Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku menyimpang dapat terjadi di mana saja dan


kapan saja, di sekolah, dalam keluarga, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam materi patologi social dinyatakan bahwa
keadaan atau perilaku yang betul-betul normal secara ideal,
tetapi yang ada keadaan antara normal dan abnormal. Oleh karen
itu, batasan dari perilaku menyimpang memiliki rentangan yang
cukup luas. Wujud dari perilaku penyimpang itu dapat bermacam-
macam, mulai dari jenis yang tergolong masih ringan hingga berat.

Masalah sosial merupakan ketidaksesuaian antara unsur-


unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan
kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial merupakan akibat
interaksi sosial antara individu, individu dengan kelompok maupun
antar kelompok. Kepincangan-kepincangan yang dianggap
sebagai masalah sosial oleh masyarakat tergantung dari system
sosial masyarakat tersebut. Ada beberapa persoalan yang dihadapi
oleh masyarakat-masyarakat yang pada umumnya sama
misalnya, kemiskinan, kriminalitas, masalah kependudukan,
masalah generasi muda dalam masyarakat modern.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?

2. Apa wujud dari perilaku menyimpang

3. Bagaimana keadaan/kondisi remaja yang potensial mengalami


perilaku menyimpang?

4. Apa saja faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku


menyimpang?

5. Bagaimana upaya orang tua dan guru untuk menanggulangi


perilaku menyimpang?
C. Tujuan

1. Mampu memahami pengertian perilaku menyimpang.

2. Mampu memahami wujud dari perilaku menyimpang.

3. Mampu memahami keadaan/kendisi remaja yang mengalami


perilaku menyimpang.

4. Mampu memahami faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku


menyimpang.

5. Mampu memahami bagaiman cara orang tua dan guru dalam


menghadapi perilaku menyimpang.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku Menyimpang

Perilaku seseorang bisa dikatakan menyimpang bila mana


perilaku tersebut dapat memungkinkan dirinya sendiri maupun
orang lain dan juga melanggar aturan-aturan, nilai-nilai, dan
norma baik agama, hukum maupun adat istiadat. Menurut
Andi Mappiare(1982) perilaku menyimpang itu juga disebut dengan
“Tingkah Laku Bermasalah”. Arti tingkah laku yang bermasalah
yang masih dianggap wajar dan dialami oleh remaja yaitu:
tingkah laku yang masih dalam batas ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan sebagai akibat adanya perubahan fisik dan psikis
serta masih dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendri
dan masyrakat sekitarnya.

Perilaku yang agresif ada yang menganggap sebagai


perilaku menyimpang karena telah melanggar tata krama dari
budaya kita yang canggung mengajarkan anak menjadi
penurut. Dengan kata lain anak yang baik adalah anak yang
penurut apa yang dikehendaki oleh orang tua, guru, dan orang
dewasa lainnya. Padahaql menurut Medinus dan Jhonson (1979)
perilaku agresif tidak tidak mesti merugikan, tetapi juga sering
menguntungkan, seperti anak laki-laki yang agresif sering berhasil
dalam berkompetensi dan gigih dalam berusaha.

Di samping itu Hurlock (1990) juga mengemukakan bahwa


remaja yang kematangannya terlambat dan sering di perlukan
seperti anak-anak, hal ini dapat menimbulkan siap dan perilaku
yang menyimpang, seperti melawan, tidak patuh, merusak dan
sebagainya.

B. Ciri-ciri perilaku menyimpang


Menurut Wilnes dalam bukunya Punishment and
Reformationsebab-sebab penyimpangan/kejahatan dibagi menjadi
dua, yaitu sebagai berikut :
1) Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang
itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir).
2) Faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar
(lingkungan). Misalnya keadaan rumah tangga, seperti
hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Untuk
lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya
penyimpangan seorang individu (faktor objektif), yaitu :
a) Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma
kebudayaan ke dalam kepribadiannya, ia tidak dapat
membedakan hal yang pantas dan tidak pantas. Keadaan itu
terjadi akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna,
misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang
retak(broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa
mendidik anaknya dengan sempurna maka anak itu tidak
akan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai anggota
keluarga.
b) Proses belajar yang menyimpang. Seseorang yang
melakukan tindakan menyimpang karena seringnya
membaca atau melihat tayangan tentangperilaku
menyimpang. Hal itu merupakan bentuk perilaku
menyimpang yang disebabkan karena proses belajar yang
menyimpang. karier penjahat kelas kakap yang diawali dari
kejahatan kecil-kecilan yang terus meningkat dan makin
berani/nekad merupakan bentuk proses belajar menyimpang.
c) Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur
sosial dapat mengakibatkanperilaku yang menyimpang.
Hal itu terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan
seseorang tidak memperoleh peluang, sehingga ia
mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku
menyimpang.
d) Ikatan sosial yang berlainan. Setiap orang umumnya
berhubungan dengan beberapa kelompok. Jika pergaulan itu
mempunyai pola-pola perilaku yang menyimpang, maka
kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola perilaku
menyimpang.
e) Akibat proses sosialisasi nilai-nilai sub-kebudayaan yang
menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita
atau tayangan tentang tindak kejahatan (perilaku
menyimpang)Hal inilah yang dikatakan sebagai
prosesbelajar dari sub-kebudayaan yang menyimpang,
C. Jenis-jenis perilaku menyimpang
Berdasarkan kekerapan atau berat-ringannya penyimpangan
1) Penyimpangan Primer (Primary Deνiation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat sementara / temporer
b. Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat masih mentolerir / menerima
Contoh: pegawai negeri yang membolos kerja, banyak
minum alkohol pada waktu pesta, siswa yang membolos atau
menyontek saat ujian dan pelanggaran lalu lintas.
2) Penyimpangan Sekunder (Secondary Deνiation)
Ciri-cirinya :
a. Bersifat permanen / tetap
b. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
c. Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku menyimpang
tersebut. Contoh: pembunuhan, perjudian, perampokan dan
pemerkosaan.
3) Berdasarkan jumlah pelakunya
a. Penyimpangan Individu
Penyimpangan individu adalah penyimpangan yang
dilakukan oleh seseorang individu dengan melakukan
tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma- norma
yang berlaku. Contohnya pencurian yang dilakukan sendiri.
b. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang
dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-
tindakan menyimpang dari norma- norma masyarakat yang
berlaku. Pada umumnya penyimpangan kelompok terjadi
dalam sub kebudayaan yang menyimpang yang ada dalam
masyarakat. Contohnya gank kejahatan atau mafia.
c. Penyimpangan Institusi
Penyimpangan institusi dilakukan oleh organisasi yang
melibatkan organisasi lainnya yang dilakukan rapih.
Sebagai contohnya tidakan korupsi yang dilakukan oleh
para pejabat negara.

D. Sifat-sifat perilaku menyimpang

Secara umum, terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu:

1. Penyimpangan yang bersifat positif

Penyimpangan yang bersifat positif adalah


penyimpangan yang memiliki dampak positif terhadap
sistem sosial karena mengandung unsur inovatif, kreatif
dan memperkaya alternatif. Umumnya, penyimpang ini
dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan
zaman. Contoh, emansipasi wanita dalam kehidupan
masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier

2. Penyimpangan yang bersifat negatif

Dalam penyimpangan yang bersifat negatif, pelaku


bertindak ke arah nilai- nilai sosial yang dipandang rendah dan
berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial. Tindakan dan
pelakunya akan dicela dan tidak diterima masyarakat. Bobot
penyimpangan dapat diukur menurut kaidah sosial yang
dilanggar. Contoh, seorang koruptor selain harus
mengembalikan kekayaan yang dimilikinya kepada negara,
juga tetap dikenakan hukuman penjara.

E. Wujud Perilaku Menyimpang

Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan


sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan
menyimpang, maka Gunarsa (1986) mengolongkan kedalam dua
jenis yaitu:

1. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang


tidak di ataur dalam undang-undang sehingga dapat di
golongkan dalam pelanggaran hukum. Contohnya adalah:
berbohong, membolos, kabur atau pergi dari rumah, membaca
buku porno, berpesta pora semalam suntuk, berpakaian tidak
pantas, dan minum- minuman keras.

2. Penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum


dengan menyelesaikan sesuai dengan undang-undang dan
hukum, yang biasa di sebut dengan kenakanlan remaja.
Contohnya adalaha: berjudi, membunuh, memperkosa, dan
mencuri. Berdasarkan batasan tentang tingkah laku
menyimpang tersebut, dapat dikemukakan bahwa perilaku
menyimpang yang sering terjadi pada remaja adalah;

a) Suka bolos/cabut sebelum pelajaran berakhir.

b) Tidak suka bergaul/suka menyendiri.

c) Suka berbohong kepada orang tua, guru, dan orang lain.

d) Suka berkelahi atau mengganggu temannya pada waktu


belajar.

e) Suka merusak fasilitas sekolah dan lain-lain.

f) Sering mencuri barang-barang kepunyaan orang lain.

g) Suka cari perhatian.

h) Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan sehingga mengganggu


lalu lintas dan membahayaan dirinya sendiri dan orang lain.

i) Kecanduan narkoba/ obat-obatan terlarang.

j) Suka mabuk-mabuk dan mengganggu ketenangan orang


lain.

k) Melakukan pemerkosaan dan hubungan seks bebas.

l) Melakukan perjudian (dengan menggunakan uang sebagai


bahan taruhannya).

m) Melakukan pemerasan untuk mendapatkan uang.

n) Suka melawan guru dan personil sekolah lainnya.

o) Berfikiran/bersifat dan berpliku ekstrim/radikal.

F. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Prilaku Menyimpang


Banyak faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
timbulnya perilaku menyimpang, baik yang berasal dari dalam
maupun yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan.
Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perilaku
menyimpang berasal dari:
1. faktor yang berasal dari dalam diri Individu yang bersangkutan
prilaku menyimpang yang terjadi pada remaja ternyata
juga ditimbulkan oleh kondisi atau keadaan si remaja itu
sendiri.
2. faktor yang berasal dari luar individu
faktor yang terjadinya perilaku menyimpang yang bersumber
dari luar diri individu terdiri dari lingkungan keluarga dan faktor
lingkungan skolah.
3. Lingkungan keluarga
4. Lingkungan sekolah
5. Lingkungan Masyarakat

G. Bentuk bentuk perilaku menyimpang

1. Minuman Keras (Miras)

2. Penyalahgunaan Narkotika

3. Perkelahian Antarpelajar

4. Perilaku Seks di Luar Nikah

5. Berjudi

6. Kejahatan (Kriminalitas)

H. Dampak perilaku menyimpang

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada dimasyarakat


akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi kehidupan
masyarakat pada umumnya.

1. Dampak Bagi Pelaku

Berbagai bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan oleh


seorang individu akan memberikan dampak bagi si pelaku.
Berikut ini beberapa dampak tersebut.

a. Memberikan pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan


serta tekanan mental terhadap pelaku karena akan dikucilkan
dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari pergaulan.
b. Dapat menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan.

c. Dapat menjauhkan pelaku dari Tuhan dan dekat dengan


perbuatan dosa.

d. Perbuatan yang dilakukan dapat mencelakakan dirinya


sendiri.

2. Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat

Perilaku penyimpangan juga membawa dampak bagi orang


lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa di
antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini.

a. Dapat mengganggu keamanan, ketertiban dan


ketidakharmonisan dalam masyarakat.

b. Merusak tatanan nilai, norma, dan berbagai pranata


sosial yang berlaku di masyarakat.

c. Menimbulkan beban sosial, psikologis, dan ekonomi bagi


keluarga pelaku.

d. Merusak unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang


mengatur perilaku individu dalam kehidupan masyarakat.

Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat perilaku


penyimpangan sosial, baik terhadap pelaku maupun terhadap
orang lain pada umumnya adalah bersifat negatif. Demikian pula,
menurut pandangan umum, perilaku menyimpang dianggap
merugikan masyarakat. Namun demikian, menurut Emile
Durkheim, perilaku menyimpang tidak serta merta selalu
membawa dampak yang negatif. Menurutnya, perilaku
menyimpang juga memiliki kontribusi positif bagi kehidupan
masyarakat. Adapun beberapa kontribusi penting dari perilaku
menyimpang yang bersifat positif bagi masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Perilaku menyimpang dapat terjadi pada manusia
muda, dewasa, atau tua baik laki-laki maupun perempuan.
Perilaku menyimpang ini tidak mengenal pangkat atau jabatan
dan tidak juga tidak mengenal waktu dan tempat.
Batasan tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas
dan sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan
menyimpang yang di bedakan menjadi dua jenis yaitu:
Penyimpangan tingkah laku yang bersifat moral dan asosial yang
tidak di ataur dalam undang-undang sehingga dapat di golongkan
dalam pelanggaran hukum. Dan penyimpangan tingkah laku yang
bersifat melanggar hukum dengan menyelesaikan sesuai dengan
undang-undang dan hukum, yang biasa di sebut dengan
kenakanlan remaja
Beberapa gejala yang tampak dari keadaan/kondisi
remaja yang berpilaku menyimpang yaitu: Remaja tersebut tidak
disukai oleh teman-temannya, akibatnya sering menyendiri,
Remaja yang menghindarkan diri dari tanggang jawab baik di
rumah maupun disekolah, Remaja yang sering mengeluh, berarti dia
tidak mampu mengatasi masalahnya, Remaja yang suka berbohong,
Remaja yang sering mengganggu/menyakiti temannya atau orang
lain, Remaja yang tidak menyayangi guru atau mata pealajaran
disekolah.
Faktor- faktor timbulnya perilaku menyimpang yaitu:
faktor yang berasal dari dalam diri Individu yang bersangkutan
dan faktor yang berasal dari luar individu.
B. Saran
Dalam segala hal mungkin selalu ada kekeliruan setiap
melaksanakan suatu perbuatan. Begitu juga dalam penulisan
makalah ini, kami juga menyadari bahwa masih banyak kekeliruan
dan mungkin juga kekurangannya. Baik dari segi penulisan maupun
isi dari makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran
maupun kritik yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/446009078/MAKALAH-PERILAKU-
MENYIMPANG

Anda mungkin juga menyukai