Disusun Oleh:
Anisa Salim (21601041)
Marsaulina (21601058)
Puji syukur kami hantarkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyelesaikan mata kuliah asuhan
kebidanan gangguan reproduksi. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan
dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Keganasan Pada Vulva, Vagina, dan Serviks............................................3
2.2 Mioma Uteri..............................................................................................5
2.3 Kista dan Ca Ovarium...............................................................................6
2.4 Penyakit Trofoblas....................................................................................7
2.5 Keganasan Payudaya.................................................................................8
2.6 Skrining Keganasan...................................................................................9
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit keganasan merupakan salah satu penyebab kematian
terbanyak didunia. Pada tahun 2012, sebanyak 8,2 juta kematian terjadi akibat
keganasan. Menurut data IARC (International Agency for Research Cancer)
pada tahun 2012 terdapat 14.067.894 kasus baru keganasan dan 8.201.575
kematian akibat keganasan didunia. Di Indonesia, prevalensi
tumor/keganasan pada tahun 2013 sebesar 1,4% atau sekitar 347.792 orang.
(Riskesdas, 2015).
Secara garis besar periode daur kehidupan wanita meliputi beberapa
tahap: pra konsepsi, konsepsi, pra kelahiran, pra pubertas, pubertas,
reproduksi, menopause/klimakterium, pasca menopause dan senium/lansia.
Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu masa
bayi, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium dan masa senium.
Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu gangguan dapat
terjadi pada setiap masa tersebut, misalnya munculnya penyakit.
Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pada wanita ialah
masih minimnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi adalah adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
sosial, yang utuh dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi. Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita adalah sangat
penting karena terdapat organ yang kompleks sehingga dapat timbul
bermacam penyakit yang berbahaya seperti kanker serviks, kista, maupun
penyakit menular seksual (PMS).
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Kesehatan bukan hanya untuk
diketahui atau disadari dan disikapi saja, melainkan harus dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan atau
mengembangkan pemahaman pasien. Masalah kesehatan reproduksi muncul
dan terjadi akibat pengetahuan dan pemahaman serta tanggung jawab yang
rendah. Akses untuk mendapatkan informasi yang benar dan bertanggung
jawab mengenai alat-alat dan fungsi reproduksi juga tidak mudah didapatkan.
Untuk mengurangi morbiditas dan mortilitas dari penyakit tersebut
dapat dilakukan skrining/deteksi dini. Skrining tersebut dapat dilakukan
untuk penyakit yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi, seperti kanker
payudara, kanker serviksd dan kanker endometrium. Sehingga, masalah
kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang
bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada
masa kehidupan selanjutnya.
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah menegnai
penyakit genasan serta skring sebagai upaya mendeteksi sejak dini penyakit
penyakit ganas yang menyerang tubuh maupun organ reproduksi, yaitu:
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pa itu keganasan pada vulva, vagina, dan serviks
2. Untuk mengetahui apa itu penyakit mioma uteri
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk kista Ca Ovarium?
4. Untuk mengetahui apa itu penyakit Trofoblas
5. Untuk mengetahui apa itu keganasan payudara
6. Untuk mengetahui bagaimana cara skring keganasan
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Keganasan Pada Vulva, Vagina, dan Serviks
A. Keganasan Pada Vulva
Kanker vulva adalah keganasan ginekologi yang jarang terjadi pada
wanita (1% dari seluruh keganasan pada wanita). Sekitar 80-90% jenis
histopatologi kanker vulva adalah karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko
terjadinya kanker vulva adalah usia lanjut, adanya lesi prekanker, infeksi
HPV, imunodefisiensi, merokok dan lichen sclerosis. Keterlibatan
kelenjar getah bening merupakan faktor prognosis terpenting yang dapat
menurunkan overall survival.
Modalitas terapi pada kanker vulva adalah kombinasi antara operasi,
kemoterapi dan radioterapi. Preservasi anatomi dan fungsi organ menjadi
menjadi pertimbangan penting dalam menentukan tatalaksana kanker
vulva. Pada makalah ini akan dibahas peran radiasi pada kanker vulva.
Jumlah penderita kanker vulva sekitar 3-5% dari semua keganasan pada
organ reproduksi wanita. Angka tersebut mewakili sekitar 1-2% jumlah
kanker pada wanita.
Di Amerika Serikat, angka insidensi kanker vulva adalah 1/100.000
penduduk. 2,3 Jumlah penderita kanker vulva mencapai 3.580 pasien pada
tahun 2009, dengan angka mortalitas sekitar 900 pasien di tahun yang
sama. Rute Penyebaran Kanker Vulva Kanker vulva menyebar melalui 3
jalur: ekstensi lokal, penyebaran lokoregional terutama secara limfatik,
dan metastasis jauh terutama melalui jalur hematogen. Namun penyebaran
melalui jalur hematogen ini lebih sedikit dari dua cara yang lainnya.
Ekstensi lokal kanker vulva secara umum dengan pola dari distal ke
proksimal, yaitu dari vulva ke distal vagina dan uretra.
Penyebaran ke arah lain, yaitu ke anus, akan memperburuk prognosis
dan sudah termasuk dalam Stadium II. Kelenjar getah bening yang
termasuk regional kanker vulva antara lain adalah KGB inguinal, KGB
femoralis, KGB obturator dan KGB iliaka eksterna. Risiko keterlibatan
KGB inguinofemoral adalah sekitar 1050%, dan pada KGB pelvis sekitar
5%. Penyebaran ke KGB dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran
tumor yang besar.
3
Primer kanker vagina merupakan sekitar 2% dari neoplasma ganas
saluran kelamin wanita. Ada tingkat kematian yang tinggi dengan 30%
pasien meninggal karena penyakit ini. Insiden kanker vagina primer
meningkat seiring bertambahnya usia dengan setengah dari pasien datang
setelah usia 70 tahun. Faktor risiko kanker vagina termasuk human
papillomavirus, penggunaan tembakau, usia yang lebih muda saat
berhubungan seks, banyak pasangan seksual, riwayat kanker serviks di
tempat atau invasif, atau sebelumnya. radiasi panggul.
Gejala klinis yang paling umum dari kanker vagina adalah
perdarahan vagina. Gejala lain yang muncul akibat penyebaran penyakit
secara lokal, seperti peningkatan frekuensi kencing atau tenesmus.
Tumor vagina biasanya muncul sebagai massa jamur, lesi ulserasi, atau
massa konstriksi annular.Namun, sekitar 10% wanita yang akhirnya
didiagnosis menderita kanker vagina tidak menunjukkan gejala pada saat
diagnosis, dan kanker vagina hanya terdeteksi dari pap smear atau
pemeriksaan fisik. Mirip dengan kanker vulva, karsinoma sel skuamosa
(SCC) adalah subtipe histologis yang paling umum dan muncul dari
mukosa vagina dan sering melibatkan 1/3 bagian proksimal vagina.
Banyak SCC dapat didahului oleh vaginal intraepithelial neoplasia
(VAIN), yang didefinisikan sebagai atypia sel skuamosa tanpa
invasi.SCC paling sering terjadi pada wanita pascamenopause dengan
mempertahankan hidup 5 tahun sebesar 54% (Chow et al., 2021).
4
- Hati : ikterus (warna kuning pada tubuh), hepatomegali
(pembesaran hati), acites (cairan pada rongga perut)
- Otak : koma, kehilangan penglihatan
- Tulang: nyeri tulang, patah tulang
5
juga dibagian dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak
ditemukan. Rata-rata pada wanita di atas usia 30 tahun (Irianto, 2015).
Penyebab pasti mioma tidak diketahui secara pasti. Mioma jarang sekali
ditemukan sebelum pubertas, sangat dipengaruhi oleh hormon reproduksi dan
hanya manifestasi selama usia reproduktif (Anwar dkk, 2011).
Mioma dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang
terkena (Setiati. 2009. Hal 89) :
1. Berdasarkan Lokasi :
a. Cervical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina dan menyebabkan
infeksi.
b. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguantraktus
urinaria.
c. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim dan sering kali tanpa
gejala.
2. Berdasarkan Lapisan Uterus
a. Mioma Uteri Subserosum Tumor yang muncul tepat dari bawah
permukaan peritonium (serosa) uterus, tampak sebagai masa kecil
sampai besar atau benjolan yang menonjol dari permukaan uterus.
Tumor ini dapat bertangkai. Tumor subserosum dapat memperoleh
pendarahan tambahan dari omentum yang melekat dipermukaan
uterus. Jika demikian, tumor memberikan gambaran seolah-olah
berasal dari omentum. Tumor jenis ini dapat menjadi tumor parasitik,
yang bergerak sesuai aliran darah yang memasoknya (Norman F.Gant
& F.Gary Cunningham,2010:24).
b. Tumor didalam dinding uterus disebut sebagai tumor intramural atau
interstisial. Jika kecil, tumor ini mungkin tidak menyebabkan
perubahan bentuk uterus.
6
kembung, sulit buang air kecil dan, dalam kasus yang parah, mungkin terjadi
puntiran. atau pecahnya kista ovarium, yang dapat menyebabkan episode
pingsan. 2 Kista ovarium terdapat pada sekitar 13% wanita pascamenopause,
dan memerlukan pemeriksaan dan tindak lanjut yang cermat, karena mungkin
merupakan prekursor karsinoma ovarium, yang biasanya didiagnosis sangat
terlambat karena tidak menunjukkan gejala pada tahap awal.
7
biasa terjadi dari hasil konsepsi yang berakhir dengan lahir hidup, lahir
mati (still birth), abortus, kehamilan ektopik. molahidatidosa atau mungkin
juga oleh sebab yang tidak diketahui.
2. Non gestational choriocarcinoma Adalah suatau tumor ganas trofoblas
yang terjadi tanpa didahului oleh suatu fertilisasi, tetapi berasal dari germ
sell ovarium. Brewer mengatakan bahw non gertational choriocarcinoma
juga dapat merupakan bagian teratoma. Oleh international Union Against
Cancer (IUCR) diadakan klasifikasi sederhana dari penyakit trofoblas,
yang mempunyai keuntungan bahwa angka yang diperoleh dari berbagai
negara didunia dapat dibandingkan
3. Perdarahan yang tidak teratur setelah berkhirnya suatu kehamilan dan
dimana terdapat subinvolosio uteri juga pendarahan dapat terus menerus
atau intermitten dengan pendrahan mendadak dan terkadang massif. Pada
pemeriksaan genikolagis ditemukan uterus membesardan lembek. Kista
teka lutein bilateral. Lesi metastase di vagina atau organ lain
Kanker payudara terbagi dalam banyak jenis. Namun, ada empat jenis yang
paling sering terjadi, yaitu:
8
tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Akan tetapi, LCIS di salah satu
payudara dapat meningkatkan risiko terbentuknya kanker di kedua
payudara.
3) Invasive Ductal Carcinoma
Invasive Ductal Carcinoma (IDC) adalah jenis kanker payudara yang
tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan bisa
menyebar ke area tubuh yang lain. IDC terjadi pada 70–80% kasus kanker
payudara.
4) Invasive Lobular Carcinoma
Invasive Lobular Carcinoma (ILC) adalah kanker yang awalnya tumbuh di
kelenjar air susu tetapi kemudian menyebar ke jaringan di sekitarnya.
Kanker jenis ini juga bisa menyebar melalui darah dan saluran getah
bening menuju bagian tubuh lain. ILC terjadi pada 10% kasus kanker
payudara.
Selain jenis-jenis kanker payudara di atas, ada pula beberapa jenis kanker
payudara yang jarang terjadi, yaitu:
9
Mendidik masyarakat melakukan general check up
Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit
(waspada mulai dini)
Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinis
10
reproduksi wanita sepanjang daur kehidupannya meliputisejarah,
perkembangan wanita dalam aspek biologis, psikososial dan sosial spiritual,
kesehatan reproduksi dalam perspektif gender, permasalahannya serta
indikator status kesehatan wanita.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap tahunnya angka pada penyakit keganasan berupa kanker, kista,
atau tumor selalu meningkat, dimana penyakit ganas ini menyerang organ-
organ reproduksi terutama pada wanita. Sehingga penyakit keganasan
merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak didunia.
Salah satu penyebab meningkatnya angka kematian pada wanita ialah
masih minimnya pengertian dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi adalah adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental,
sosial, yang utuh dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi. Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita adalah sangat
penting karena terdapat organ yang kompleks sehingga dapat timbul
bermacam penyakit yang berbahaya seperti kanker serviks, miomi uteri, kista
dan ca ovarium, trofoblas, dan kanker payudara.
Oleh karena itu, pentingnya melakukan pemeriksaan sejak dini, agar
dapat mencegah terjadinya resiko yang semakin parah terhadap suatu
penyakit tersebut, dan dengan diktahui sejak dini agar dapat dilakukan
pencegahan bahkan pengobatannya.
3.2 Saran
Pentingnya melakukan skrining karena skrining merupakan deteksi dini
atau pencegahan sekunder, mencakup pemeriksaan (tes) pada orang-orang
yang belum mempunyai simptom-simptom penyakit untuk menemukan
penyakit yang belum terlihat atau pada stadium praklinik. Sehingga dapat
diketahui dan dapat dicegah sejak dini apabila diketahui terdapat suatu
penyakit.
12
DAFTAR PUSTAKA
13