Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“KELAINAN ORGAN REPRODUKSI WANITA”


MATA KULIAH BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPU :
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb

Disusun Oleh :
Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah
NIM 202005015

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


TAHUN 2020/2021
PRODI S1 KEBIDANAN

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, meminta
ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta
keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Kelainan Organ Reproduksi Wanita” ini sebagai tugas dari mata kuliah Biologi
Reproduksi tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi
Reproduksi yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran dan
menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri penulis sendiri.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, penulis akan terima dengan
senang hati, untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi.

Mojokerto, 06 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah…..................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan…....................................................................................................................5

BAB II

PEMBAHASAN

A. KELAINAN ORGAN REPRODUKSI WANITA….................................................................6

B. PENYAKIT ORGAN REPRODUKSI WANITA….................................................................8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma


merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan
sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan.
Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan
vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum
(Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya
berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum
yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan
berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua
hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.World Health
Organization (WHO) dalam Nikmah menyatakan bahwa masalah kesehatan reproduksi
wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang menyerang
para wanita di seluruh dunia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja kelainan pada organ reproduksi wanita ?


2. Apa saja penyakit pda organ reproduksi wanita ?
C. Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan apa saja kelainan pada organ reproduksi wanita.


2. Untuk menjelaskan apa saja penyakit pada organ reproduksi wanita.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelainan Organ Reproduksi Wanita

1. Gangguan menstruasi

Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami anomali


atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama
sekali. Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder.
Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun
dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak
terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami
siklus menstruasi.

Gejala gangguan menstruasi yang terlihat, antara lain: PMS (Premenstrual


Syndrome), sebelum siklus menstruasi dimulai, wanita mengalami perubahan secara
fisik maupun emosional yang disebut sebagai gejala gangguan haid. Gejala tersebut
dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS) dalam dunia medis.

2. Kanker Genitalia

Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan
oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi
bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina, dan kelenjar
limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina
abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.

3. Endometriosis

Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar


rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim.
Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika
tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.

4. Infeksi vagina

Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita
usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.

5. Penyempitan Saluran Telur/Oviduk

Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena
infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk
menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit
terjadi.

6. Kanker Cerviks (Mulut Rahim)

Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang
menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan),
displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada
stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan
setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.

7. Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah
menopouse (berumur 50 tahun ke atas).

8. Condiloma Accuminata

Penyakit Condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma.


Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat
menimbulkan kanker mulut rahim.

B. Penyakit Organ Reproduksi Wanita

1. Kanker Vagina
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui
penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi. Upaya
pengobatannya dapat dilakukan dengan kemoterapi dan bedah laser.

2. Gangguan Menstruasi
Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore
primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana
menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak
berkembang. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3
hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya.
3. Kanker Serviks
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada
serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human
papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada vagina yang baru muncul saat
memasuki stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah
dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar
limfa panggul.

4. AIDS
Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired Immuno
Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem imun pada manusia dengan
menyerang sel darah putih. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan
bahkan vaksinnya belum ditemukan sehingga sangat berbahaya dan mematikan. AIDS
disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency virus). Virus ini menular lewat
darah dan cairan kelamin baik melalui jarum suntik, ASI, maupun melalui hubungan
seksual.

5. Epididimitis
Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran
epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual
(PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu
testis.

6. Sifilis
Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:

 Luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir.


 Pembengkakan getah bening pada bagian paha.
 Bercak-bercak di seluruh tubuh.
 Tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh terutama pada bagian tangan
dan telapak kaki.
Gejala ini bisa hilang walaupun bakteri masih terdapat di dalam tubuh. Bakteri ini
dapat menyerang otak hingga mengalami kebutaan dan gila. Penyakit ini dapat menular
ke orang lain. Pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik yang diberikan segera.

7. Herpes Genetalis
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai
dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.

8. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan
penurunan fungsi testis. Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi
hormon yang menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda
kepriaan. Penanganan penyakit hipogonadisme adalah dengan terapi hormon.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara


internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung
fungsi tersebut. Gangguan reproduksi tersebut dibagi menjadi kelainan reproduksi dan
pemyakit reproduksi yang masing-masing telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah
ini.
Untuk itu memiliki gangguan pada salah satu organ reproduksi dapat berakibat buruk
pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
DAFTAR PUSTAKA

https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/11/bab-i-pendahuluan-a_26.html

https://www.academia.edu/28944512/GANGGUAN_ORGAN_REPRODUKSI_WANITA_docx

http://ciidevitaaffandi.blogspot.com/p/kelainan-organ-reproduksi-wanita.html
RESUME
“Gangguan Bawaan pada Saluran Reproduksi Bagian Bawah dan Anomali
Uterus Bawaan dan Diperoleh"
MATA KULIAH BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPU :
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb

Disusun Oleh :
Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah
NIM 202005015

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO


TAHUN 2020/2021
PRODI S1 KEBIDANAN
A. Gangguan Bawaan pada Saluran Reproduksi Bagian Bawah

Kelainan bawaan pada saluran reproduksi bagian bawah


Skema :
Seorang gadis berusia 14 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri panggul
intermiten yang telah terjadi selama satu setengah tahun terakhir. Dia mengatakan bahwa
rasa sakit itu terjadi dalam interval bulanan. Dia dinyatakan sehat dan tidak memiliki
PMHx yang signifikan. Dia juga mengatakan bahwa dia tidak pernah mengalami
menstruasi, tetapi ibunya mengatakan bahwa dia sendiri adalah "terlambat berkembang"
dan mengalami menstruasi pertama ketika dia berusia 14 tahun. Pemeriksaan fisik
menunjukkan payudara dan rambut kemaluan di Tanner Tahap 4. Tidak nyeri tekan,
massa garis tengah teraba di atas panggul bawah. Pemeriksaan panggul luar biasa untuk
membran transversal kebiruan yang menggembung dan mengilap di sekitar introitus
vagina. Vagina bagian atas dan serviks tidak dapat divisualisasikan, semacam selaput
mengkilat tanpa serviks.

Kemungkinan ini terjadi akibat selaput dara yang tidak sempurna itu dalah penyebab
paling umum obstruksi di saluran kelamin wanita. Pembedahan yang akan diperlukan
untuk merawat ini seperti biasa dapat dilakukan Pencitraan sebelum Anda memotong jadi
apa yang kita ketahui tentang pasien ini akan berapa rata-rata 14 jika tidak ada
karakteristik seks sekunder yang kami tahu dia miliki jika Anda memiliki karakteristik
seks sekunder dan kemudian usia untuk diagnosis amenore primer bertambah, jadi dia 14
dan memiliki karakteristik seks sekunder sehingga kami tidak dapat mendiagnosis
sebelumnya dengan amenore primer sampai dia berusia 16 tahun dan dia belum memiliki.

Kelainan bawaan pada saluran reproduksi bagian bawah, terdiri dari :

1. Fusi labial
2. Selaput dara tidak sempurna (imporforate hymen)
3. Vagina atresia
4. Agnesis vagina
5. Septum vagina
 Melintang
 Membujur

1. Fusi labial
 Perpaduan labiae majorae atau minorae, paling sering karena paparan
berlebihan terhadap androgen (baik di dalam rahim atau setelah lahir) atau
berkurangnya paparan estrogen.
 Defisiensi 21-hidroksilase adalah penyebab fusi labial yang sangat umum,
dan ini bisa menjadi salah satu gejala awal CAH.
 Paling sering ditemukan pada anak kecil. Biasanya asimtomatik dan
terdeteksi pada pemeriksaan fisik rutin.
 Penatalaksanaan difokuskan pada penentuan dan pengobatan penyebab
yang mendasari. Dalam banyak kasus, labiae akan terpisah secara spontan. Untuk
kasus idiopatik, gejala,krim estrogen dapat diterapkan.

2. Selaput dara yang tidak sempurna (imperforate hymen)


 Kegagalan selaput dara embriologis untuk kanalisasi, mengakibatkan
penghalang jaringan transversal di introitus.
 Diagnosis biasanya ditunda sampai masa remaja, jika timbul sebagai
kriptomenore.
 Kriptomenore: amenore primer, nyeri panggul siklikal, massa panggul
sentral (hematometria, hematokolpos)
 Sonografi atau MRI dapat berguna untuk membedakan selaput dara
imperforate dari penghalang LGT lainnya (vagina agenesis, atresia vagina, septum
vagina transversal)
 Tx: Koreksi bedah (selaput dara)
Gambar 1. Imperforate Hymen

Gambar 2. Imperforate Hymen

3. Atresia Vagina
 Kegagalan perkembangan 2/3 bagian bawah vagina. 1/3 bagian atas vagina
dan saluran reproduksi bagian atas semuanya normal.
 2/3 bagian bawah vagina diganti dengan jaringan fibrosa mungkin tampak
berbeda dari jaringan yang terlihat pada selaput dara imperforata.
 Tidak ada vagina yang dapat dinilai pada pemeriksaan fisik. Mungkin ada
"lesung pipi" di vagina.
 Diagnosa biasanya dela sampai remaja, saat muncul sebagai kriptomenore.
Sonografi dan / atau MRI bersifat diagnostik.
 Tx: Koreksi bedah (prosedur pull-through vagina)

4. Agenesis Vagina
 Juga dikenal sebagai agenesis Müllerian atau sindrom Mayer-Rokitansky-
Küster Hauser (MRKH).
 Gagal berkembangnya duktus Mullerii, mengakibatkan tidak adanya tuba
falopi, uterus, serviks, dan 1/3 bagian atas vagina. Namun, ada ovarium - oleh
karena itu pt secara hormonal normal.
 Muncul sebagai amenore primer. Dalam kasus ini, tidak ada rahim, jadi
tidak ada menstruasi atau kriptomenore. Thelarche dan adrenarche didapatkan,
tetapi tidak didapatkan menarche.
 Diferensial termasuk sindrom insensitivitas androgen. Titik AIS juga tidak
memiliki vagina bagian atas dan organ GT atas, tetapi juga kekurangan ovarium
dan akan gagal mencapai adrenarke (tidak ada rambut kemaluan). AIS pts akan
memiliki kariotipe 46, XY, sedangkan poin MRKH akan menjadi 46, XX.
 Tx: Dilator vagina serial; operasi dapat dilakukan untuk membuat
neovagina (prosedur McIndoe biasanya digunakan).
Gambar 3. Agenesis Vagina

B. Anomali Uterus Bawaan dan Diperoleh

 Kelainan duktus mullerian baik bawaan maupun yang didapat akibat dampaknya
pada hasil perinatal. Telah berperan penting dalam kemampuan untuk mendeteksi
anomali kongenital uterus. Kami yang merupakan Ahli Obstetri dan ahli radiologi yang
terlibat dalam Pengobatan Reproduksi telah mengetahui bahwa anomali duktus mullerian
dikaitkan dengan berbagai macam hasil perinatal yang merugikan, termasuk hal-hal
seperti keguguran berulang, persalinan prematur dan kelahiran intrauterin. pembatasan
pertumbuhan malpresentasi perdarahan postpartum serviks inkompeten.

 Hasil Reproduksi yang Merugikan, yaitu :


 Keguguran Berulang
 Persalinan Prematur dan Kelahiran
 Pembatasan Pertumbuhan
 Malpresentation
 Inkompetensi Serviks
 Pendarahan Pasca persalinan
 MDA: Infertilitas
MDA biasanya tidak mencegah konsepsi dan implantasi
 Anomali duktus Mullerian biasanya tidak mencegah konsepsi dan studi implantasi
oleh saudara perempuan saya pada tahun 1983 mengamati 228 wanita dengan anomali
duktus Mullerian. 9,1% dari mereka memiliki infertilitas primer tetapi sebagian besar
memiliki masalah lain sebagai etiologi ketidakmampuan mereka untuk hamil mengetahui
salah satu dari data numerik yang kami gunakan untuk mengetahui hasil prevalensi
anomali duktus mullerian cukup kabur dan alasan di baliknya adalah bahwa populasi
yang sangat berbeda beberapa termasuk wanita subur wanita subur dengan keguguran
atau yang mempengaruhi angka di sisi lain ada banyak. wanita dengan anomali duktus
mullerian karena asimtomatik dan tidak datang untuk perawatan medis secara umum pada
populasi umum namun perkiraan kejadian anomali mullerian adalah sekitar 4,3% pada
populasi infertil, yaitu 3,5% dan meningkat menjadi 13% pada wanita dengan kehamilan
berulang.
 Anomali Waktu dan Diperoleh
Klasifikasi :
 Berdasarkan derajat kegagalan dari perkembangan normal, gejala, pengobatan, dan
prognosis
 American Society of Reproductive Medicine (1988)
Buttram dan Gibbons Fert Steril, 1979

 Embriologi

 Duktus Mullerian memanjang ke mediokudal dan berfusi.


 Duktus inferior berkembang menjadi uterus, serviks, dan vagina bagian atas.
 Resorpsi dinding medial.
 (Ferreira Radiol Bras 2007)
 Tuba falopi berasal dari sel yang berbeda dan jarang terlibat dengan MDA
 Ovarium muncul dari mesenkim dan epitel punggungan gonad dan tidak
dipengaruhi oleh pembentukan duktus mesonefrik atau paramesonefrik.

 USG 3D
 3D Endovaginal US - akuisisi volume dari serangkaian gambar 2D
 Ultrasonografi 3D sangat penting dalam kemampuan kami untuk mendiagnosis
anomali uterus karena kami bisa mendapatkan akuisisi volume dari rangkaian
gambar 2D

 Bidang Koronal

 Menunjukkan rongga endometrium dan permukaan serosal fundus


 Abuhamad dkk. JUM 2006
 Bidang koronal adalah hal terpenting untuk mengidentifikasi kelainan mullerian
karena menunjukkan permukaan rongga endometrium berbentuk segitiga dari
fundus.

 Rahim Septate

 Cacat pada kanalisasi / resorpsi septum garis tengah antara dua duktus mullerian
 Kontur luar cembung, datar atau agak cekung
 Dua rongga endometrium

Gambar 4. Septate Lengkap


Gambar 5. Septate Tidak Lengkap

 Septate Uteri: Hasil Reproduksi


 Resiko Tertinggi dari Hasil Reproduksi yang Merugikan
 Vaskularisasi ke septum abnormal
 Hamer dkk. Pupuk Steril 2000

Gambar 6. Septate Uteri : Hasil Reproduksi


 Rahim Septate: Hasil Reproduksi
126 Septate: 291 Pregs

Ektopik 0.6%
Aborsi 28,1%
PTD 15,8%
Istilah 56,7%
Hidup 66%
Pembaruan Repro Hum Grimbizis 2001

 Septate Uterus: Manajemen Bedah

Sasaran: Memulihkan arsitektur rahim yang normal dan mempertahankan kesuburan

 Bicornuate Uterus

Kegagalan saluran Mullerian untuk menyatu sepenuhnya.

 Unicornuate Uterus
Penyakit satu saluran mullerian memanjang

 Penghapusan tanduk yang belum sempurna, mengurangi :


 Dismenore,
 Endometriosis
 Risiko ektopik

 Fibroid submukosa
 Kurangi Implantasi
 Kehamilan Klinis Bawah
 SAb lebih tinggi
 Angka Kehamilan: Tergantung pada jenis perlengketan dan tingkat keterlibatan
kavitas. Tingkat LB: 81,3% adhesi filmy ringan & 31,9% adhesi padat.

Anda mungkin juga menyukai