Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KETERAMPILAN MELAKUKAN VARIASI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keterampilan


Dasar Mengajar

Dosen Pengampu:

Dr. Prof Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd., Ph.D/ Zain Ahmad Fauzi, M. Pd

Oleh:

Siti Rahmatina

(1810125120063)

6E

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang, puji syukur ke kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “KETERAMPILAN MELAKUKAN VARIASI ” dengan tepat waktu.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan oleh dosen pengampu Dr. Prof Dr. Hj. Aslamiah, M.Pd.,
Ph.D/ Zain Ahmad Fauzi, M. Pd.

Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu
saya berharap kepada dosen dan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang membangun agar kedepanya makalah yang dibuat akan lebih baik lagi.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung dalam penyusunan makalah ini, dan terima kasih kepada dosen yang
sudah memberikan tugas pembuatan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat
memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Anjir Muara, 23 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

A. Pengertian Keterampilan Keterampilan Melakukan Variasi..................3


B. Tujuan Keterampilan Keterampilan Melakukan Variasi ......................4
C. Prinsip Keterampilan Melakukan Variasi..............................................5
D. Komponen Keterampilan Melakukan Variasi.......................................6
E. Manfaat Keterampilan Melakukan Variasi...........................................10

BAB III PENUTUP........................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................12
B. Saran....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan sosok yang berperan sebagai subjek dalam pendidikan.
Akan tetapi berbagai hambatan muncul ketika guru mengajar. Hambatan
tersebut dapat berasal dari peserta didik seperti kurangnya perhatian mereka
terhadap guru ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung. Padahal
jika mengacu pada kurikulum 2013, salah satu karakteristik pembelajaran
tematik integratif adalah berpusat pada siswa. Namun pada kenyataannya,
peserta didik justru tidak betah berlama-lama dalam belajar, hingga bahkan
ada yang berulang kali melihat jam di dinding kelas. Hal tersebut
menunjukkan keinginan peserta didik agar pembelajaran segera berakhir,
walaupun belum waktunya berakhir. Selain itu dapat digambarkan bahwa
peserta didik sudah tidak partisipatif, tidak antusias, dan tidak memiliki
ketekunan belajar. Oleh karena itu, guru harus bisa mengendalikan kondisi
belajar mengajar agar siswa tetap menunjukkan perhatian dan partisipasi.
Keterampilan menggunakan variasi merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dikuasai guru. Dalam proses pembelajaran, tidak jarang
rutinitas yang dilakukan guru seperti masuk kelas, mengabsen peserta didik,
menagih pekerjaan rumah, atau memberikan pertanyaan-pertanyaan membuat
peserta didik jenuh dan bosan. Subjek didik adalah anak manusia yang
memiliki keterbatasan tingkat konsentrasi sehingga membutuhkan suasana
baru yang membuat mereka fresh dan bersemangat untuk melanjutkan
kegiatan pembelajaran. Dalam kondisi seperti ini, faktor kebosanan yang
disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan yang monoton akan berakibat
pada menurunnya minat, motivasi, dan perhatian siswa terhadap pelajaran dan
guru. Guru harus pandai-pandai menggunakan seni mengajar situasi dengan
mengubah gaya mengajar menggunakan media pembelajaran, atau mengubah
pola interaksi dengan maksud menciptakan suasana pembelajaran yang lebih
menyenangkan (Mangzilaturrohmah, 2019: 28). Oleh karena itu, guru
menciptakan penyajian kegiatan belajar yang lebih berwarna, yaitu dengan
melakukan variasi dalam mengajar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari keterampilan melakukan variasi?
2. Apakah tujuan dari keterampilan melakukan variasi?
3. Apakah prinsip dari keterampilan melakukan variasi?
4. Apa saja komponen-komponen dalam keterampilan melakukan variasi?
5. Apakah manfaat dari keterampilan melakukan variasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari keterampilan melakukan variasi .
2. Untuk memahami tujuan dari keterampilan melakukan variasi.
3. Untuk memahami prinsip dari keterampilan melakukan variasi.
4. Untuk menguasai komponen-komponen dalam keterampilan melakukan
variasi.
5. Untuk mengetahui manfaat dari keterampilan melakukan variasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keterampilan Melakukan Variasi


Keterampilan melakukan variasi merupakan salah satu dari delapan
keterampilan dasar mengajar yang penting untuk dikuasai oleh guru. Menurut
Alma (2009) dalam (Sulastri dan Bahtiar, tanpa tahun: 34), membuat variasi
adalah suatu hal yang sangat penting dalam perilaku ketrampilan mengajar,
yang dimaksud dengan variasi dalam hal ini adalah menggunakan berbagai
metode, gaya mengajar misalnya variasi dalam menggunakan sumber bahan
pelajaran, media pelajaran, variasi dalam bentuk interaksi antara guru dan
murid.
Menurut Mulyasa (2013) dalam (Sulastri dan Bahtiar, tanpa tahun: 34),
variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh guru dalam
pembelajaran untuk mengatasi kebosanan peserta didik agar selalu antusias,
tekun, dan penuh partisipasi.
Menurut Khoir (2014: 13), variasi dalam mengajar adalah salah satu
upaya yang dilakukan seorang guru dalam proses pembelajaran yang
kegiatannya bermacam-macam dan tujuannya adalah untuk memberikan
pengalaman baru dalam belajar guna untuk mengatasi kejenuhan siswa serta
memotivasi siswa untuk belajar.
JJ. Hasibuan, dkk dalam (Julianti, 2017: 14-15) mengatakan bahwa
variasi dapat juga diartikan sebagai suatu proses pengubahan dalam
pengajaran yang menyangkut tiga komponen, yaitu gaya mengajar yang
bersifat personal, penggunaan media dan bahan-bahan instruksional, dan pola
serta tingkat interaksi guru dengan siswa.
Menurut Hamid Darmadi (2009: 3) yang dikutip oleh Julianti (2017: 15),
dalam pembelajaran pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan
guru, yang disengaja ataupun spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan
mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru
mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi
kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.

3
Berdasarkan berbagai pandangan yang telah dipaparkan di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa keterampilan melakukan variasi dalam
pembelajaran adalah memodifikasi kegiatan yang dilakukan oleh seorang
guru dalam rangka meningkatkan motivasi, perhatian, dan minat belajar siswa
serta meminimalisir rasa bosan dalam mengikuti pelajaran.
B. Tujuan Keterampilan Melakukan Variasi
Menurut Suyono dan Hariyanto (2011: 228) dalam (Masitoh, 2020: 20),
variasi dalam pembelajaran antara lain bertujuan untuk:
1. Meningkatkan atensi/ perhatian peserta didik terhadap materi
pembelajaran.
2. Memberikan kesempatan seluruh peserta didik dengan gaya belajarnya
untuk terikat dengan pembelajaran.
3. Meningkatkan perilaku positif dan menciptakan kondisi yang kondusif.
4. Memberi kesempatan peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat
perkembangan dan potensi kognitifnya masing-masing .
5. Membuka kemungkinan pelayanan terhadap peserta didik secara
individual sehingga mereka merasa diperhatikan oleh guru.
6. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi dan rasa ingin tahu
melalui berbagai kegiatan pembelajaran.
Menurut Usman (2013) dalam (Sulastri, tanpa tahun: 39-40), ada
beberapa tujuan dari mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Menimbulkan dan meningkan perhatian siswa terhadap aspek-aspek
belajar mengajar.
2. Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui
dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3. Memupuk tingkah laku yang postitif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
lebih baik.
4. Memberian kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenanginya.
Jadi, tujuan variasi dalam mengajar ini lebih dikhususkan kepada
pembentukan pribadi siswa dalam hal pembelajaran. Siswa yang termotivasi

4
untuk belajar karena adanya variasi dalam mengajar tentu akan merasa selalu
penasaran terhadap apa yang akan guru sampaikan dalam materi
pembelajaran.
C. Prinsip-prinsip Keterampilan Melakukan Variasi
Menurut Hasibuan, dkk yang dikutip oleh Julianti (2017: 20-21), dalam
menerapkan keterampilan dasar mengajar mengadakan variasi perlu
diperhatikan beberapa prinsip yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
sebagai berikut:
1) Variasi hendaknya digunakan dengan maksud tertentu, relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan
hakikat pendidikan.
2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga
tidak akan merusak perhatian murid dan tidak mengganggu pelajaran.
3) Sejalan dengan prinsip 1 dan 2, komponen variasi memerlukan susunan
dan perencanaan yang baik. Artinya, secara eksplisit dicantumkan dalam
rencana pelajaran (terstruktur).
Menurut Marno dan Idris (2014: 140) dalam (Masitoh, 2020: 23),
penggunaan keterampilan mengadakan variasi sebaiknya memenuhi prinsip-
prinsip antara lain:
1) Variasi mengajar digunakan untuk menunjang tercapainya kompetensi
dasar sehingga harus relevan dengan tujuan pembelajaran.
2) Kontinu dan fleksibel, artinya variasi digunakan terus-menerus selama
kegiatan belajar-mengajar dan fleksibel sesuai kodisi.
3) Guru menunjukkan antusiasme dan kehangatan selama kegiatan belajar-
mengajar berlangsung.
4) Relevan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
mengadakan variasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip seperti variasi
mengajar hendaknya menunjang tercapainya kompetensi dasar sehingga harus
relevan dengan tujuan pembelajaran, lancar dan berkesinambungan,
terstruktur dalam sebuah rencana pelajaran, kontinu dan fleksibel, penuh

5
antusias dan hangat, sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan
siswa, serta hakikat pendidikan.
D. Komponen-komponen Keterampilan Melakukan Variasi
Komponen merupakan bagian yang harus ada dalam suatu hal sehingga
dianggap penting. Menurut Khoir (2014: 15-19), komponen-komponen
keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar diantaranya sebagai
berikut.
1) Variasi Gaya dalam Mengajar
Variasi gaya dalam mengajar ini pada dasarnya meliputi variasi
suara, variasi gerakan anggota badan, dan variasi perpindahan posisi guru
dalam kelas. Siswa melihat variasi gaya dalam mengajar tersebut Variasi
gaya dalam mengajar ini dapat dilihat sebagai sesuatu yang energik,
antusias, bersemangat dan seluruhnya memiliki relevansi dengan hasil
belajar. Perilaku guru yang demikian dalam proses belajar mengajar akan
menjadi dinamis dan mempererat komunikasi antara guru dan anak didik,
mencuri perhatian anak didik, membantu dalam penerimaan bahan
pelajaran, dan memberikan stimulasi. Disini, peran guru sangatlah besar
dalam membangkitkan gairah belajar siswa.
Variasi gaya dalam mengajar ini terdapat 6 macam, diantaranya
sebagai berikut:
(a) Variasi Suara
Suara guru bisa bervariasi dalam intonasi, nada dan volume dan
kecepatan. Variasi suara adalah perubahan suara dari tinggi berganti
menjadi rendah, dari keras beralih menjadi lembut, dari cepat berubah
menjadi lambat pada saat-saat tertentu, atau pada suatu ketika
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. Guru bisa
mendramatisasi suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap
penting. Misalnya: berbicara dengan lembut kepada anak didik yang
selalu perhatian, atau berbicara agak tegas kepada anak didik yang
kurang perhatian. Apabila kita mendapati suatu kelas yang ribut,
maka usahakan suara kita jangan sampai tenggelam oleh keributan
tersebut. Selain itu, ketika mengisahkan suatu cerita, guru juga perlu

6
memainkan intonasi dengan tepat agar siswa seakan-akan mengikuti
dan menghayati suatu peristiwa yang disampaikan oleh guru. Variasi
suara memiliki banyak fungsi, variasi suara dengan memainkan
intonasi dalam mengajar akan memudahkan siswa untuk memahami
tamsyil atau kisah yang disampaikan oleh guru. Karena peserta didik
seakan-akan mengikuti dan menghayati suatu peristiwa yang
disampaikan oleh guru dalam pembelajaran.
(b) Pemusatan Perhatian
Pemusatan perhatian bisa dilakukan secara verbal, isyarat, atau
dengan menggunakan model. Misalnya yaitu dengan berbicara
meminta perhatian, menggunakan isyarat dengan meletakkan jari
telunjuk di depan bibir, atau dengan menggunakan model Role
Playing. Dalam hal ini, guru memfokuskan perhatian anak didik pada
suatu aspek yang penting dengan menggunakan penekanan seperti
“perhatikan baik-baik, atau dengarkan baik-baik”. Sehingga,
perhatian siswa lebih terpusat pada guru untuk mendengarkan materi
yang disampaikan dalam proses belajar mengajar.
(c) Kesenyapan
Pada saat guru menerangkan, seringkali diperlukan kegiatan
berhenti sejenak secara tiba-tiba. Siswa yang sedang ribut sebenarnya
tetap mendengar suara gurunya, akan tetapi ia tidak menyimak isi
dari penjelasan guru tersebut. Kesenyapan seperti ini bertujuan untuk
mengembalikan perhatian siswa. Kesenyapan dalam hal ini sangat
efektif untuk mencuri perhatian siswa. Karena, Dengan cara seperti
ini otomatis akan membuat siswa kembali memperhatikan guru di
depan. Sehingga, guru bisa memberikan pemahaman kembali jika
mendapati muridnya yang sedang ribut atau tidak memperhatikan.
(d) Kontak Pandang
Untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindari
adanya hal-hal yang bersifat impersonal (tidak bersifat pribadi), maka
kontak pandang perlu dilakukan selama proses mengajar. Hal ini
bertujuan agar terjadi penguatan bagi siwa yang minder atau pemalu

7
agar bisa percaya diri. Jadi, guru tidak boleh memberi perhatian
hanya kepada siswa yang sudah aktif saja. Dengan demikian, siswa
tersebut akan ikut berperan aktif dalam mengikuti pembelajaran.
(e) Gerakan Anggota Badan
Variasi dalam mimik, gerakan kepala, atau badan merupakan
bagian yang penting dalam komunikasi. Gerakan anggota badan
sebenarnya dapat dikatakan sebagai bahasa isyarat atau yang lebih
dikenal dengan nama “body language”. Namun, gerakan anggota
badan tersebut harus memiliki tujuan, relevan, dan tidak berlebih-
lebihan. Hal tersebut dilakukan agar menghindari terjadinya over
acting yang selanjutnya berdampak pada timbulnya kesan acting atau
dibuat-buat yang dapat menimbulkan makna yang tidak wajar. Hal ini
juga merupakan reinforcement atau penguatan terhadap peserta didik
yang minder dalam belajar. Dengan bahasa tubuh akan lebih efektif
untuk memberikan reward atau penghargaan kepada peserta didik.
Misalnya dengan memberikan tepuk tangan, mengacungkan jari
jempol, dan lain sebagainya. Dengan begitu, siswa akan memiliki
motivasi serta mampu bersaing di kelas dalam proses pembelajaran.
(f) Pindah Posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang kelas dapat membantu
mencuri perhatian anak didik dan meningkatkan kepribadian guru
agar menjadi dinamis. Perpindahan posisi dapat dilakukan dari depan
kelas menuju ke tengah kelas, kemudian ke belakang kelas, tetapi
jangan sampai mengganggu proses belajar siswa. Selain mengajak
siswa untuk berinteraksi dalam belajar, hal ini dilakukan guru agar
juga bisa mengawasi siswa dalam belajar agar tetap fokus.
2) Variasi Media dan Bahan Pengajaran dalam Mengajar
Ditinjau dari reseptor penerima rangsangan yang disampaikan, maka
media dan bahan pengajaran penerima dapat digolongkan menjadi:
a) Media dan bahan pengajaran yang dapat didengar.
b) Media dan bahan pengajaran yang dapat dilihat.

8
c) Media dan bahan pengajaran yang dapat disentuh, diraba, atau
dimanipulasikan (media taktil).
Lebih jelasnya, variasi media dan bahan pembelajaran (Fitriani,
Karsadi, Hamuni, 2019: 494) dapat berupa:
a) Dengan menggunakan variasi media pandang seperti menggunakan
gambar, slide, foto, bagan, dan lain-lain.
b) Variasi media dengar seperti menggunakan radio, musik, deklamasi,
puisi, dan lain sebagainya.
c) Variasi media taktil yaitu alat atau bahan yang dapat diraba,
dimanipulasi, dan di gerakkan. Pemanfaatan media semacam ini dapat
menarik perhatian siswa, sebab siswa dapat secara langsung
membentuk atau memperagakan kegiatannya, baik secara perorangan
ataupun secara kelompok.Adapun manfaat media ini adalah untuk
memberikan pemahaman kepada siswa terhadap materi yang
disampaikan, akan tetapi media juga harus disesuaikan dengan materi
pembelajaran tersebut.
3) Variasi Interaksi Kegiatan Siswa dalam Mengajar
Pola interaksi guru dengan murid dalam kegiatan belajar mengajar
sangat beraneka ragam coraknya, mulai dari kegiatan yang didominasi
oleh guru sampai kegiatan mandiri yang dilakukan oleh anak. Hal ini
bergantung pada keterampilan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar yang seperti apa. Tujuan penggunaan variasi pola interaksi ini
adalah agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk
menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Fitriani, Karsadi, dan Hamuni (2019: 494), variasi dalam
pola interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang
bergerak dari dua kutub, yaitu:
a) Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari
guru.
b) Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru,
di mana guru berbicara kepada anak didik.

9
E. Manfaat Keterampilan Melakukan Variasi
Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1988: 65) dalam (Sulastri, tanpa
tahun: 41), manfaat diterapkannya variasi dalam mengajar oleh guru bagi
siswa adalah sebagai berikut:
a. Memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan aspek belajar.
b. Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi/ rasa ingin tahu siswa
melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi (kegiatan penelitian dan
penjelajahan).
c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
d. Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi
kemudahan belajar.
e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan
berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna
dalam berbagai tingkatan kognitif.
Kosasi (1985: 4) dalam (Sulastri dan Bahtiar, tanpa tahun: 41-42),
menyebutkan bahwa manfaat keterampilan melakukan variasi dalam
mengajar terutama untuk pemusatan perhatian dan pemberian motivasi
adalah:
a. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-
aspek belajar mengajar yang relevan.
b. Untuk memberikan kesempatan berkembangnya bakat “ingin mengetahui
dan menyelidiki” dari siswa tentang hal-hal yang baru.
c. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah
dengan berbagai cara mengajar yang lebh hidup dan lingkungan belajar
yang lebh baik.
d. Untuk memberi kesempatan kepada siswa mendapatkan cara menerima
pelajaran yang disenanginya.
e. Untuk lebih meningkatkan kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
dalam proses belajar mengajar agar melibatkan siswa dalam berbagai
pengalaman yang menarik dan terarah dalam tingkatan kognitif.

10
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat melakukan variasi dalam
pembelajaran diantaranya adalah mengembangkan minat dan menarik
perhatian peserta didik, memperbesar rasa ingin tahu peserta didik terkait
pelajaran, dan mengembangkan perilaku positif peserta didik terhadap guru
dan sekolah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan melakukan variasi dalam pembelajaran adalah
memodifikasi kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka
meningkatkan motivasi, perhatian, dan minat belajar siswa serta
meminimalisir rasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Tujuan variasi dalam
mengajar ini lebih dikhususkan kepada pembentukan pribadi siswa dalam hal
pembelajaran. keterampilan mengadakan variasi perlu memerhatikan prinsip-
prinsip seperti variasi mengajar hendaknya menunjang tercapainya
kompetensi dasar sehingga harus relevan dengan tujuan pembelajaran, lancar
dan berkesinambungan, terstruktur dalam sebuah rencana pelajaran, kontinu
dan fleksibel, penuh antusias dan hangat, sesuai dengan karakteristik dan
tingkat perkembangan siswa, serta hakikat pendidikan. Komponen variasi
mengajar seperti: variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta
interaksi kegiatan siswa dalam belajar. Manfaat melakukan variasi dalam
pembelajaran diantaranya adalah mengembangkan minat dan menarik
perhatian peserta didik, memperbesar rasa ingin tahu peserta didik terkait
pelajaran, dan mengembangkan perilaku positif peserta didik terhadap guru
dan sekolah.
B. Saran
Mengingat betapa pentingnya keterampilan melakukan variasi, maka
seyogiyanya seorang guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam hal
keterampilan dasar mengajar yang satu ini. Untuk itu, diperlukan pembiasaan
budaya literasi untuk memperluas wawasan mengenai keterampilan bertanya,
salah satunya dengan membaca makalah ini. Walaupun makalah ini masih
banyak kekurangan, namun saya harap setidaknya dapat bermanfaat bagi
pembaca sekalian kapanpun dan dimanapun berada.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, Karsadi, dan Hamuni, 2019. Implementasi Komponen Keterampilan


Mengadakan Variasi pada Pembelajaran PPKn di Kelas VIII MTs Al-
Mustaqimi Mabodo. Selami IPS, 12 (1), 494. (Online:
http://ojs.uho.ac.id/index.php/selami/article/view/10839 diakses pada 24
Februari 2021).

Julianti, M. 2017. Pengaruh Keterampilan Guru Mengadakan Variasi Mengajar


terhadap Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fikih di Madrasah
Tsanawiyah Pondok Pesantren Darel Hikmah Kecamatan Tampan Kota
Pekanbaru. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau: Pekanbaru (Online:
http://repository.uin-suska.ac.id/18392/ diakses pada 21 Februari 2021).

Khoir, U. 2014. Hubungan Keterampilan Guru Mengadakan Variasi dalam


Mengajar dengan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Tandun-Ujungbatu Rokan Hulu. Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau: Pekanbaru (Online: http://repository.uin-
suska.ac.id/6822/ diakses pada 21 Februari 2021).
Mangzilaturrohmah, L. 2019. Keterampilan Guru dalam Menggunakan Variasi
Mengajar Tematik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di MI
Miftahul Ulum Kademangan Blitar. Skripsi. Tidak Diterbitkan. Fakuktas
Tarbiah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
(Online: http://repo.iain-tulungagung.ac.id/10514/ diakses pada 21 Februari
2021).
Masitoh, F. 2020. Keterampilan Guru dalam Mengadakan Variasi pada
Pembelajaran Tematik Integratif Kelas V Kurikulum 2013 di SD. Skripsi.
Tidak Diterbitkan. Fakultas Ilmu Tarbiyah. Institut Agama Islam Negeri
Surakarta. (Online: https://core.ac.uk/download/pdf/296481612.pdf diakses
pada 21 Februari 2021).

13
Sulastri dan Bahtiar, M. D. (tanpa tahun). Kemampuan Dasar Mengajar (KDM).
Modul. (Online:
http://akuntansi.fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2019/05/KEMAMPUAN-
DASAR-MENGAJAR.pdf diakses pada 21 Februari 2021).

14

Anda mungkin juga menyukai