Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Anindito Abimanyu
(P17250213047)
2B
i
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih belum
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang masih berhubungan
dengan makalah ini sangat saya harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.
Demikian akhir kata dari saya, semoga makalah ini dapat dipahami
dan memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...................................................................1
1.3 TUJUAN..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1 Anatomi fisiologi Organ reproduksi wanita.....................................3
2.2 Anatomi Panggul.............................................................................7
2.3 ANATOMI PAYUDARA DAN PROSES MENYUSUI....................11
2.4 FaseMenstruasi…………………………………………………....15
BAB III PENUTUP......................................................................................19
1.8 KESIMPULAN...............................................................................19
1.9 SARAN..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...…………...20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana Proses Menstruasi pada sistem reproduksi wanita?
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Genitalia Eksternal
1. Labia Mayora
Labia mayora adalah bagian dari organ reproduksi wanita
yang disebut vulva. Bentuknya seperti dua lipatan besar di luar
vagina. Panjang labia mayora pada setiap wanita bervariasi,
3
tetapi umumnya berkisar antara 2–10 cm dan akan tertutup oleh
rambut kemaluan setelah memasuki masa pubertas.
2. Mons Pubis
Bagian terluar dari organ reproduksi pada perempuan.
Bagian ini berbentuk segitiga yang melindungi tulang kemaluan
atau simfisis pubis. Pada bagian ini terdapat jaringan lemak,
jaringan kulit, jaringan ikat, kelenjar keringat, dan akar rambut.
3. Labia Minora
4. Klitoris
4
peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar
terisi oleh lemak. Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut
kasar.
Genitalia Internal
1. Uterus
5
beratnya 30-40 gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu
fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri.
2. Ovarium
Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium
siklus menstruasi. Bentuk ovarium sebelum ovulasi adlah ovoid
dengan permukaan licin dan berwarna merah muda keabu-
abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka
permukaan ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan
parut (cicatrix) dan warnanya berubahm menjadi abu-abu. Pada
dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan panjang
kurang lebih 4 cm, lebar 32 kurang lebih 2 cm, tebal kurang
lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium
tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan
oleh ligamen-ligamen.
3. Vagina
Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk
tabung dan membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan
bidang horizontal. Namun, posisi ini berubah sesuai dengan isi
vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus serviks
panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang
lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat
diregang. Dinding lateralnya di bagian cranial melekat pada
ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat pada
diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke
bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian
kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang
disebut introitus vaginae.
4. Tuba Utirena
6
uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars
intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum
tubae.
1. Ilium
7
Di antara ketiga tulang yang menyusun tulang pinggul, ilium
merupakan bagian yang paling besar. Jika Anda perhatikan, ilium
mengembang dan membentuk seperti sayap yang melengkung,
letaknya di bagian atas acetabulum. Ilium memiliki dua permukaan:
2. Pubis
3. Iskium
8
Seperti yang disebutkan sebelumnya, selain tulang pinggul
terdapat tulang ekor dan sakrum yang juga menyusun tulang
pinggul. Letak tulang ekor berada di bawah sakrum. Panggul
membentuk tulang belakang serta soket sendi pinggul pada
tubuh.
1. Endometrium
9
Endometrium atau lapisan rahim adalah jaringan yang
mengelilingi bagian dalam rahim. Ini merupakan tempat
menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Dari sini pula, darah
yang keluar selama periode menstruasi berasal.
2. Rahim
3. Ovarium
4. Serviks
5. Tuba falopi
6. Vagina
10
Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks dan
vulva. Bagian ini juga termasuk salah satu organ di dalam
anatomi panggul wanita. Fungsi vagina yakni menjadi tempat
keluarnya darah selama periode menstruasi. Ini juga
merupakan jalan lahir bagi janin saat proses melahirkan
normal.
7. Vulva
Vulva adalah bagian luar dari alat kelamin wanita. Bagian ini
terletak di antara uretra (tempat keluarnya urin) dan rektum (tempat
keluarnya tinja).
11
Struktur anatomi payudara bagian luar
2. AREOLA
Areola adalah bagian hitam yang melingkari puting susu,
bagian aerola inilah yang akan mengalami pembesaran pada
saat kehamilan dan menyusui. Dibagian dalam aerola ini
terdapat saluran-saluran melebar yang di sebut dengan sinus
laktiferus, sinus laktiferus ini yang bertugas untuk menyimpan
susu di dalam payudara selama masa menyusui, sel yang
berperan dalam pergerakan areola selama masa menyusui
disebut sel myoepithelial, gunanya untuk mendorong
keluarnya air susu.
1. JARINGAN ADIPOSA
12
Jaringan adiposa ini juga disebut juga dengan jaringan
lemak, pada payudara wanita, jumlah lemak yang akan
menentukan perbedaan ukuran payudara wanita satu dengan
lainnya. Jaringan ini juga memberikan konsistensi yang
lembut pada payudara.
2. LOBULUS
Lobulus merupakan kelenjar susu, salah satu bagian
dalam penyusun korpus atau badan payudara, yang
terbentuk dari kumpulan-kumpulan alveolus sebagai unit
terkecil produksi susu.
3. LOBUS
Lobus adalah sekumpulan dari lobulus, pada umumnya
lobus pada payudara wanita tumumnya terdapat 12-20 lobus.
Proses menyusui
Menyusui merupakan proses alamiah dan bukan hal baru yang
akan dilalui oleh seorang perempuan setelah melahirkan meliputi
pemberian dalam bentuk ASI atau makanan bayi, dimana proses
menyusui dimulai saat ASI diproduksi hingga saat bayi menghisap
dan menelan ASI (Prawirohardjo, 2009)
Pembentukan ASI ini tidak semula muka ada dengan
sendirinya menurut penelitian (Astutik, 2014) terdapat dua refleks
untuk membentuk dan mengeluarkan air susu yaitu :
a) Refleks Prolaktin
Hormon prolaktin berfungsi membuat kolostrum,
refleks prolaktin terjadi ketika hisapan bayi memberikan
rangsangan ujung-ujung saraf pada puting susu dan aerola
berfungsi sebagai wadah dan menuju ke hipothalamus
melalui medula spinalis sehingga memacu pengeluaran
untuk merangsang sel alveoli yang nantinya menghasilkan
air susu (Sukarni, Icemi, & Wahyu, 2013).
b) Reflek Letdwon
13
Rangsangan hisapan bayi akan menstimulasi hipofisis
untuk mengeluarkan oksitosin. Hormon ini berfungsi
memicu kontraksi di uterus. Oksitosin memicu kontraksi
dinding alveoli dan air susu yang diproduksi keluar dari
alveoli masuk ke dalam duktus sampai ke mulut bayi
Langkah-langkah dalam pemberian ASI atau menyusui
yaitu sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, bayi
diletakkan menghadap perut ibu, payudara dipegang
dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang di
bawah, bayi diberi rangsangan agar membuka mulut,
kemudian setelah bayi membuka mulut dengan cepat
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola
payudara dimasukkan ke mulut bayi, usahakan sebagian
besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sebagai
putting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi
akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak di bawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu
apabila bayi hanya menghisap pada pada putting saja, saja
akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan
putting lecet dan setelah bayimulai menghisap payudara tak
perlu di pegang atau disangga (Kristiyansari, 2009 : 42).
Teknik menyusui
Adapun teknik atau cara menyusui yang benar Cara
menyusui yang benar menurut (Rizki, 2013) yaitu :
1. Cucilah tangan dengan air bersih sehingga bakteri dan kuman
tidak menempel pada payudara ibu atau bayi.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke putting lalu ke aerola
disekitarnya sebelum menyusui
3. Menyusui dengan posisi duduk Posisi menyusui sambil duduk
dengan santai menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
tidak menggantung dan punggung ibu bersandar sandaran
kursi.
4. Menopang bayi dengan menggunakan bantal dan selimut, bayi
ditidurkan diatas pangkuan ibu.
5. Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan kepala bayi tidak boleh
tengadah.
14
6. Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dengan
tangan satunya didepan, payudara dipegang dengan C hold
dibelakang aerola,tidak menekan puting susu atau aerolanya
7. Kepala bayi menghadap payudara, perut bayi enempel di
badan ibu
8. Telinga dan lengan bayi diletakkan satu garis lurus
9. Ibu memandangi bayi dengan penuh cinta kasih
10. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan 4 jari dan ibu jari
menekan payudara bagian atas aerola.
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflek)
dengan cara menyentuh pipi dengan putting susu atau
menyentuh sisi mulut bayi setelah bayi membuka mulut, kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta aerola
dimasukan dalam mulut bayi.
12. Melepaskan isapan bayi dengan cara jari kelingking ibu
dimasukkan kedalam mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu
bayi ditekan kebawah
13. Menyendawakan bayi, menyendawakan untuk mengeluarkan
udara dari lambung agar bayi tidak gumoh atau muntah setelah
disusui.
15
Fase Menstruasi
Jika pada fase menstruasi tidak terjadi pembuahan sel telur oleh
sel sperma, lapisan dinding rahim (endometrium) yang mengandung
pembuluh darah, sel-sel dinding rahim, dan lendir akan luruh dan
keluar melalui vagina.
16
Fase ovulasi
Jika tidak dibuahi sperma, sel telur akan mati. Sementara itu,
sel telur yang dibuahi sperma akan membentuk janin. Fase ovulasi
biasanya terjadi sekitar 2 minggu sebelum siklus menstruasi
berikutnya dimulai.
Fase Luteal
17
adalah merangsang lapisan dinding rahim untuk menebal dan
siap menerima sel telur yang telah dibuahi.Kadar hormon
progesteron akan mengalami penurunan pada fase folikular
dan peningkatan pada fase luteal.
3. Gonadotrophin-releasing hormone (GnRh)
Gonadotrophin-releasing hormone (GnRh) diproduksi di
dalam otak bagian hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk
merangsang kelenjar pituitari agar mengeluarkan follicle
stimulating hormone dan luteinizing hormone.
4. Follicle stimulating hormone (FSH)
Hormon ini berperan dalam merangsang produksi sel
telur. Dalam siklus menstruasi, kadar hormon ini akan
meningkat sebelum sel telur dilepaskan oleh ovarium.
5. Luteinizing hormone (LH)
Hormon ini berfungsi merangsang ovarium untuk
melepaskan sel telur selama ovulasi. Jika sel telur bertemu
sperma dan dibuahi, hormon ini akan merangsang korpus
luteum untuk memproduksi hormon progesteron.
Proses menstruasi yang normal akan terjadi dengan
melalui fase-fase seperti di atas dan berlangsung secara
teratur setiap bulannya. Jika proses menstruasi Anda tidak
berjalan normal atau ada gangguan saat menstruasi, Anda
dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter guna mendapat
penanganan yang sesuai.
Siklus menstruasi
a) Eumenorrhea (Normal)
Eumenorrhea yaitu siklus menstruasi yang teratur dengan
interval perdarahan yang terjadi antara 21-35 hari.
b) Polimenorrhea
Polimenorrhea merupakan siklus menstruasi yang lebih
18
pendek dari biasanya (<21 hari) dan perdarahannya kurang
lebih sama atau lebih banyak dari normal
c) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea adalah menstruasi jarang (atau sangat
sedikit), atau lebih tepatnya, periode menstruasi terjadi
dengan interval yang lebih lama dari 35 hari dengan jumlah
menstruasi 4-9 kali saja dalam setahun. Penyebabnya bisa
bermacam-macam, seperti perubahan hormon di masa
perimenopause, Prader- Will Syndrome, PCOS, gangguan
makan seperti anorexia nervosa dan bulimia nervosa, dan
lain-lain.
d) Amenorrhea
Amenorrhea adalah absenya periode menstruasi selama 3
bulan di usia reproduksi, yaitu absenya menstruasi selama
3 bulan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi normal
sebelumnya (Yani, 2016).
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Organ reproduksi akan berfungsi sepenuhnya saat seorang
wanita telah memasuki masa pubertas, dimana ditandai dengan
perubahan-perubahan pada organ seks seperti pembesaran
payudara, pinggul dan keluar darah haid (menstruasi). Alai
reproduksi wanita berada di bagian tubuh seorang wanita yang
disebut panggul. Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri
dari vulva, mons pubis / mons veneris (Tundun), labia mayora (Bibir
Besar), labia minora (Bibir Kecil), clitoris, vestibulum, introitus /
orificium vagina dan perineum. Struktur dalamnya terdiri dari vagina
(liang kemaluan), uterus (rahim), salping / Tuba Falopi, dan
ovarium. Fungsi organ bagian luar adalah untuk memungkinkan
sperma masuk ke dalam sistem reproduksi bagian dalam dan
melindungi organ genital dari organisme atau penyakit menular.
3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa keperawatan seharusnya bisa
meningkatkan pengetahuan dan memahami tentang anatomi
fisiologi organ reproduksi wanita yang meliputi sistem organ
reproduksi, panggul, payudara, serta memahami proses
menstruasi. Sehingga diharapkan setelah memahami hal tersebut
dapat menambah pengetahuan pada diri sendiri dan dapat
menerapkannya agar bermanfaat bagi orang lain.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/12/
anatomi_dan_fisiologi_alat_reproduksi_wanita.pdf (diakses pukul 22.51)
https://hellosehat.com/wanita/anatomi-panggul-wanita/ (diakses pukul
23.34WIB)
https://hellosehat.com/wanita/penyakit-wanita/panduan-anatomi-payudara/
(diakses pukul 02.42 WIB)
https://www.alodokter.com/seperti-ini-proses-menstruasi-pada-wanita-
setiap-bulan (diakses pukul 02.30 WIB)
http://repositori.kemdikbud.go.id/12991/1/7.%20MODUL
%207%20Keperawatan%20.pdf (diakses pukul 03.11)
21