Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Penyimpangan Sosial

Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku
yang dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma
sosial yang berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah
menyepakati aturan atau norma sosial tersebut.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial
sebagai suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau
lingkungan masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku
di lingkungan tersebut.

Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal
tersebut dapat menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi
dan memperbaiki hal tersebut.

Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial


merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak
berhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam
masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.

Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara
kita memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks
Pengantar dan Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang
mereka maksud.

1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak
belakang dari perilaku atau tindakan yang umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap
sebagai suatu tindakan menyimpang norma maupun aturan yang ada dari suatu
kelompok atau lingkungan masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang
terjadi karena adanya tindakan seseorang ataupun individu yang mengakibatkan
reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu tindakan menyimpang yang
dilakukan oleh seseorang akibat melanggar norma atau aturan yang ada pada
lingkungan masyarakat

B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan
sifat dan juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai
berikut.

1. Penyimpangan berdasarkan sifat


Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

a. Penyimpangan positif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak
positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide
yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat.

Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan
sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan
positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan
perkembangan zaman.
Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan
berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu
mengandalkan orang lain.

Wanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di dapur atau
mendampingi suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu sudah
tidak ada lagi.

Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya
merupakan sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal
dilakukan oleh setiap orang.

b. Penyimpangan Negatif
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak
negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan
dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga
pemerkosaan.

Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya
secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan
Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam
bawah sadar tiap korban.

Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu,
penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder
atau secondary deviation. Berikut penjelasannya.

 Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh


seseorang yang sifatnya hanya sementara dan tidak secara terus menerus.
Penyimpangan ini juga memiliki sifat yang tidak terlalu signifikan dan tidak terlalu
merugikan orang lain. Seperti pada contohnya adalah seorang siswa yang telat
datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor sehingga
menghambat perjalanan. Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor
melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.
 Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh
seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan
untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Penyimpangan ini merupakan
suatu hal yang tidak dapat ditoleransi karena sudah melanggar norma atau peraturan
yang ada, seperti hukum yang berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada
contohnya adalah seseorang yang sering minum-minuman beralkohol dan pulang
dengan kendaraan pribadi yang dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas dan dapat
merugikan diri sendiri dan juga orang lain yang terkena dampaknya.
2. Penyimpangan berdasarkan perilaku
Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok,
dan penyimpangan campuran.

a. Penyimpangan Individual atau individual deviation


Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang
atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu
lingkungan. Contoh dari penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di
sekolah menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun membuat
contekan pribadi.
b. Penyimpangan Kelompok atau group deviation
Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok
orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu
lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contoh
dari penyimpangan kelompok adalah para siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir
secara bergerombolan mengadakan balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan
raya.

c. Penyimpangan Campuran atau combined deviation


Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau
individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai
maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contoh dari penyimpangan
campuran adalah ketika seseorang yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau
kelompok ekstrimis agama, sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-
nilai yang ditanam oleh organisasi tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun
kelompok agama yang berbeda dengannya.

C. Penyebab Penyimpangan Sosial


Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal
tersebut, yaitu:

1. Perubahan nilai dan norma sosial


Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak
dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki
menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang.

Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat


mereka mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju
dengan opini-opini tersebut.

Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan


zaman yang ada mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.

2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna


Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya
edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar.

Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan
oleh orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari.

Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari
anak tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami
dengan baik, nilai-nilai menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak
tersebut karena kurang informasi mengenai hal itu.
3. Teori Labelling
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari
orang-orang ataupun kelompok disekitarnya.

Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana
orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal
hal tersebut belum tentu benar.

Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu
tersebut menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma
yang ada karena apapun perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang
negatif.

Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok
serta golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan
konflik seperti halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.

4. Teori Anomie
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan
dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga
memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan
sosial.

Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak
memiliki batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang
sebelum jam sepuluh malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang
mengatur mengenai jam pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang
membuatnya melakukan penyimpangan sosial.
5. Teori Differential Association
Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika
seseorang atau individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika
terus menerus berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang.

Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul
dengan siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut
dapat merubah perspektif siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan
suatu hal yang buruk, menjadi memiliki pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah
merupakan hal yang tidak terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya.

Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial
menurut Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab
Kriminologi Positivis Italia, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis.
Penjelasan untuk ketiga faktor penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut:

 Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare
Lombroso menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi
seseorang akan menjadi seorang penjahat atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka.
Ciri fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang, bagaimana kedua buah alis
menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.
 Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan
penyimpangan sosial biasanya berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal
tersebut bisa dipengaruhi berbagai hal seperti kepribadiannya yang retak atau
memang memiliki kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan perilaku
menyimpang, dan juga faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat
membuat orang tersebut melakukan perilaku menyimpang.
 Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan
penyimpangan sosial berkaitan erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi
dengan orang yang kurang tepat.
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk
berubah karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan
harus mempelajari kembali bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial.
D. Dampak dari perilaku penyimpangan sosial
Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut
mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan
sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah
lingkungan masyarakat tersebut.

Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial,
akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam
buku Perilaku Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini.

Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial:

 Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi
tidak terulang dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang
lain.
 Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang
ada, karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku
menyimpang tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk
tidak mendekatinya.
 Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena
adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang
ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut
sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga perbedaan
tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan
satu sama lain.
 Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena
dikucilkan, sehingga menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama
lain yang dapat membuat masalah di lingkungan masyarakat sekitar.
 Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan gangguan di
lingkungan masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus. Tapi ada juga yang malah
menjadi menyesuaikan dengan situasi yang terjadi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi
menjadi berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif
hingga dampak negatif ke masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang
penyimpangan sosial kita jadi mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya merugikan diri
sendiri tapi juga merugikan orang lain.

Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap


menyimpang bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut
memiliki keinginan dan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai
orang-orang yang ada di sekitarnya harus dapat membantunya menjadi pribadi yang lebih
baik.

Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta
pengertian, bentuk, penyebab, dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds
mendapatkan informasi.

Baca juga artikel terkait “Penyimpangan Sosial” :

 Struktur Sosial di Masyarakat


 Daftar Suku di Indonesia
 Pengertian Interaksi Sosial
 Contoh Norma Hukum
 Pengertian Norma
 Organisasi Pergerakan Nasional
Jika Grameds memiliki ketertarikan untuk mempelajari mengenai ilmu sosial yang ada di
tengah masyarakat saat ini, kamu bisa mempelajarinya dengan membaca referensi-
referensi yang ada di internet maupun buku yang hanya bisa kamu dapatkan
di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu berusaha untuk
menyediakan informasi terbaik dan terbaru untuk kamu.

Anda mungkin juga menyukai