Anda di halaman 1dari 4

Dituduh Mencuri Uang, Seorang Anak di Gowa Dibanting IRT DAERAH

SULAWESI

Rabu, 9 Maret 2022-17:26 WIB Oleh : Tim TvOneWawan Setiawan


Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan - Kekerasan anak di bawah umur kembali terjadi di
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Penganiayaan itu terjadi di Dusun Tanrara, Desa
Tanrara, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa. Korbannya berinisial K-y
berumur 9 tahun dan masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 2. Saat di temui di lokasi
kejadian, Tante korban atas nama Hadariah membenarkan kejadian penganiayaan
tersebut. Hadariah menuturkan, jika K-y dianiaya oleh pelaku berinisial S-k pas di depan
rumahnya. "Iya benar sekali, disini korban dianiaya oleh Pelaku S-k pas didepan rumah
saya"jelas Hadariah Sambil menunjukkan lokasi kejadian penganiayaan yang terjadi
Selala 8 Maret kemarin. Hadariah menjelaskan, jika pelaku datang dan marah marah
sambil menuduh korban mencuri uang milik pelaku. Korban dengan polosnya mengatakan
tidak tau soal uang pelaku, lansung ditarik paksa dan diseret agar memperlihatkan uang
pelaku. Korban yang kesakitan akibat diseret dan dibentak pelaku atas tuduhan pencurian
uang, menangis histeris. Tidak sampai disitu, korban yang menolak ikut bersama pelaku,
lansung diangkat dan dibanting oleh pelaku. "Korban yang sudah ketakutan sambil
menangis histeris karena tidak mau ikut, lansung diangkat dan dibanting ke aspal," jelas
tante korban sekaligus saksi mata dalam peristiwa kekerasan itu.
Analisis kasus

PELANGGARAN ATURAN UUD


Kasus diatas telah melanggar Undang-Undang HAM Nomor 39 tahun 1999 yang
berbunyi “setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksan, penghukuman atau perlakua
yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan derajat dan martabat kemanusiaannya”. Yang
masuk dalam pasal 52 – Pasal 66. Hal ini seharusnya menjadi efek jera bagi siapa saja yang
memperlakukan anak secara sewena-wena sehingga anak benar-benar mendapat perlndungan
yang layak. Anak juga tidak boleh digunakan sebagai pelampiasan kemarahan orang tua
karena anak juga sebagai individu merdeka yang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang tersebut. Adanya
perlindungan hukum menjadi solusi yang cukup diharapkan, namun hingga saat ini
lembaga penegak hukum masih terlalu lambat dalam menangani kasus-kasus kekerasan
yang terjadi pada anak. Tidak hanya lembaga hukum, peran serta masyarakat juga sangat
berarti demi mewujudkan hak-hak anak sebagai generasi penerus dan calon-calon
pemimpin bangsa.

PENYEBAB DARI KASUS DIATAS


Penyebab terjadinya kasus diatas karena anak tersebut dituduh mencuri uang oleh
ibunya sehingga ibunya melakukan tindak kekerasan kepada anaknya berupa diseret lalu
dibanting

SOLUSI
1. Bantu Anak Melindungi Diri

Maraknya kejahatan fisik maupun seksual yang terjadi belakangan ini tentunya membuat Anda
semakin khawatir dengan keselamatan anak. Inilah saatnya menjelaskan kepada anak bahwa
tidak ada seorang pun yang boleh menyentuhnya dengan tidak wajar.

Berikan pemahaman dan ajarkan anak untuk menolak segala perbuatan yang tidak senonoh
dengan segera meninggalkan di mana sentuhan terjadi. Ingatkan anak untuk tidak gampang
mempercayai orang asing dan buat anak untuk selalu menceritakan jika terjadi sesuatu pada
dirinya.

2. Pendidikan Budi Pekerti

Salah satu solusi untuk mencegah krisis moral yang melanda di kalangan generasi penerus
adalah mengajarkan budi pekerti, baik di rumah maupun di sekolah. Seperti yang kita ketahui,
pendidikan budi pekerti masih belum merata dan belum benar-benar menjadi mata pelajaran
wajib di semua sekolah.

3. Laporkan kepada Pihak Berwajib

Hal terakhir yang harus dilakukan bila terjadi kekerasan fisik, psikis, ataupun seksual adalah
segera melaporkan kepada pihak berwajib. Hal ini bertujuan agar segera diambil tindakan lebih
lanjut terhadap tersangka dan mengurangi angka kejahatan yang sama terjadi. Adapun korban
kekerasan harus segera mendapatkan bantuan ahli medis serta dukungan dari keluarga.\
A. Kesimpulan
Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi
tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau
praktek serupa perbudakan, penindasan, atau secara melawan hukum memindakan
atau mentransplantasi organ dan/ atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau
kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil
maupun inmateriil.
Anak masih merupaakan tanggung jawab orang tua dalam mengupayakan
kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anaknya. Keluarga adalah tempat pertama kali anak belajar mengenal
aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu orang tua
sebagai manusia dewasa yang pada awalnya sudah berkomitmen untuk memiliki
keturunan seharusnya dapat mendidik anak tersebut dengan penuh kasih sayang
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai