Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN

MATERNITAS

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM


REPRODUKSI & KONSEP HAID

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu


tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Yang dibina oleh


Diyan Indriyani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat.

Oleh:
Nova Risma Ramadhani 2101021023

PROGRAM D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Tahun Ajaran 2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah beserta
inayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi &
Konsep Haid” ini dibuat guna memenuhi tugas makalah dari mata kuliah Keperawatan
Maternitas . Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Ibu Diyan Indriyani , S.Kp.,
M.Kep., Sp.Mat, selaku dosen pengampu mata kuliah ini.
Di dalam penulisan makalah ini, penulis sadar bahwasannya masih terdapat beberapa hal
yang harus dibenahi mulai dari tata bahasa, penyusunan kalimat dan isi. Oleh sebab itu,
penulis selaku penyusun berharap bisa mendpatakan kritik dan saran positif yang diberikan
oleh pembaca. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan agar berguna bagi pembaca dalam
penyampaian informasi.

Jember,11 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... .1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... .1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... .1
1.3. Tujuan ....................................................................................................... .1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ .2
2.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pada Wanita ......................... .2
2.1.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pada Wanita ....................................... .2
2.1.2. Fisiologi Sistem Reprodusi Pada Wanita ......................................... .8
2.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Pria…………………………..11
2.2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria……………………………………11
2.2.2. Fisiologi Sistem Reproduksi Pria……………………………………13
2.3. Konsep Haid…………………………………………….………………..16
BAB III PENUTUP ........................................................................................ .21
3.1. Kesimpulan ............................................................................................... .21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap makhluk hidup tentunya mempunyai sistem reproduksi , salah satu
contohnya adalah manusia . Reproduksi sendiri adalah kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan keturunan yang baru .Tujuannya adalah untuk melestarikan
jenisnya agar mendapatkan keturunan agar tidak musnah. Sistem reproduksi manusia
mulai berguna ketika seseorang mencapai kedewasaan (remaja) atau pubertas.
Pada seorang wanita bisa dikatakan matang ketika ovariumnya telah mampu
menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon wanita yaitu estrogen.
Pentingnya masalah seksualitas dalam kehidupan manusia sehingga ada
pendapat ahli yang menyatakan bahwa semua tingkah laku manusia pada hakekatnya
dimotifasi dan didorong oleh seks. Maka tidaklah mengherankan bahwa ada pendapat
peneliti lain mengatakan bahwa kebanyakan gangguan kepribadian, gangguan tingkah
laku terjadi oleh adanya gangguan pola perkembangan kehidupan psikoseksualnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja Anatomi dari sistem reproduksi wanita ?
2. Bagaimana Fisiologi sari system reproduksi wanita ?
3. Apa saja Anatomi system reproduksi pria ?
4. Bagaimana fisiologi dari system reproduksi pria ?
5. Bagaimanakah Konsep dari Haid itu ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Anatomi dari system reproduksi wanita
2. Untuk mengetahui Fisiologi dari system reproduksi wanita
3. Untuk mengetahui Anatomi dari system reproduksi pria
4. Untum mengetahui Fisiologi dari sitem reproduksi pria
5. Untuk mengetahui konsep Haid.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita

2.1.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita.

Secara anatomi, sistem reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal. Genitalia eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia
minora, klitoris, glandula vestibularis mayor, glandula vestibularis minor. Sedangkan
genitalia internal terdiri dari vagianhymen, tuba uterina, uterus, ovarium.

A. Genitalia Eksternal Wanita

Gambar 2.1.1. Genitalia Eksternal

Di dalam Genitalia Eksternal terdiri dari beberapa bagian beserta fungsinya,


diantaranya adalah:

1. Mons pubis
Mons pubis adalah bagian yang menonjol berupa tonjlan lemak yang besar
terletak di atas simfisis pubis dan di sebelah ventral simfisis dan daerah supra
pubis. Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak
bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, Area
ini mulai ditumbuhi bulu pada masa pubertas.

2. Labia mayora
Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan dari kulit
diantara kedua paha bagian atas yang memanjang berjalan ke kaudal dan dorsal
dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft). Permukaan
dalamnya licin dan tidak mengandung rambut. Jika dilihat dari luar, labia mayora
dilapisi oleh kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh
rambut setelah pubertas. Area ini mengandung urat syaraf dan merupakan struktur
terbesar genitalia eksterna wanita dan mengelilingi organ lainnya, yang berakhir
pada mons pubis.

2
3. Labia minora
Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak
di sebelah dalam labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium
minus membatasi suatu celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia
minora ke arah dorsal berakhir dengan bergabung pada aspectus medialis labia
mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan satu sama lain berupa lipatan
transversal yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan masing-masing
minus terbagi menjadi bagian lateral dan medial.Pars lateralis kiri dan kanan
bertemu membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut
preputium klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian
kaudal klitoris membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung
lemak dan kulit yang menutupnya berciri halus, basah dan agak kemerahan.

4. Klitoris
Merupakan sebuah jaringan ikat erektil kecil, kira-kira sebesar biji kacang
hijau yang dapat mengeras dan tegang(erectile) yang mengandung urat syaraf dan
bisa menjadi organ perangsang seksual pada wanita. Terletak dorsal dari komisura
anterior labia mayora dan hampir keseluruhannya tertutup oleh labia minora.
Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans
klitoris.

5. Glandula vestibularis mayor


Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya
bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau
tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli.

6. Glandula vestibularis minor


Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina
untuk melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini
adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi oleh lemak.
Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.

3
B. Genitalia Internal Wanita

Gambar 2.1.1. Genitalia Internal


Selain Genitalia Eksternal, ada juga bagian-bagian dari Genitalia Internal
beserta fungsinya masing-masing, Alat genetalia interna merupakan alat kelamin yang
tidak dapat dilihat dari luar, terletak di sebelah dalam dan hanya dapat dilihat dengan
alat khusus atau dengan pembedahan. diantaranya :

1. Vagina
Secara anatomi, vagina adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva
dan rahim, terletak diantara kandung kencing dan rectum. Dinding depan vagina
panjangnya 7-9 cm dan dinding belakang 9-11 cm. Dinding vagina berlipat-lipat yang
berjalan sirkuler dan disebut rugae, sedangkan di tengahnya ada bagian yang lebih
keras disebut kolumna rugarum. organ yang berbentuk tabung dan membentuk sudut
kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Dinding anterior dan posterior ini
tebal dan dapat diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament
Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid
dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian
kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae

Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu: lapisan mukosa yang merupakan
kulit, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat. Berbatasan dengan serviks membentuk
ruangan lengkung, antara lain forniks lateral kanan kiri, forniks anterior dan posterior.
Bagian dari serviks yang menonjol ke dalam vagina disebut portio. Suplai darah
vagina diperoleh dari arteria uterina, arteria vesikalis inferior, arteria hemoroidalis
mediana dan arteria pudendus interna.

Fungsi penting vagina adalah:

1. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim
2. Alat untuk bersenggama
3. Jalan lahir pada waktu bersalin.
4. Membantu mencegah infeksi.
5. Membantu menopang uterus.
6. Untuk masuknya spermatozoa

4
2. Himen
Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen
tidak dapat robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk hymen
diantaranya : himen anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.

3. Tuba Fallopi/ uterina


Tuba ini terdapat pada tepi atas lig. Latum, berjalan ke arah lateral, mulai dari
kornu uteri kanan kiri. Panjangnya 12 cm, diameter 3-8 cm.

Tuba Falopi dibagi 4 bagian:

1. Pars interstisialis (intramuralis) - Bagian tuba yang berjalan dalam dinding


uterus mulai dari ostium tuba.
2. Pars ismika - Bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus, merupakan bagian
tuba yang lurus dan sempit.
3. Pars ampullaris - Bagian tuba antara pars ismika dan infundibulum merupakan
bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S, disini biasanya terjadi konsepsi.
4. Infundibulum - Merupakan ujung dari tuba dengan umbai-umbai yang disebut
fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tuba.

Fungsi tuba fallopi yaitu untuk menangkap, membawa ovum yang dilepas
ovarium ke jurusan cavum uteri, serta tempat terjadinya konsepsi.

4. Uterus
Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi
oleh peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim. Dalam
keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung
kencing dan rektum. Bentuknya seperti bola lampu yang gepeng atau buah alpukat.

Uterus terdiri dari 3 bagian yaitu:

1. Badan rahim (korpus uteri) berbentuk segitiga


2. Leher rahim (serviks uteri) berbentuk silinder
3. Rongga rahim (kavum uteri)

Bagian rahim antara kedua pangkal tuba disebut fundus uteri, merupakan
bagian proksimal rahim. Besarnya rahim berbeda-beda, tergantung pada usia dan
pernah melahirkan anak atau belum. Ukurannya kira-kira sebesar telur ayam
kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5-8 cm x 3,4-4 cm x 2-2,5 cm, multipara 9-9,5
cm x 5,5-6 cm x 3- 3,5 cm. Beratnya 40-50 gram pada nulipara dan 60-70 gram pada
multipara.
Serviks uteri terbagi 2 bagian yaitu pars supravaginal dan pars vaginal (portio)
saluran yang menghubungkan orifisium uteri interna (oui) dan orifisium uteri eksterna
(oue) disebut kanalis servikalis. Bagian rahim antara serviks dan korpus disebut
isthmus atau segmen bawah rahim (SBR), bagian ini penting dalam kehamilan dan
persalinan karena akan mengalami peregangan.

5
Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan yaitu:

1. lapisan serosa (lapisan peritoneum), di luar


2. lapisan otot (lapisan miometrium), di tengah
3. lapisan mukosa (endometrium), di dalam

Dalam siklus menstruasi yang selalu berubah adalah endometrium. Sikap dan
letak uterus dalam rongga panggul terfiksasi dengan baik karena disokong dan
dipertahankan oleh:

1. Tonus rahim sendiri


2. Tekanan intra abdominal
3. Otot-otot dasar panggul
4. Ligamentum-ligamentum

Ligamentum-ligamentum uterus antara lain:

1) Ligamentum Latum

Terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar
panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruangan antar kedua lembar dari
lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan
arteria, vena uterina pembuluh limpa dan ureter.

2) Ligamentum Rotundum (Ligamentum Teres Uteri)

Terdapat pada bagian atas lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba, kedua
ligamen ini melalui kanalis inguinalis kebagian kranial labium mayus. Terdiri dari
jaringan otot polos dan jaringan ikat ligamen. Ligamen ini menahan uterus dalam
antefleksi. Pada saat hamil mengalami hypertrophi dan dapat diraba dengan
pemeriksaan luar.

3) Ligamentum Infundibulo Pelvikum ( Ligamen suspensorium)

Ada 2 buah kiri kanan dari infundibulum dan ovarium, ligamen ini
menggantungkan uterus pada dinding panggul. Antara sudut tuba dan ovarium
terdapat ligamentum ovarii propium.

4) Ligamentum Kardinale (lateral pelvic ligament/Mackenrodt’s ligament)

Terdapat di kiri kanan dari serviks setinggi ostium internum ke dinding


panggul. Ligamen ini membantu mempertahankan uterus tetap pada posisi tengah
(menghalangi pergerakan ke kanan ke kiri) dan mencegah prolap.

5) Ligamentum Sakro Uterinum

Terdapat di kiri kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum


mengelilingi rektum.

6) Ligamentum Vesiko Uterinum

6
Dari uterus ke kandung kencing

Letak Uterus adalah:

1. Ante dan retrofleksio uteri - Sumbu serviks dan sumbu korpus uteri membentuk
sudut, jika membuka ke depan disebut: antefleksio, jika membuka ke belakang
disebut: retrofleksio.
2. Ante dan retroversio uteri - Sumbu vagina dan uterus membentuk sudut, jika
membuka ke depan disebut: ante versio, jika membuka ke belakang disebut: retro
versio.
3. Positio - Uterus tidak terletak pada sumbu panggul, bisa lebih ke kiri (sinistro), ke
kanan (dextro), ke depan (antero) dan bisa lebih ke belakang (dorso positio).
4. Torsio - Letak uterus biasanya agak berputar

Pembuluh darah uterus:

1) Arteri uterina

Berasal dari arteria hypogastrica yang melalui ligamentum latum menuju ke


sisi uterus kira-kira setinggi OUI dan memberi darah pada uterus dan bagian atas
vagina dan mengadakan anastomose dengan arteria ovarica.

2) Arteri ovarica

Berasal dari aorta masuk ke ligamen latum melalui ligamen infundibulo


pelvicum dan memberi darah pada ovarium, tuba dan fundus uteri. Darah dari uterus
dialirkan melalui vena uterina dan vena ovarica yang sejalan dengan arterinya hanya
vena ovarica kiri tidak masuk langsung ke dalam vena cava inferior, tetapi melalui
vena renalis sinistra. Kontraksi dinding uterus adalah autonom, uterus dipengaruhi
serat-serat saraf sympathis maupun parasympatis yang menuju ke ganglion cervicale
dari Frankenhauser yang terletak di pangkal ligamen sacro uterinum.

Fungsi utama uterus:

1. Setiap bulan berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan adanya perubahan
dan pelepasan dari endometrium
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang
3. Tempat melekatnya plasenta
4. Pada kehamilan, persalinan dan nifas mengadakan kontraksi untuk lancarnya
persalinan dan kembalinya uterus pada saat involusi.

5. Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adalah ovoid dengan permukaan licin dan
berwarna merah muda keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka
permukaan ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan
warnanya berubahm menjadi abu-abu. Pada dewasa muda ovarium berbentuk

7
ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2 cm, tebal
kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram.
Ovarium ada 2, kanan dan kiri, dihubungkan dengan uterus oleh ligamen
ovarii propium dan dihubungkan dengan dinding panggul dengan perantara
ligamen infundibulo pelvicum, di sini terdapat pembuluh darah untuk
ovarium.Ovarium terdiri dari bagian luar (korteks) dan bagian dalam
(medulla).Pada korteks terdapat folikel-folikel primordial kira-kira 100.000 setiap
bulan satu folikel akan matang dan keluar, kadang keluar 2 sekaligus secara
bersamaan, folikel primer ini akan menjadi folikel de graaf. Pada medulla terdapat
pembuluh darah, urat saraf, dan pembuluh lympha.

Fungsi ovarium adalah:

1. Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone


2. Mengeluarkan telur setiap bulan.

6. Parametium
Jaringan ikat yang terdapat diantara kedua lembar ligamentum latum disebut
parametrium. Parametrium ini dibatasi oleh:

1. Bagian atas terdapat tuba falopii dengan mesosalphing


2. Bagian depan mengandung ligamentum teres uteri
3. Bagian kaudal berhubungan dengan mesometrium
4. Bagian belakang terdapat ligamentum ovarii propium

Ke samping berjalan ligamentum suspensorium ovarii. Pada parametrium ini


terdapat uretra kanan dan kiri dan pembuluh darah arteria uterina. Pertumbuhan alat
genetalia wanita berasal dari duktus Muller (tuba falopii, uterus, vagian bagian atas)
dan kloaka (vagina bagian bawah, hymen, kandung kemih, anus)

2.1.2. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita.

Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks. Pada saat
pubertas umur sekitar 13-16 th, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama
yang disebut menarche. Pada usia 17-18 th menstruasi sudah teratur dengan interval 28-30
hari yang berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai dengan ovulasi, sebagai pertanda
kematangan alat reproduksi wanita. Sejak saat itu wanita memasuki masa reproduksi aktif
sampai mencapai mati haid pada umur kurang lebih 50 th.

1. Genitalia eksternal
a. Glandula vestibularis mayor. Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
b. Glandula vestibularis minor. Berfungsi mengeluarkan lendir untuk
melembabkan vestibulum vagina dan labium pudendi.

8
2. Genitalia internal
a. Vagina
Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi duktus ekskretorius darah
menstruasi. Saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari
Rahim,Alat untuk bersenggama,Jalan lahir pada waktu bersalin, Membantu
mencegah infeksi, Membantu menopang uterus serta Untuk masuknya
spermatozoa

b. Tuba Fallopi / uterine


Berfungsi membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan
spermatozoa dalam arah berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi.

c. Uterus
Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat
normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi
lahir.

d. Ovarium.
Berfungsi Mengeluarkan hormon estrogen dan progesterone dan Mengeluarkan
telur setiap bulan.

e. Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.Disebut sebagai organ


eksokrin karena mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut
sebagai organ kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan
progesteron.

3. Hormon Pada Wanita


a. Hormon estrogen
Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH,
dimana pada beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada keadaan
lain meningkatkan LH. Pengaruh terhadap organ seksual antara lain pada
pembesaran ukuran tuba falopii, uterus, vagina, pengendapan lemak pada mons
veneris, pubis, dan labia, serta mengawali pertumbuhan mammae. Pengaruh
lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan menghasilkan susu, tubuh
berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksilla, serta kulit
menjadi lembut.

b. Hormon progesterone
Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas
perubahan endometrium dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina.
Progesteron berpengaruh sebagai anti estrogenic pada sel-sel miometrium. Efek
progesterone terhadap tuba falopii adalah meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada
kelenjar mammae akan meningkatkan perkembangan lobulus dan alveolus
kelenjar mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan sekresi air dan natrium.

c. Foliclle stimulating hormone (FSH)


FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini akan

9
berkurang pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup
seperti pada kehamilan.

d. Lutein hormone (LH)


LH bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen
dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari
progesterone dalam sel granulosa.

e. Prolaktin atau luteotropin hormone (LTH)


Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi
progesterone dari korpus luteum.

4. Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah
terjadinya menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang
menonjol akan membengkak dengan cepat. Dalam waktu 30 menit kemudian cairan
akan mulai mengalir dari folikel ke stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi
lebih kecil karena kehilangan cairan. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang
lebih kental yang terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar
dan kedalam abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh
beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut corona radiata.

5. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara
dengan jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan
pengembangan berbagai tahap reproduksi telur sel betina yang belum matang.

10
2.2. Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi Pria

2.2.1. Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Secara anatomi, sistem reproduksi pria terdiri dari genitalia eksternal dan
genitalia internal . Genitalia eksternal terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan
genitalia internal terdiri dari testis dan organ-organ penunjang fungsinya, yaitu
epididimis, duktus deferens (vas deferens), vesikula seminalis, duktus ejakulatorius,
glandula prostatica, dan glandula bulbouretralis (glandula cowperi).

Gambar 2.2. Genitalia Pria

A. Genitalia eksternal Pria

1. Penis
Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan
parslibera. Pars occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian
penis yang tidak bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis. Pars occulta
merupakan jaringan erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis dan bulbus penis.Crus
penis melekat pada bagian kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii
ventral dari tuber iskiadum.Masing-masing crus penis ini tertutup oleh muskulus
ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari simfisis pubis, kedua crus penis tersebut
bergabung disebut sebagai corpora kavernosa penis.Sedangkan,bulbus penis terletak
antara kedua crus penis dalam spatium perinea superfisialis.Fascies superiror melekat
pada fasia diafragma urogenital inferior, sedangkan fascies lateralis dan inferior
tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah menjadi korpus
spongiosum penis yang juga ikut membentuk korpus penis.

2. Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang
terletak dorsal dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua

11
bagian dari luar oleh raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.
Masing-masing skrotum membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus
spermatikus. Skrotum sinistra lebih rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum
terdiri atas lapisan cutis dan lapisan subcutis. Lapisan cutis merupakan lapisan kulit
yang sangat tipis mengandung pigmen lebih banyak daripada kulit sekitarnya
sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat sedikit rambut, tetapi memiliki kelenjar
sebasea dan kelenjar keringat yang lebih banyak.Yang kedua dalah lapisan subcutis
disebut juga tunika dartos. Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut otot polos dan tidak
didapatkan jaringan lemak. Lapisan subcutis melekat erat pada jaringan cutis
superficial dan merupakan lanjutan dari fasia superfisialis dan fasia penis superfisialis

B. Genitalia internal Pria

1. Testis
Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis
sebelah kiri lebih berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak didalam
skrotum dan dibungkus oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4 cm,
diameter anteroposterior kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar eksokrin
(sitogenik) karena pada pria dewasa menghasilkan spermatozoa, dan disebut juga
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon untuk pertumbuhan genitalia
eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200 sampai 400. Pada
bagian dalam lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang membentuk
tubuli seminiferi kontorti. Pada waktu mencapai mediastinum testis, tubulus-tubulus
ini berubah menjadi tubuli seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di
mana mereka membentuk anyaman sehingga disebut rete testis (halleri). Dari rete ini
keluar kurang lebih 15 – 20 duktus efferentes yang masuk ke dakam kaput epididimis

Gambar 2.2.1. Genitalia Internal Pria

2. Epididimis
Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf
C, terletak pada fascies posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis.
Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu kaput epididimis, korpus epididimis dan

12
kauda epididimis. Kaput epididimis merupakan bagian terbesar di bagian
proksimal, terletak pada bagian superior testis dan menggantung. Korpus
epididimis melekat pada fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu
rongga yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi oleh
epiorchium (pars viseralis) dari tunika vagianlis. Kauda epididimis merupakan
bagian paling distal dan terkecil di mana duktus epididimis mulai membesar
dan berubah jadi duktus deferens.

3. Duktus deferens (Vas Deferens)


Merupakan lanjutan dari duktus epididimis.

4. Vesikula seminalis
Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang
menghasilkan cairan seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta
posisinya tergantung isi vesika urinaria. Bila vesika urinaria penuh, maka
posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih horizontal. Vesika
seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada dinding
dorsal vesika urinaria.

5. Duktus ejakulatorius
Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius
vesikula seminalis, menuju basis prostat yang akhirnya bermuara ke dalam
kollikus seminalis pada dinding posterior lumen uretra.

6. Glandula prostatica
Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar.
Terletak di dalam cavum pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui
urethra pars prostatica. Bagian-bagian dari glandula prostatica adalah apeks,
basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies posterior. Glandula
prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan dua
lateral.

7. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)


Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah.
Letaknya di dalam otot sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital,
dorsal dari uretra pars membranasea.

2.1.2. Fisiologi Sistem Reproduksi pada Pria

1. Genitalia Eksternalis
a. Penis . Berfungsi sebagai saluran yang menyalurkan sperma kepada vagina
wanita.
b. Skrotum. Berfungsi sebagai kantung kulit khusus yang melindungi testis
dan epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis.

2. Genitalia Internal
a. Testis . Berfungsi sebagai penghasil sperma dan mensekresikanhormon
testosteron.

13
b. Epididimis. Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai
pematangan motilitas dan fertilitas sperma, memekatkan/mengentalkan
dan menyimpan sperma.
c. Duktus deferens (Vas Deferens). Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa
dari epididimis ke duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen
yang berfungsi unutk mendorong sperma keluar dari dukrus ejakulatorius
dan uretra.
d. Vesikula seminalis. Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi
nutrisi sperma yang dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang
merangsang motilitas saluran reproduksi pria untuk membantu
mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian besar cairan semen,
menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.
e. Duktus ejakulatorius. Berfungsi membawa spermatozoa dari vas deferens
menuju ke basis prostat.
f. Glandula prostatica. Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam, memicu pembekuan semen untuk
menjaga sperma tetap berada dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.
g. Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi). Berfungsi mengeluarkan
mucus untuk pelumasan.
3. Hormon pada Pria
a. Hormon testosterone Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak antara
tubulus seminiferus.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan
cepat diubah oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :


1) Efek desensus (penempatan) testis. Hal ini menunjukkan bahwa testosteron
merupakan hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia dan merupakan faktor keturunan.
2) Perkembangan seks primer dan sekunder. Sekresi testosteron setelah pubertas
menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar sampai usia 20 tahun serta
mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai pada masa
pubertas.
3) Hormon gonadotropin. Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam
hormone yaitu Lutein hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).
4) Hormon estrogen. Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon
perangsang folikel. Hormon ini memungkinkan spermatogenesis untuk
menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan
estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus seminiferus
untuk pematangan sperma.
5) Hormon pertumbuhan (Growth Hormone). Hormon ini diperlukan untuk
mengatur latar belakang fungsi metabolism testis secara khusus dan untuk
meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
6) Pengaturan Fungsi Reproduksi. Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari
pelepasan hormone gonadotropin (GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang
kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi lutein hormon, hormon
perangsang lutein hormone (LH), dan follicle stimulating hormone (FSH).
Lutein hormone merupakan rangsangan utama untuk sekresi testosteron oleh

14
testis dan folikel stimulating. Hormon yang disekresi akan merangsang
spermatogenesis.
7) Kegiatan Seksual Pria. Rangsangan akhir organ sensorik dan sensasi seksual
menyebar melalui saraf pudendus melalui pleksus sakralis dari medulla
spinalis untuk membantu rangsangan aksi seksual dalam mengirim sinyal ke
medulla dan berfungsi untuk meningkatkan sensasi seksual yang berasal dari
struktur interna.
8) Spermatogenesis. Spermatogenenesis berasal dari kata spermadan genesis
(pembelahan). Pada spermatogenesis terjadi pembelahan secara mitosis dan
meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-fase pendewasaan
sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan empat
sperma matang. Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria
dengan cara pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sprema
biasa terjadi di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara
terletak di vas deferens. Berikutadalah tahap-tahap spermatogenesis:
a. Spermatogonium . Spermatogonium merupakan tahap pertama pada
spermatogenesis yang dihasilkan oleh testis. Spermatogoium
terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.
b. Spermatosit primer Spermatosit primer merupakan mitosis dari
spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi pembelahan.
Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.
c. Spermatosit sekunder. permatosit sekunder merupakan meiosis dari
spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi pembelahan secara
meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N
kromatid.
d. Spermatid. Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder.
Pada tahap ini terjadi pembelahan secara meiosis yang kedua.
Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e. Sperma. Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari
spermatid. Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sperma terbentuk dari
23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap sperma yang
telah matang dan siap Dikeluarkan

15
2.3. Konsep Haid/ Menstruasi

2.3.1 Definisi Menstruasi


Menstruasi atau haid adalah salah satu proses alami seorang perempuan yang
mengalami peluruhan dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar
melalui vagina (Prawirohardjo, 2007). Menstruasi adalah perubahan fisiologis dalam
tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi
baik FSH-Esterogen atau LH-Progesteron (Sarwono, 2009). Usia remaja putri pada
pertama kalinya muncul menstruasi (menarche) bervariasi yaitu antara 10-16 tahun,
tetapi rata-ratanya 12,5 tahun dan berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi
sekitar usia 45-55 tahun) (Wijayanti, 2009).

2.3.2 Pola Menstruasi


Pola Menstruasi/ haid merupakan serangkaian proses menstruasi yang
meliputi siklus menstruasi, lama perdarahan menstruasi, dan jumlah perdarahan, serta
gangguan menstruasi lainnya (Prawirohardjo, 2007). Lama menstruasi yaitu jumlah
hari yang diperlukan dari mulai mengeluarkan darah menstruasi sampai perdarahan
berhenti dalam 1 siklus menstruasi. Lama menstruasi dibedakan menjadi 3 yaitu
hipomenorrhea apabila lama menstruasi <2 hari, normal apabila lama menstruasi
antara 2-8 hari, dan hipermenorrhea apabila lama mentruasi >8 hari (Manuaba dalam
Akbar, 2014).
Siklus menstruasi adalah mentruasi yang berulang setiap bulan yang
merupakan suatu proses kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin yang
berangkai secara kompleks dan saling mempengaruhi (Sherwood, 2009). Panjang
siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan
mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama
siklus. Umumnya, jarak siklus mentruasi berkisar dari 15-45 hari dengan rata-rata 28
hari. Lamanya berbeda-beda antara 2-8 hari, dengan rata-rata 4-6 hari (Price &
Wilson, 2006).
Pada setiap siklus, saluran reproduksi wanita dipersiapkan untuk fertilisasi dan
implantasi ovum yang dibebaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuahan tidak
terjadi, maka siklus akan berulang. Jika pembuahan terjadi, maka siklus terhenti
sementara dan sistem pada wanita tersebut beradaptasi untuk memelihara dan
melindungi makhluk hidup yang baru terbentuk sampai dapat berkembang menjadi
individu yang dapat berkembang diluar lingkungan ibu (Sherwood, 2009).

2.3.3 Hormon yang Mempengaruhi Menstruasi


Menurut Kusmiran (2011), sistem hormonal yang mempengaruhi siklus
menstruasi yaitu:
1. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) hasil sekresi dari hipothalamus.
2. FSH-RH (Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone) yang dikeluarkan
hipothalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
3. LH-RH (Luteinizing Hormone Releasing Hormone) yang dikeluarkan
hipothalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling


mempengaruhi dan terjadi secara simultan pada aksis hipothalamus, hipofisis, serta

16
ovarium. Siklus menstruasi yang berlangsung setiap bulan berhubungan dengan
serangkaian perubahan hormonal yang mensekresikan hormon dalam sistem yang
sedemikian rupa. Pusat pengendali hormon dari sistem reproduksi adalah
hipothalamus yang mensekresikan gonadotropin releasing hormone (GnRH). GnRH
akan merangsang sekresi hormon follicle stimulating hormone releasing hormone
(FSH-RH) dan luteinizing hormone releasing hormone (LH-RH). Kedua hormon
tersebut merangsang hipofisis untuk mensekresikan FSH dan LH yang kemudian
berikatan dengan reseptor di ovarium dan menyebabkan ovarium memproduksi
esterogen dan progesteron ke sirkulasi. Dalam keadaan ini uterus siap untuk
menerima pembuahan, namun bila tidak terjadi pembuahan, maka terjadi menstruasi
(Samsulhadi, 2011).

2.3.4 Mekanisme Terjadinya Menstruasi


Pada siklus haid menggambarkan suatu interaksi kompleks antara
hipotalamus, kelenjar pituitary, ovarium dan endometrium.
Prawirohardjo (2007) mengatakan bahwa mekanisme terjadinya perdarahan
menstruasi yang terjadi dalam satu siklus terdiri atas 4 fase:

1) Fase Folikuler / Proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14) .Pada masa ini adalah
masa paling subur bagi seorang wanita. Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum
kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase
folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel didalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang
pertumbuhan sekitar 3 - 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur.
Tetapi hanya 1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus,
sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan, lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 - 7 hari, rata-rata selama 5
hari. Darah menstruasi biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat
hebat. Pada akhir dari fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat
meningkat yang menyebabkan terjadinya proses ovulasi. Darah menstruasi biasanya
tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat. Pada akhir dari fase ini
terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang sangat meningkat yang menyebabkan
terjadinya proses ovulasi.

17
Gambar 2.3.4 Mekanisme Siklus Menstruasi.
2) Fase Luteal / fase sekresi / fase pramenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28)
Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktivitas membentuk korpus luteum dari
sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat
terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini peningkatan hormon progesteron yang
bermakna, yang diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, estrogen, dan
LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan endometrium untuk
mempersiapkan dinding rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan,
digunakan untuk penghambatan masuknya sperma kedalam uterus dan proses
peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3).


Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan
endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali
peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan
tidak adanya hormon LH dan pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh
peningkatan kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi
kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus yang
selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada daerah tersebut
dan menimbulkan keputihan.

4) Fase Regenerasi / pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)


Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali lapisan
endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali membentuk
folikel-folikel yang terkandung didalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH
dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

2.3.5 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi


Kusmiran (2011) dalam penelitian mengenai faktor resiko dari variabilitas siklus
menstruasi, menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi menstruasi adalah sebagai
berikut:

1. Berat badan: peningkatan dan penurunan berat badan mempengaruhi fungsi


menstruasi. Pada kelebihan berat badan, terjadi gangguan metabolisme esterogen
yang menyebabkan siklus menjadi tidak teratur. Pada penurunan berat badan akut
menyebabkan gangguan pada fungsi ovarium, tergantung derajat tekanan pada
18
ovarium dan lamanya penurunan berat badan. Kondisi patologis seperti berat badan
yang kurang/kurus dan anorexia nervosa yang menyebabkan penurunan berat badan
yang berat dapat menimbulkan amenorrhea.

2. Aktivitas fisik: tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi
menstruasi.

3. Stress: stress maupun kecemasan menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh,


karena pusat stress dekat dengan pusat pengaturan menstruasi di otak. Stress
mempengaruhi elevasi kortisol basal dan menurunkan hormone lutein (LH) yang
menyebabkan amenorrhea.

4. Diet: vegetarian berhubunga dengan anovulasi, penurunan respons hormone pituitary,


fase folikel yang pendek, tidak normalnya siklus menstruasi (kurang dari 10
kali/tahun). Diet rendah lemak berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan
periode perdarahan.

5. Gangguan endokrin: penyakit-penyakit endokrin seperti diabetes, hipotiroid, serta


hipertiroid yang berhubungan dengan gangguan menstruasi. Prevalensi amenorrhea
dan oligomenorrhea lebih tinggi pada pasien diabetes. Hipertiroid berhubungan
dengan oligomenorrhea dan lebih lanjut menjadi amenorrhea. Hipotiroid
berhubungan dengan polymenorrhea dan menorraghia.

6. Gangguan perdarahan.

7. Rokok: siklus menstruasi pada perokok berat cenderung lebih pendek dan lebih tidak
teratur daripada bukan perokok.

8. Konsumsi obat tertentu seperti kontrasepsi hormonal dan obat yang dapat
meningkatkan hormon prolaktin sehingga menyebabkan perubahan siklus mentruasi.
Metode kontrasepsi akan memanipulasi siklus menstruasi karena hormon-hormon
yang diproduksi memaksa tubuh untuk membentuk siklus buatan (Pratiwi, 2011).

2.3.6 Gangguan atau Kelainan Siklus Menstruasi


Gangguan siklus haid disebabkan ketidakseimbangan FSH atau LH sehingga
kadar esterogen dan progesteron tidak normal. Biasanya gangguan menstruasi yang
sering terjadi adalah siklus menstruasi tidak teratur atau jarang dan perdarahan yang
lama atau abnormal, termasuk akibat sampingan yang ditimbulkannya, seperti nyeri
perut, pusing, mual atau muntah (Prawirohardjo, 2007).
Menurut Jumlah Perdarahan
Hipomenorrhea adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau
lebih sedikit dari biasanya. Hipermenorrhea adalah perdarahan menstruasi
yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya (lebih dari 8 hari).

Menurut Siklus atau Durasi Perdarahan


1. Polimenorrhea adalah siklus menstruasi tidak normal, lebih pendek dari
biasanya atau kurang dari 21 hari.
19
2. Oligomenorrhea adalah siklus menstruasi lebih panjang atau lebih dari
35 hari.
3. Amenorea adalah keadaan tidak ada menstruasi untuk sedikitnya 3 bulan
berturut-turut.

Gangguan Lain yang Berhubungan dengan Menstruasi


1. Premenstrual tension adalah ketegangan emosional sebelum haid,
seperti gangguan tidur, mudah tersinggung, gelisah, sakit kepala.
2. Mastadinia adalah nyeri pada payudara dan pembesaran payudara
sebelum menstruasi.
3. Mittelschmerz adalah rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de
Graaf dapat juga disertai dengan perdarahan/bercak.
4. Disminorrhea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang berupa kram
ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas
sehari-hari.

20
BAB III

PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Dari materi yang dibahas oleh penulis diatas dapat disimpulkan :
1. Sistem reproduksi pada manusia mempunyai anatomi dan fisiologi masing-
masing, sehingga sangat penting untuk kita ketahui dan kita bisa mensyukuri
nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dan agar kita tidak
menyalahgunakan nikmat yang telah diberikan tersebut. Reproduksi
merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan yang khusus yaitu
testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-laki) dan ovarium
menghasilkan sel kelamin perempuan (ovum).
2. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum (kantung
zakar) dan testis (buah zakar). Struktur dalamnya terdiri dari vas deferens,
uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
3. Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis /
mons veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia minora (Bibir
Kecil), clitoris, vestibulum, introitus / orificium vagina dan perineum. Struktur
dalamnya terdiri dari vagina (liang kemaluan), uterus (rahim), salping / Tuba
Falopi, dan ovarium.
4. Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi Organ-organ interna berfungsi untuk
ovulasi, fertilisasi ovum, implantasi, pertumbuhan fetus, dan kelahiran.
5. Menstruasi atau haid adalah salah satu proses alami seorang perempuan yang
mengalami peluruhan dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar
melalui vagina (Prawirohardjo, 2007).

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin. (2013). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika. Diakses tanggal 10 Maret 2023.
Fatmawati Lilis, S.ST., M.Kes. (2017). SISTEM REPRODUKSI I ANATOMI
FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI. DIKTAT Universitas Gresik. Diakses tanggal 09 Maret
2023.
Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Diakses 12 Maret 2023.
Blog Perawat . Anatomi Fisiologi ( AnFis) Sistem Reproduksi Pria Wanita.
https://www.blogperawat.net/2020/06/anatomi-fisiologi-anfis-sistem-reproduksi-pria-
wanita.html

21

Anda mungkin juga menyukai