Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SYSTEM REPRODUKSI WANITA

Nama : Rubyatna Eka Yulianti


NIM : B2019013
Prodi : D3 Kebidanan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang,
Alhamdulillahirobbilalamin berkat limpahan rahmat-Nya sehingga makalah yang
berjudul “ANATOMI FISOLOGI SISTEM REPRODUKSI WANITA” dapat
terwujud sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Ibu Eni Indrayani,S.Si.T.,M.P.H selaku dosen pembimbing yang telah


memberikan banyak masukan, baik yang bersifat teori maupun praktik.
Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari kesalahan, kelemahan,
bahkan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat diharapkan agar dapat dijadikan acuan dalam penulisan makalah
periode berikutnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Atas bantuan dari semua pihak
penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Gombong, 13 Mei 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………………….
i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………
1
B. Permasalahan……………………………………………………………………………………………
1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………….
1
D. Manfaat…………………………………………………………………………………………….
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Organ Genitalia Eksterna…………………………………………………………………………………
3
B. Organ Genetalia Interna…………………………………………………………………………………
4
C. Payudara…………………………………………………………………………………………….
8
D. Menstruasi…………………………………………………………………………………………….
9
E. Oogenesis…………………………………………………………………………………………….
16
F. Fertilisasi…………………………………………………………………………………………….
16
G. Implantasi…………………………………………………………………………………………….
17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….
19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………
20

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem produksi atau genetalia baik pria ataupun wanita terdiri dari 2
bagian, yaitu genetalia interna dan genetalia eksterna. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal ( fisiologi ). Reproduksi
secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup,
sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya
( testes atau ovarium ) atau memcapai menopause dan andropouse tidak akan
mati.
Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang
biak. Pada umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-
kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi
juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jwab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk hidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi wanita?
2. Bagaimana fisiologi yang terjadi ketika menstruasi?

C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita.

1
2. Mengetahui fisiologi yang terjadi ketika menstruasi.
D. Manfaat
Manfaat makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai sistem reproduksi pada wanita
baik dari anatomi maupun fisiologinya.
2. Menambah pengetahuan lebih jauh mengenai fisiologi menstruasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Konsep Anatomi dan Fisiologi Organ Genitalia Wanita


A. Organ Genitalia Eksterna
Menurut Manuaba (1998) organ genitalia eksterna terdiri dari :
a. Mons veneris: disebut juga gunung venus, merupakan bagian yang menonjol
di bagian depan simfisis, terdiri dari jaringan lemak dan sedikit jaringan ikat.
Setelah dewasa tertutup oleh rambut yang bentuknya segitiga.
b. Labia mayora: merupakan kelanjutan dari mons venseris, berbentuk lonjong.
Kedua bibir ini di bagian bawah bertemu membentuk perineum, permukaan
ini terdiri dari :
1. Bagian luar; tertutup rambut, yang merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris.
2. Bagian dalam; tanpa rambut, merupakan selaput yang mengadung kelenjar
sebasea (lemak)
c. Labia minora : merupakan lipatan di bagian dalam labia mayora, tanpa
rambut. Di bagian atas klitoris, labia minora bertemu membentuk prepusium
klitoris dan di bagian bawahnya bertemu membentuk prenulum klitoris, labia
minora ini mengelilingi orifisium vagina.
d. Klitoris : merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat
sensitif dan analog dengan penis pada laki-laki.
e. Vestibulum: merupakan alat reproduksi bagian luar yang dibatasi oleh kedua
bibir kecil, bagian atas klitoris, dan bagian belakang pertemuan kedua labia
minora. Pada vestibulum terdapat muara uretra, dua lubang saluran kelenjar
Bartholini dan dua lubang saluran kelenjar Skene.
f. Kelenjar Bartholini: kelenjar yang penting di daerah vulva dan vagina karena
dapat mengeluarkan lendir, pengeluaran lendir meingkat saat hubungan seks.

3
g. Hymen (selaput dara): merupakan jaringan yang menutupi lubang vagina,
bersifat rapuh dan mudah robek, hymen ini berlubang sehingga menjadi
saluran dari lendir yang dikeluarkan uterus dan darah saat menstruasi.

B. Organ Genetalia Interna


Organ-organ genetalia interna terdiri atas:
1. Liang senggama (vagina)
Saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak di antara
saluran kemih dan liang dubur. Di bagian ujung atasnya terletak mulut rahim.
Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk
dinding dalamnya berlipat-lipat, disebut rugae, sedangkan di tengahnya ada
bagian yang lebih keras di sebut kolumna rugarum. Dinding vagina terdiri
dari dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan
dengan serviks membentuk ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kiri
dan kanan, forniks anterior, dan forniks posterior, arteria hemoroidalis
mediana, dan arteria pudendus interna. Fungsi penting dari vagina ialah
sebagai saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan secret lain dari
rahim, alat untuk bersenggama dan jalan lahir pada waktu bersalin (Mochtar,
1998).
2. Rahim (uterus)
Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi
oleh peritoneum sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di
antara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar
atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu,
badan rahim (korpkus uteri) berbentuk segitiga, leher rahim (serviks uteri)
berbentuk silinder, dan rongga rahim (kavum uteri). Bagian rahim antara
kedua pangkal tuba, yang disebut fundus uteri, merupakan bagian proksimal
rahim. Besar rahim berbeda-beda, bergantung pada usia dan pernah
melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampong. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,5-4 cm x 2-2,5 cm,

4
multipara 9-9,5 cm x 5,5-6 cm x 3-3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada
nulipara dan 60-70 gram pada multipara. Letak rahim dalam keadaan
fisiologis adalah anteversiofleksi. Letak-letak lainnya adalah antefleksi
(tengah ke depan), retrofleksi (tengah ke belakang), anteversi (terdorong ke
depan), retroversi (terdorong ke belakang). Suplai darah rahim dialiri oleh
arteri uterine yang berasal dari arteri iliaka interna (arteri hipogastrika) dan
arteri ovarika. Fungsi utama rahim adalah setip bulan berfungsi dalam siklus
haid, tempat janin tumbuh kembang, dan berkontraksi terutama sewaktu
beralin dan sesudah bersalin (Mochtar, 1998).
Uterus merupakan organ berongga dan berdinding tebal, terletak di tengah-
tengah rongga panggul di antara kandung kemih dan rektum. Uterus pada
wanita dewasa berbentuk seperti buah avokad atau buah pir dengan ukuran
7,5 x 5 x 2,5 cm. Uterus terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu corpus uteri
dan serviks uteri, dimana kedua bagian tersebut menyatu pada bagian yang
disebut ismus. Hampir seluruh dinding uterus diliputi oleh serosa (peritoneum
viseral) kecuali di bagian anterior dan di bawah ostium histologikum uteri
internum. Uterus mempunyai tiga lapisan, yaitu:
a. Perimetrium: di bawahnya terdapat jaringan ikat subserosa; lapisan yang
paling padat dan terdapat berbagai macam ligamen yang memfiksasi
uterus ke serviks.
b. Miometrium: lapisan otot uterus dan lapisan paling tebal, terdiri atas
serabut-serabut otot polos yang dipisahkan oleh jaringan ikat yang
mengandung pembuluh darah. Miometrium terdiri atas tiga lapisan, otot
sebelah luar berjalan longitudinal dan lapisan sebelah dalam berjalan
sirkuler, di antara kedua lapisan ini otot polos berjalan saling beranyaman.
Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi.
Ketebalan miometrium sekitar 15 mm pada uterus perempuan nulipara
dewasa.
c. Endometrium: lapisan terdalam yang terdapat di sekitar rongga uterus.
Endometrium terdiri atas epitel selapis kubik, kelenjar-kelenjar dan stroma
dengan banyak pembuluh darah yang berkelok-kelok. Endometrium

5
mengalami perubahan yang cukup besar selama siklus menstruasi. Bagian
atas uterus disebut fundus uteri dan merupakan tempat tuba Falopii kanan
dan kiri masuk ke uterus.
3. Saluran telur (tuba falopii)
Saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya 12-13
cm, diameter mencapai 8 mm. Bagian luarnya diliputi oleh peritoneum visceral
yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi
silia, yaitu rambut getar yang befungsi untuk menyalurkan telur dan hasil
konsepsi. Fungi saluran telur adalah sebagai saluran telur, menangkap dan
membawa ovum yang dilepaskan oleh indung telur, sebagai saluran dari
spermatozoa ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya pembuahan
(konsepsi/fertilisasi) dan empat pertumbuahn dan perkembangan hasil konsepsi
sampai mencapai bentuk blastula yang siap mengadakan implantasi. Tuba
fallopi terdiri atas (Mochtar, 1998):
1) Pars interstitialis (intramularis) terletak di antara otot rahim mulai dari
osteum internum tuba.
2) Pars istmika tubae, bagian tuba yang berada di luar uterus dan merupakan
bagian yang paling sempit.
3) Pars ampuralis tubae, bagian tuba yang paling luas dan berbentuk “s”.
4) Pars infindibulo tubae, bagian akhir tubae yang memiliki lumbai yang
disebut fimbriae tubae.
4. Indung telur (ovarium)
Merupakan kelenjar berbentuk buah kenari terletak kiri dan kanan
uterus dibawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uterus. Bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari
tangan (jempol) berukuran 2,5-5 cm x 1,5-2 cm x 0,6-1 cm. Indung telur ini
posisinya ditunjang oleh mesovarium, liga ovarika, dan liga
infundibulopelvikum. Menurut strukturnya ovarium terdiri kulit (korteks) atau
zona parenkimatosa yang terdiri dari tunika albuginea (epitel berbentuk kubik),
jaringan ikat di sela-sela jaringan lain, stroma (folikel primordial, dan folikel

6
de Graaf), dan sel-sel Warthand. Inti (medula) atau zona vaskulosa, terdiri dari
stroma berisi pembuluh darah, serabut saraf, dan beberapa otot polos.
Diperkirakan terdapat 100 ribu folikel primer pada wanita. Pada kurun
reproduksi, tiap-tiap bulan satu folikel atau kadang-kadang dua folikel akan
matang, lalu keluar pecah dan muncul ke permukaan korteks. Setiap bulan
sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan pada saat kira-kira
pertengahan (hari ke-14) siklus menstruasi. Fungsi indung telur adalah
menghasilkan ovum, hormon-hormon (progesteron dan estrogen) dan ikut serta
mengatur haid. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan
folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis, dan sekresi hormon – hormon steroid.
Ada 2 jenis bagian dari ovarium yaitu (Mochtar, 1998):
1) Korteks ovarii
a. Mengandung folikel primordial
b. Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel de graff
c. Terdapat corpus luteum dan albikantes
2) Medula ovarii
a. Terdapat pembuluh darah dan limfe
b. Terdapat serat saraf
Memasuki pubertas yaitu sekitar usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada wanita seperti pembesaran
payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan
akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut
menarche. Awal-awal menstruasi sering tidak teratur karena folikel graaf
belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Hal ini terjadi karena
memberikan kesempatan pada estrogen untuk menumbuhkan tanda-tanda
seks sekunder. Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah teratur dengan
interval 28-30 hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan
ovulasi, sebagai kematangan organ reproduksi wanita.

7
C. Payudara
Disebut juga glandula mammaria merupakan alat reproduksi tambahan.
Setiap payudara terletak pada setiap sisi sterneum. Payudara ditopang oleh
ligamentum suspensorium sehingga tetap stabil, berbentuk tonjolan setengah bola
dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla
(cauda axillaris). Ukuran payudara berbeda tiap orang, bergantung pada stadium
perkembangan umur. Tidak jarang ukuran salah satu payudar agak besar dari
payudara yag lain, struktur makroskopik payudara terdiri atas bagian-bagian yatu,
cauda axillaris adalah jaringan payudara yang meluas ke arah axilla, areola adalah
daerah lingkaran yang terdiri atas kulit longgar dan mengalami hiperpigmentasi,
papilla mamae terletak di pusat areola mamae setinggi costa ke 4, bagian ini
merupakan tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigmen dan sangat peka, papilla ini berlubang-lubang yang merupakan muara
dari duktus laktiferus. Ampulla adalah bagian dari duktus laktiferus yang
melebar, yang merupakan tempat menyimpan air susu, ampulla terletak di bawah
areola.
Berdasarkan struktur mikroskopik, payudara terdiri dari dari alveoli, yaitu
mengandung sel-sel yang mengekskresi air susu, tubulus laktiferus adalah saluran
kecil yang berhubugan dengan alveoli, dan duktus laktiferus adalah saluran yang
merupakan muara beberapa tubulus latiferus. Suplai darah ke payudara berasal
dari arteria mammaria interna, eksterna, dan arteri intrcostalis superior, drainase
vena melalui pembuluh darah yang akan masuk ke dalam vena mammaria interna
dan vena aksilaris (Ummi dkk, 2011). Sedangkan Syaifuddin (1997) juga
mengatakan bahwa payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan
mengeluarkan air susu, buah dada terletak dalam fasia superfisialis di daerah
antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga ketujuh. Bagian
tengah terdapat puting susu yang di kelilingi oleh aerola mamae yang berwarna
coklat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar montgomeri yang mengeluarkan zat
lemak supaya puting tetap lemas, putting mempunyai lubang + 15-20 buat tempat
saluran kelenjar susu. Struktur mamae terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu
(jaringan alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan

8
ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus.
Pembesaran payudara pada masa awal menstruasi disebabkan pengaruh hormon
estrogen dan progesteron yang disekresi oleh ovarium. Pada masa menopause
lama-kelamaan ovarium terhenti berfungsi dan jaringan buah dada mengkerut.

D. Menstruasi
Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai sekitar 14
hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus
(Bobak, 2004). Suzannec (2001) mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses
kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004),
siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan.
a. Fisiologi Menstruasi
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan
sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan
penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam
pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi
(Bobak, 2004). Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen
dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel
ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel
yang mengelilinginya (Suzannec, 2001).
Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen
bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ
reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan
dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam
perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam
uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang
paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran
mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi.

9
Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan penting terhadap
plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan
endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil.
Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga
mempengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001).
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun
setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan
bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum
umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28
hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah
darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3
hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah.
Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).
b. Siklus Menstruasi
Siklus ovarium secara spesifik merujuk pada pristiwa yang terjadi di
dalam ovary pada seksual yang matang, wanita tidak hamil (nonpregnant
women) selama siklus menstruasi. Hipotalamus dan pituitari anterior
menghasilkan hormon yang mengontrol peristiwa tersebut. FSH dari
pituitary anterior berperan dalam menginisiasi perkembanagan folikel
primer dan sebanayak 25 folikel mulai matang selamas setiap siklus
menstruasi. Folikel yang memulai perkembangannya akibat respon FSH
dapat tidak mengalami ovulasi selama siklus menstruasi yang sama dimana
folikel-folikel tersebut mulai amtang, tetapi folikel-folikel tersebut dapat
mengalami ovulasi satu atau dua siklus selanjutnya. Meskipun beberapa
folikel mulai matang selama setiap siklus, normalnya hanya satu yang
mengalami ovulasi dan sisanya mengalami degenerasi. Folikel yag lebih
besar dan lebih matang muncul dan mensekresikan estrogen dan substansi
lain yang mempunyai efek inhibitor terhadap folikel lain yang kurang
matang.

10
Awal siklus menstruasi ditandai dengan sekresi GnRH dari hipotalamus,
meningkatnya sensitivitas dari pituitary anterior akibat peningkatan GnRH.
Perubahan stimulasi tersebut memproduksi dan mensekresi FSH dan LH
dari pituitary anterior. FSH dan LH menstimulasi pertumbuhan dan
pematangan folikel serta peningkatan sekresi estradiol oleh folikel yang
sedang berkembang. FSH menekankan efeknya pada sel-sel granulose
sedangkan LH efeknya dimulai pada sel-sel teka interna dan selanjutnya
pada sel granulosa.
LH menstimulasi sel-sel teka interna untuk memproduksi androgen yang
berdifusi dari sel-sel teka menuju sel-sel granulose. FSH menstimulasi sel-
sel granulosa untuk mengubah androgen menjadi estrogen. Sebagai
tambahan, secara berangsur-angsur FSH meningkatkan reseptor LH pada
sel-sel granulosa dan estrogen yang dihasilkan oleh sel-sel granulosa
meningkatkan reseptor LH dalam sel-sel teka. Setelah reseptor LH di dalam
sel-sel granulosa meningkat, LH menstimulasi sel-sel untuk memproduksi
beberapa progesterone yang berdifusi dari sel-sel granulosa menuju sel-sel
teka interna dimana progesterone diubah menjadi androgen. Sehingga
produksi androgen oleh sel-sel teka interna meningkat dan perubahan dari
androgen menjadi estrogen oleh sel-sel granulosa berpengaruh pada
peningkatan sekresi estrogen oleh sel-sel tersebut selama fase folikular,
meskipun hanya terjadi sedikit peningkatan pada sekresi LH. Level FSH
mengalami penurunan selama fase folikular karena folikel yang sedang
berkembang memproduksi inhibin, dan inhibin memberikan efek umpan
balik negative terhadap sekresi FSH.
Sementara itu, level estrogen mulai mengalami peningkatan pada fase
folikular, dimana mereka memberikan efek umpan balik positif terhadap
sekresi LH dan FSH oleh hormone pituitary anterior. Peningkatan level
estrogen penting untuk terjadinya efek umpan balik positif. Sebagai respon
dari efek umpan balik positif ini adalah peningkatan sekresi LH dan FSH
secara cepat dan dalam jumlah yang banyak namun hanya sampai sebelum
ovulasi.

11
Peningkatan level LH disebut gelombang LH dan peningkatan level FSH
disebut gelombang FSH. Gelombang LH terjadi beberapa jam lebih awal
dan kadar yang lebih tinggi daripada gelombang FSH. Gelombang LH
menginisiasi terjadinya ovulasi dan menyebabkan folikel yang telah
terovulasi menjadi korpus luteum. Sedangkan FSH dapat menjadikan folikel
lebih sensitif untuk mempengaruhi LH dengan menstimulasi sintesis
peningkatan reseptor LH di dalam folikel dan dengan menstimulasi
perkembangan folikel yang dapat mengalami ovulasi pada siklus ovary
selanjutnya.
Gelombang LH menyebabkan oosit primer melengkapi pembelahan
meiosis I hanya sebelum atau selama proses ovulasi. Selain itu, gelombang
LH menyebabkan beberapa pristiwa seperti inflamasi atau peradangan di
dalam folikel matang dan mengakibatkan terjadinya ovulasi. Setelah
ovulasi, produksi estrogen oleh folikel menurun dan produksi progesterone
meningkat yang menyebabkan sel-sel granulosa diubah menjadi sel-sel
korpus luteum. Setelah korpus luteum terbentuk, level progesterone menjadi
lebih tinggi dibandingkan sebelum ovulasi dan beberapa estrogen juga
diprosuksi. Peningkatan estrogen dan progesterone memeberiakn efek
umpan balik negative terhadap sekresi GnRH dari hipotalamus. Akibatnya,
sekresi LH dan FSH dari pituitary anterior menurun. Estrogen dan
progesterone menyebabkan reseptor GnRH tidak teregulasi di dalam
pituitary anterior dan sel-sel pituitary anterior menjadi kurang sensitif
terhadap GnRH. Karena penurunan sekresi GnRH, laju sekresi LH dan FSH
menurun menuju level paling rendah setelah ovulasi.
Jika terjadi fertilisasi, calon embrio akan mensekresikan substansii mirip
LH yang disebut HCG (Human Chorionic Gonadotropin), yang menjaga
agar korpus luteum tidak mengalami degenerasi. Akibatnya level estrogen
dan progesterone tidak mengalami penurunan dan menses tidak terjadi.
Namun jika tidak terjadi fertilisasi, HCG tidak di produksi. Sel-sel korpus
luteum mulai meluruh pada hari ke-25 atau ke-26 dan level estrogen dan
progesterone menurun secara cepat yang menyebabkan terjadinya menses.

12
Pada saat terjadinya menses, terjadi kontraksi pada sel-sel otot polos yang
terdapat di uterus. Kontraksi tersebut di stimulasi oleh hormone oksitosin.
Hormon oksitosin ini disintesis oleh badan sel nucleus paraventrikularis
pada hipotalamus.
Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi,
yaitu:
c. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :
Siklus uterus berarti perubaan yang terjadi pada endometrium dari uterus
selama siklus menstruasi. Di sisi lain juga terdapat perubahan yang terjadi
dalam vagina dan struktur lain selama siklus menstruasi. Sekresi siklik dari
estrogen dan progesteron yang paling besar menyebabkan perubahan
tersebut.
1. Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai
pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata
fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase
menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon)
menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH
(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
2. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-
10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari.
Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat
hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium
tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula,
yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi
estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
3. Fase sekresi/luteal

13
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi,
endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai
ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya
dengan darah dan sekresi kelenjar.
4. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari
setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring
penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral
menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional
terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal
dan perdarahan menstruasi dimulai.
Siklus uterus dimulai dari fase poliferasi. Pada fase proliferasi, tebal
lapisan endometrium 0,5 mm akan bertumbuh menjadi 4-5 mm. Fase poliferasi
terbagi atas 3 tahapan yaitu: (1) Fase awal (hari ke-4 sampai hari ke-7) terjadi
regenerasi epitel, kelenjar masih pendek dan mitosis epitel, stroma padat disertai
mitosis; (2) Fase pertengahan (hari ke-8sampai hari ke-10) ditandai dengan
gambaran kelenjar panjang dan berbentuk kurva, epitel permukaan menjadi
kolumnar dan terdapat mitosis; dan (3) Fase proliferasi lanjut, kelenjar berkelok-
kelok, inti pseudostratified dan stroma tumbuh sangat aktif dan tebal (Kurman and
Mazur, 2005).
Setelah terjadi ovulasi, akan diikuti fase sekretori. Fase sekretori,
vaskularisasi endometrium sangat meningkat dan stroma endometrium longgar
akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh korpus
luteum. Kelenjar mulai bergelung dan menggumpar, serta mulai mensekresikan
cairan. Akhir dari siklus uterus adalah fase menstruasi. Fase menstruasi terjadi
regresi korpus luteum, pasokan hormon untuk endometrium terhenti.
Endometrium menjadi lebih tipis, karena terjadi nekrosis di endometrium, juga
terjadi spasme dan nekrosis dinding arteri spiralis. Yang menimbulkan

14
pendarahan berbercak,selanjutnya menyatu dan menghasilkan darah menstruasi
(Ganong, 2008).

d. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel
primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi,
satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan
estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang
terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel
yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik
hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus
luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional
endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.

e. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini
menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin releasing hormone
(Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone
(FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi
estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu
hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai
puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh
karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.

15
E. Oogenesis
Dari kira-kira 2 juta oosit pada dua ovarium hanya 400 buah yang akan
menjadi folikel matang. Folikel matang berisi kantung kecil dengan dinding sel-
sel epitel di mengandung satu sel telur. Folikel menghasilkan hormon estrogen.
Tiap bulan untuk satu ovum dari folikel mulai dari wanita mulai puber sampai
menopause. Setiap ovarium menghasilkan sekitar 20.000 folikel matang. Sekitar
400.000 dari dua ovarium dapat dipecahkan sel telur selama wanita melewati
masa suburban. Folikel lain memperbaiki degenerasi. Oogenesis dan ovulasi
terjadi sekali dalam sekali, bergiliran antara ovarium kiri dan ovarium kanan.
Di dalam ovarium terdapat sel-sel induk yang disebut oogonium.
Oogonium berkembang menjadi oosit primer. Oosit primer menjadi 2 sel baru
yang disebut oosit sekunder. Akan tetapi, ukuran kedua sel baru ini tidak sama,
yang lebih besar tetap oosit sekunder, yang lebih kecil disebut polosit primer atau
badan kutub I. Selanjutnya oosit sekunder dan polosit I yang sudah siap haploid,
perbarui lagi, masing-masing menjadi dua sel baru . Oosit sekunder menjadi ootid
(n) dan polosit II, sedangkan polosit primer menjadi 2 polosit II. Lihatlah pada
Gambar 9.5b, ootid tampak paling besar. Dari Empat buah sel baru tersebut,
hanya Ootid yang berkembang menjadi ovum dan Fungsional. Tiga sel kutub atau
polosit menurun degenerasi. Perlu diketahui sejak bayi perempuan masih dalam
kandungan, ovariumnya telah aktif memulai oogenesis hingga metafase II. Setelah
itu aktif untuk mencapai pertumbuhan yang siap untuk menstruasi dan menjadi
ibu secara biologis. Pada perempuan yang beranjak remaja, pematangan sel telur
dalam folikel hanya dilanjutkan dengan telofase II.

F. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung
ovum dibuahi oleh sperma. Fertilisasi selesai dilakukan segera setelah oosit
sekunder diaktifkan oviduk. Namun, sebelum sperma dapat dipindahkan oosit
sekunder, pertama-tama sperma harus dilekatkan dengan sel granulosa yang
melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata. Kemudian, sperma
juga harus menembus lapisan kemudian korona radiata, yaitu zona pelusida. Zona

16
pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam korona radiata, terdiri dari
glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.
Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit
sekunder saling mengeluarkan enzim dan tertentu, sehingga terjadi aktivitas yang
saling mendukung.
Pada sperma, bagian kromosom dikeluarkan:
1. Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan komposisi hialuronid pada korona radiata.
2. Akrosin
Protease yang dapat menembus glikoprotein pada zona pelusida.
3. Antifertilizin
Antigen terhadap sekunder sehingga sperma dapat melekat pada sekunder. Oosit
sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu, yaitu fertilizin yang tersusun dari
glikoprotein dengan fungsi:
a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
b. Menarik sperma secara kemotaksis positif.
c. Mengumpulkan sperma di kumpulan oosit sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel granulosit di bagian
korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan zona
pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma lainnya. Adanya penetrasi sperma juga
diambil meiosis II pada inti oosit sekunder, sehingga dari seluruh proses meiosis I
sampai berhasil meiosis II menghasilkan tiga badan polar dan satu ovum yang
disebut inti oosit sekunder. akan membesar. Sungguh, ekor sperma akan
berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang mengandung 23 kromosom (haploid)
dengan ovum yang mengandung 23 kromosom (haploid) akan bersatu
menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.

G. Implantasi
1. Pengertian Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya
embrio yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium)

17
untuk selanjutnya mengalami perkembangan.Implantasi biasanya terjadi pada hari
ke-5 sampai hari ke-8 dari perkembangan embrio.
Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis.
Sebelum implantasi, cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan
bikarbonat. Bahan ini berasal dari cairan rahim.Setelah terjadi implantasi, jumlah
kalium dan bikarbonat berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di
dalam serum induk.

2. Proses Implantasi
Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi dan proses
claveage (pembelahan). Tepat saat berbentuk morula (mengalami pembelahan
menjadi 32 sel), embrio mulai memasuki uterus. Proses pembelahan masih tetap
terjadi. Ketika akan mengalamai implantasi, embrio yang berupa blastosit.
Pertama, zona pellucida akan terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik dari
airan uterus disebut proses hatching. Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast
akan menempel pada endometrium dan berkembang menjadi plasenta yang
berfungsi sebagai penyuplai zat-zat makanan kepada fetus.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
1. Anatomi sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian yaitu organ
reproduksi eksterna dan interna. Sistem reproduksi eksterna terdiri dari mons
veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum dan perineum),
sedangkan sistem reproduksi interna terdiri atas vagina, uterus, serviks, tuba
fallopii dan ovarium.
2. Menstruasi merupakan peristiwa meluruhnya dinding rahim. Ada beberapa
fase yang terjadi yaitu fase menstruasi, fase proliferasi, fase sekresi/luteal dan
fase iskemi/premenstrual di mana fase-fase tersebut berhubungan dengan
sekresi hormon estrogen, progesteron dan LH serta FSH.

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai