Dosen Pengampu:
Wasis Aminullah, M. Pd. I
Disusun Oleh;
AZRIL WIRA KUSUMA D71218060
AHMAD NURIL FALAH D01218006
HANA MASLUCHI DWI RETNO KARTINI D01218021
SYAYIDAH NUR AMALIYAH ALFI D71218102
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berperan
menciptakan lingkungan belajar bagi para peserta didik untuk mencapai
pendidikan yang baik. Sekolah perlu menyusun suatu program yang tepat yang
tentunya di dukung oleh tim pendidik yang telah memenuhi sifat-sifat pendidik
yang telah ditentukan dalam suatu pendidikan. Sehingga memungkinkan
peserta didik melakukan kegiatan belajar secara efisien dan sampai pada tujuan
yang diharapkan.
Sebagai pendukung untuk tercapainya tujuan tersebut, yakni tentang
variasi dalam belajar mengajar, yang dalam hal ini pendidikan sangatlah
berperan dalam mengatur variasi yang tepat dan baik untuk peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian variasi belajar mengajar?
2. Apa saja tujuan dari variasi mengajar?
3. Apa saja prinsip-prinsip penggunaan variasi mengajar?
4. Apa saja komponen-komponen variasi mengajar kegiatan belajar
mengajar?
5. Apa saja pelayanan penunjang (Support Services)?
6. Bagaimana bentuk pengajaran diluar bentuk yang biasa dipakai?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari variasi belajatr mengajar
2. Mengetahui apa saja tujuan dari variasi mengajar
3. Mengetahui apa saja prinsip-prinsip dari penggunaan variasi mengajar
4. Mengetahui berbagai macam komponen-komponen dari variasi
mengajar kegiatan belajar mengajar
5. Mengetahui apa saja pelayanan penunjang yang ada
1
6. Mengetahui bentuk dari pengajaran diluar bentuk yang biasa dipakai
dalam belajar mengajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008).
2
Oemar Hamalik, proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003).
3
Aunurrahaman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010).
3
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar itu ialah
suatu aktivitas untuk menciptakan dan mengorganisasi kondisi atau system
lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses
belajar mengajar.
b. Pengertian variasi belajar.
Keterampilan mengajar merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimilki. Hubungan antara guru dan peserta didik didalam proses belajar mengajar
berlangsung secara dinamis. Kedinamisan peserta didik mungkin diakibatkan oleh
faktor internal siswanya sendiri ataupun pengaruh dinamika lingkungan yang
sedikit banyak mempengaruhi para peserta didik. Guru didalam proses belajar
mengajar dituntut untuk menggunakan variasi dalam mengajar untuk mengahadapi
para peserta didik yang dinamis.
Pengertian variasi menurut kamus istilah popular memliki makna selingan,
selang-seling atau pergantian. Sedangkan menggunakan variasi diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks proses belajar yang mana bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar serta mengatasi kebosanan para siswa, sehingga
dalam proses belajar mengajar, peserta didik senantiasa menunjukkan ketekunan,
keantusiasan, berperan secara aktif serta menambah antusias peserta didik untuk
lebih konsentrasi dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar adanya variasi apabila guru tersebut dapat
menunjukkan adanya perubahan dalam gaya pada saat mengajar, media yang
berganti-ganti, da nada perubahan dalam pola interaksi antara guru dan peserta
didik.
Menurut Udin S. Winaputra seperti yang dikutip dalam buku karyanya Teori
belajar dan mengajar, mengatakan bahwa variasi itu ialah keaneragaman yang
membuat sesuatu tidak monoton. Variasi ini dapat berwujud perubahan-perubahan
atau perbedaan-perbedaan yang sengaja di ciptakan atau dibuat agar memberikan
kesan yang unik pada saat proses belajar mengajar.
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa variasi mengajar itu ialah
suatu kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran yang ditunjukkan untuk
mengatasi kebosanan para peserta didik dengan menciptakan lingkungan yang
4
mendorong dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar melalui
perubahan dalam gaya mengajar, media yang digunakan berganti-ganti dan
perubahan dalam pola interaksi antar pendidik dan peserta didik.
5
untuk selalu dekat di sisi guru. Guru seperti ini biasanya karena gaya
mengajarnya dan pendekatanya yang sesuai dengan psikologis siswa.
4. Memberi kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual. Seorang guru
dituntut untuk memiliki keterampilan yang mendukung tugasnya dalam
mengajar. Penguasaan metode mengajar yang dituntut kepada guru tidak hanya
satu atau dua metode, tetapi lebih banyak dari itu. Karena diakui, penguasaan
metode mengajar dalam jumlah yang banyak, lebih memungkinkan guru untuk
melakukan pemilihan metode, mana yang akan dipakai dalam rangka
menunjang mengajar di kelas.
5. Mendorong anak didik untuk belajar. Lingkungan pengajaran yang kondusif
adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar
sehingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Belajar memerlukan motivasi
sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi instrinsik yang lahir dari
kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan. Namun sayangnya jarang
ditemukan anak yang memiliki motivasi intrinsik yang sama, motivasi intrinsik
ialah motivasi yang timbul dari diri seseorang, tidak perlu adanya rangsangan
dari luar, dari diri seseorang sudah ada dorongan yang menimbulkan mereka
untuk melakukan sesuatu. Disinilah diperlukan peranan guru, bagaimana upaya
menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk
senang dan bergairan belajar.
6
variasi dalam mengajar. Adapun Prinsip-prinsip penggunaan variasi belajar
mengajar itu adalah sebagai berikut:4
1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi
digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk
tiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
moment proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik
dan proses belajar tidak terganggu.
Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru.
4
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010,
Cet. Ke-IV)
5
Syaiful Bahri Djahmarah, Aswan zain, Strategi Belajar Mengajar, Op. Cit., h. 167.
6
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Edisi Kedua), Op. Cit., h. 85
7
mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang
dianggap penting, berbicara secara pelan dengan seorang anak
didik, atau berbicara secara tajam dengan anak didik yang kurang
perhatian, dan seterusnya7.
b) Kesenyapan
Pada saat guru menerangkan sering diperlukan kegiatan berhenti
sejenak secara tiba-tiba. Kesenyapan macam ini bertujuan
meminta perhatian siswa8. Kesenyapan dalam hal ini sangat
efektif untuk menarik perhatian siswa, karena dengan cara seperti
ini akan membuat siswa mengembalikan perhatiannya dalam
proses pembelajaran. Sehingga guru bisa memberikan
pemahaman kembali apabila mendapati muridnya yang sedang
ribut atau tidak memperhatikan.
c) Gerakan Anggota Badan
Variasi dalam mimik, gerakan kepala, atau badan merupakan
bagian yang penting dalam komunikasi. Gerakan anggota badan
sesungguhnya dapat dikatakan sebagai bahasa isyarat atau yang
lebih dikenal dengan nama “body language”. Namun demikian
gerakan anggota badan tersebut harus bertujuan, relevan, dan
tidak berlebih-lebihan. Hal yang demikian, untuk menghindari
terjadinya over acting yang selanjutnya berdampak pada
timbulnya kesan dibuat-buat yang dapat menimbulkan arti yang
tidak wajar9.
d) Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu
menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian
guru. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari depan kelas,
berkeliling di tengah kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan
7
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Edisi Revisi), Op. Cit., hh. 167-
168
8
Ibid
9
Abuddin Nata, Persfektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, h. 290
8
mengganggu suasana pembelajaran. Hal ini dilakukan agar guru
selain mengajak siswa untuk berinteraksi dalam belajar guru juga
bisa mengawasi siswa dalam belajar. Tetapi jangan sampai
mengganggu proses pembelajaran.
2. Variasi Media dan Bahan Pengajaran dalam Mengajar
Tiap anak didik mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, baik
pendengaran maupun penglihatannya, demikian juga kemampuan
berbicara. Ada yang lebih senang membaca, atau lebih senang
mendengarkan dulu baru membaca, dan sebaliknya.
Untuk itu dengan variasi penggunaan media, misalnya: seorang guru
dapat memulai dengan berbicara terlebih dahulu, kemudian di lanjutakan di
papan tulis. Dengan variasi seperti ini dapat memberi stimulasi terhadap
anak didik.
3. Variasi Interaksi dan Kegiatan Siswa dalam Mengajar
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar
sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi oleh
guru sampai kegiatan sendiri yang dilakukan anak. Hal ini bergantung pada
keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar-mengajar.
Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan
kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi
keberhasilan murid dalam mencapai tujuan10.
10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Op. Cit., h. 87
9
Bahan-bahan tersebut berupa bahan untuk grafis, rekaman suara, cetak,
praktikum laboratorium, buku teks, fotografi, dll.
3. Fasilitas
a. Ruang kelas untuk kelompok besar, kelompok kecil, untuk belajar mandiri atau
carrel dan ruang proyeksi.
b. Ruang kerja seperti workshop dan laboratorium
c. Perpustakaan
4. peralatan
Pemilihan peralatan hendaknya berdasarkan efisensi dan diusahakan
semurah-murahnya, peralatan bisa berupa proyektor, tape recorder, kamera, alat
laboratorium, alat-alat tulis kantor, dll.
5. Penjadwalan Waktu
Untuk seluruh kegiatan hendaknya dibuat jadwal yang mengatut waktu
setiap kegiatan proses belajar mengajar, seperti:
a. Jadwal pengajaran
b. Jadwal pemakaian ruangan
c. Jadwal dan daftar/ pemesanan / peminjaman alat-alat dan buku teks, untuk
melayani pengajar atau siswa
d. Pemasangan atau instalasi peralatan display, dll. 11
11
Purnawi Afi,Psikologi Belajar (Sleman: Penerbit Deepublish: 2019) hal. 63.
10
2. Latihan
Tujuan bentuk pengajaran seperti ini adalah melatih murid dengan beberapa
keterampilan tertentu. Disitu murid dilatih untuk mendengarkan orang lain,
menghargai orang lain, memberi batasan-batasan terhadap orang lain, mencari
kemungkinan penyelesaian, dan lain sebagainya.
3. Skripsi
Disetiap perguruan tinggi atau akademik masing-masing mahasiswanya
diharuskan menyusun skripsi. Dengan adanya penyusunan skripsi mahasiswa
dituntut untuk mencari tahu suatu masalah melalui pembuktian dan rumus tertentu.
Kemudian dilakukan koreksi atau pemeriksaan.
4. Widya Wisata (Study Tour)
Suatu perjalanan yang direncanakan serta diselenggarakan secara
terpemimpin oleh pengajar beserta murid-muridnya. Tujuan perjalanan ini adalah
mendorong murid-murid untuk aktif mencari dan menemukan sesuatu.
5. Koloikum (Percakan atau Dialog)
Penyampaian bahan bacaan atau bahan ajar kepada kelompok forum harus
sedini mungkin, karena kelompok harus mempunyai cukup waktu untuk membahas
bahan yang ditunjuk atau yang mereka pilih sendiri
6. Kuliah Kerja
Jenis bentuk pengajaran ini sangat erat dengan bentuk pengajaran koloikum.
Yakni pengajar memberi tugas yang sama kepada semua murid. Seperti contoh,
murid di berikan suatu artikel kemudian mereka harus mempelajari suatu bab dari
suatu buku. Pengajar disini bertugas sebagai pemimpin dalam diskusi.
7. Studi Proyek
Pengajar terlebih dahulu membentuk suatu pokok masalah, kemudian
seorang murid mengerjakannya. Disitu pengajar bertindak sebagai pengawas,
sedangkan murid harus mencari hal-hal yang dapat mereka ketahui dari pokok
masalah tersebut.12
12
Ibid, hal 64-65
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variasi mengajar itu ialah suatu kegiatan guru dalam proses interaksi
pembelajaran yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan para peserta
didik dengan menciptakan lingkungan yang mendorong dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar melalui perubahan dalam gaya
mengajar, media yang digunakan berganti-ganti dan perubahan dalam pola
interaksi antar pendidik dan peserta didik.
Penggunaan variasi mengajar dalam proses belajar ditujukan
terhadap perhatian serta motivasi dan belajar para peserta didik. Agar
kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar,
diperlukan belajar yang kondusif, dengan cara memperhatikan penggunaan
variasi dalam mengajar.
12
Daftar Pustaka
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008)hal 85-87
13