Disusun Oleh :
Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah
NIM 202005015
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, meminta
ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta
keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Kelainan Organ Reproduksi Wanita” ini sebagai tugas dari mata kuliah Biologi
Reproduksi tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi
Reproduksi yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran dan
menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri penulis sendiri.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, penulis akan terima dengan
senang hati, untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah…..................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan…....................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan
sosial secara utuh dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua
hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.World Health
Organization (WHO) dalam Nikmah menyatakan bahwa masalah kesehatan reproduksi
wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total beban penyakit yang menyerang
para wanita di seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Gangguan menstruasi
2. Kanker Genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium.
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan
oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi
bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas
vagina, dan kelenjar
limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina
abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.
3. Endometriosis
4. Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita
usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena
infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk
menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit
terjadi.
Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang
menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan),
displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada
stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan
setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.
7. Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau
kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah
menopouse (berumur 50 tahun ke atas).
8. Condiloma Accuminata
1. Kanker Vagina
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker vagina sampai saat ini tidak diketahui
penyebabnya dan kemungkinan disebabkan oleh virus yang menyebabkan iritasi. Upaya
pengobatannya dapat dilakukan dengan kemoterapi dan bedah laser.
2. Gangguan Menstruasi
Penyakit ini menyerang wanita. Gangguan atau penyakit ini bisa berupa amenore
primer dan juga amenore sekunder. Amenore primer merupakan gejala dimana
menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun dan unsur seksual sekunder juga tidak
berkembang. Sementara itu, amenore sekunder adalah tidak proses menstruasi selama 3
hingga 6 bulan pada wanita yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya.
3. Kanker Serviks
Penyakit ini menyerang wanita. Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada
serviks (leher rahim) yang hampir semuanya disebabkan oleh virus HPV (Human
papilloma virus). Gejala awal berupa pendarahan pada vagina yang baru muncul saat
memasuki stadium lebih jauh. Kanker serviks tidak menular. Penanganannya adalah
dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar
limfa panggul.
4. AIDS
Penyakit ini menyerang baik pria maupun wanita. AIDS atau Acquired Immuno
Deficiency Syndrome adalah penyakit yang merusak sistem imun pada manusia dengan
menyerang sel darah putih. Sampai sekarang penyakit ini belum bisa disembuhkan
bahkan vaksinnya belum ditemukan sehingga sangat berbahaya dan mematikan. AIDS
disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency virus). Virus ini menular lewat
darah dan cairan kelamin baik melalui jarum suntik, ASI, maupun melalui hubungan
seksual.
5. Epididimitis
Penyakit ini menyerang pria. Epididimitis adalah peradangan pada saluran
epididimis yang disebabkan oleh infeksi atau karena terkena penyakit menular seksual
(PMS). Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri disertai pembengkakan pada salah satu
testis.
6. Sifilis
Penyakit ini menyerang pria. Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan
oleh bakteri Treponema pallidium yang ditandai dengan berbagai gejala yaitu:
7. Herpes Genetalis
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus herpes yang ditandai
dengan rasa gatal dan sakit di sekitar alat kelamin.
8. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penyakit yang menyerang pria dan ditandai dengan
penurunan fungsi testis. Penyebab penyakit ini adalah adanya gangguan pada interaksi
hormon yang menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda
kepriaan. Penanganan penyakit hipogonadisme adalah dengan terapi hormon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
https://makalahsekolah96.blogspot.com/2018/11/bab-i-pendahuluan-a_26.html
https://www.academia.edu/28944512/GANGGUAN_ORGAN_REPRODUKSI_WANITA_docx
http://ciidevitaaffandi.blogspot.com/p/kelainan-organ-reproduksi-wanita.html
RESUME
“Gangguan Bawaan pada Saluran Reproduksi Bagian Bawah dan Anomali
Uterus Bawaan dan Diperoleh"
MATA KULIAH BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPU :
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb
Disusun Oleh :
Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah
NIM 202005015
Kemungkinan ini terjadi akibat selaput dara yang tidak sempurna itu dalah penyebab
paling umum obstruksi di saluran kelamin wanita. Pembedahan yang akan diperlukan
untuk merawat ini seperti biasa dapat dilakukan Pencitraan sebelum Anda memotong jadi
apa yang kita ketahui tentang pasien ini akan berapa rata-rata 14 jika tidak ada
karakteristik seks sekunder yang kami tahu dia miliki jika Anda memiliki karakteristik
seks sekunder dan kemudian usia untuk diagnosis amenore primer bertambah, jadi dia 14
dan memiliki karakteristik seks sekunder sehingga kami tidak dapat mendiagnosis
sebelumnya dengan amenore primer sampai dia berusia 16 tahun dan dia belum memiliki.
1. Fusi labial
2. Selaput dara tidak sempurna (imporforate hymen)
3. Vagina atresia
4. Agnesis vagina
5. Septum vagina
Melintang
Membujur
1. Fusi labial
Perpaduan labiae majorae atau minorae, paling sering karena paparan
berlebihan terhadap androgen (baik di dalam rahim atau setelah lahir) atau
berkurangnya paparan estrogen.
Defisiensi 21-hidroksilase adalah penyebab fusi labial yang sangat umum,
dan ini bisa menjadi salah satu gejala awal CAH.
Paling sering ditemukan pada anak kecil. Biasanya asimtomatik dan
terdeteksi pada pemeriksaan fisik rutin.
Penatalaksanaan difokuskan pada penentuan dan pengobatan penyebab
yang mendasari. Dalam banyak kasus, labiae akan terpisah secara spontan. Untuk
kasus idiopatik, gejala,krim estrogen dapat diterapkan.
3. Atresia Vagina
Kegagalan perkembangan 2/3 bagian bawah vagina. 1/3 bagian atas vagina
dan saluran reproduksi bagian atas semuanya normal.
2/3 bagian bawah vagina diganti dengan jaringan fibrosa mungkin tampak
berbeda dari jaringan yang terlihat pada selaput dara imperforata.
Tidak ada vagina yang dapat dinilai pada pemeriksaan fisik. Mungkin ada
"lesung pipi" di vagina.
Diagnosa biasanya dela sampai remaja, saat muncul sebagai kriptomenore.
Sonografi dan / atau MRI bersifat diagnostik.
Tx: Koreksi bedah (prosedur pull-through vagina)
4. Agenesis Vagina
Juga dikenal sebagai agenesis Müllerian atau sindrom Mayer-Rokitansky-
Küster Hauser (MRKH).
Gagal berkembangnya duktus Mullerii, mengakibatkan tidak adanya tuba
falopi, uterus, serviks, dan 1/3 bagian atas vagina. Namun, ada ovarium - oleh
karena itu pt secara hormonal normal.
Muncul sebagai amenore primer. Dalam kasus ini, tidak ada rahim, jadi
tidak ada menstruasi atau kriptomenore. Thelarche dan adrenarche didapatkan,
tetapi tidak didapatkan menarche.
Diferensial termasuk sindrom insensitivitas androgen. Titik AIS juga tidak
memiliki vagina bagian atas dan organ GT atas, tetapi juga kekurangan ovarium
dan akan gagal mencapai adrenarke (tidak ada rambut kemaluan). AIS pts akan
memiliki kariotipe 46, XY, sedangkan poin MRKH akan menjadi 46, XX.
Tx: Dilator vagina serial; operasi dapat dilakukan untuk membuat
neovagina (prosedur McIndoe biasanya digunakan).
Gambar 3. Agenesis Vagina
Kelainan duktus mullerian baik bawaan maupun yang didapat akibat dampaknya
pada hasil perinatal. Telah berperan penting dalam kemampuan untuk mendeteksi
anomali kongenital uterus. Kami yang merupakan Ahli Obstetri dan ahli radiologi yang
terlibat dalam Pengobatan Reproduksi telah mengetahui bahwa anomali duktus mullerian
dikaitkan dengan berbagai macam hasil perinatal yang merugikan, termasuk hal-hal
seperti keguguran berulang, persalinan prematur dan kelahiran intrauterin. pembatasan
pertumbuhan malpresentasi perdarahan postpartum serviks inkompeten.
Embriologi
USG 3D
3D Endovaginal US - akuisisi volume dari serangkaian gambar 2D
Ultrasonografi 3D sangat penting dalam kemampuan kami untuk mendiagnosis
anomali uterus karena kami bisa mendapatkan akuisisi volume dari rangkaian
gambar 2D
Bidang Koronal
Rahim Septate
Cacat pada kanalisasi / resorpsi septum garis tengah antara dua duktus mullerian
Kontur luar cembung, datar atau agak cekung
Dua rongga endometrium
Ektopik 0.6%
Aborsi 28,1%
PTD 15,8%
Istilah 56,7%
Hidup 66%
Pembaruan Repro Hum Grimbizis 2001
Bicornuate Uterus
Unicornuate Uterus
Penyakit satu saluran mullerian memanjang
Fibroid submukosa
Kurangi Implantasi
Kehamilan Klinis Bawah
SAb lebih tinggi
Angka Kehamilan: Tergantung pada jenis perlengketan dan tingkat keterlibatan
kavitas. Tingkat LB: 81,3% adhesi filmy ringan & 31,9% adhesi padat.