Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN

ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA

Oleh KELOMPOK 2:
1. DEVI PERMATA SARI (006 SYEBID 20)
2. IGA PUSPA ANGGINNI (029 SYEBID 20)
3. DEWI SINTA (007 SYEBID 20)
4. DAHLIANI (031 SYEBID 20)
IGA PUSPA ANGGINI
NIM (029SYEBID20)

Dosen pengampu : Dian Soekmawati R.A.,M.Kes

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM


MATARAM PRODI D3 KEBIDANAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang Maha Kuasa karena telah
memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.Atas rahmat
dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Anatomi Fisiologi
Organ Reproduksi Wanita” dengan tepat waktu. Makalah “Anatomi Fisiologi Organ
Reproduksi Wanita” ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari Ibu Dian Soekmawati
R.A.,M.Kes pada Prodi D3 Kebidanan tingkat 2 semester III di Stikes Yarsi Mataram. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.Kami
mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan
karena dengan adanya tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan penulis
maupun pembaca.Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah
membantu kami dalam proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 14 September 2021

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................................1

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

2.1 Bagian Genitalia Wanita...........................................................................................................5

2.1.1 Genitalia Eksterna..............................................................................................................5

2.1.2Genitalia Interna..................................................................................................................6

2.2 Panggul.......................................................................................................................................8

2.2.1 Fungsi Panggul....................................................................................................................8

2.2.2 Panggul Wanita...................................................................................................................9

2.2.3 Bentuk Panggul wanita.......................................................................................................9

2.2.4 Sistem Bidang Hodge........................................................................................................10

2.3 Siklus Hormonal......................................................................................................................10

2.3.1 Kelenjar Hipofisis.............................................................................................................11

2.3.2 Kelenjar Tiroid.................................................................................................................11

2.3.3 Kelenjar Paratiroid...........................................................................................................11

2.3.4 Kelenjar Adrenal..............................................................................................................11


2.3.5 Gonad................................................................................................................................11

BAB III KESIMPULAN...................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................12

3.2 Saran.........................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan struktur tubuh secara
keseluruhan atau bagian-bagiannya serta hubungan antara organ-organ tubuh yang
satu dengan yang lainnya. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fisiologi
atau kerja setiap jaringan tubuh atau bagian dari organ tubuh.
Anatomi fisiologi system reproduksi wanita adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang suatu rangkaian dan interaksi organ dalam organisme yang
dipergunakan untuk berkembang biak.
Pembahasan Anatomi fisiologi organ reproduksi pada wanita terdapat Genitalia
Internal dan Genitalia Extrena, Panggul dan Siklus Hormonal ( Siklus Menstruasi dan
Mulai Hamil).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bagian Genitalia Internal dan Extrena pada reproduksi wanita?
2. Bagaimanakah gambaran tentang bentuk serta ukuran Panggul?
3. Bagaimana cara kerja siklus hormonal pada siklus menstruasi dan kehamilan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagian Genitalia Internal dan Extrena pada reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui gambaran tentang bentuk serta ukuran Panggu
3. Untuk mengetahui cara kerja siklus hormonal pada siklus menstruasi dan kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bagian Genitalia Wanita

2.1.1 Genitalia Eksterna


Istilah vulva berlaku untuk organ genital Extrena wanita. Mencakup semua organ
yang dapat terlihat dari luar, mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons pubis, labia
mayora dan minora, glitoris, hymen, vestibulum, meatus uretra dan berbagai kelenjar
serta pembuluh darah.
Vulva dan vagina akan mengalami hiper vaskularisasi karena perubahan hormon estrogen
mengakibatkan vulva dan vagina tampak lebih merah, agak kebiru-biruan( tanda
Chadwick).
(Gambar)
a) Mons Pubis
Mons Pubis adalah bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada wanita dewasa
ditutup oleh rambut kemaluan.
b) Labia Mayora
Labia Mayora terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil kebawa, terisi oleh
jaringan lemak. Biasanya panjang labia mayora 7-8cm,lebar 2-3cm, tebal 1-1,5 cm dan
agak meruncing pada ujung bawah. Labia mayora berlanjut menjadi mons pubis di
bagian superior dan bersatu menjadi perineum dibagian posterior, sedangkan pada
daerah media bergabung menjadi komisura posterior.
Pada labia mayora terdapat banyak kelenjar sebasea. Sebelum pubertas, permukaan luar
labia mayora serupa dengan kulit sekitarnya, tetapi setelah pubertas akan tertutup oleh
rambut.
c) Labia Minora
Labia Minora adalah jaringan yang kedua sisinya menyatu pada ujung vulva. Lipat an
jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat
pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Dua buah jlipatan jaringan yang
pipih dan berwarna kemerahan akan terlihat bila labia mayora dibuka.
d) Klitoris
Klitoris berada diujung anterior labia minora. Terdiri dari dua buah corpus cavernosum
yaitu jaringan erektil di dalam selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya
menyatu sepanjang tepi media untuk membentuk korpus Klitoris.
Klitoris membesar pada perangsangan taktil dan merupakan organ yang sangat sensitif
dan amat penting pada rangsangan seksual.
Klitoris terdiri dari glans korpus, dan dua buah krura. Panjang Klitoris jarang melebihi 2
cm, bahkan dalam keadaan ereksi, posisinya sangat terlihat karena tarikan labia minora.
e) Vestibulum
Vestibulum adalah ruang antara kedua lebia minora.
Dalam vestibulum vagiane terbapat :
1. Ostium urethrae externum, terletak 2-3 cm dorsal dari clitoris dan tepat ventram
terdapat ostium vaginae. Pada masing-masing ostium urethrae externum terdapat
lubang ductus paraurethrales.
2. Hymen, terdari jaringan ikat elastis dan kollagen.hymen menentukan ukuran dan
penampilan dari ostium vagiane.
3. Vaginal orifice, awal vagina ke eksterior, yang dibatasi oleh hymen.

Vestibulum adalah daerah berbentuk buah almond yang dibatasi labia minora disebelah
lateral dan memanjang dari Klitoris sampai fourchette.
f) Ostium Uretra
Dua pertiga bagian bawah uretra terletak tepat diatas dinding anterior vagina. Lubang
atau meatus uretra terletak pada garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm dibawah arkus pubis,
dan dekat bagian atas lain vagina.
g) Ostium vagina dan Hymen
Liang vagina sangat bervariasi bentuk serta ukurannya.
Pada gadis(virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput darah atau hymen,
untub tanpa robekan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah
menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, Cribiformis, septum atau fimbriae.
Bentuk hymen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa
selaput darah yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan. Hymen
abnormal, misalnya primer tidak berlubang(hypen Imperforata) menutup total lubang
vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul dirongga Genitalia Interna.
h) Vagina.
Bagian merupakan struktur tubular muskulo membranosa yang memanjang dari vulva
ke uterus, berada diantara kandung kemih di anterior dan rektum di posterior.
Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel
skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Pada wanita tidak hamil, vagina dijaga kelembabannya oleh sejumlah kecil sekret
uterus. Selama kehamilan, terdapat sekret vagina yang asam dalam jumlah besar, yang
biasanya terdiri dari produk pengelupasan epitel dan bakteri yang menyerupai lendir
kental.
i) Perineum
Adalah daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Perineum meregang
pada persalinan, kadang perlu di potong( episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan
mencegah ruptur.
Suplai darah utama ke perineum adalah melalui arteri pudenda Interna dan cabang-
cabangnya. Cabang arteri pudenda internal meliputi arteri reklatis inferior dan arteri
labialis posterior. Persarafan perineum terutama melalui nervus udendus dan cabang-
cabangnya.
j) Korpus perinealis
Merupakan Rafe media levator ani, yang terletak antara anus dan vagina, diperkuat oleh
tendon sentralis perineum, tempat bersatunya m.bulkokavernsus, m.perinealis
transversalis supervisial dan spingter ani Eksterna. Jaringan ini, yang membentuk
korpus perinealis, merupakan jaringan penyokong utama perineum.
2.1.2Genitalia Interna
a. Uterus
Uterus terdiri atas:
1. Fundus uteri, Adalah bagian uterus proksimal
2. Korpus uteri, adalah bagian uterus yang terbesar yang berfungsi sebagai
tempat janin berkembang dan rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut
Kavum uteri.
3. Servik uter, terdiri atas para Vaginalis servis uteri yaitu porsio dan pars
subravaginalis servis uteri adalah bagian serviks yang berada diatas vagina.

Uterus adalah tempat janin bertumbuh selama kehamilan, lapisan uterus terdiri dari:

 Endometrium, yang akan menjadi lebih tebal pada waktu hamil sehingga
disebut desidua
 Miometrium, yaitu lapisan tebal pada bagian atas uterus dan makin menipis
kearah istmus dan serviks.
 Perimetrium, adalah membran serosa, perluasan dari peritonium yang
membungkus uterus kecuali bagian sempit lain dan dinding anterior pelvis
supravagina.
 Pembesaran uterus pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos
uterus, serabut-serabut kolagen yang adapun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti pertumbuhan
janin. Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga Panggul antara
kandung kemih di anterior dan rektum di posterior.

Bentuk uterus menyerupai buah pir yang pipih. Uterus terdiri dari dua bagian besar yang tidak
sebangun:

 Bagian atas, berbentuk segitiga yang merupakan badan uterus, yaitu korpus
 Bagian bawah berbentuk silindris atau fusiformis, yaitu serviks yang menonjol ke
vagina.

Ismus adalah bagian uterus antara OS Servikal Interna dan rongga endometrium.
Ismus penting secara klinis karena bagian ini membentuk segmen bawah uterus selama
kehamilan. Fundus adalah segmen atas yang berbentuk cembung diantara kedua tempat
insersi tuba falopi.

Berat uterus normal lebih kurang 30 gr, pada akhir kehamilan berat uterus mencapai 1000
gr, dengan panjang lebih kurang 20cm dan dinding lebih kurang 2,5cm. Uterus pada
wanita tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 8 minggu uterus
membesar sebesar telur bebek, dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
angsa, pada saat ini Fundus uteri dapat diraba dari luar diatas simfisis dengan
mengosongkan lebih dahulu kandung kemihnya.

Pada triwulan terakhir ismus menjadi lebih nyata menjadi bagian korpus uteri, dan
berkembang menjadi segmen bawah uterus. Segmen bawah uterus menjadi lebih besar
dan tipis sehingga tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan
segmen bawah yang lebih tipis atau disebut batas retraksi fisologik.

b. Serviks Uteri
Serviks Uteri pada kehamilan, akan mengalami perubahan karena hormon estrogen.
Serviks merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus yang terletak dibawa ismus.
Terdiri dari pars Vaginalis (berbatasan/menembus dinding dalam vagina) dan pars
supravaginalis. Teridi dari 3 komponen utama : Otot polos, jaringan-jaringan
ikat(kolagen dan glikosamin) dan elastis. Serviks lebih banyak mengandung jaringan
ikat, hanya 10% jaringan otot dan jaringan ikat ini mengandung banyak kolagen.
Hormon estrogen meningkat dan dengan adanya hiper vaskularisasi maka konsistensi
serviks menjadi lunak.
Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu porsio serviks uteri dengan lubang
ostium uteri externum dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan ostium
uteri internum. Sebelum melahirkan lubang ostium externum bulat kecil, setelah
melahirkan berbentuk garis melintang.
Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung
glikoprotein kaya karbohidrat dan larutan berbagi garam, peptida dan air.

c. Korpus Uteri
Terdiri dari atas paling luar lapisan serosa/peritonium yang melekat pada ligamintem
latum uteri di intra abdomen, tengah lapisan muskular atau Miometrium berupa otot
polos tiga lapis (dari luar kedalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan
sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding kapum uteri,
menebak dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium.

d. Tuba fallopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari duktus mulleri. Sepasang tuba kiri kanan
panjang 8-14cm, berfungsi sebagai jalan transformasi ovum dari ovarium sampai
cavum uteri. Tuba fallopi terdiri dari pars interstitialis, par isthmica, pars ampularis,
serta pars infundibulum dengan fimbriae, dengan karakteristik silia dan ketebalan
dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya. Dinding tuba terdiri dari 3
lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan singular) serta mukosa dengan epitel
bersilia.
Pars isthcimia( proximal/ismus), merupakan bagian dengan lumen tersempit, dan
terdapat spingter uterotuba pengendali transfer gamet. Pars ampularis(media ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula atau infundibulum, dan
pada hamil ekstopik(fatologi) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian
ini. Pars infundibulum (distal). Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae
abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi
“menangkap” ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya kedalam tuba.

e. Ovarium.
Wanita pada umumnya mempunyai idung telur kanan dan kiri. Ovarium dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan dalam pembuluh darah dan saraf sehingga
ovarium dapat menggantung dibagian belakang ligamentum latum kiri dan kanan.
Besarnya ovarium kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-
kira 4 cm dan tebal kira-kira 1,5cm. Ovarium terdiri dari korteks yang liputi oleh
epitelium germinativum yang berbuntuk kubik dan medulla sebelah dalam korteks
tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf,
dan sedikit otot polos.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pemasangan folikel menjadi ovum(dari
sel epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks) ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh teke
internal folikel, progesteron oleh korpus luteum paska ovulasi).
2.2 Panggul

2.2.1 Fungsi Panggul


Fungsi umum Panggul wanita adalah :

1) Bagian keras Panggul wanita terdiri dari :


 Panggul besar ( pelvis mayor) : menyangga isi abdomen
 Panggul kecil ( pelvis minor) : membentuk jalan lahir dan tempat alat genitalia
2) Bagian lunak Panggul wanita
 Membentuk lapisan dalam lahir
 Menyangga alat genitalia agar tetap dalam posisi yang normal saat hamil maupun saat
nifas
 Saat persalinan, berperan dalam proses pelahiran dan kala uri. 2.2.2 Panggul Wanita

Terdiri dari :

1. bagian keras yang dibentuk oleh 4 buat tulang :


 Dua tulang pangkal paha (OS cosae) : OS cosae teridi atas OS ilium, OS ischium, dan OS
pubis.
 1 tulang kelangkang (OS sacrum)
 1 tulang tunggang ( OS coccygis)
2. Bagian lunak : diafragma pelvis, dibentuk oleh:
 Pars muskulus levator ani
 Pars membranasea
 Regio perineum

2.2.3 Bentuk Panggul wanita


Menurut Calwell dan Molloy terdapat 4 bentuk penggul pada wanita. Bentuk Panggul ini
akan menentukan jalan lahir dan mekanisme persalinan. Bentuk-Bentuk tersebut adalah :
1. Panggul Ginekoid
2. Panggul Android
3. Panggul Antropoid
4. Panggul platipeloid
Tulang Panggul yang terdiri dari 4 buah tulang berhubungan erat melalui persendian. Disamping
persendian tulang Panggul dihubungkan oleh jaringan ikat berubah ligamentum, sehingga
seluruhnya membentuk jalan lahir yang kuat. Jaringan ikat yang menghubungkan tulang tersebut
adalah :
1. permukaan belakang tulang sakrum ke tulang usus: Ligamentum Sacro-iliaka posterior.
2. permukaan depan tulang sakrum ke tulang usus : Ligamentum Sacro-iliaka anterior,
ligamentum illiolumbalis, ligamentum Sacro-iliaka interossea.
3. tulang sakrum ke spina ischiadica : Ligamentum Sacrospinosum
4. tulang sakrum ke tuber osiss ischiadica : Ligamentum sacrotuberosum
5. Tulang pangkal paha kanan dan kiri dihubungkan oleh: simfisis pubis.
 Panggul kecil (pelvis minor)
Panggul kecil dalam ilmu Kebidanan mempunyai arti penting karena merupakan tempat
alat reproduksi wanita dan membentuk jalan lahir. Jalan lahir berbentuk corong dengan
luas bidang yang berbeda-beda sehingga dapat menentukan posisi dan letak bagian
terendah janin yang melalui jalan lahir itu.
 Ciri-ciri khas jalan lahir :
1. Teridi dari 4 bidang: pintu atas Panggul, bidang terluas Panggul, bidang tersempit Panggul,
pintu bawah Panggul
2. Jalan lahir merupakan corong yang melengkung kedepan (Sumbu Carus)
a. Pintu atas Panggul Merupakan buatan oval dengan panjang je samping dan dibatasi
oleh :
a. Promontorium
b. Sayap OS sakrum
c. Linea terminalis kiri dan kanan
d. Pinggir atas simfisis pubis.
b. Pada pintu atas Panggul (PAP) ditentukan 3 ukuran penting:
1. Ukuran muka belakang (konjugata vera) panjangnya sekitar 11cm, tidak
dapat diukur secara langsung, tetapi ukurannya diperhitungkan melalui
pengukuran konjugata diagonalis. Panjang konjugata diagonalis antara
Promontorium dan tepi bawah simfisis pubis. Konjugata Vera (CV) =CD-
1,5cm.
2. Ukuran melintang ( Diameter Transversal) : Jarak antara kedua Linea
terminalis (12’5cm)
3. Ukuran serong (Diameter Obliqua) : jarang antara artikulasio sakro-iliaka
menuju tuberkulo pubikum yang bertentangan. Kedua ukuran ini tidak dapat
diukur pada wanita yang masih hidup.
c. Bidang Luas Panggul
Bidang terluas dalm Panggul wanita membentang antara pertengahan simfisis menuju
pertemuan tulang belakang ( OS sakrum) kedua dan ketiga. Ukuran muka
belakangnya 12,75cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Dalam proses persalinan
bidang ini tidak menimbulkan kesukaran.
d. Bidang Sempit Panggul
Bidang Sempit Panggul mempunyai ukuran kecil jalan lahir, membentang setinggi
tepi bawah simfisis menuju kedua spina ischiadica dan memotong tulang sakrum
setinggi 1-2 cm diatas ujungnya. Ukuran muka belakangnya 11,5 cm dan ukuran
melintangnya sebesar 10cm.
e. Pintu Bawah Panggul
Pintu Bawah Panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama.
1. Segitiga depan : dasarnya tuberosis ischiadica dengan dibatasi arkus pubis.
2. Segitiga belakang : dasarnya tuber osiss dan dibatasi oleh OS sakrum.

Ukuran-ukuran pintu bawah Panggul adalah :

a. Ukuran muka belakang : tepi bawah simfisis menuju ujung tulang


sakrum (11,5cm)
b. Ukuran melintang : Jarak antara tuber ischiadica kanan dan kurir
sebesar 10-10,5 cm
c. Diameter sagita lis posterior: ujung tulang sakrum ke pertengahan
ukuran melintang 7,5 cm.

2.2.4 Sistem Bidang Hodge


Untuk menentukan seberapa jauh bagian terdepan janin turun ke dasar Panggul. Hodge
menentukan bidan penurunan sebagai berikut :.

Hodge I : bidang yang sama dengan pintu atas Panggul


Hodge 2: bidang sejajar dengan H I setinggi tepi bawah simfisis

Hodge 3: bidang yang sejajar dengan H2 setinggi spina ischiadica

Hodge 4: bidang yang sejajar dengan H3 setinggi ujung tulang sakrum.

2.3 Siklus Hormonal


Hormon dapat mempengaruhi kemampuan sel sasaran untuk merespon dengan mengatur jumlah
reseptor hormon. Pemanjaan berkepanjangan ke konsentrasi hormon yang rendah dapat meningkatkan
jumlah reseptor yang dieskpresikan oleh sel (disebut sebagai “uoregulation”) sebaliknya, Pemanjaan
berkepanjangan ke konsentrasi hormon yang tinggi dapat menurunkan jumlah reseptor untuk hormon
tersebut (disebut sebagai downregulation). Sebagai contoh ekspresi reseptor oksitosin mengalami
penurunan pada Pemanjaan oksitosin yang berkepanjangan, hal ini dapat menjelaskan tidak adanya
respon terhadap oksitosin eksogen dalam induksi persalinan. Hormon juga dapat mempengaruhi
reseptor hormon tersebut apabila suatu hormon diperlukan keberadaannya bagi hormon lain agar efek
hormon kedua ini optimum hormon tersebut disebut permisi.

2.3.1 Kelenjar Hipofisis


Kelenjar Hipofisis memiliki 2 lobus anterior (adenohipofisis) dan lobus posterior
(neourohipofisis). Lobus anterior berasal dari rongga mulut primitif, sedangkan lobus posterior adalah
kelanjutan hipotalamus. Lobus anterior menghasilkan hormon misalnya LH dan FSH, yang mengatur
gametometosis dan steroidogenesis oleh gonad. Pemeliharaan laktasi dicapai melalui produksi
prolaktin. Lobus anterior juga menghasilkan TSH,hormon pertumbuhan, hormon adrenokortikotrofik
(ATCH), dan hormon penghambat melanosit (MSH). Lobus Posterior Hipofisis mengeluarkan
oksitosin dan ADH, yang juga dikenal sebagai pasofresin.

2.3.2 Kelenjar Tiroid


Kelenjar Tiroid terdapat di depan trakea disebelah poeterior dan menghasilkan hormon Tiroid.
Tiroksi (T4) beredar dan diubah menjadi bentuk aktif tri-iodotironin (T3) didalam jaringan sasaran.
Hormon Tiroid mempengaruhi semua jaringan ditubuh dan mengatur laju metabolisme, pertumbuhan,
serta perkembangan dan fungsi otak selama kehamilan, janin mula – mula menggunakan Tiroksin
yang berasal dari ibu sehingga kelenjar Tiroid ibu mengalami hipertrofi (peningkatan ukuran) untuk
mengkopensasi pemakaian ini. Hal ini dicapai oleh efek tirotrofik HCG dan hormon berasal dari
plasenta yang disebut tirotrofin korikonik manusia (human choironic tyrotrhopin). Peningkatan
aktivitas tiroid meningkatkan laju metebolisme basal pada wanita hamil sehingga terjadi peningkatan
konsumsi oksigen oleh ibu dan janinnya.
2.3.3 Kelenjar Paratiroid
Keseimbangan kalsium dipelihara oleh kerja kelenjar paratiroid dengan demikian pada
kehamilan kebutuhan jenin terhadap kalsium terjadi peningkatan juga penyerapan kalsium oleh ibu
untuk mengatasi hal ini.

2.3.4 Kelenjar Adrenal


Mengahasilakan mineralokortikoid, misalnya aldosteron, yang terutama berperan dalam
pengaturan keseimbangan elektrolit tubuh kelenjar edrenal juga menghasilkan glukokortikoid
misalnya kortikosteron dan kortisol yang berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, respon
tubuh terhadap stress dan pengaturan sistem imun. Metabolisme karbohidrat mengalami perubahan
selama kehamilan tetapi tampaknya interaksi janin ibu berkaitan dengan metabolisme karbohidrat
diperantai oleh kerja hormon lain.

2.3.5 Gonad
Bertanggung jawab untuk pembentukan steroid seks. Pada pria, tesis terutama mengahasilakan
testosteron. Pada wanita, ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron. Sel endokrin gonad tidak
memiliki enzim untuk menghasilkan mineralokortikoid dan glukokortikoid.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Anatomi fisiologi system reproduksi wanita adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang suatu rangkaian dan interaksi organ dalam organisme yang dipergunakan untuk
berkembang biak.
Pembahasan Anatomi fisiologi organ reproduksi pada wanita terdapat Genitalia Internal
dan Genitalia Extrena, Panggul dan Siklus Hormonal ( Siklus Menstruasi dan Mulai
Hamil).
 Genitalia Eksterna
Istilah vulva berlaku untuk organ genital Extrena wanita. Mencakup semua organ yang dapat
terlihat dari luar, mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons pubis, labia mayora dan
minora, glitoris, hymen, vestibulum, meatus uretra dan berbagai kelenjar serta pembuluh
darah.
 Genitalia Interna
1. Uterus
2. Serviks Uteri
3. Korpus Uteri
4. Tuba Falopi
5. Ovarium
 Panggul
Panggul terdiri dari 4 buah tulang: sakrum, koksigis,dan w buah tulang inominata. Masing-
masing tulang inominata terbentuk dari fusi ilium, iskium dan pubis. Tulang-tulang inominata
tersebut bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang
inominata sebelahnya di simfisis pubis.
 Bidang dan Diamaeter Panggul
Panggul digambarkan mempunyai 4 bidang imajiner :
1. Bidang pintu atas panggul (pintu superior)
2. Bidang pintu bawah panggul (pintu inferior)
3. Bidang pintu tengah (dimensi panggul terkecil)
4. Bidang dengan dimensi panggul terbesar.

3.2 Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini bnayak kesalhan dan sangat jauh
dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai