Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KESPRO KB

“PENYAKIT KANKER SERVIKS”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kespro kb

Program studi d4 kebidanan

Dosen Pembimbing :

Syukrianti syahda, S.ST, M.Keb

DISUSUN OLEH:

FAUZIAH AMIROH ( 1915301008 )

INTAN ARDINA ( 19153010 )

PUTRY SEPTRIANI ( 1915301020 )

RADYAH SAQINAH ( 1915301021 )

UMMI KAlSUM  ( 1915301025 )

FAKULTAS KESEHATAN DIV KEBIDANAN UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU


TAMBUSAI
TP. 2020/2021
Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang Kota, Kab. Kampar, Provinsi Riau, Indonesia, 28412
info@universitaspahlawan.ac.id , www.universitaspahlawa.ac.id
Telp : +62 811 750 4246 or +62 852 6538 7767

1
DAFTAR ISI

Daftar isi............................................................................................ 2
Kata pengantar..................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................6
C. Tujuan penulisan...................................................................................6

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian kanker serviks.....................................................................7


B. Faktor penyebab kanker serviks...........................................................8
C. Epidemiologi kanker serviks...............................................................10
D. Patologi kanker serviks.......................................................................12
E. Penyebaran kanker serviks ................................................................15
F. Jenis – jenis kanker serviks................................................................16
G. Stadium kanker serviks.......................................................................16
H. Gejala kanker serviks..........................................................................16
I. Diagnosis kanker serviks.....................................................................18
J. Tanda tanda kekambuhan kanker serviks..........................................20
K. Pengobatan untuk kanker serviks.......................................................21
L. Pencegahan dan penanganan kanker serviks.....................................22

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................25
B. Saran...................................................................................................26
C. Daftar pustaka.....................................................................................27

2
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh

Alhamdulillah segala puji dan syukur kami ucapkan atas berkah dan rahmat dari Allah
SWT yang telah memberikat berkat kesehatan dan nikmat berfikir bagi kami untuk dapat
menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “ PENYAKIT KANKER SERVIKS ” dengan
dosen pembimbing Syukrianti syahda, S.ST, M.Keb
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah kespro kb dengan tujuan bisa
memberikan atau menambah pengetahuan dan pemahaman bagi pembacanya khususnya
dalam hal untuk mengetahui tentang penyakit kanker serviks . Kami menyadari bahwa
makalah kami ini masih memiliki banyak kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat butuh akan saran dan kritikan yang membangun agar ke depan
nya kami bisa jauh lebih baik.

wassalamu`alaikum warrahmaatullaahi wabarakaatuh

Bangkinang, 10 Maret 2021

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kanker dapat menyerang semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur,
dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tak luput dari serangan kanker.
Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat terserang penyakit yang peling banyak ditakuti
ini. Namun, dari kenyataan yang ada, kaum wanita yang paling banyak terkena kanker. Tidak
sedikit dari mereka yang divonis terkena kanker merasa tidak lagi punya masa depan.
Penyakit ini sebenarnya timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan
pola hidup yang tidak sehat, meskipun bisa diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya. Kaum wanita cukuprentan terhadap serangan kanker, terutama organ vital
seperti payudara, dan organ reproduksi seperti rahim, indung telur, dan vagina. Bagi wanita,
penyakit ini menjadi isu yang menakutkan.

Seperti yang kita ketahui, bahwa sistem reprosuksi wanita dibagi menjadi dua yaitu
organ kelamin luar dan organ kelamin dalam. Organ kelamin luar berfungsi sebagai jelan
masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung alat kelamin dalam dari infeksi.
Saluran kelamin wanita merupakan lubang yang berhubungan dengan dunia luar sehingga
mikroorganisme penyebab penyakit masuk dengan mudah dan menginfeksi kandungan. Pada
umumnya, mikroorganisme masuk melalui hubungan seksual. Sedangkan oegan kelamin
dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin) yang terdiri atas:

1) Indung telur (ovarium) yang berfungsi mengasilkan telur


2) Saluran tuba (tuba falopii) yang merupakan tempat berlangsungnya pembuahan
3) Rahim (uterus) yang menjadi tempat berkembangnya buah kehamilan (embrio)
menjadi janin
4) Vagina yang merupakan jalan lahir.

Organ kelamin luar disebut juga vulva, dibatasi oleh labium mayora yang identik
dengan kantong buah zakar (scrotum) pada lelaki yang mengandung kelenjar keringat dan
kelenjar minyak (sebacea). Setelah usia puber, labium mayora akan ditumbuhi rambut dan
labium minor yang tepat berada sebelah dalam labium mayora mengelilingi lubang vagina
dan lubang urethra. Lubang vagina, disebut introitus, berbentuk setengah lingkaran. Pada
belakang iroithrus disebut forset. Jika ada rangsangan seksual,saluran kecil pada bagian
samping iroithrus akan mengeluarkan cairan lendir yang dihasilkan oleh kelenjar Bartholini.
Urethra berada di bagian depan vagina dan merupakan saluran tempat keluarnya air seni dari
kandung kemih.

Labium minor kiri-kanan bertemu didepan membentuk klitoris, yang merupakan


tonjolan kecil yang sangat peka terhadap rangsangan seksual. Klitoris dibungkus oleh lipatan
kulit yang disebut preputium. Labium minor dan vagina merupakan selaput lendir dan
permukaannya tetap lembab meskipun lapisan dalam sama seperti lapisan kulit lain. Labium
minor dan vagina kaya dengan pembuluh darah sehingga tampak berwarna kemerah-

4
merahan. Lubang vagina dikelilingi selapur dara (hymen). Kekuatan hymen bervariasi pada
setiap wanita hingga pada persetubuhan pertama, hymen bisa robek dan bisa tidak.

Organ kelamin dalam pada keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang
saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang didalam vagina kecuali bila dibuka pada saat
pemeriksaan atau waktu bersetubuh. Pada perempuan dewasa, panjang lubang vagina
berkisar 7,6-10 cm. pada bagian bawah vagina terdiri atas otot untuk mengatur besarnya garis
tengah lubang vagina. Sepertiga bagian atas vagina, terletak di atas lapisan otot tersebut dan
musah teregang. Pada puncak vagina terdapat leher rahim (serviks).

Rahim (uterus) terletak dipuncak vagina, berbentuk seperti buah pir terletak dibelakang
kandung kemih didepan rektum dan terikat dengan ligamen. Ligamen yaitu jaringan lapisan
ganda yang berfungsi untuk menompang organ dalam ke organ dalam lainnya. Rahim terbagi
dua bagian yaitu corpus (badan) dan serviks (leher).

Serviks merupakan bagian bawah rahim yang membuka kea rah lubang vagina. Bagian
korpus rahim biasanya membengkok ke depan. Selama masa produktif seorang perempuan,
panjang korpus rahim biasanya dua kali panjang leher rahim. Serviks merupakan saluran
yang memungkinkan sperma laki-laki msuk kedalam dan darah menstruasi keluar. Saluran
serviks menjadi sempit selama masa ovulasi dan kehamilan sehingga sperma tidak bisa lewat
san janin yang sudah tertanam di dalam rongga rahim tidak bisa keluar. Tetapi selama proses
persalinan, saluran meregang sehingga bayi bisa melewati serviks. Saluran serviks dilapisi
kelenjar yang menghasilkan lendir. Selaput lendir tebal, sehingga tidak bisa dilewati sperma
kecuali sesaat menjelang masa pelepasan telur dari indung telur (Ovulasi). Pada saat ovulasi,
konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan.
Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir diserviks menyimpan sperma yang
hidup selama beberapa hari.

Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian kaum wanita
yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun Negara berkembang seperti
Indonesia. Setiap tahun ditemukan kurang lebih 500.000 kasus baru kanker serviks dan tiga
perempatnya terjadi di negara yang berkembang. Data yang berhasil dihimpun oleh
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan, bahwa angka kejadian kanker di
Indonesia sampai saat ini diperkirakan setiap tahun muncul sekitar 200.000 kasus baru di
mana jenis terbesar dari kanker tersebut adalah kanker serviks (Susanto, 1998). Berdasarkan
hasil studi pendahuluan di Perjan Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung, pada tahun
2004 kanker rahim menduduki urutan pertama kanker pada sistem reproduksi wanita dengan
jumlah 360 kasus.

Kanker memiliki dampak fisik, psikologis serta dampak sosial. Dampak fisik ini bisa
berupa kecacatan atau penurunan fungsi salah satu anggota tubuh yang diamputasi atau
dioperasi, rasa nyeri, kerontokan rambut, bahkan mungkin terjadi perubahan penampilan fisik
sebagai efek samping dari pengobatan yang dijalani penderita. Sedangkan dampak psikologis
yang mungkin muncul bisa merupakan reaksi psikologis terhadap diagnosis kanker yang
harus dihadapinya, rangkaian terapi atau pengobatan yang dijalani penderita dan “kondisi
fisiknya yang baru”. Dapat pula diperkirakan akan terjadi perubahan dalam kehidupan sosial
pada penderita.

5
Oleh karena itu, dari penjelasan diatas kita perlu mengetahui lebih lanjut dari berbagai
informasi tentang kanker serviks sehingga kita bisa melakukan pencegahan agar tidak terkena
kanker serviks yang merupakan salah satu penyakit yang bisa berakibat kematian.

A. Rumusan masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
 Apa yang di maksud dengan kanker serviks ?
 Apa sajakah faktor resiko kanker serviks ?
 Bagaimana pengobatan kanker serviks ?
 Apa saja tanda – tanda kekambuhan kanker serviks ?
 Bagaimana cara pencegahan kanker serviks ?

B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
 Untuk memberikan informasi tentang pengertian kanker serviks
 Untuk memberikan pengetahuan mengenai Faktor Resiko Kanker Serviks
 Untuk memberikan informasi tentang Gejala Kanker Serviks
 Untuk memberikan informasi tentang Stadium Kanker Seviks Secara Klinik
 Untuk memberikan informasi tentang Pengobatan Kanker Serviks
 Untuk memberikan informasi tentang Tanda-tanda kekambuhan kanker
serviks
 Untuk memberikan informasi tentang Pencegahan kanker serviks

6
BAB II

ISI

 A.    Pengertian Kanker Serviks

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya. Selsel kanker ini dapat
menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker memiliki
berbagai macam jenis dengan berbagai akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker
serviks.

Kanker serviks adalah kanker paling umum pada sistem reproduksi wanita (Monahan &
Neighbors, 1998). Kanker serviks terjadi ketika sel pada serviks mulai tumbuh tidak
terkontrol dan kemudian dapat menyerang jaringan terdekat atau menyebar ke seluruh tubuh.
Secara histologis terdapat dua tipe utama kanker serviks, yaitu karsinoma skuamosa dan
adenokarsinoma. Karsinoma skuamosa terdiri dari 80-95% kanker dan terjadi lebih sering
pada usia lanjut. Sisa dari kasus yang ada adalah adenokarsinoma yang terjadi lebih sering
pada wanita usia muda dan cenderung akan menjadi kanker yang agresif (berkembang
dengan sangat cepat) (Gale & Charette, 1995).

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyebab kematian akibat kanker
yang terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat 600.000
kasus baru dan 300.000 kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara
berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua
kanker terbanyak pada perempuan di dunia, dan menempati urutan pertama di negara
berkembang. Saat ini, kanker leher rahim menjadi kanker terbanyak pada wanita Indonesia
yaitu sekitar 34% dari seluruh kanker pada perempuan dan sekarang 48 juta perempuan
Indonesia dalam risiko mendapat kanker leher rahim. Kanker leher rahim adalah kanker yang
terjadi pada area leher rahim yaitu bagian rahim yang menghubungkan rahim bagian atas
dengan vagina. Usia rata-rata kejadian kanker leher rahim adalah 52 tahun, dan distribusi
kasus mencapai puncak 2 kali pada usia 35-39 tahun dan 60 – 64 tahun.

Ada pula yang menyebutkan bahwa Kanker servik yang biasanya dikenal dengan
kanker mulut rahim adalah suatu penyakit kanker yang terjadi pada system reproduksi wanita
tepatnya pada mulut rahim. Mulut rahim terletak pada bagian bawah uterus yang
menghubungkan bagian atas vagina dengan uterus. Panjangnya sekitar 2 inci. Saat
melahirkan akan terjadi dilatasi (pelebaran) mulut rahim sehingga bayi dari uterus dapat
lewat menuju vagina.

Menurut Lina Mardiana dalam bukunya yang berjudul (Kanker pada Wanita)
disebutkan bahwa kanker leher/mulut rahim (serviks) adalah kanker yang menyerang bagian

7
ujung bawah rahim yang menonjol ke vagina (liang senggama). Kanker ini umumnya tidak
tampak, tetapi dapat dirasakan oleh penderitanya. Tahap awal munculnya kanker rahim
dimulai dengan terjadinya mutasi sel secara bertahap, tetapi progresif dan akhirnya
berkembang menjadi karsinoma. Kanker leher/mulut rahim dapat menyebar melalui
pembuluh darah, pembuluh limfa, atau langsung ke organ vital lain seperti parametrium,
korpus uterus, vagina, kandung kencing, dan rektum. Hingga saat ini kanker leher/mulut
rahim masih menempati urutan pertama penyakit yang paling banyak menyerang wanita di
Indonesia. Sementara di dunia, penderita kanker ini terbanyak kedua setelah kanker payudara.

B. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Serviks

1) Faktor Penyebab

HPV (Human Papiloma Virus) merupakan penyebab terbanyak. Sebagai tambahan

perokok sigaret telah ditemukan sebagai penyebab juga. Wanita perokok mengandung

konsentrat nikotin dan kotinin didalam serviks mereka yang merusak sel. Laki-laki

perokok juga terdapat konsetrat bahan ini pada sekret genitalnya, dan dapat memenuhi

servik selama intercourse.Defisiensi beberapa nutrisional dapat juga menyebabkan

servikal displasia.National Cancer Institute merekomendasikan bahwa wanita

sebaiknya mengkonsumsi lima kali buah-buahan segar dan sayuran setiap hari. Jika

anda tidak dapat melakukan ini, pertimbangkan konsumsi multivitamin dengan

antioksidan seperti vitamin E atau beta karoten setiap hari.

2) Faktor Resiko Kanker Serviks

Leher/mulut rahim terletak di dalam vagina dan merupakan pintu masuk ke dalam

rahim. Para ahli menyebutkan bahwa selama masih ada leher/mulut rahim maka

selama itu pula ada kemungkinan terkena kanker serviks. Seperti halnya jenis kanker

lain, penyebab kanker ini juga belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan hasil

analisis para ahli menyebutkan bahwa faktor resiko pemicu timbulnya kanker serviks

adalah sebagai berikut:

 Leher rahim terserang bekteri atau jamur sehingga terjadi infeksi dalam waktu

lama. Akibatnya, terjadi kerusakan sel sehingga sangat besar kemungkinan

8
terbentuk kanker. Jika hal itu terjadi, meskipun tidak memiliki bakat kanker

yang diturunkan dari keluarga terdahulunya, wanita tersebut tetap beresiko

terserang kanker rahim.

 Wanita pernah atau sering melakukan hubungan seksual umur antara 20-30

tahun.

 Wanita melakukan hubungan seksual dibawah umur 18 tahun.

 Wanita pekerja seksual.

 Wanita suka berganti-ganti pasangan.

 Wanita memiliki riwayat menderita penyakit menular seks, terutama Virus

Human Papillomavirus (HPV).

 Wanita terlalu banyak melahirkan anak.

 Wanita perokok berat.

Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker leher rahim jenis karsinoma

sel skuamosa. Faktor risiko meningkat 2 kali dengan risiko tertinggi didapatkan pada

orang yang merokok dalam jangka waktu lama dengan intensitas yang tinggi (jumlah

yang banyak)

1. Ras
Pada ras Afrika-Amerika kejadian kanker leher rahim meningkat sebanyak 2 kali dari
Amerika Hispanik. Sedangkan untuk ras Asia-amerika memiliki angka kejadian yang
sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosioekonomi
Faktor seksual dan reproduksi :
 Hubungan seksual pertama kali sebelum usia 16 tahun berkaitan dengan
peningkatan risiko kanker leher rahim 2 kali dibandingkan wanita yang
melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun. Kanker leher rahim juga
berkaitan dengan jumlah partner seksual. Semakin banyak partner seksual
maka semakin meningkat risiko kanker leher rahim. Peningkatan paritas
(jumlah kehamilan) juga merupakan faktor risiko kanker leher rahim.

2. Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih)
meningkatkan risiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Penggunaan metode
kontrasepsi barrier (penghalang), terutama yang menggunakan kombinasi mekanik
dan hormon memperlihatkan penurunan angka kejadian kanker leher rahim yang
diperkirakan karena penurunan paparan terhadap agen penyebab infeksi.

9
3. Kondisi imunosupresi (penurunan kekebalan tubuh)
Pada wanita imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) seperti transplantasi
ginjal dan HIV, dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari
noninvasif menjadi invasif (tidak ganas menjadi ganas).

4. Stress
Stress menghambat kemampuan kita untuk menghadapi penyakit, dan selalu disebut
berhubungan dengan kanker. Ini terjadi karena ketika kita dalam keadaan stress,
ketahanan tubuh kita menurun dan sel-sel lebih rentan terhadap penyakit seperti
penyakit kanker leher rahim tersebut.

5. Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)


Human papilloma virus (HPV) adalah penyebab kanker serviks yang utama atau yang
paling sering terjadi. Kebanyakan orang yang aktif secara seksual melakukan kontak
dengan HPV selama masa hidupnya. Tetapi sebagian besar virus tidak berbahaya dan
akan hilang dengan sendirinya.

6. HIV/AIDS
Menderita human immunodeficiency virus (HIV) atau AIDS dapat meningkatkan
risiko kanker serviks. Risiko ini mungkin akan berkurang pada wanita yang menjalani
pengobatan HIV. 7. Infeksi Menular Seksual Lainnya Risiko kanker ini meningkat
pada wanita yang mengalami infeksi menular seksual (IMS) bersama HPV. Wanita
penderita HPV dan klamidia, mungkin berisiko lebih tinggi.

7. Kanker Sebelumnya
Kemungkinan Anda memiliki peningkatan risiko kanker leher rahim jika mengalami
kanker:
 Vulva
 Vagina
 Ginjal
 Saluran kemih (ini termasuk kandung kemih dan tabung dari ginjal ke
kandung kemih)

Apakah Kanker Serviks Bisa Menular?


Kanker serviks sendiri tidak menular, tetapi yang menular adalah
penyebabnya, yaitu virus HPV. Cara penularannya adalah lewat hubungan
seksual yang berisiko. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, penularan
infeksi HPV dan kejadian kanker serviks bisa dicegah sepenuhnya.

C. Epidemiologi Kanker Serviks

 Distribusi Menurut Umur

Proses terjadinya kanker leher rahim dimulai dari sel yang mengalami mutasi lalu

berkembang menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia.

10
Dimulai dari displasia ringan, sedang, displasia berat dan akhirnya menjadi Karsinoma In-

Situ (KIS), kemudian berkembang menjadi karsinoma invasif. Tingkat displasia dan

karsinoma in-situ dikenal juga sebagai tingkatan pra-kanker. Klasifikasi terbaru

menggunakan nama Neoplasma Intraepitel Serviks (NIS). NIS 1 untuk displasia ringan, NIS

2 untuk displasia sedang dan NIS 3 untuk displasia berat dan karsinoma in-situ.

Menurut Snyder (1976), NIS umumnya ditemukan pada usia muda setelah hubungan
seks pertama terjadi. Selang waktu antara hubungan seks pertama dengan ditemukan NIS
adalah 2-33 tahun. Untuk jarak hubungan seks pertama dengan NIS 1 selang waktu rata-rata
adalah 12,2 tahun, NIS 1 dengan NIS 2 rata-rata13,9 tahun dan NIS 2 samppai NIS 3 rata-rata
11,7 tahun. Sedanhkan menurut Cuppleson LW dan Brown B (1975) menyebutkan bahwa
NIS akan berkembang sesuai dengan pertambahan usia, sehingga NIS pada usia lebih dari 50
tahun sudah sedikit dan kanker infiltratif meningkat 2 kali.
Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun
1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama banyaknya.
Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur 30-39 tahun,
sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok umur 40-49 tahun,
stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69 tahun.
Inseden kanker leher larim (Age Standarized Cancer Incidence Rate / ASR) penduduk
Kota Semarang, tercatat pada tahun 1980-1981 menunjukkan ASR 27,9 dan data tahun 1985-
1989 ASR 24,4. Dibandingakan dengan berbagai daerah diluar negeri angka ini sedikit
berbeda, seperti di Thailand (Chiang Mai) dilaporkan ASR tahun 1983-1987 adalah 33,2 dan
di Korea Selatan 13,2 tahun 1982-1983. India menunjukkan angka lebih tinggi yaitu 41,7
tahun 1982.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM Jakarta tahun 1997-1998 ditmukan
bahwa stadium IB-IIB sering terdapat pada kelompok umur 35-44 tahun, sedangkan stadium
IIIB sering didapatkan pada kelompok umur 45-54 tahun. Penelitian yang dilakukan oleh
Litaay, dkk dibeberapa Rumah Sakit di Ujung Pandang (1994-1999) ditemukan bahwa
penderita kanker rahim yang terbanyak berada pada kelompok umur 46-50 tahun yaitu
17,4%.

 Distribusi Menurut Tempat

11
Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang seperti
Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika Latin dan Afrika
Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan terbanyak dari semua
penyakit keganasan yang ada lainnya.
Penelitian yang dilakukan oleh American Cancer Society (2000) membuktikan bahwa
kanker rahim lebih sering terjadi pada kelompok wanita minoritas seperti imigran Vietnam,
Afrika dan wanita India. Hal ini berkaitan dengan anggapan mereka bahwa wanita yang tidak
melakukan gonta-ganti pasangan (promikuitas) tidak perlu melakukan Pap smear.
Menurut perkiraan Departemen Kesehatan tahun 1988-1994 insidens kanker leher
rahim mencapai 100/100.000 penduduk pertahun, sedangkan proporsi kanker leher rahim dari
semua jenis kanker dibeberapa bagian patologi anatomi pada tahun 2000, seperti Surabaya
ditemukan sebesar 24,3%, Yogyakarta 25,7%, Bandung sebesar 25,1%, Surakarta sebesar
28,2% dan Medan sebesar 16,9%.

D. Patologi Kanker Serviks

Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio)

dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada wanita

muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, didalam kanalis serviks.

Tumor dapat tumbuh :

 Eksofitik. Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai massa proliferatif yang

mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.

 Endofitik. Mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cenderung infitratif

membentuk ulkus

 Ulseratif. Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan pelvis dengan

melibatkan fornices vagina untuk menjadi ulkus yang luas. Serviks normal secara

alami mengalami metaplasi/erosi akibat saling desak kedua jenis epitel yang

melapisinya. Dengan masuknya mutagen, portio yang erosif (metaplasia skuamos)

yang semula faali berubah menjadi patologik (diplatik-diskariotik) melalui tingkatan

12
NIS-I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma invasive. Sekali menjadi

mikroinvasive, proses keganasan akan berjalan terus.

Gambar 1. Lokasi Kanker Leher Rahim

13
Gambar 2. Progresivitas Kanker Serviks

14
Gambar 3. Perbandingan Gambaran Serviks yang Normal dan Abnormal

E. Penyebaran Kanker Serviks

Pada umumnya secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah :

 ke arah fornices dan dinding vagina,


 ke arah korpus uterus, dan
 ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut menginfiltrasi septum
rektovaginal dan kandung kemih.

Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor dapat
menyebar ke kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam (hipogastrika). Penyebaran melalui
pembuluh darah (bloodborne metastasis) tidak lazim. Karsinoma serviks umumnya terbatas
pada daerah panggul saja. Tergantung dari kondisi immunologik tubuh penderita KIS akan
berkembang menjadi mikro invasif dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman
invasi <1mm dan sel tumor masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel
tumor sudah terdapat >1mm dari membrana basalis, atau <1mm tetapi sudah tampak dalam
pembuluh limfa atau darah, maka prosesnya sudah invasif. Tumor mungkin sudah
menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis belum tampak sebagai karsinoma.
Tumor yang demikian disebut sebagai ganas praklinik (tingkat IB-occult). Sesudah tumor
menjadi invasif, penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfa regional dan secara
perkontinuitatum (menjalar) menuju fornices vagina, korpus uterus, rektum, dan kandung
kemih, yang pada tingkat akhir (terminal stage) dapat menimbulkan fistula rektum atau
kandung kemih. Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar limfa regional

15
melalui ligamentum latum, kelenjar-kelenjar iliak, obturator, hipogastrika, prasakral,
praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut melalui trunkus limfatikus di kanan dan
vena subklavia di kiri mencapai paru-paru, hati , ginjal, tulang dan otak.
Biasanya penderita sudah meninggal lebih dahulu disebabkan karena perdarahan-
perdarahan yang eksesif dan gagal ginjal menahun akibat uremia oleh karena obstruksi ureter
di tempat ureter masuk ke dalam kandung kencing.
Penyebaran karsinoma serviks terjadi melalui 3 jalan yaitu perkontinuitatum ke dalam
vagina, septum rektovaginal dan dasar kandung kemih. Penyebaran secara limfogen terjadi
terutama paraservikal dalam parametrium dan stasiun-stasiun kelenjar di pelvis minor, baru
kemudian mengenai kelenjar para aortae terkena dan baru terjadi penyebaran hematogen
(hepar, tulang).
Secara limfogen melalui pembuluh getah bening menuju 3 arah:
1. fornices dan dinding vagina
2. korpus uteri
3. parametrium dan dalam tingkatan lebih lanjut menginfiltrasi septum rektovagina dan
kandung kemih.
Penyebaran limfogen ke parametrium akan menuju kelenjar kelenjar limfe regional
melalui ligamentum latum, kelenjar iliaka, obturator, hipogastrika, parasakral,
paraaorta, dan seterusnya ke trunkus limfatik di kanan dan vena subklvia di kiri
mencapai paru, hati, ginjal, tulang serta otak

F. Jenis Kanker Serviks


Secara umum jenis kanker serviks terbagi menjadi dua, di antaranya:

 Karsinoma Sel Skuamosa


Karsinoma sel skuamosa (KSS) berawal pada sel tipis dan rata yang melapisi
bagian bawah serviks. Jenis kanker serviks ini dapat menjadi penyebab sekitar
80 persen kanker ini.

 Adenokarsinoma Serviks
Jenis kanker ini dapat berkembang pada sel-sel kelenjar yang melapisi bagian
atas serviks. Adenokarsinoma serviks dapat membentuk sekitar 20 persen
kanker leher rahim.

G. Stadium Kanker Serviks


Stadium kanker serviks terdiri dari 4 tahapan, yaitu:

 Stadium 1
Sel-sel kanker telah tumbuh dari permukaan ke jaringan yang lebih dalam dari
serviks, dan kemungkinan akan ke dalam rahim, dan ke kelenjar getah bening
di dekatnya.

 Stadium 2

16
Tahap ini kanker telah bergerak melewati serviks dan uterus, tetapi tidak
sejauh dinding panggul atau di bagian bawah vagina. Kemungkinan ini tidak
memengaruhi kelenjar getah bening di dekatnya.

 Stadium 3
Sel-sel kanker muncul di bawah vagina atau dinding panggul, dan
kemungkinan menghalangi ureter, tabung yang membawa urine dari kandung
kemih. Ini juga mungkin tidak akan memengaruhi kelenjar getah bening di
dekatnya.

 Stadium 4
Kanker memengaruhi kandung kemih atau rektum dan tumbuh keluar dari
panggul, yang mungkin memengaruhi kelenjar getah bening. Kemudian pada
stadium 4 ini, akan menyebar ke organ yang lain, termasuk hati, paru-paru,
tulang, dan kelenjar getah bening.
Jika menduga kemunculan gejala kanker serviks, segera periksakan diri ke
dokter. Langkah ini dapat membantu mendapat perawatan dini dan
meningkatkan peluang untuk bertahan hidup.

H. Gejala Kanker Serviks


Perubahan sel serviks yang abnormal (sebelum menjadi kanker) jarang menimbulkan
gejala. Bahkan, seringkali tak ada ciri-ciri kanker serviks pada stadium awal. Ada
kalanya gejala kanker serviks timbul ketika sudah memasuki stadium 1B. Gejala
Kanker Serviks di Stadium 1B :
 Perdarahan
 Perdarahan di luar periode menstruasi
 Perdarahan setelah berhubungan seks
 Perdarahan setelah menopause

 Nyeri
 Nyeri di perut bagian bawah
 Nyeri saat berhubungan seks
 Nyeri panggul

 Keputihan
 Keputihan yang tidak normal.
 Keputihan dengan bau yang kuat
 Keputihan diwarnai dengan darah

I. Diagnosis Kanker Serviks


Diagnosis kanker secara menyeluruh dan tepat merupakan langkah awal perawatan
pertama kanker ini. Dokter akan menggunakan berbagai tes dan alat canggih untuk
mendiagnosis kanker ini, mengevaluasi penyakit, dan membuat rencana perawatan.
Selama perawatan, dokter akan menggunakan tes pencitraan dan laboratorium untuk
mencari ukuran tumor, mengamati respons Anda terhadap pengobatan.
Alat dan tes yang digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks, di antaranya:

17
 Tes Pap Smear
Tes Pap Smear biasanya langkah pertama untuk menentukan kesehatan serviks
dan dilakukan sebagai bagian dari skrining rutin. Kebanyakan wanita
disarankan melakukan Pap smear mulai dari usia 21. Tergantung usia dan
risikonya, dokter mungkin juga menyarankan tes tambahan untuk infeksi
HPV, karena infeksi sebelumnya dengan jenis HPV berisiko tinggi telah
terjadi. Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%. Tes Pap sangat
bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini. Sediaan sitologi harus
mengandung komponen ektoserviks dan endoserviks.

18
Gambar 4. Pemeriksaan Pap Smear

 Tes Panggul
Dokter akan memeriksa secara manual pada vagina, rahim, leher rahim, saluran tuba,
ovarium dan rektum untuk nodul atau benjolan, yang dapat diperiksa lebih rinci
dengan teknologi pencitraan.

1) Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop, yaitu suatu
alat seperti mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di dalamnya.
Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila ditemukan pap
smear yang abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkopi, merupakan
pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel serviks, pembuluh
darah setelah pemberian asam asetat. Pemeriksaan kolposkopi tidak hanya
terbatas pada serviks, tetapi pemeriksaan meliputi vulva dan vagina. Tujuan
pemeriksaan kolposkopi bukan untuk membuat diagnosa histologik, tetapi
untuk menentukan kapan dan dimana biopsi harus dilakukan .

2) Biopsi
Ada dua jenis biopsi yang digunakan untuk mendiagnosis kanker serviks, di
antaranya biopsi kerucut atau LEEP dan biopsi kelenjar getah bening sentinel:
 Biopsi Kerucut atau LEEP
Ketika hasil Pap dan colposcopy menunjukkan karsinoma serviks, dokter dapat
melakukan biopsi kerucut atau LEEP untuk mengonfirmasi diagnosis.
Dokter mengeluarkan sepotong jaringan berbentuk kerucut dari serviks menggunakan
pisau bedah. Selama LEEP, loop kawat listrik digunakan untuk menghilangkan
jaringan. Jaringan ini kemudian dikirim ke ahli patologi.

 Biopsi Kelenjar Getah Bening Sentinel


Tes yang melibatkan pengidentifikasian, pengangkatan, dan pemeriksaan kelenjar
getah bening sentinel — kelenjar getah bening pertama tempat sel kanker paling
mungkin menyebar dari tumor primer — dapat membantu menentukan apakah kanker
menyebar ke luar serviks. Mengangkat satu atau dua kelenjar getah bening juga dapat
menghindari komplikasi yang terjadi dengan pembedahan untuk mengangkat 10
hingga 30 kelenjar getah bening.

Tes Pencitraan
Tes untuk mendiagnosis kanker serviks ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, di
antaranya:

19
CT Scan
CT scan mengekspos gambar serviks dan perut dengan 3-D yang terperinci. Setelah
pemeriksaan fisik, CT scan dilakukan untuk menemukan tumor sebelum operasi. CT
scan dapat digunakan untuk menentukan ukuran tumor, organ apa yang mungkin
terpengaruh, dan apakah kelenjar getah bening membesar.

PET / CT Scan
Dokter menggunakan PET / CT scan sebagai evaluasi untuk kanker leher rahim.
Teknik pencitraan nuklir canggih ini menggabungkan positron emission tomography
(PET) dan computed tomography (CT) menjadi satu mesin.
Pemindaian PET / CT menguak informasi tentang struktur dan fungsi sel dan jaringan
dalam tubuh selama satu sesi pencitraan tunggal. PET / CT scan dapat mendeteksi
penyebaran kanker serviks ke kelenjar getah bening di dekatnya dan ke organ lain,
seperti paru-paru atau hati.

MRI
MRI digunakan untuk menentukan apakah kanker serviks melibatkan kandung kemih,
rektum atau jaringan di sekitar serviks. Terkadang tes ini dilakukan sebagai ganti atau
sebagai tambahan CT scan.

Tes Laboratorium
Tes laboratorium utama untuk kanker ini adalah pengujian genom lanjut terhadap
tumor, yang memeriksa tumor untuk mencari perubahan DNA yang mendorong
pertumbuhan kanker.
Melakukan identifikasi mutasi yang terjadi pada genom sel kanker, dokter dapat lebih
memahami sifat tumor, dan dokter mungkin dapat menyesuaikan perawatan pasien
berdasarkan temuan ini.

Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan


Selama dua hari pertama di satu rumah sakit atau pusat rawat jalan, dokter akan
melakukan serangkaian tes diagnostik, dan melihat catatan medis dan riwayat
kesehatan Anda secara menyeluruh. Dokter juga mungkin akan melakukan
pemeriksaan fisik. Informasi ini membantu dokter merumuskan anjuran perawatan
yang disesuaikan dengan pasien dan kebutuhannya.

J. Tanda-tanda kekambuhan kanker serviks


Tanda-tanda yang menimbulkan, antara lain :
 Badan semakin kurus
 Nyeri pada kaki dan pantat
 Semban kedua kaki, tanpa jelas penyebabnya.
Bila kekambuhan kanker terbatas hanya pada organ rongga panggul, masih cukup
baik, dan masih bereaksi cukup baik terhadap pengobatan. Dalam pengobatan kanker,
kata kuncinya adalah “menemukan secara dini”.

20
Akhir-akhir ini para ahli menganjurkan sebaiknya pemeriksaan. Pap Smear dilakukan
secara rutin sejak umur 20-an atau sejak mulai aktivitas seksual hingga perubahan
gambaran sel leher rahim terdeteksi secara dini.

Ciri-ciri Kanker Serviks Lanjut:


 Mengalami penurunan berat badan
 Kelelahan
 Sakit punggung
 Nyeri kaki atau bengkak
 Kebocoran urine (inkontinensia)
 Fraktur tulang (patah tulang)

K. Pengobatan untuk Kanker Serviks

Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks tergantung kepada lokasi dan ukuran

tumor, stadium penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk

hamil lagi.

1. Pembedahan

Pada karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),

seluruh kanker seringkali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun

melalui LEEP. Dengan pengobatan tersebut, penderita masih bisa memiliki

anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani

pemeriksaan ulang dan Pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan

selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil

lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi. Pada kanker invasif, dilakukan

histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut

histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium

(indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2. Terapi penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang

masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar

21
berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan

pertumbuhannya. Ada 2 macam radioterapi, yaitu :

 Radiasi eksternal : sinar berasar dari sebuah mesin besar

Penderita tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya

dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.

 Radiasi internal : zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul di

masukkan langsung ke dalam servks . kapsul ini di biarkan selama 1-3

hari dan selama itu penderita dirawat di rumah sakit. Pengobatan ini

bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah :


 Iritasi rektum dan vagina
 Kerusakan kandung kemih dan rektum
 Ovarium berhenti berfungsi.

1. Kemoterapi
Jika kanker telah menyebar ke luar panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani
kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntikan intravena atau melalui mulut.
Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi
dengan periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan,
begitu seterusnya.

2. Terapi biologis
Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh
dalam melawan penyakit. Terapi biologis dilakukan pada kanker yang telah menyebar
ke bagian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang bisa
dikombinasikan dengan kemoterapi.

L. Pencegahan dan Penanganan Kanker Serviks

22
Pengendalian kinder serviks dengan pencegahan dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier Strategi

kesehatan masyarakat dalam mencegah kematian karena kanker serviks antara lain

adalah dengan pencegahan primer dan pencegaan sekunder.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan kegiatan uang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk

menghindari diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker

serviks. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menekankan perilaku hidup sehat untuk

mengurangi atau menghindari faktor resiko seperti kawin muda, pasangan seksual

ganda dan lain-lain. Selain itu juga pencegahan primer dapat dilakukan dengan

imuisasi HPV pada kelompok masyarakat

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder kanker serviks dilakukan dengan deteksi dini dan skrining kanker
serviks yang bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks secara dini
sehingga kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Perkembangan kanker
serviks memerlukan waktu yang lama. Dari prainvasif ke invasive memerlukan waktu
sekitar 10 tahun atau lebih. Pemeriksaan sitologi merupakan metode sederhana dan
sensitive untuk mwndeteksi karsinoa pra invasive. Bila diobati dengan baik, karsinoma
pra invasive mempunyai tingkat penyembuhan mendekati 100%. Diagnosa kasus pada
fase invasive hanya memiliki tingkat ketahanan sekitar 35%. Program skrining dengan
pemeriksaan sitologi dikenal dengan Pap mear test dan telah dilakukan di Negara-
negara maju. Pencegahan dengan pap smear terbukimampu menurunkan tingkat
kematian akibat kanker serviks 50-60% dalamkurun waktu 20 tahun (WHO,1986).

Selain itu, terdapat juga tiga tingkatan pencegahan dan penanganan kanker serviks,
yaitu :
1. Pencegahan Tingkat Pertama
a. Promosi Kesehatan Masyarakat misalnya :
1) Kampanye kesadaran masyarakat
2) Program pendidikan kesehatan masyarakat
3) Promosi kesehatan
b. Pencegahan khusus, misalnya :
1) Interfensi sumber keterpaparan
2) Kemopreventif
23
2. Pencegahan Tingkat Kedua
a. Diagnosis dini, misalnya screening
b. Pengobatan, misalnya :
1) Kemoterapi
2) Bedah

3. Pencegahan Tingkat Ketiga


Rehabilitasi, misalnya perawatan rumah sedangkan penanganan kanker umumnya ialah
secara pendekatan multidiscipline. Hasil pengobatan radioterapi dan operasi radikal
kurang lebih sama, meskipun sebenarnya sukar untuk dibandingkan karena umumnya
yang dioperasi penderita yang masih muda dan umumnya baik.
Meski kanker serviks menakutkan, namun kita semua bisa mencegahnya. Anda dapat
melakukan banyak tindakan pencegahan sebelum terinfeksi HPV dan akhirnya
menderita kanker serviks. Beberapa cara praktis yang dapat Anda lakukan dalam
kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh. Misalnya mengkonsumsi berbagai karotena,
vitamin A, C, dan E, dan asam folat dapat mengurangi risiko terkena kanker leher
rahim.
2. Hindari merokok. Banyak bukti menunjukkan penggunaan tembakau dapat
meningkatkan risiko terkena kanker serviks.
3. Hindari seks sebelum menikah atau di usia sangat muda atau belasan tahun.
4. Hindari berhubungan seks selama masa haid terbukti efektif untuk mencegah dan
menghambat terbentuknya dan berkembangnya kanker serviks.
5. Hindari berhubungan seks dengan banyak partner.
6. Secara rutin menjalani tes Pap smear secara teratur. Saat ini tes Pap smear bahkan
sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas dengan harga terjangkau.
7. Alternatif tes Pap smear yaitu tes IVA dengan biaya yang lebih murah dari Pap
smear. Tujuannya untuk deteksi dini terhadap infeksi HPV.
8. Pemberian vaksin atau vaksinasi HPV untuk mencegah terinfeksi HPV.
9. Melakukan pembersihan organ intim atau dikenal dengan istilah vagina toilet. Ini
dapat dilakukan sendiri atau dapat juga dengan bantuan dokter ahli. Tujuannya untuk
membersihkan organ intim wanita dari kotoran dan penyakit.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering ditemukan dikalangan
wanita. Penyakit ini merupakan proses perubahan dari suatu epithelium yang normal
sampai menjadi Ca invasive yang memberikan gejala dan merupakan proses yang
perlahan-lahan dan mengambil waktu bertahun-tahun. HPV (Human Papiloma Virus)
merupakan penyebab terbanyak kanker serviks. Sebagai tambahan perokok sigaret
telah ditemukan sebagai penyebab juga. Adapun faktor resikonya, yaitu : Pola
hubungan seksual, Paritas, Merokok, Kontrasepsi oral, Defisiensi gizi, Sosial
ekonomi, dan Pasangan seksual.
2. Dari laporan FIGO (Internasional Federation Of Gynecology and Obstetrics) tahun
1988, kelompok umur 30-39 tahun dan kelompok umur 60-69 tahun terlihat sama
banyaknya. Secara umum, stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok umur
30-39 tahun, sedangkan untuk stadium IB dan II sering ditemukan pada kelompok
umur 40-49 tahun, stadium III dan IV sering ditemukan pada kelompok umur 60-69
tahun. Frekwensi kanker rahim terbanyak dijumpai pada negara-negara berkembang
seperti Indonesia, India, Bangladesh, Thailand, Vietnam dan Filipina. Di Amerika
Latin dan Afrika Selatan frekwensi kanker rahim juga merupakan penyakit keganasan
terbanyak dari semua penyakit keganasan yang ada lainnya.
3. Karsinoma serviks timbul dibatasi antara epitel yang melapisi ektoserviks (portio)
dan endoserviks kanalis serviks yang disebut skuamo kolumnar junction (SCJ). Pada
wanita muda SCJ terletak diluar OUE, sedang pada wanita diatas 35 tahun, di dalam
kanalis serviks. Penyebaran kanker serviks pada umumnya secara limfogen melalui
25
pembuluh getah bening menuju 3 arah : a) ke arah fornices dan dinding vagina, b) ke
arah korpus uterus, dan c) ke arah parametrium dan dalam tingkatan yang lanjut
menginfiltrasi septum rektovaginal dan kandung kemih. Diagnosis kanker serviks
tidaklah sulit apalagi tingkatannya sudah lanjut. Yang menjadi masalah adalah
bagaimana melakukan skrining untuk mencegah kanker serviks, dilakukan dengan
deteksi, eradikasi, dan pengamatan terhadap lesi prakanker serviks.
4. Pengobatan kanker serviks yang dapat dilakukan, yiatu : Pembedahan, Terapi
penyinaran, Kemoterapi, dan Terapi biologis. Sedangkan beberapa cara praktis yang
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah kanker serviks, yaitu :
miliki pola makan sehat, yang kaya dengan sayuran, buah dan sereal untuk
merangsang sistem kekebalan tubuh, hindari merokok, hindari seks sebelum menikah
atau di usia sangat muda atau belasan tahun, pemberian vaksin atau vaksinasi HPV
untuk mencegah terinfeksi HPV, melakukan pembersihan organ intim atau dikenal
dengan istilah vagina toilet, hindari berhubungan seks dengan banyak partner, secara
rutin menjalani tes Pap smear secara teratur, dan sebagainya.

B. Saran

Berhati-hatilah dengan penyakit kanker serviks, lebih baik mencegah dari pada
mengobati.Ternyata tidak mudah menjadi seorang wanita, tapi bukan berarti sulit untuk
menjalaninya. Penyakit bisa kita hindari asal kita selalu berusaha hidup sehat dan teratur.

26
DAFTAR PUSTAKA

Alfian Elwin Zai 2009 . Skripsi karateristik penderita kanker leher rahim yang di

rawat inap di rumah sakit umum pusat aji adam malik medan tahun 2003 – 2007.

FKM Universitas Sumatera Utara Medan

(http://www.researchgate.net/publication/42356226_Karakteristik_Penderita_Kanker_

leher_Rahim_Yang_Dirawat_Inap_Di_Rumah_Sakit_Umum_Pusat_Haji_Adam_Mal

ik_Medan). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Ayu izza 2009. Epidemiologi kanker serviks


(http://ayuizza.blogspot.com/2009/12/epidemiologi-kanker-serviks.html).
Diakses tanggal 5 februari 2011

Satyadeng 2010. Kanker leher Rahim ( kanker serviks )


(http://drvegan.wordpress.com/2010/01/10/kanker-leher-rahim-kanker-serviks/).
Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Kumpulan info sehat. 2009. Kanker Serviks Pembunuh Banyak Wanita.


(http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/237-kanker-
serviks-leher-rahim-pembunuh-wanita.html). Diakses Tanggal 5 Februari 2011.

Evynurhidayah. 2012. Penyakit knkers serviks


https://evynurhidayah.wordpress.com/2012/01/05/makalah-kanker-serviks/

27
Diakses tanggal 5 januari 2012

Muhamad nuramdani. 2020. Kanker serviks: penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan


dan pecegahan https://doktersehat.com/kanker-serviks/ Diakses tangak 17 maret 2020

28

Anda mungkin juga menyukai