Kelompok 2 :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
karunia dan rahmat-Nya, kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Asuhan Keperawatan Tumor Ganas Sistem Reproduksi
(Kanker Serviks)” ini dengan tepat waktu
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa pula kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu khususnya dari
rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, walaupun ada beberapa hambatan yang kami alami dalam penyusunan
makalah ini. Namun, berkat motivasi yang disertai kerja keras dan bantuan dari
berbagai pihak akhirnya dapat teratasi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................29
3.2 Saran.........................................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
a. Apakah yang dimaksud kanker serviks?
b. Bagaimanakah etiologi pada kanker serviks?
c. Bagaimanakah WOC pada kanker serviks?
d. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada kanker serviks?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian kanker serviks.
b. Untuk mengetahui etiologi kanker serviks.
c. Untuk mengetahui WOC.
d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kanker serviks.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut Rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990). Kanker serviks adalah suatu
keganasan yang sering menyebabkan kematian yang disebabkan oleh virus HPV
(Human Papilloma Virus). Menurut International Agency For Research On
Cancer (IARC) pada tahun 2012, kanker serviks merupakan jenis kanker dengan
insiden ketiga terbanyak di dunia dari seluruh jenis kanker pada wanita yaitu
sekitar 7,9% dan yang meninggal akibat kanker serviks sekitar 7,5% (IARCH,
2012). Insiden kanker serviks 90% terjadi di negara berkembang. Indonesia
merupakan negara berkembang dengan jumlah penderita kanker serviks nomor
enam terbanyak di Asia Diperkirakan insiden penyakit ini adalah sekitar 17 per
100.000 penduduk (Ngan, 2011). Tingginya angka kematian akibat kanker serviks
di Indonesia disebabkan karena 95% wanita tidak menjalani pemeriksaan secara
dini sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosis dari kanker serviks dan
menurunkan harapan hidup wanita.
3
rendah yang berhubungan dengan masalah higienis seksual yang kurang bersih,
pada mereka yang sering berganti-ganti pasangan (promiskuitas), perokok dan
pada wanita yang terinfeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 atau 18. 17
Penyebab utama dari kanker serviks adalah adanya inveksi virus HPV (human
papilloma virus). HPV merupakan peyebab bagi kanker 10 serviks sel skuamosa
pada serviks yang merupakan salah satu jenis kanker serviks yang paling sering
terjadi. Pada tipe skuamosa, 99,7% DNA HPV dapat diisolasi terutama HPV 16
dan familinya tipe 31,33,35,52 dan 58. Tipe adenosa berhubungan dengan HPV
18 dan familinya tipe 39, 45, 59, 68 dan tergantung usia.18,19 Onkoprotein E6
dan E7 pada kanker serviks merupakan penyebab terjadinya degenerasi
keganasan. Onkoprotein E6 akan mengikat P53 yang menyebabkan Tumor
Supresor Gen (TSG) P53 akan kehilangan fungsinya dan onkoprotein E7 akan
mengikat TSG Rb sehingga ikatan ini akan menyebabkan terlepasnya E2F yang
membuat siklus sel berjalan tanpa terkontrol. Penyebab terjadinya kelainan pada
sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko
yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks:
1. HPV (human papillomavirus)
2. Merokok
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia
dibawah 18 th, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks
6. Pemakaian DES(dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian pil KB jangka panjang > 2 tahun
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara
rutin)
4
Stadium Kanker Serviks Menurut FIGO 2000
Stadium III Tumor telah meluas kedinding panggul dan /atau mengenai
sepertiga bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis
5
atau tidak berfungsinya ginjal
III A Tumor telah meluas kesepertiga bawah vagina dan tidak invasi
ke perimetrium tidak sampai ke dinding panggul
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nektosis
jaringan
2. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
3. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
4. Perdarahan spontan pada saat defekasi
5. Perdarahan spontan pervaginam
Pada tahap lanjut keluhan (menurut Sarwono) berupa :
6
3. Nyeri pinggang dan panggul
4. Serih berkemih
5. Buang air kecil atau air besar yang sakit
6. Gejala penyakit yang redidif (nyeri pinggang, edema kaki unilateral, dan
obstruksi ureter)
7. Anemi akibat perdarahan berulang
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor keserabut saraf
2.4 Pemeriksaan penunjang
1. Sitologi/pap smear
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal
pada pasien yang tidak memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui
pada sekret yang diambil dari porsi serviks. Pemeriksaan ini harus mulai
dilakukan pada wanita usia 18 tahun atau ketika telah melakukan aktivitas
seksual sebelum itu. Setelah tiga kali hasil pemeriksaan pap smear setiap
tiga tahun sekali sampai usia 65 tahun. Pap smear dapat mendeteksi
sampai 90% kasus kanker leher rahim secara akurat dan dengan biaya
yang tidak mahal, akibatnya angka kematian akibat kanker leher rahim
pun menurun sampai lebih dari 50%. Setiap wanita yang telah aktif secara
seksual sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap
tahun. Apabila selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil
pemeriksaan yang normal, maka pemeriksaan pap smear bisa dilakukan
setiap 2 atau 3 tahun sekali. Hasil pemeriksaan pap smear adalah sebagai
berikut (Prayetni,1999):
a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas).
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas).
d. Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar).
e. Kanker invasif (kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih
dalam atau ke organ tubuh lainnya).
7
2. Tes Schiller
Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada
serviks normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks
karena adanya glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks yang mengandung
kanker akan menunjukkan warna yang tidak berubah karena tidak ada
glikogen.
4. Biopsi
8
9
b. Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakukan pada kanker serviks tahap
lanjut, yang dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter terminal.
Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung
kemih dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP),
enema barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
atau scan CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal
dari tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional (Gale & charette,
1999).
9
2.5 WOC Kanker Serviks
Berhubungan seks Proses Dysplasia Ca serviks
< 17 th, merokok, metaplasi serviks
higine seks yang
Terapi
kurang, virus
HPV, sering Tahap lanjut
melahirkan dg
masalah
persalinan, sering Pembesaran
Menyebar ke
ganti pasangan, msssa
pelvik
herediter,
Rusaknya
permeabilitas
Nafsu makan Nyeri Akut Tekanan intra
pembuluh darah
menurun
abdomen
perdarahan
Risiko kekurangan
Metabolism anaerob Anemia volume cairan
Pembentukan
asam laktat
Suplai O2 turun
Kelelahan
10
Radiasi Kemoterapi Pembedahan
Defisiensi
Kurang Aktivitas
pengetahuan Memperpendek usia
Pengetahuan fisik terbatas
akar rambut
Ansietas
Ansietas
Alopecia Intoleransi
Gangguan
aktivitas
citra tubuh
Eritema, Gangguan
Mual, muntah Leukosit
pecah-pecah, eliminasi urine menurun
kering, puiritus
anoreksia
Resiko infeksi
Kerusakan
integritas Ketidakseimbangan nutrisi
kulit kurang dari kebutuhan tubuh
11
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dan terapi karsinoma serviks terdiri atas beberapa yaitu sebagai
berikut:
12
kavum pelvis bilateral, pasien usia muda dapat
mempertahankan ovari.
ii. Radioterapi
13
efek paliatif. Kemoterapi yang sering digunakan secara klinis adalah
DDP, karboplatin, CTX, 5FU, ADR, BLM, IFO, taksan, CPT11, dll.
Selain kemoterapi lewat kateterisasi intraarteri, belakangan ini
dilakukan kateterisasi arteri femoral perkutan menginjeksikan
kemoterapi intra arteri iliaka interna iliaka bilateral juga membawa
efektivitas serupa.
iv. Elektrokauter
Metode ini menggunakan alat elektrokauter atau radiofrekuensi
dengan melakukan eksisi Loop diathermy terhadap jaringan lesi
prakarsinoma pada zona transformasi. Jaringan spesimen akan
dikirimkan ke laboratorium patologi anatomi untuk konfirmasi
diagnostik secara histopatologik untuk menentukan tindakan cukup atau
perlu terapi lanjutan.
v. Diatermi Elektrokoagulasi
Diatermi elektrokoagulasi dapat memusnahkan jaringan lebih
luas dan efektif jika dibandingkan dengan elektrokauter, tetapi harus
dilakukan dengan anestesi umum. Tindakan ini memungkinkan untuk
memusnahkan jaringan serviks sampai kedalaman 1 cm, tetapi fisiologi
serviks dapat dipengaruhi, terutama jika lesi tersebut sangat luas.
14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. R DENGAN Ca CERVIX
DI RUANG B3 GINEKOLOGI RSUP Dr KARIADI SEMARANG
15
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Bulan September dilakukan biopsi di RSUD Purbalingga, kemudian dr SpOG
mengatakan terkena kanker ganas. Disarankan berobat ke RSDK Semarang
atau RS Dr Sardjito Yogyakarta. Klien menolak dan memilih pengobatan
alternatif, setelah tidak berhasil Klien ke RSDK.
4. Riwayat Obstetri
G II PII A0
Anak pertama perempuan, aterm, spontan, BBL : 3400gr, di dokter, umur
sekarang 21th , sehat.
Anak kedua laki-laki, aterm, spontan, BBL : 3400gr, di bidan, umur sekarang
16th , sehat.
Riwayat Haid: menarche usia 15 tahun, lama haid 7 hari, siklus 28 hari teratur.
Riwayat ANC : Puskesmas
5. Riwayat KB
Riwayat KB : Suntik 3 bulanan (Depogestan)
6. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit yang dialami pasien saat ini
dan keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM
maupun hipertensi
16
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki- laki : Pasien : Meninggal
A : Antropometri TB : 155 cm
17
BB : 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
BB IDEAL : 45,5
C : Clinical sign klien sering muntah bila sedang makan, tampak lemah
3. Pola eliminasi
Sebelum sakithamil klien BAB 1-2 x sehari, terhitung tanggal pengkajian klien
sudah 3 hari belum BAB. Sebelum sakit klien BAK 5 x sehari tanpa keluhan,
setelah sakit (dirawat di RSDK) klien BAK 4-5x sehari kadang disertai darah.
4. Poal aktifitas
Sebelum sakit klien mampu membantu suami bekerja, dan beraktivitas sebagai
ibu rumahtangga tanpa ada keluhan. Semenjak sering sakit perut klien merasa
tidak mampu lagi beraktivitas karena nyeri sangat mengganggu. Di rumah sakit
klien terbaring lemah di tempat tidur, bila ingin ke kamar mandi, diantar suami /
adik menggunakan kursi roda.
5. Pola istirahat
Sebelum sakit klien tidur rata-rata 6-7 jam. Setelah sakit klien tidur 4-5 jam
karena nyeri perut dirasa sangat mangganggu.
6. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pendengaran, penglihatan, dan penciuman klien tidak mengalami gangguan
18
R : region/tempat Perut bawah
S : skala 5
Pemeriksaan fisik
TTV
TD: 120/80, Nadi: 68x/menit, Pernafasan: 20x/menit, suhu tubuh: 360C
Keadaan umum: lemah
Kesadaran compomentis
19
Kepala
1. Mata: Conjungtiva, palpebra anemis, sclera tidak icterik
2. Hidung: tidak ada secret dari hidung, bersih, tidak ada pernafasan
cuping hidung, tidak ada pembesaran polip
3. Mulut: gigi bersih, tidak ada caries maupun gigi berlubang
Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan distensi vena jugularis
Dada, simetris
Jantung : I : Ictus Cordis tidak tampak.
Pa : Ictus Cordis teraba di inter costae 5
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au : BJ I-II murni, bising (-), gallop (-)
Pulmo : I : Simetris stalis dinamis
Pa : Stem fremitus kanan kiri
Pe : Sonor SLP
Au : SD Vesikuler, ST (-)
Payudara: payu dara simetris, tidak ada benjolan/massa, putting susu menonjol.
areola hitam, kotor asi sudah keluar.
Abdomen: perut mengecil, kulit mengendor.
Abdomen: I : Datar, venektasi (-)
Au : Bising usus (-)
Pe : Tympani
Pa : Supel, H/L
Genetalia
VT :Vagina : infiltrate sampai dengan 1/3 proximal
Portio : berbenjol, rapuh, mudah berdarah
SCT sebesar telur ayam
AP ; infiltrate, tak sampai dinding pelvis.
RT : TSA cukup, mukosa licin, infiltrate +/+, tak sampai dinding pelvis.
Ekstermitas: tidak udema
20
Psikososial
Status emosi: jika diajak bicara klien tidak mudah marah, emosi sosial stabil
Interaksi dengan suami, keluarga dan orang lain saat dirumah sakit baik
Data Penunjang
Laboratorium 06/02/06
Hematology
Analizer Hema Jumlah Satuan Harga Normal
Hemoglobin 9,40 gr% 12.00-15.00
Hematokrit 27,1 % 35,0-47,0
Eritrosit 3,21 juta/mmk 3,90-5,60
MCH 29,40 pg 27,00-32,00
MCV 84,30 fL 76,00-96,00
MCHC 34,90 g/dL 29,00-36,00
Leukosit 23,80 ribu/mmk 4,00-11,00
Trombosit 570,0 ribu/mmk 150,0-400,0
Laboratorium 07/02/06
Sekresi-Ekskresi : urin lengkap
Warna merah keruh
BJ 1.015
PH 1,00
Protein >300 mg/dl (-)
Reduksi 100 mg/dl (-)
Urobilirogen >8 mg/dl (-)
Bilirobin ++/Pos mg/dl (-)
Aseton 15 mg/dl (-)
Nitrit +/Pos
Sedimen :
Epitel - LPK
Lekosit - LPB
21
Eritrosit - LPB
Eritrosit penuh merata, sel lain tidak teridentifikasi.
Oxalat :
Asam Urat -
Triple fosfat -
Amorf -
Sil Hialin - LPK
Sil Granula Kasar - LPK
Sil Granula Halus - LPK
Sil Epitel - LPK
Sil Eritrosit - LPK
Sil Leukosit - LPK
Bakteri - LPK
Lain-lain -
G. Therapi
06/02/06
Vitamin A 1 x 50.000 iu
Mirabion caps 3x1
Kalnex tab 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Ampicillin Inj 4 x 1 gr
Usaha Tranfusi PRC s/d Hb > 10 gr%
Diit uremia
07/02/06
Vitamin A 1 x 50.000 iu
Mirabion caps 3x1
Kalnex tab 3 x 500 mg
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Ampicillin Inj 4 x 1 gr
22
Usaha Tranfusi PRC s/d Hb > 10 gr%
H. Analisa data
No tgl/jam Data focus Etiologi Masalah
1. 06/02/06 Do: Desakan sel Gangguan rasa nyaman,
j. 10:00 Wajah klien meringis hiperplasi intra nyeri akut
Ds: abdominal
Klien mengatakan nyeri daerah
perut bawah, rasa seperti ditusuk
skala nyeri 5.
P : paliatif/provokatif Nyeri saat
kencing
Q : quality Seperti ditusuk-
tusuk
R : region/tempat Perut bawah
S : skala 5
T : time/wkatu Sering nyeri,
namun pada saat kencing nyeri
semakin bertambah
2. 06/02/06 Do: Nusea-vomitus gangguan pemenuhan
j.10:15 Klien tampak lemah, terbaring di sekunder terhadap kebutuhan nutrisi :
tempat tidur. respon nyeri kurang dari kebutuhan
Ds: abdomen
Klien mengatakan lemas, karena
tidak bisa makan sampai habis.
23
Tiap kali makan tiba-tiba muntah,
kadang disertai mual karena nyeri
yang tiba-tiba menyerang.
A : Antropometri TB : 155 cm
BB : 60 kg
LILA : 25 cm
IMT : 25
BB Ideal : 45,5
B : Biokimia Hemoglobin
dengan jumlah 9,40 gr%
C : Clinical sign klien sering
muntah bila sedang makan, tampak
lemah
D : Diet Diet lembek/lunak,
pola makan sedikit tapi sering
I. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut b/d Desakan sel hiperplasi intra abdominal
2. gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d Nusea-
vomitus sekunder terhadap respon nyeri abdomen.
Intervensi
24
No Tgl/Jam Dx Tujuan Intervensi Ttd
Implementasi
Tgl/jam DX Implementasi Respon ttd
25
06/02/06 1 1. memberikan individu kesempatan untuk - Klien kooperatif
j.10:35 beristirahat - Skala nyeri klien 5
2. mengajarkan tindakan non invasive, - Klien mengatakan nyeri
sperti relaksasi seperti ditusuk-tusuk
3. mengkaji skala nyeri - Klien memeragakan
4. mengajarkan metode destraksi selama tehnik relaksasi nafas
muncul nyeri akut dalam.
5. memberi posisi yang nyaman pada - Kilen mengatakan
pasien nyaman dengan tidur
6. memberikan analgetik posisi miring kekiri
dengan lutut agak
ditekuk ke atas
Evaluasi
Tgl/jam Dx Catatan Perkembangan TTD
26
07/02/0 1 S: Klien mengatakan nyeri berkurang, bila setiap nyeri dating
6 melakukan nafas dalam, tidur miring kekiri dengan lutuk
j.11:10 ditekuk, dan setelah dipacang selang kateter semalam.
O: Skala nyeri 3, ekspresi wajah klien tenang dan klien tidak
mengeluh nyeri lagi
A: Masalah teratasi
P: Anjurkan untuk tetap melakukan nafas dalam saat nyeri
datang
27
BAB III
PENUTUP
28
3.1 Kesimpulan
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina. Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal
dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah,
maka akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa
bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebutganas maka keadaannya disebut
kanker ser'iks. Kanker serviks uterus adalah keganasan yang paling sering
ditemukan dikalangan wanita. HPV (Human Papiloma Virus) merupakan
penyebab terbanyak kanker serviks Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel
abnormal atau proliferasi sel-sel yang tidak dapat diatur. Penyebab terjadinya
kelainan pada sel -sel serviks dan virus Human Papiloma Virus, kesalahan
dalam sikap seperti merokok,hubungan seksual pertama dilakukan pada usia
dini kurang dari 04 tahun, dan berganti -ganti pasangan seksual, pemakaian-
pemakaian pil K2, infeksi herpes genitalis atauinfeksi klamedia menahun, dan
lain 8 lain. stadium karsinoma kanker serviks dari stadium IA-IVB sampai
yang ganas. Kanker serviks dapat dicegah dengan pengobatan sitologi,
kalposkopi, biopsi, pap smear, konisasi dan skiring.
3.2 Saran
Untuk pencegahan kanker serviks diharapkan untuk melakukan deteksi dini,
dan apabila timbul gejala-gejala maka segera menindak lanjuti, agar kanker
serviks dapat diatasi cepat oleh petugas kesehatan. Selain itu diharapkan untuk
membiasakan diri dengan pola hidup sehat dan bersih dan menghindari faktor-
faktor resiko pemicu kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
29
Lasut Edwin. 2015. Karakteristik Penderita Kanker Serviks Di BLU RSUP
PROF.DR.R.D.KANDOU. Jurnal E-Clinic(ECL).3(1): 1-4
Nindrea Dana Ricvan. 2017. Pravalensi Dan Faktor Yang Memengaruhi Lesi Pra
Kanker Serviks Pada Wanita. Jurnal Endurance. 2(1): 53-61
30