Anda di halaman 1dari 16

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kemampuan Dasar Mengajar yang dibina
oleh Ibu Umi Nuraini, M. Pd.

Disusun oleh:

Linda Wahyu Ningrum (180421621543)

Lintang Puspita Dewi (180421621607)

Meida Ayu Rosmalina (180421621531)

Putri Setia Afif R (180421621544)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

PRODI S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI

MARET 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah berjudul “Keterampilan Mengadakan Variasi” disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Kemampuan Dasar Mengajar” dan untuk menambah wawasan
penulis, juga untuk menambah pengetahuan pihak-pihak yang membutuhkan
mengenai bagaimana cara mengadakan variasi dalam mengajar. Makalah ini
berhasil disusun atas binaan dari Ibu Umi Nuraini, M. Pd., selaku dosen mata kuliah
“Kemampuan Dasar Mengajar” dan juga atas kontribusi teman-teman yang telah
membantu penyusunan makalah ini baik secara dukungan materiil ataupun
semangat.

Makalah ini disusun secara sistematis sesuai dengan pedoman penulisan


karya ilmiah di Universitas Negeri Malang dan sumber yang diambil untuk
menyusun makalah ini berasal dari berbagai buku cetak, buku elektronik atau e-
book, dan juga jurnal, yang kemudian disusun secara rinci dengan menyertakan
sumber-sumbernya. Materi mengenai “Keterampilan Mengadakan Variasi” disusun
secara singkat, padat, dan jelas, namun tetap lengkap dan mudah dipahami.

Penulis sadar dalam menyampaikan makalah ini masih terdapat beberapa


kesalahan baik yang yang disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu penulis
meminta maaf apabila ada kesalahan kepenulisan yang ada dalam makalah ini.
Penulis sangat senang dengan adanya kritik dan saran yang diberikan demi
kebaikan makalah ini dikemudian hari, sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Terimakasih.

Malang, Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

BAB 11 ............................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi......................................................... 3

2.2 Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi ................................................................ 3

2.3 Prinsip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi .................................................. 4

2.4 Komponen Keterampilan Mengajar .......................................................................... 4

2.5 Penerapan Mengadakan Variasi di Kelas.................................................................. 8

ANALISIS VIDEO............................................................................................................ 9

BAB III............................................................................................................................. 11

PENUTUP........................................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses
pembelajaran yang memiliki peran dalam usaha menciptakan dan
mengembangkan sumber daya manusia yang potensial sebagai investasi dalam
bidang pembangunan melalui olah pikir, olah hati dan olahraga. (Hidayat,
2017).
Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) tentang
Dosen dan Guru menyatakan bahwa, guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, usia dini jalur
formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sedangkan, profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang membutuhkan
keahlian (experties) dari para anggotanya (Udin, 2013).
Dari beberapa definisi tersebut, bisa disimpulkan bahwa profesi guru adalah
sebuah pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam mendidik, mengajar dan
mengarahkan peserta didik sehingga mampu menciptakan sumber daya
manusia yang terdidik dan berkualitas.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang guru dibutuhkan beberapa
kompetensi dan keterampilan khusus dalam proses mengajar, sehingga peserta
didik mampu menerima dan menyerap ilmu yang diberikan. Menurut Undang-
Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1),
disebutkan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial dan profesional (Ahmadi, 2018).
Adapun untuk keterampilan, salah satunya adalah mengadakan variasi.
Seorang guru harus bisa kreatif dalam proses pembelajaran. Bagaimana cara
menciptakan suasana yang menyenangkan, metode pembelajaran yang sesuai,
media pembelajaran yang menarik dan sebagainya. Itulah beberapa variasi
yang harus diciptakan seorang guru dalam mengajar, sehingga ilmu yang

1
disampaikan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik dan bermanfaat
untuk kehidupannya kelak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang dapat
disusun adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan mengadakan variasi?
3. Apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi?
4. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan variasi?
5. Bagaimana penerapan keterampilan mengadakan variasi di kelas?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah berjudul “Keterampilan Mengadakan Variasi” bertujuan
membahas tentang beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengadakan variasi
2. Mengetahui apa saja tujuan dan manfaat dari keterampilan menagdakan
variasi
3. Mengetahui apa saja prinsip dari keterampilan mengadakan variasi
4. Menegetahui komponen-komponen dalam keterampilan mengadakan
variasi
5. Mengetahui penerapan keterampilan mengadakan variasi di kelas

2
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi


Keterampilan menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus di kuasai guru. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang
rutinitas yang dilakukan guru seperti masuk kelas, mengabsen siswa, menagih
pekerjaan rumah, atau memberikan pertanyaan-pertanyaan membuat siswa
jenuh dan bosan. Subjek didik adalah anak manusia yang memiliki
keterbatasan tingkat konsenterasi sehingga membutuhkan suasana yang baru
yang membuat mereka fresh dan bersemangat untuk melanjutkan kegiatan
pembelajaran.
Dalam kondisi seperti ini, guru harus pandai-pandai menggunakan seni
mengajar situasi dengan mengubah gaya mengajar, menggunakan media
pembelajaran, atau menggunakan pola interaksi dengan maksud menciptakan
suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. Jadi Mengadakan variasi
merupakan sebuah keterampilan yang harus dimiliki dan dikuasai oleh seorang
guru sehingga siswa tidak merasa bosan dan tetap tekun, antusias dan penuh
partisipasi dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2015). Adanya variasi dalam
mengajar ini juga merupakan sebuah upaya guru dalam memberikan stimulus
pembelajaran secara beragam (bervariasi), sehingga memungkinkan siswa
dapat merespon melalui alat indera dan cara yang berbeda untuk mendapatkan
pengalaman belajar secara luas dan mendalam (Sulastri, dkk, 2018).

2.2 Tujuan dan Manfaat Mengadakan Variasi


Penggunaan variasi mengajar yang dilakukan guru dimaksudkan untuk:
1. Menarik perhatian peserta didik terhadap materi pembelajaran yang tengah
dibicarakan
2. Menjaga kestabilan proses pembelajaran baik fisik maupun mental
3. Membangkitkan motivasi belajar selama proses pembelajaran
4. Mengatasi situasi dan mengurangi kejenuhan dalam proses pembelajaran,
dan

3
5. Memberikan kemungkinan layanan pembelajaran individual.

Sedangkan mengadakan variasi memiliki sejumlah manfaat bagi siswa dan


kualitas pembelajaran. Edi Soegito & Yuliani Nuraini (2003:4.5),
mengungkapkan bahwa pengadaan variasi memiliki manfaat untuk:

1. Mengurangi kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran


2. Meningkatkan motivasi belajar siswa
3. Memacu, Mengembangkan, dan mengikat perhatian siswa pada pelajaran
yang mereka ikuti
4. Menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap hal-hal baru
5. Menumbuhkan perilaku belajar positif pada diri siswa
6. Meningkatkan partisipasi siswa dalam interaksi kegiatan pembelajaran
7. Memperlancar dan menjelaskan komunikasi antar guru dan siswa

2.3 Prinsip-prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi


Penggunaan keterampilan mengadakan variasi mengajar seharusnya
memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran bahwa variasi mengajar digunakan
untuk menunjang tercapainya kompetensi dasar
2. Kontinu dan fleksibel, artinya variasi digunakan secara terus menerus
selama kegiatan belajar mengajar dan fleksibel sesuai kondisi
3. Antusiasme dan hangat yang ditunjukkan oleh guru selama kegiatan belajar
mengajar berlangsung
4. Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik

2.4 Komponen Keterampilan Mengajar


Keterampilan variasi mengajar meliputi:

1. Variasi Gaya Mengajar


Variasi mengajar meliputi beberapa komponen keterampilan yang
mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Variasi suara gaya
Untuk mengikat perhatian anak dan menjaga anak dari kebosanan,
guru dapat menggunakan suara secara bervariasi. Guru dapat

4
menyesuaikan tinggi rendah suara dan tekanan-tekanan tertentu untuk
maksud-maksud tertentu. Misalnya, suara dengan tekanan tertentu untuk
menggarisbawahkan konsep yang perlu mendapat perhatian khusus dari
anak. Penggunaan variasi suara secara cepat tepat, di samping
menghilangkan kesan monoton, juga untuk menimbulkan kesan khusus
atas konsep dan masalah yang perlu diperhatikan.
b) Variasi mimik dan gestural (gerak)
Kesan antusiasme guru dapat dimunculkan dengan membuat variasi
mimik dan gestural. Perubahan-perubahan mimik dapat membantu siswa
untuk menangkap makna yang disampaikan guru. Begitu pula dengan
gerak gestural yang bermakna dan benar dapat memudahkan anak
memahami konsep.
c) Perubahan posisi
Perubahan posisi dapat dilakukan dengan gerakan mendekat-
menjauh, atau ke kanan dan ke kiri dari arah siswa. Guru yang selalu di
tempat maupun duduk di kursi kurang memberi motivasi pada anak.
Dengan perubahan posisi, guru dapat menguasai kelas. Dengan begitu,
guru dapat segera mengamati perubahan-perubahan suasana belajar anak.
Gerakan mendekati anak dapat menimbulkan efek psikologis bagi anak,
sehingga dapat menimbulkan kesan akrab dan hangat.
d) Kesenyapan
Ketika guru sedang menjelaskan suatu pengetahuan tertentu (fakta,
konsep, prinsip, generalisasi, atau problem solving), dapat saja terjadi
memudarnya perhatian anak. Apabila gejala tersebut ditemukan, tugas
guru adalah membangkitkan teknik “diam sejenak”.
Dengan teknik diam sejenak, membuat anak memperbaiki
perhatiannya. Apabila gejala perhatian anak telah muncul, guru dapat
meneruskan penjelasan.
Diam sejenak dapat diterapkan secara proposional dan dengan
waktu yang singkat. Dalam satuan waktu belajar, apabila frekuensi
penggunaan terlalu tinggi dapat menggangu kelancaran anak dalam
menguasai bagian pengetahuan yang diterangkan guru. Demikian pula

5
“lamanya diam” yang terlalu lama dapat menimbulkan kegelisahan pada
anak.
e) Pemusatan perhatian
Kemudahan belajar anak dipengaruhi pula oleh kadar perhatian yang
dipusatkan anak terhadap penjelasan guru. Karena itu, guru harus bisa
merangsang munculnya perhatian anak, guru dapat melakukan teknik
“pemusatan perhatian”.
Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan guru untuk memusatkan
perhatian anak. Teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Meminta anak untuk memerhatikan.
2. Mengatur tekanan suara, yang bermakna perlu mendapat perhatian.
3. Dengan menggarisbawahi konsep yang penting.
4. Dengan pengulangan pengungkapan.
f) Kontak pandang (eye contact)
Penguasaan suasana kelas oleh guru sangat mempengaruhi perilaku
belajar anak di dalam kelas. Kelas yang gaduh, tidak ada perhatian, dan
tidak ada motivasi belajar bersumber dari guru yang tidak dapat
menguasai kelas.
Dengan kontak pandang yang menyeluruh menimbulkan perasaan
anak bahwa dirinya mendapat perhatian guru. Dengan demikian, hal itu
akan mengurangi peluang anak untuk menghindari belajar.
Kontak pandang dapat dimaknai anak sebagai sikap antusiasme guru
dalam belajar. Jika demikian perasaan anak, anak akan tergugah motivasi
belajarnya. Kebalikannya, jika pandangan guru tidak ditujukan pada
anak, perhatian anak akan menurun. Begitu pula sebaliknya, dapat
mengendorkan perhatian siswa yang lain.
Kontak pandang dapat dilakukan dengan bervariasi. Guru dapat
melakukan pandangan ke seluruh kelas, dan secara bervariasi ditujukan
kepada kelompok siswa dan ke siswa tertentu. Penggunaan variasi
tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan saat-saat yang tepat.
Kondisi sesaat yang terjadi di kelas dapat mendorong perlunya
penggunaan variasi pandangan guru.

6
2. Variasi Media Pembelajaran
Media belajar, dilihat dari alat indra yang dipergunakan, dapat dibedakan
menjadi media dengar, media pandang (lihat). Dan media dengar-pandang
yang dapat dimanipulasi anak.
Variasi media belajar maksudnya adalah penggunaan media secara
bervariasi antara jenis-jenis media belajar yang ada. Akan tetapi,
penggunaannya tidak lepas dari pertimbangan tujuan belajar yang akan
dicapai. Begitu pula, penggunaan media dimungkinkan secara serempak dua
tiga jenis media sekaligus dalam satuan pengajaran tertentu.
Variasi penggunaan media dan bahan pembelajaran yang dapat dilihat,
didengar, atau diraba, dan dimanipulasi dalam proses pembelajaran menjadi
sangat penting. Alasannya antara lain:
a) Guru dapat menggunakan variasi media dan bahan pembelajaran yang
dapat dilihat seperti menggunakan sketsa, gambar, grafik, film, foto
penayangan TV, video, atau komputer.
b) Penggunaan variasi media dan bahan pembelajaran yang dapat didengar
seperti rekaman, suara grub, suara murid.
c) Penggunaan variasi media dan bahan pembelajaran yang dapat diraba
dan dimanipulasi seperti tiruan benda, pengalaman langsung, dan
sebagainya.
Kebermaknaan penggunaan keterampilan variasi mengajar tergantung
pada penerapan sejumlah prinsip yang mendasarinya. Oleh karena itu,
prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar mempunyai arti penting.
3. Variasi interaksi belajar mengajar
Interaksi belajar mengajar dapat divariasikan dengan metode dan strategi
yang digunakan. Dengan memvariasikan metode dan strategi, pola kegiatan
belajar anak akan bervariasi pula.
Seperti halnya variasi media, penggunnaan variasi pola interaksi harus
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan pengajaran.
Pola-pola interaksi dapat divariasikan sebagai berikut:
a) Ceramah guru-tugas kelompok-diskusi kelas.
b) Demonstrasi keterampilan-tanya jawab-ceramah.

7
c) Observasi-diskusi kelompok-diskusi kelas.
d) Eksperimen-laporan kelompok-debriefing.
e) Tanya jawab-ceramah-tugas individual.

2.5 Penerapan Mengadakan Variasi di Kelas


Dalam penerapannya, keterampilan mengadakan variasi tidak semata-mata
individual dan berganti-ganti. Maksudnya dalam suatu penampilan mengajar,
guru dapat memadukan secara serempak beberapa keterampilan sekaligus.
Namun hal itu perlu dilandasi prinsip-prinsip penggunaan secara profesional.
Sebagai gambaran dalam suatu penampilan, guru dapat memadukan
penggunaan mimik, gestural, dan perubahan posisi sekaligus, bahkan dapat
dipadukan dengan aspek variasi yang lain.

8
ANALISIS VIDEO
Dari video tersebut, guru telah menerapkan keterampilan mengadakan
variasi di kelas. Diawali dengan variasi suara, dimana guru menerangkan materi
dengan suara yang tegas saat menjelaskan, sedikit tinggi saat bertanya pada siswa,
dan cenderung rendah saat mengekspresikan jawaban dari siswa.

Yang kedua adalah gerakan badan dan mimik, dimana guru tidak hanya
diam saja saat berkomunikasi dengan siswa, namun juga mengekspresikan dirinya
melalui gerakan badan dan mimik seperti saat mendengar atau memperhatikan
jawaban dari siswa, dan juga menjelaskan materi-materi yang disampaikan. Hal ini
dilakukan agar suasana kelas lebih berwarna dan para siswa tidak bosan jika melihat
guru yang gesturnya cenderung kaku.

Yang ketiga variasi dalam penggunaan layar monitor sebagai media


pembelajaran. Dalam era digital, sudah pasti sangatlah diperlukan varaisi media
pembelajaran seperti layar monitor. Hal tersebut akan mempermudah siswa dalam
menerima penjelasan dari guru dan juga lebih bisa menarik perhatian siswa dari
pada hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru.

Yang keempat adalah pemusatan perhatian terhadap siswa dengan


mengetuk meja menggunakan spidol. Guru melakukan hal tersebut karena siswa
yang mulai ramai sendiri dan tidak fokus memperhatikan apa yang dijelaskan
olehnya. Dengan apa yang dilakukan oleh oleh, yaitu mengetuk meja menggunakan
spidol makan akan menimbulkan suara yang cukup mengejutkan siswa sehingga
siswa kembali fokus pada apa yang dijelaskan oleh guru.

Yang kelima yaitu perubahan posisi. Guru dalam video tersebut melakukan
perubahan posisi dari yang semula ada di depan siswa, berpindah ke samping siswa,
lalu ke depan lagi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak melulu menghadap ke arah
papan tulis dan juga agar keadaan kelas lebih santai. Beberapa kasus guru yang
hanya diam saja di satu titik, justru membuat siswa bosan dan merasa pegal.

Yang selanjutnya yaitu variasi pembelajaran dengan menggunakan media


papan tulis. Selain menjelaskan secara langsung, guru juga membutuhkan papan
tulis untuk menjelaskan lebih rinci mengenai materi-materi yang disampaikan. Hal

9
ini bisa menjadi selingan dengan layar monitor agar siswa tidak merasa bosan, dan
juga beberapa hal baru yang ditemukan saat berlangsungnya pembelajaran dapat
dijelaskan secara rinci melalui penulisan di papan tulis.

Kemudian suasana kelas menjadi senyap, variasi ini bertujuan untuk


meningkatkan perhatian dan fokus siswa, karena siswa dapat dengan mudah
kehilangan fokus saat pembelajaran. Hal itu membuat siswa berpikir mengapa
keadaan kelas menjadi senyap, lalu mereka nampak kembali fokus agar keadaan
tidak senyap dan kembali normal.

Yang terakhir adalah pola interaksi, suatu variasi yang sangat diperlukan
guru. Dalam video tersebut pendidik melakukan pola variasi dengan bertanya dan
siswa menjawab. Dengan pola interaksi ini siswa menjadi lebih aktif dan juga akan
lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan berbagai variasi yang dilakukan sang guru dalam video tersebut,
kemungkinan besar pendidik mengalami keberhasilan dalam proses belajar dan
juga siswa senantiasa termotivasi untuk selalu memerhatikan pembelajaran karena
pembelajaran tersebut dirasa sangat menyenangkan dan variatif. Berbeda jika guru
tidak melakukan variasi dalam proses pembelajaran, siswa akan lebih cepat merasa
bosan dan pembelajaran menjadi tidak efektif.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Guru adalah profesi yang membutuhkan keterampilan dalam mendidik dan
mengajar, sehingga ilmu yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik. Salah satu keterampilan tersebut adalah mengadakan variasi
dalam proses pembelajaran. Seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membosankan
agar peserta didik memiliki perhatian dan konsentrasi penuh terhadap
pembelajaran di kelas, sehingga materi yang disampaikan guru dapat diterima
dengan baik.
3.2 Saran
Dalam kenyataanya tidak semua guru dalam mengajar memiliki
keterampilan mengajar yang baik. Hal ini terbukti dari beberapa keluhan siswa
tentang cara mengajar guru yang tidak menyenangkan, membosankan atau
keluhan lainnya yang menyebabkan siswa sulit menerima pelajaran yang
disampaikan. Oleh karena itulah, seorang calon guru harus memahami terlebih
dahulu keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam mengajar, sehingga minat
belajar siswa tetap baik stabil. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai
oleh guru yaitu keterampilan mengadakan variasi yang dapat membuat siswa
tidak cepat merasa bosan saat mengikuti pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

E, Mulyasa. 2015. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


Marno, M.Pd. dan M. Idris, S.Si. 2008. Strategi & Metode Pengajaran:
Menciptakan Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
Soegito, Edi dan Yuliani Nuraini. 2003. Kemampuan Dasar Mengajar (online).
Sulastri, dkk. 2018. Pengajaran Mikro Berbasis Pembelajaran Saintifik. Malang:
CV. Ampuh Multi Rejeki.

12

Anda mungkin juga menyukai