Anda di halaman 1dari 21

Referat

“TUMOR JINAK GENITALIA EKSTERNA”

Disusun oleh:

Merien Siregar

1865050014

Pembimbing:

dr. Abitmer Gultom, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PERIODE 15 JUNI – 11 JULI 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

JAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Referat yang berjudul Tumor Jinak Genitalia Eksterna. Tujuan penulisan tugas
Referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai Tumor Jinak Genitalia
Eksterna.. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Abitmer Gultom, Sp.OG selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta
arahan yang baik kepada penulis selama penulisan tugas Referat ini
2. Para dokter spesialis obsgyn, dokter asisten Rumah Sakit Umum Universitas Kristen
Indonesia yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas Referat ini.
3. Keluarga dan teman-teman yang telah memberikan dukungan serta doa kepada penulis
sehingga penulisan tugas Referat ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa tugas Referat ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari semua pihak.

Jakarta, 11 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... ...... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ...... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ....... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ....... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 5
2.1 Anatomi Sistem Reproduksi Wanita............................................................... 5
2.1.2 Organ Genitalia Eksterna.......................................................... ....... 6

2.3 Tumor Jinak Organ Genitalia Wanita............ ................................................. 9


2.2.1 Definisi................................................................................................. 3
2.2.2 Jenis-jenis............................................................................................. 7
2.2.3 Etiologi................................................................................................. 8
2.2.4 Patogenesis.................. ........................................................................ 9
2.2.5 Tumor Jinak Organ Genitalia Eksterna .............................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 19
BAB I

PENDAHULUAN

Tumor dan kanker adalah salah satu dari masalah kesehatan reproduksi wanita yang
merupakan faktor penyebab dari kematian ibu. Berdasarkan pertumbuhannya, tumor digolongkan
bersifat jinak dan tumor ganas yang disebut sebagai kanker. Namun demikian baik jinak maupun
ganas merupakan masalah bagi kesehatan reproduksi wanita dan dpat berpotensi terjadi komplikasi
serta memungkinkan terciptanya prognosis buruk yang mengancam jiwa ibu. Berdasarkan
anatominya, tumor akan dibagi menjadi tumor ovarium, tumor oviduktal, tumor uterine, tumor
servikal, dan tumor vaginal dan vulva. Pertumbuhan neoplastik di daerah ini terutama berasal dari
epitel skuamosa dan papiler serta jaringan mesenkim. Jarang sekali ditemukan tumor jinak yang
berasal dari sel stroma pada daerah vagina.

Proliferasi neoplastik, mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak memperdulikan


jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitik. Proliferasi
neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan / benjolan pada jaringan
tubuh membentuk tumor. Tumor Vulva umumnya merupakan penyakit langka yang ditemui dalam
praktik klinis ginekologi, terutama pada usia muda. Tumor vulva, lebih sering terjadi di labia mayor
dan jarang di labia minor, klitoris, vestibulum, dan komisura posterior. Tumor jinak vulva yang
paling umum adalah fibroma, papiloma, lipoma, angioma, dan lainnya. Kelainan vulva jinak
merupakan masalah yang signifikan bagi pasien. oleh karena itu diagnosis dan pengobatan dini
sangat penting. Kelainan ini meliputi atrofi vulva, tumor jinak, hamartoma dan kista, gangguan
infeksi, dan kelainan epitel nonneoplastik. Gangguan infeksi meliputi penyakit yang disebabkan oleh
agen yang dapat ditularkan, seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Kelainan ini perlu ditinjau
oleh dokter berbagai spesialisasi, termasuk ahli kulit dan ginekolog, dan seringkali memerlukan
pendekatan multidisiplin. Neoplasma berperilaku seperti parasit dan bersaing dengan sel dan
jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya. Tumor mungkin tumbuh subur pada
pasien yang kurus kering. Sampai tahap tertentu, neoplasma memiliki otonomi dan sedikit banyak
terus membesar tanpa bergantung pada lingkugan lokal dan status gizi pejamu. Namun, otonomi
tersebut tidak sempurna. Beberapa neoplasma membutuhkan dukungan endokrin, dan
ketergantungan semacam ini kadang-kadang dapat dieksploitasi untuk merugikan neoplasma
tersebut. Semua neoplasma bergantung pada pejamu untuk memenuhi kebutuhan gizi dan aliran
darah. Sifat Neoplasma : 1) Tumbuh Aktif ; 2) Otonom; 3) Parasit; 4) Tidak Berguna. Tumor jinak
ginekologi terbagi atas : Tumor vulva, vagina, uterus, tuba fallopi dan ovarium. Terbagi lagi oleh
jenis tumor tumor, dan sel asal tumor. 

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Reproduksi Wanita

2.1.1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita

Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genitalia eksterna dan organ
genitalia interna. Organ genitalia eksterna adalah bagian untuk sanggama, sedangkan
organ genitalia interna adalah bagian untuk ovulasi, tempat pembuahan sel telur,
transportasi blastokis, implantasi, dan tumbuh kembang janin.

Gambar 2.1 Sistem Reproduksi Wanita

5
2.2 Organ Genitalia Eksterna

Gambar 2.2 Anatomi Genitalia Eksterna Wanita


Netter, f.h., 2010. Atlas of Human Anatomy fifth edition. USA; Saunders Elsevier

1. Vulva atau pudenda

Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis
sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput
darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.

2. Mons veneris (mons pubis)

Mons veneris (mons pubis) adalah bagian yang menonjol di atas simfisis dan
pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada perempuan
umumnya batas atas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke
bawah sampai sekitar anus dan paha.

3. Labia mayora

Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong
mengecil kebawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada di mons
veneris. Ke bawah dan ke belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk
kommisura posterior.Labia mayora analog dengan skrotum pada pria.

4. Labia minora (nymphae)

Labia minora (nymphae) adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam
6
bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu yang diatas klitoris membentuk
preputium klitoridis dan yang di bawah klitoris membentuk frenulum klitoridis. Ke
belakang kedua bibir kecil juga bersatu dan membentuk fossa navikulare. Kulit yang
meliputi labia minora mengandung banyak glandula sebasea dan juga ujung-ujung saraf
yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif.

5. Klitoris
Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri
atas glans klitoridis, korpus klitoridis dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke
os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh dengan
ujung saraf, sehingga sangat sensitif.

6. Vestibulum
Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke belakang
dan dibatas di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang
oleh perineum (fourchette).

7. Introitus Vagina
Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Introitus vagina
ditutupi oleh selaput dara.

8. Perineum
Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan
yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitalis.
Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang
menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma
pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma
urogenitalis meliputi muskulus transverses perinea profunda, otot konstriktor uretra dan
fasia internal maupun eksternal yang menutupinya

7
Paulsen, F. & Waschke, J. 2010. Sobotta. Munchen: Elsevier. Organ Genitalia
Interna

9. Vagina (Liang Sanggama)


Vagina merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding
depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing- masing panjangnya
berkisar antara 6-8 cm dan 7-10 cm. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat-lipat
dinamakan rugae. Di tengah-tengahnya ada bagian yang lebih keras disebut kolumna
rugarum. Lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai dengan
fungsinya sebagai bagian lunak jalan-lahir. Di vagina tidak didapatkan kelenjar
bersekresi.
Vagina dapat darah dari (1) arteri uterine, yang melalui cabangnya ke serviks
dan vagina memberikan darah ke vagina bagian tengah 1/3 atas; (2) arteria vesikalis
inferior, yang melalui cabangnya memberikan darah ke vagina bagian 1/3 tengah; (3)
arteria hemoroidalis mediana dan arteria pedundus interna yang memberikan darah ke
bagian 1/3 bawah.

8
10. Uterus
Berbentuk advokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang.
Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri dari otot-
otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm
dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah
anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan
korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas
(1) fundus uteri; (2) korpus uteri dan (3) serviks uteri.

11. Tuba Fallopi

Tuba Fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat di
dinding uterus (2) pars ismikia, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya;
(3) pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah
abdomen dan mempunya fimbria

12. Ovarium (indung telur)

Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri.


Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri dan
kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang
kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.

2.2 TUMOR JINAK ORGAN GENITALIA WANITA

2.2.1 Definisi

Neoplasma adalah sekumpulan sel (massa) abnormal dari jaringan yang terjadi ketika sel-sel
membelah lebih dari yang seharusnya atau tidak mati ketika mereka seharusnya mati,
pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinir dengan pertumbuhan jaringan normal, dan tidak
berguna bagi tubuh. Neoplasma adalah hilangnya responsivitas terhadap faktor pengendali
pertumbuhan yang normal. Sel neoplastik disebut mengalami transformasi karena terus membelah
diri (proliferasi), tampaknya tidak perduli terhadap pengaruh regulatorik yang mengandalikan
pertumbuhan senormal. Proliferasi neoplastik, mempunyai sifat progresif, tidak bertujuan, tidak
memperdulikan jaringan sekitarnya, tidak ada hubungan dengan kebutuhan tubuh dan bersifat
parasitik. Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan pembengkakan /
benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.

9
Neoplasma berperilaku seperti parasit dan bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk
memenuhi kebutuhan metaboliknya. Tumor mungkin tumbuh subur pada pasien yang kurus kering.
Sampai tahap tertentu, neoplasma memiliki otonomi dan sedikit banyak terus membesar tanpa
bergantung pada lingkugan lokal dan status gizi pejamu. Namun, otonomi tersebut tidak sempurna.
Beberapa neoplasma membutuhkan dukungan endokrin, dan ketergantungan semacam ini kadang-
kadang dapat dieksploitasi untuk merugikan neoplasma tersebut. Semua neoplasma bergantung pada
pejamu untuk memenuhi kebutuhan gizi dan aliran darah. Sifat Neoplasma : 1) Tumbuh Aktif ; 2)
Otonom; 3) Parasit; 4) Tidak Berguna. Tumor jinak ginekologi terbagi atas : Tumor vulva, vagina,
uterus, tuba fallopi dan ovarium. Terbagi lagi oleh jenis tumor tumor, dan sel asal tumor. 

2.2.2 Jenis-jenis

Neoplasma dapat bersifat jinak, pra-ganas atau ganas (kanker).


 Neoplasma jinak. Contoh neoplasma jinak adalah lipoma, benjolan lemak di bawah
kulit leher, lengan atau punggung, tidak membahayakan. Fibroid rahim, tahi lalat, dan
hemangioma (benjolan pembuluh darah di kulit atau organ internal). Neoplasma jinak
tidak berubah menjadi kanker.

 Neoplasma pra-ganas. Jenis neoplasma yang berpotensi menjadi ganas sehingga sering
disebut kanker tahap awal. Mereka tidak menyerang dan merusak, tetapi lama-
kelamaan akan berubah menjadi kanker. Bila tumor telah terbentuk tetapi belum
menyerang jaringan, dikatakan sebagai carcinoma in situ, yang berarti kanker di tempat.
Beberapa tumor mungkin berada dalam tahap ini untuk waktu yang lama. Sebagian besar
carcinoma in situ berkembang cepat dan menyebar. Neoplasma pra-ganas masih mudah
disembuhkan, dengan pengobatan dan operasi.

 Neoplasma ganas (kanker). Kanker berasal dari bahasa Yunani yang berarti kepiting,
karena sifatnya seperti kepiting yang mencengkeram jaringan sekitarnya. Kanker
berkembang dalam beberapa tahap yang dimulai ketika sebuah sel bermutasi menjadi
kanker. Ketika pusat kontrol sel rusak, sel-sel mulai tumbuh dan berkembang biak di luar
kendali. Kanker cukup besar akan menekan jaringan sekitarnya dan menyebar ke bagian
tubuh lain. Penyebaran dari tempat asal melalui darah atau sistem limfa (getah bening)
ke organ-organ lain sehingga menciptakan tumor sekunder di tempat lain. 

10
Ada dua kelompok neoplasma ganas atau kanker:
 Tumor padat yang terbentuk dari sel-sel abnormal di kulit, selaput lendir, kelenjar,
jaringan ikat, otot, lemak dan tulang.

 Neoplasma cair (hemoblastosis) yang terbentuk dari komponen seluler darah dan organ
pembentuk darah, contohnya leukemia dan tumor otak.

2.2.3 Etiologi

Patogenesis umumnya percaya bahwa sel tumor bersifat monoklonal, semua dalam sel
tumor merupakan mutasi sel. Tumor dibentuk oleh proliferasi sel transformasi yang terus menerus.
Ketika tubuh berada di bawah pengaruh berbagai faktor serat, sel vulva kehilangan kontrol normal
pada tingkat gen yang mengontrol pertumbuhan, mengakibatkan proliferasi klonal abnormal,
sehingga membentuk serat vulva.4,5 Tumor ini lebih umum terjadi pada wanita usia subur,
umumnya tidak mengalami transformasi ganas.6 Klasifikasi jaringan tumor, termasuk antigen
diferensiasi embrio antara lain antigen (AFP, CEA) (NSE); isozim; hormon (HCG); antigen spesifik
jaringan (PSA, free, PSA): glikoprotein mucin, glikolipid (CA125). Interaksi tumor dan inang
dipengaruhi berbagai faktor antara lain: serum feritin, kompleks imun, protein fase akut, isozim,
reseptor interleukin-2 terlarut, dan Tumor Necrosis Factor.

2.2.4 Patogenesis

Patogenesis umumnya percaya bahwa sel tumor bersifat monoklonal, semua dalam sel
tumor merupakan mutasi sel. Tumor dibentuk oleh proliferasi sel transformasi yang terus menerus.
Ketika tubuh berada di bawah pengaruh berbagai faktor serat, sel vulva kehilangan kontrol normal
pada tingkat gen yang mengontrol pertumbuhan, mengakibatkan proliferasi klonal abnormal,
sehingga membentuk serat vulva.4,5 Tumor ini lebih umum terjadi pada wanita usia subur,
umumnya tidak mengalami transformasi ganas.6 Klasifikasi jaringan tumor, termasuk antigen
diferensiasi embrio antara lain antigen (AFP, CEA) (NSE); isozim; hormon (HCG); antigen spesifik
jaringan (PSA, free, PSA): glikoprotein mucin, glikolipid (CA125).7 Interaksi tumor dan inang
dipengaruhi berbagai faktor antara lain: serum feritin, kompleks imun, protein fase akut, isozim,
reseptor interleukin-2 terlarut, dan Tumor Necrosis Factor.

2.2.5 Tumor Jinak Organ Genitalia Eksterna


Tumor jenis ini dapat menyerang organ genital wanita baik yang interna maupun yang eksterna,

11
seperti Vulva, Vagina, Uterus, Tuba Falopii, dan juga Ovarium.

1. Vulva
A. Tumor Kistik Vulva
Kista inklusi (kista epidermis), terjadi akibat perlukaan, terutama pada persalinan karena episiotomi
atau robekan, dimana suatu segmen epitel terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista ini terdapat
dibawah epitel vulva/ perineum maupun vagina berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu
biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umumnya kista ini tidak
menimbulkan keluhan.

Kista inklusi (kista epidermis)

2. Kista sisa jaringan embrio


a. Kista Gartner, dianggap berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi. Terdapat pada dinding
lateral-anterolateral vagina sampai pada vulva dekat urethra dan klitoris. Dindingnya terdiri dari
epitel thorak dan kubus berisi cairan jernih tanpa mucin. Biasanya berukuran kecil dan multipel
namun dapat mencapai ukuran kepala janin dengan konsistensi yang lunak.

Kista Gartner

b. Kista/ Hidrokele saluran Nuck, berasal dari sisa processus vaginalis peritoneum yang terletak
dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada labium mayor. Terletak mulai
dari saluran inguinal sampai dinding labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista
saluran Nuck berisi cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan demikian kista ini

12
harus dibesarkan dengan hernia (burut) inguinal dan varikokel yang sering terdapat pada kehamilan.

3. Kista Kelenjar
a. Kista Bartholini, terjadi akibat radang. Kista Bartolini berkembang ketika saluran keluar dari
kelenjar Bartolini tersumbat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar kemudian terakumulasi,
menyebabkan kelenjar membengkak dan membentuk suatu kista. Suatu abses terjadi bila kista
menjadi terinfeksi. Abses Bartolini dapat disebabkan oleh sejumlah bakteri. Ini termasuk organisme
yang menyebabkan penyakit menular seksual seperti Klamidia dan Gonore serta bakteri yang
biasanya ditemukan di saluran pencernaan, seperti Escherichia coli.

Kista Bartholini

b. Kista sebasea, berasal dari kelenjar sebacea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium
minor, dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga terjadi penyumbatan
sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat dibawah permukaan kulit berwarna kuning keabu-
abuan, dengan batas yang jelas dan konsistensi keras, ukuran kecil sering multiple. Dindingnya
berlapis epitel kelenjar dengan isi sebum yang mengandung kristal kolesterol. Kristal ini sering
mengalami infeksi.

c. Hidradenoma, berasal dari kelenjar keringat, atau bisa juga dari sisa saluran Wolffi.

13
Hidradenoma

d. Penyakit Fox-Forduce, disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar
keringat sehingga membentuk banyak kristal kecil dengan diameter 1-3 mm, multipel, terasa gatal.
Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dan gelanggang susu. Dapat mengalami kekambuhan
apabila terjadi gangguan emosi antara lain rangsang seksual.

Penyakit Fox-Forduce

e. Kista paraurethra (Skene), terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini
biasanya menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.

14
f. Kista endometriosis, walaupun jarang sekali terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun vagina.
Kista pada vulva ini umumnya hanya memerlukan pengangkatan kalau mengganggu saja. Pada kista
yang mengalami infeksi dapat dilakukan insisi.

Endometriosis

B. Tumor Solid Vulva


1. Tumor Epitel
a. Kondiloma akuminata, penyakit ini disebabkan oleh virus HPV type 6 dan 11, dan akhir-akhir ini
juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Gambar
histologik adalah suatu papiloma. Gambar makroskopik adalah seperti jengger ayam, dapat tumbuh
pada vulva dan sekitar anus sampai vagina dan serviks.

Kondiloma akuminata

b. Karunkula urethra
a) Karunkula urethra neoplasma, terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal
muara urethra, mikroskopik sebagai papiloma urethra yang ditutup oleh epitel transisional.
15
b) Karunkula urethra granulomatosa, penonjolan ini terdiri dari jaringan granulomatosa pada muara
urethra terutama bagian belakang yang meluas ke samping.

c. Nevus pigmentosus, tampak sebagai lesi berwarna kehitam-hitaman pada permukaan vulva
berdiameter 1-2 mm.Menurut Masson sel nevus berasal dari melanosit dalam epidermis atau dari sel
Schwann dari serabut saraf yang menuju kulit.
d. Hiperkeratosis, dibedakan :
a) Yang disebabkan infeksi menahun; dermatitis
b) Tumor jinak berpapil yang sudah menahun
c) Distrofi

2. Tumor jaringan mesodermal


a. Fibroma, berasal dari jaringan di sekitar labium mayus, dapat tumbuh besar dengan konsistensi
lunak dan berwarna putih keabu-abuan.

Fibroma

b. Lipoma, berasal dari jaringan lemak disekitar labium mayus dengan konsistensi lunak, dapat
bertangkai dan mencapai ukuran besar.

16
Lipoma

c. Leiomioma, berasal dari otot polos ligamentum rotundum dekat pada labium mayus tersusun
seperti pusaran air/ konde.
d. Neurofibroma, berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak, berbentuk polipoid
dan berwarna seperti daging.
e. Hemangioma, yang berasal kongenital biasanya akan menghilang sendiri pada pertumbuhan anak.
Pada wanita pasca menopause biasanya terjadi karena adanya varices yang kecil-kecil dan dapat
menyebabkan perdarahan pasca menopause.
f. Limfangioma, berasal dari jaringan pembuluh limfe, jarang sekali dijumpai. Mikroskopik tampak
seperti limfangioma namun tidak berwarna.

2. Vagina
Tumor-tumor di vagina umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang didapatkan pada vulva.
A. Tumor Kistik
1. Inklusi
2. Kista sisa jaringan embrio
a. Kista Garner
b. Kista saluran Maller

B. Tumor Solid

1. Tumor epitel
a. Kondiloma akuminatum
b. Granuloma, merupakan granulasi yang berbatas-batas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi
pada bekas operasi kolporafi dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.

2. Tumor jaringan mesoderm


a. Fibroma
b. Lipoma
c. Hemangioma
d. Miksoma

3. Adenosis vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muller berupa tumor jinak vagina, terletak dekat
serviks uteri, terdiri dari epitel thorak yang mengeluarkan mucus. Kelainan ini dapat disebabkan

17
karena pemberian dietilstilbestrol atau hormon estrogen sintetik lain pada ibu penderita pada waktu
hamil muda (Sindrom DES). Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi dilanjutkan dengan biopsi
dan pemeriksaan histopatologi.

Adenosis vagina

Terapi
Berhubung lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu dilakukan pemeriksaan yang teliti
terhadap tumor yang telah dikeluarkan. Kadang-kadang perlu diperiksa sedian yang dibekukan
(frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada saat operasi.
d. Kista Dermoid, merupakan satu teratoma kista yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal
dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, dan produk glandula sebacea
berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen
ektoderm dan mesoderm.

Gambaran klinis
Dinding kista kelihatan putih keabu-abuan dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal,
dibagian lain padat. Sepintas terlihat seperti kista berongga satu, tetapi bila dibelah biasanya nampak
satu kista besar dengan ruang kecil-kecil dalam dindingnya. Tumor mengandung elemen-elemen
ektodermal, mesodermal, dan endodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebacea,
gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus
gastrontestinalis, epitel saluran pernafasan dan jaringan tiroid (endodermal). Termasuk disini:
a) Struma ovarium, tumor ini terdiri atas jaringan tiroid dan kadang dapat menyebabkan hipertiroid.
b) Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum, dapat dianggap sebagai
adenoma yang berasal dari satu elemen dari epitel germinativum.
c) Koriokarsinoma, tumor ganas yang jarang ditemukan dan untuk diagnosisnya harus dibuktikan
18
dengan adanya hormon koriogonadotropin. Kista dermoid adalah salah satu teratoma kistik.
Umumnya teratoma solid ialah tumor ganas, akan tetapi biarpun jarang dapat juga ditemukan
teratoma solidum yang jinak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Robert A Schwartz, MD, MPH. Benign Vulvar Lesions, 2017.

2. Van- Bernal JF, Azueta A, Parra A, Mediavilla E, Zubillaga S. Paratesticular cellular


Angiofibroma with Atypical (Bizarre) cells : Case Report and Literature Review. Pathol Res. Pract .
2013 : 209 (6) : 388-92.

3. Chen E, Fletcher CD, Cellular Angiofibroma with Atypia or Sarcomatous Transformation:


Clinicopathologic Analysis of 13 cases. Am. J Surg Pathol. 2010;34(5) : 707-14.
PubmedCentralPubMedViewArticle GoogleScholar.

4. Fritchie KJ, Carver P, Sun Y, Batiouchko G, Billing SD, Rubin BP, et al. Solitary Fibrous
Tumor : Is There a Molecular Relationship with Cellular Angiofibroma, spindle cell lipoma and
mammary-type myofibroblastom? Am J Clin Pathol. 2012;137:963-70.
PubmedViewArticleGoogleScholar.

5. Magro G, et al. Vulvovaginal Myofibroblastoma : Expanding the Morphological and


Immunohistochemical Spectrum. A Clinicopathologic Study of 10 cases. Hum Pathol: 2012; 43(2) :
243-53. 6. Flucke U, Van Krieken JM, Mentzel T, Cellular angiofibroma : Analysis of 25 cases

6. Lourenco C, Oliviera N, Ramos F, Ferreira I, Oliviera M. Aggressive Angiomyxoma of the


Vagina : A Case Report. Rev Bras Ginecol Obstet. 2013; 35(12): 575-82.

7. Mosquera JM, Fletcher CD. Expanding the Apectrum of Malignant Progression in Solitary
Fibrous Tumors : a Study of 8 cases with a Discrete Anaplastic Component-is this dedifferentiated
SFT? Am J Surg Pathol. 2009; 33(9) : 1314-21.

8. Ramesh N, Anjana A, Kusum N, Kiran A, Ashok A, Somdutt S. Overview of Benign and


Malignant Tumours of Female Genital Tract. Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 3
(01), 2013. 140-149. 14. Filho LLL, Lopes IMRS, Filho ESF, Neto TRG, Lopes LRS. Giant soft
fibroma located in the vulva : case report. Surg Cosmet Dermatol, 2012 ; 4(2) 200-2

9. Mwampagatwa IH, Ernest A. Bilateral Giant Mysterious Vulva Tumor in an Adolescent : A Rare
Clinical Condition and its Diagnostic Challenges in Resoirce Constrained Facilities. SJAMS, 2015.
148- 151. 11. Cunningham FG, Bradshaw KD, Halvorson LM, Schaffer JI, Schorge, Hoffman BL.
Williams Gynecology 2nd edition. McGraw-Hill companies, Inc, 2012. 121-122.

10. Beckmann CRB, Ling FW, Barzansky BM, Herbert WNP, Laubes DW, Smith RP. Obstetric and
Gynecology 6th edition. Lippincott Williams & Wilkins, 2010. 365- 369.

19
11. Ramesh N, Anjana A, Kusum N, Kiran A, Ashok A, Somdutt S. Overview of Benign and
Malignant Tumours of Female Genital Tract. Journal of Applied Pharmaceutical Science Vol. 3
(01), 2013. 140-149.

20
21

Anda mungkin juga menyukai