Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 12

PERILAKU
MENYIMPANG
Mata Kuiliah:
Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. Zainal Arifin, M. Si
Elvira Destiansari, S. Pd, M. Pd.
Anggota Kelompok 12

Mitha Mandela Thesa Claudia Manik Fika Amalia Hasanah Raden Ayu Citra Dewi
(06091382126078) (06091382126072) ( 06091382126069) ( 06091382126080)

Winda Fiona Lia Marshanda


(06091382126064) (06091382126076)
A. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dan nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan. Perilaku menyimpang ini tidak
mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Penyimpangan bisa terjadi dalam skala kecil maupun skala besar.

Masa remaja merupakan masa transmisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Remaja dalam gambaran yang umum merupakan suatu periode yang dimulai dengan
perkembangan masa pubertas dan menyelesaikan pendidikan untuk tingkat menengah,
dimana perubahan biologis yang membawanya pada usia belasan (teenagers) seringkali
mempengaruhi perilaku masa remaja. Para remaja tersebut sangat peka terhadap gagasan
bahwa mereka harus seperti orang dewasa atau kanak-kanak, sehingga mereka segera
mengganti mode pakaiannya.
B. Ciri-Ciri Perilaku Penyimpang
Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab
penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan
yang dibawa sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar (lingkungan).

Berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu (faktor


objektif), yaitu:
1. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
2. Proses belajar yang menyimpang.
3. Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
4. Ikatan sosial yang berlainan.
5. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang menyimpang.
C. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
1. Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
a. Penyimpangan primer (Primary Deviation)
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1). Bersifat sementara/temporer
2). Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
3). Masyarakat masih mentolerir/menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak minum alkohol pada waktu pesta,
siswa yang membolos atau menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.

b. Penyimpangan sekunder (Secondary Deviation)


Ciri-ciri sebagai berikut :
1). Bersifat permanen/tetap
2). Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
3). Mesyarakat tidak bisa mentolerir/menerima perilaku menyimpang tersebut
Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan.
.
2. Berdasarkan jumlah pelakunya
a. Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.

b. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan
melakukan tindakan-tindakan menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku. Pada
umumnya penyimpangan kelompok terjadi dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada
dalam masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.

c. Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang melibatkan organisasi lainnya yang
dilakukan rapih. Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara.
D. Sifat-Sifat Perilaku MENYIMPANG
Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah penyimpangan yang memiliki dampak positif
terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya
alternatif.
Contoh: Mansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak
wanita karier.

2. Penyimpangan yang bersifat negatif


Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku bertindak ke arah nilai-nilai sosial
yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.
Contoh: Seorang koruptor selain harus mengembalikan kekayaan yang dimilikinya
kepada negara, juga tetap dikenakan hukuman penjara.
E. Masalah Yang Dihadapi Prilaku menyimpang

mengalami gangguan dalam menjalani kehidupan pada fase remaja.


Beberapa masalah yang dialami para remaja sekarang:
1. Masalah Emosi
2.Masalah Penyesuaian Diri
3. Masalah Perilaku Seksual
4. Masalah Perilaku Sosial
5. Masalah Moral
6. Masalah Keluarga
F. Bentuk-Bentuk Prilaku Menyimpang
● Minuman Keras (Miras)
● Penyalahgunaan Narkotika
● Perkelahian Antar pelajar
● Perilaku Seks di Luar Nikah
● Kejahatan (Kriminalitas)
G. Dampak Prilaku Menyimpang
1. Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan
memberikan dampak bagi si pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut.
a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental
terhadap pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari
pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.
c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.

2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat


Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan
masyarakat pada umumnya. Beberapa di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.
a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
H. Upaya Orang Tuan dan Guru Untuk
Menanggulangi Perilaku Menyimpang
Beberapa cara untuk meredam emosi adalah :
1. Berpikir positif dalam arti mencoba melihat suatu peristiwa atau kejadian dari sisi
positifnya.
2. Mencoba belajar memahami karakteristik orang lain. Memahami bahwa orang lain
memang berbeda dan tidak dapat memaksakan orang lain berbuat sesuai dengan keinginan
sendiri.
3. Mencoba menghargai pendapat dan kelebihan orang lain. Mereka mendengarkan apa yang
dikemukakan orang lain dan mengakui kelebihan orang lain.
4. Introspeksi dan mencoba melihat apabila kejadian yang sama terjadi pada diri sendiri,
mereka dapat merasakannya (empati)
5. Bersabar dan belajar menjadi pemaaf. Menghadapi sesuatu dengan sabar dan kalau orang
lain bertindak tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan, mereka akan berusaha
memaafkannya.
6. Alih perhatian, yaitu mencoba mengalihkan perhatian pada objek lain dari objek yang pada
mulanya memicu pemunculan emosi negatif.
Oleh sebab itu untuk membantu mengembangkan emosi positif dalam diri peserta
didik/anak baik orang tua maupun guru hendaknya melaksanakan hal-hal
sebagai berikut 17 :
1. Orang tua dan guru serta orang dewasa lainnya dalam lingkungan anak (significan
person)
hendaknya dapat menjadi model dalam mengekspresikan emosi-emosi negatif, sehingga
tampilannya tidak meledak-meledak.
2. Adanya program latihan beremosi baik di sekolah maupun di dalam keluarga, misalnya
merespon dan menyikapi sesuatu yang tidak berjalan sebagaimana mestinya
3. Mempelajari dan mendiskusikan secara mendalam kondisi-kondisi yang cendrung
menimbulkan emosi negatif, dan upaya-upaya menanggapinya secara lebih baik .
Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dapat
terjadi pada manusia muda,dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan.
Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan dan tidak juga
tidak mengenal waktu dan tempat. Penyimpangan bisa terjadidalam skala kecil
maupun skala besar.

Anda mungkin juga menyukai