk membantu
pendidik menentukan langkah selanjutnya dalam sebuah pelajaran
b) Standar sementara penilaian diberikan di dalam dan di antara unit
instruksional untuk mengidentifikasi kekuatan dan kesenjangan dalam
pengajaran dan kurikulum.

11
c) Penilaian skala besar adalah diberikan setiap tahun atau dua tahunan untuk
mengukur kemajuan sekolah, kabupaten, atau Negara.

Strategi penilaian keterampilan abad 21, baik penilaian sumatif maupun formatif
terkait pengetahuan pokok, keterampilan belajar dan berpikir, konten abad 21, literasi
TIK, dan keterampilan hidup. Hal ini membutuhkan komitmen besar seluruh elemen,
bahwa proses implementasi akan berjalan bertahap dan memerlukan beberapa siklus:
strategi, penerapan, dan evaluasi.

12
(Gikandi et al., 2011) menuturkan bahwa karakteristik validitas dalam penilaian
formatif meliputi (a) keaslian kegiatan penilaian (melibatkan pendidik dan siswa yang
didominasi oleh siswa dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang
relevan dengan situasi dunia nyata), (b) umpan balik formatif yang efektif (adanya
kegunaan, waktu yang tepat, secara berkelanjutan, dan umpan balik yang mudah

13
dipahami oleh siswa), (c) perspektif multidimensi (beragamnya peluang siswa), dan
(d) dukungan peserta didik (peran guru dalam mendampingi).
Alat Penilaian Formatif dan Sumatif pada Pembelajaran Online, yaitu :
a) Rubrik: Papan Diskusi dan Studi Kasus
Berdasarkan penelitian oleh Brookes dan Lin (2010) digunakan rubrik
sebagai media diskusi untuk mengevaluasi tugas. Rubrik penilaian formatif
yang dibuat khusus untuk pembelajaran online dapat memandu pembelajaran
siswa dan memberikan evaluasi formatif pada pembelajaran konsep dan
umpan balik tentang bagaimana meningkatkan pembelajaran. Rubrik dibuat
dengan empat poin konsep luas secara horizontal dan vertikal yang dipecah
menjadi beberapa subkemampuan untuk dinilai. Dalam rubrik Brookes dan
Lin secara horizontal menggunakan "kemampuan untuk mengevaluasi model,
persamaan, solusi, dan klaim" sebagai konsep yang lebih luas. Secara vertikal,
kolom berlabel "hilang, tidak memadai, perlu perbaikan, dan memadai".
Konsep rubrik ini dapat digunakan dan diposting di papan diskusi, dan tidak
dapat dipungkiri dengan adanya kolom diskusi dua arah antara peserta didik
dan pendidik dalam menyelesaikan rubrik tersebut. Sehingga, penilaian
formatif dengan rubrik dapat meninjau aspek pengetahuan, dimana terdapat
kesadaran yang diperoleh dari umpan balik yang mengarah pada bidang dan
kompetensi pembelajarannya.
Menurut (Pittenger & Lounsbery, 2011) rubrik penilaian mudah untuk
dikerjakan oleh peserta didik walaupun mendapat hasil penilaian yang
beragam. Dengan adanya umpan balik, siswa dapat mencapai tujuan
pembelajarannya, serta penilaian formatif pada rubrik dapat berdampak positif
pada kemampuan siswa untuk menilai kemajuan belajarnya dan berpikir kritis.
Berdasarkan Swan dikutip dalam (Perera-Diltz & Moe, 2014) bahwa
pada penilaian sumatif, penggunaan studi kasus dapat digunakan untuk
menilai dan menggambarkan pembelajaran sehingga peserta didik dapat
berfokus pada bagaimana memecahkan masalah dan mengambil keputusan
yang dapat mengasah aspek pengetahuan-pengetahuan yang ada pada peserta

14
didik. Peserta didik dapat mengeksplorasi sumber daya dan media yang lebih
luas dan menganalisis materi kasus secara kritis. Dalam pembelajaran online,
materi kasus dapat disajikan oleh instruktur dengan tautan web ke beasiswa,
siaran pers, dan sumber berita lainnya seperti dokumentasi video dari
peristiwa terkait kasus, dan media fiksi atau non-fiksi (misalnya, buku,
wawancara, film). Para peserta didik dapat memberikan susunan teks dan
media yang serupa untuk mendukung analisis, termasuk video dan gambar
yang dihasilkan. Rubrik digunakan untuk mengevaluasi konten yang
dihasilkan peserta didik menggabungkan dua dimensi utama, yaitu identifikasi
komponen pembelajaran serta tema yang terkait dengan tujuan pembelajaran
secara keseluruhan, dan yang lainnya adalah sistem poin untuk mewakili
tingkat pencapaian peserta didik.
b) Penjurnalan
Jurnal refleksi dapat membuat peserta didik mengartikulasikan
pengetahuan dari bacaan, diskusi kolaborasi, dan pengalaman pribadi
merupakan salah satu metode penilaian formatif dan penilaian sumatif
(Naughton et al., 2011). Refleksi ini dapat berisikan tidak hanya teks, tetapi
situs web dan blog informasi yang dijelajahi, penyertaan video interaktif dan
sumber media lainnya. Jurnal reflektif dapat dikirimkan pendidik, atau
diposting pada web dengan fitur komentar dan review sehingga antar-teman
dapat pula melakukan evaluasi terhadap teman lainnya (Eyal, 2012; Perera-
Diltz & Moe, 2014).
c) Netfolio
Berdasarkan Barbera dikutip dalam (Perera-Diltz & Moe, 2014)
Netfolio berasal dari konsep e-portfolio, yang merupakan "sekumpulan e-
portfolio yang diproduksi oleh siswa yang berbeda" dimana siswa
berkesempatan untuk lebih memahami tujuan pembelajaran serta dapat
merevisi portofolio diri melalui partisipasi penilaian dan umpan balik ke
portofolio siswa lain. Netfolio memberikan kesempatan siswa untuk perbaikan
terus menerus melalui refleksi pada pekerjaan orang lain dan umpan balik

15
pada pekerjaannya sendiri dengan tujuan menggambarkan kemampuan siswa
yang dikembangkan selama proses pembelajaran. Netfolio dapat membantu
dalam penilaian aspek pengetahuan bersifat formatif, sehingga pengetahuan
yang telah diimplementasikan dapat dilakukan perbaikan dengan adanya
refleksi dan umpan balik (Perera-Diltz & Moe, 2014).
d) Kuis pilihan ganda, tes, dan ujian
Penilaian formatif online menggunakan kuis merupakan strategi
pengajaran penting yang melibatkan siswa dalam pengalaman proses
pembelajaran secara interaktif. Dengan menggunakan tes kuis dengan umpan
balik yang tepat pada pembelajaran online, dapat mengarahkan pada
meningkatnya nilai pada penilaian kuis pilihan ganda dalam penilaian sumatif
yang akan mengarah pada peningkatan nilai tahunan (Oellermann & Merwe,
2015).
Tes dan ujian dalam menentukan penilaian berbasis web tidak
merugikan peserta didik, meskipun perlu dicatat bahwa penelitian ini berfokus
pada hasil pembelajaran dan bukan pada penggambaran pengalaman peserta
didik dalam proses pendidikan (Perera-Diltz & Moe, 2014). Adanya teknik
open-book dalam melaksanakan ujian secara online lebih disukai daripada
teknik close-book yang lebih umum dalam ujian tatap muka. Williams dan
Wong dikutip dalam (PereraDiltz & Moe, 2014) menyebutkan bahwa jika
keamanan prosedur ujian menjadi perhatian utama, perangkat lunak seperti
browser web pengunci atau alat perbandingan teks (yang memungkinkan
evaluasi materi yang diajukan untuk plagiarisme) dapat digunakan. Siswa
dalam studi yang sama secara signifikan lebih menyukai ujian online, sistem
open-book, dan asinkron, dibandingkan dengan ujian terikat waktu, tatap
muka, dan sistem close-book.Penulis menemukan bahwa penilaian formatif
dan penilaian sumatif saling berkaitan satu sama lain meskipun berbeda waktu
pelaksanaan penilaian. Dalam pembelajaran online, penilaian formatif dan
sumatif merupakan model penilaian yang mudah diimplementasikan
khususnya dalam aspek pengetahuan. Aspek pengetahuan dapat dilakukan

16
penilaian melalui formatif dan sumatif karena model penilaian tersebut
mencakup segala aspek tergantung alat atau metode yang digunakan pada
model penilaian formatif dan sumatif. Dalam proses pembelajaran online ini
tentu penilaian formatif dan penilaian sumatif tidak dapat terhindar dari
kecurangan yang dilakukan oleh peserta didik. Tindakan kecurangan yang
dilakukan secara online ini tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalisir.
Menurut (Imania & Bariah, 2019) kekurangan dalam proses pembelajaran
online dapat terjadi manipulasi atau kecurangan yang dilakukan oleh peserta
didik serta kurangnya pendidikan etika dan moral serta dapat terlalu bebas
dalam mengakses internet.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut (Ridhwan, 2017) menuturkan
bahwa disarankan agar prosedur penilaian formatif lebih besar daripada
penilaian sumatif untuk meningkatkan target pembelajaran kepada peserta
didik. Karena penilaian formatif akan lebih meningkatkan pembelajaran siswa
jika ada umpan balik formatif yang sesuai. Jika proses penilaian secara
formatif diterapkan secara masif oleh pendidik, maka masalah-masalah yang
ditemukan sebelumnya seperti menyontek, sehingga menurunkan kualitas
nilai pada peserta didik akan berkurang dan mengubah perilaku belajar secara
positif.
Teknis praktis dalam meminimalisir kecurangan yang terjadi selama
proses penilaian formatif dan sumatif adalah dapat menggunakan aplikasi
Quizizz ketika proses penilaian berlangsung. Pada aplikasi Quizizz tersebut
dapat dilakukan berbagai jenis soal seperti kuis pilihan ganda, sampai isian.
Aplikasi Quizizz menyediakan urutan pertanyaan diacak pada setiap peserta
didik yang menggunakannya, sehingga meminimalisir kecurangan yang
terjadi (Chaiyo & Nokham, 2017). Selain menggunakan aplikasi Quizizz,
dengan membuat pertanyaan acak antar peserta didik saat berlangsungnya
ujian seperti tes tulis dan kuis pada berbagai platform lain cukup tepat untuk
meminimalisir terjadinya kecurangan.

17
(Mahshanian et al., 2019) menuturkan bahwa penilaian sumatif dan
penilaian formatif sama efektifnya. Ketika menggunakan salah satu dari
penilaian sebagai satu-satunya metode penilaian, maka akan memiliki efek
yang sama pada prestasi akhir semester peserta didik. Namun, kombinasi dari
penilaian formatif dan penilaian sumatif menghasilkan pencapaian pencapaian
yang lebih tinggi daripada menggunakan penilaian formatif dan penilaian
sumatif secara terpisah.

Tujuan penilaian sumatif dan formatif secara umum, yaitu :


1. Tujuan utama penilaian sumatif adalah menentukan apakah pembelajaran
yang dimaksudkan memang benar-benar terjadi. Ukuran kesuksesan sumatif
terkait keterampilan abad 21 akan menghasilkan data yang berguna, valid,
andal, dan fair sehingga bisa digunakan untuk menginformasikan keputusan
kurikuler atau kebijakan.
2. Tujuan penilaian formatif adalah penilaian yang digunakan untuk
menyesuaikan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Penilaian
sumatif adalah meringkas apa yang telah dipelajari pada satu titik waktu,
sering kali untuk tujuan pelaporan atau sertifikasi.

Manfaat penilaian formatif, antaralain:


a) Memeriksa prestasi siswa.
b) Tes formatif yang bagus menentukan dengan jelas tujuan pembelajaran dari
unit instruksional, dan mengundang siswa untuk memodelkan perilaku mereka
agar sesuai dengan kriteria dan dari kriteria tersebut siswa dan guru menjadi
lebih tahu tentang diri mereka sendiri.
c) Siswa menjadi lebih sadar akan apa dan bagaimana mereka belajar, mereka
menjadi lebih termotivasi. Oleh karena itu pendidik perlu membuat penilaian
untuk belajar, bukan penilaian pembelajaran.
d) Pakar pendidikan merekomendasikan pendekatan yang seimbang untuk
menggunakan formatif dan penilaian sumatif dan menganjurkan bahwa kedua

18
jenis penilaian di atas penting untuk dilakukan mengoptimalkan pengajaran
dan pembelajaran serta penilaian harus dilihat sebagai instruksional.

Fungsi Penilaian Formatif menurut para ahli, yaitu :


Menurut Nitko (1996:4), fungsi penilaian formatif adalah membantu untuk
mengarahkan atau memonitor perkembangan pembelajaran siswa ketika proses
pembelajaran dalam suatu waktu tertentu sedang berlangsung. Untuk melakukan
penilaian formatif dapat dilakukan dengan penilaian formal atau pun penilaian yang
sifatnya informal untuk mengambil suatu keputusan formatif. Dalam hal ini,
walaupun terdapat rekaman mengenal perkembangan siswa, hal tersebut tidak dapat
dimasukkan dalam laporan akhir prestasi siswa. Ditambah-kan lagi dengan
melakukan penilaian forma-tif dapat memberikan informasi tentang apa yang
dibutuhkan dalam pembelajaran atau mendiagnosa kebutuhan belajar siswa.
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :
1) Untuk nenentukan nilai.
2) Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes
sumatif berfungsi sebagai tes prediksi.
3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang
tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain
apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar
atau akan memasuki lapangan kerja.

Untuk menentukan nilai. Apabila test formatif terutama digunakan


untuk memberikan informasi demi perbaikan penyampaian, dan tidak digunakan
untuk perbaikan nilai atau tidak digunakan untuk penentuan kedudukan seorang anak
diantara teman-temannya ( grading ), maka nilai dari test sumatif ini di gunakan
untuk menentukan kedudukan anak. Dalam penentuan nilai ini setiap anak
dibandingkan dengan anak-anak lain. Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah

19
bahwa prestasi belajar siswa-siswa dalam kelas akan tergambar dalam sebuah kurva
normal.
- Untuk menentukan seseorang dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menrima progrram berikutnya…
- Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi:
a) Orang tua siswa.
b) Pihak bimbingan dan penyuluhan disekolah.
c) Pihak-pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah kesekolah lain,
akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja.

Penilaian formatif mampu membantu peserta didik untuk mendapatkan


pamahaman konsep melalui feedback. Pentingnya feedback ini bagi peserta didik
untuk memotivasi dan merefleksi kegiatan belajar (Irons, 2008)
Menurut Rustaman Y.N. dalam Rahmat Zainul Abidin (2016) penilaian sumatif
berkaitan dengan menyimpulkan prestasi siswa dan diarahkan pada pelaporan di akhir
suatu program studi. Penilaian sumatif tidak memberikan dampak secara langsung
pada pembelajaran, meskipun sering kali mempengaruhi keputusan yang mungkin
memiliki konsekuensi bagi siswa dalam belajar.
Rahmawati, Hartono, & Nugroho (2015) menjelaskan bahwa, asesmen formatif
tidak dibuat untuk menggantikan tes tertulis (penilaian sumatif), melainkan
merupakan upaya untuk melengkapi keterbatasan tes tertulis yang hanya mengukur
hasil akhir tanpa melihat proses belajar peserta didik. Dalam hal ini, Guru dituntut
terampil dalam memilih dan menggunakan strategi asesmen, agar asesmen formatif
yang diberikan lebih efektif. Salah satu strategi asesmen yang dapat digunakan guru
untuk melaksanakan asesmen formatif adalah peer assessment.
Noonan & Duncan dalam Sumarti, Harjito, & Purwinarko (2015)
mengungkapkan bahwa, peer assessment dideskripsikan sebagai suatu strategi
penilaian yang melibatkan peserta didik dalam menyimpulkan kinerja temannya
ketika mereka dilibatkan dalam kerja kelompok.

20
White dalam Adawiyah (2013), peer assessment didefinisikan sebagai suatu penilaian
dimana seorang peserta didik dilibatkan dalam mempertimbangkan jumlah, level,
nilai, kualitas, atau kesuksesan produk atau hasil belajar temannya yang berada dalam
satu tingkatan kelas yang sama.
Pakar pendidikan merekomendasikan pendekatan yang seimbang untuk
menggunakan formatif dan penilaian sumatif serta menganjurkan bahwa kedua jenis
penilaian ini penting untuk dilakukan guna mengoptimalkan pengajaran dan
pembelajaran. Penilaian harus dilihat baik sebagai alat instruksional untuk digunakan
saat belajar sedang terjadi (formatif), dan sebagai alat pertanggungjawaban apakah
pembelajaran telah terjadi (summative). Kedua fungsi itu penting dan harus
digunakan dalam penampilan di kelas. Kedua penilaian diatas, harus dimiliki sebagai
penilaian keterampilan abad 21. Penilaian sumatif abad 21 adalah penilaian
keterampilan pada akhir instruksional dan memberikan akuntabilitas serta ukuran
bagaimana sekolah, kabupaten, dan negara mencapai kompetensi keterampilan abad
21 pada siswanya. Penilaian formatif, adalah penilaian yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung, meliputi: penugasan, pemberian pertanyaan, kinerja siswa,
dialog guru-siswa, diskusi. Penilaian formatif harus menjadi bagian dari strategi
penilaian keseluruhan yang diberlakukan di sekolah atau distrik.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut :
1. Hakikat penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir
materi pelajaran Biologi untuk menghantarkan siswa menguasai konsep-
konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Sedangkan hakikat penilaian formatif adalah penilaian
yang dilaksanakan selama proses pembelajaran Biologi untuk menghantarkan
siswa menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Rahmat Zainul Abidin
(2016), penilaian sumatif adalah suatu aktivitas penilaian yang menghasilkan
nilai atau angka yang kemudian digunakan sebagai keputusan pada kinerja
siswa. (Trumbull & Lash, 2013) mengatakan bahwa penilaian formatif dapat
membantu siswa mengambil kepemilikan atas pembelajaran mereka ketika
mereka memahami tujuannya untuk meningkatkan pembelajaran.
2. Penilaian sumatif merupakan penilaian yang dilakukan jika satuan
pengalaman belajar atau seluruh materi ajar dianggap telah selesai.
Contohnya, UAS, UN. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah peserta
didik sudah dapat menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan atau
belum dan dipakai sebagai nilai rapor; hasil penilaian sumatif digunakan
untuk memperbaiki proses pembelajaran secara keseluruhan. Penilaian
formatif merupakan penilaian yang dilakukan untuk memantau kemajuan
belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan
balikan (feedback) bagi penyempurnaan program pembelajaran, serta
mengetahui kelemahan yang memerlukan pernaikan, sehingga hasil belajar
peserta dididik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik.
3. Jenis Penilaian Sumatif meliputi tes dan non tes. Tes dan non tes dalam
penilaian sumatif mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Jenis

22
penilaian formatif meliputi tertulis dan tidak tertulis. Contoh dari tes tertulis
yaitu ujian, essai, portofolio dan penilaian mandiri. Sedangkan tes tidak
tertulis mencakup pertanyaan, observasi, wawancara, dan presentasi.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki dapat
dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharpkan kritik
dan saran tentang pembahasan makalah diatas

23
DAFTAR PUSTAKA

Ade Hera Adinda, dkk., “Penilaian Sumatif dan Penilaian Formatif Pembelajaran

Online”, Jurnal Report of Biological Education, Vol. 2, No.1, Juni 2021,

hal.1-10.

Eny Winaryati, “Penilaian Kompetensi Siswa Aba 21”, Jurnal FMIPA UNIMUS,

2018, ISBN : 978-602-5614-35-4.

Haryanto, Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen),UNY Press, Cetakan I,

Juni 2020.

H.B.A. Jayawardana, dan Rina Sugiarti Dwi Gita, “Inovasi Pembelajaran Biologi di

Era Revolusi Industri 4.0”, Jurnal Biologi, 2020. ISBN: 978-602-72245-

5-1, http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/

Intan Puspita Sari , Vita Ria Mustikasari, Novida Pratiwi, “Pengintegrasian penilaian

formatif dalam pembelajaran IPA berbasis saintifik terhadap pemahaman

konsep peserta didik”, Jurnal Pendidikan IPA Veteran, Vol. 3, No.1,

2019, ISSN : 2598-5876.http://e-journal.ivet.ac.id/index.php/jipva

Nurjannah, “Efektivitas Bentuk Penilaian Formatif Disesuaikan Dengan Media

Pembelajaran”, Jurnal Parameter, Vol. 29, No. 1. P-ISSN : 0216-26IX.

Siti Rabiatul Adawiyah, dan Nofisulastri, “Kualitas Peer Assessment Sebagai

Assessment Formatif”, Jurnal Ilmiah Biologi, Vol. 8, No. 2; 2020, E-

ISSN 2654-4571.

24
Kartono, K. (2011). Efektivitas penilaian diri dan teman sejawat untuk penilaian

formatif dan sumatif pada pembelajaran mata kuliah analisis kompleks.

25

Anda mungkin juga menyukai