BAB 4
METODE PENELITIAN
melakukan pre test. Pada penelitian ini menggunakan hewan tikus putih (Rattus
perlakuan.
K- O0
K+ O1
S R P1 O2
P2 O3
P3 O4
Hari 1 - 26
Keterangan :
S : Sampel
R : Randomisasi
K- : Kelompok kontrol negatif diberikan Minyak jagung satu jam kemudian
diberikan Aquadest hari ke 1 – 26.
K+ : Kelompok kontrol positif diberi Minyak jagung satu jam kemudian
diberikan timbal asetat (PbAc) 40 mg/kbg bb /hari, hari ke 1 – 26.
P1 : Kelompok perlakuan 1 diberi nano kurkumin 50 mg/kg bb/hari, satu jam
kemudian diberikan timbal asetat (PbAc) 40 mg/kg bb hari ke 1- 26.
P2 : Kelompok perlakuan 2 diberi nano kurkumin 100 mg/kg bb/hari satu jam
kemudian diberikan timbal asetat (PbAc) 40 mg/kg bb hari 1 - 26.
P3 : Kelompok perlakuan 3 diberi nano kurkumin 200 mg/kg bb/hari satu jam
kemudian diberikan timbal asetat (PbAc) 40 mg/kg bb hari ke 1 - 26.
Pada penelitian ini unit eksperimen yang digunakan adalah tikus putih
(Rattus norvegicus), berumur ± 2,5-3 bulan dengan berat badan 140-180 gram dan
4.2.2. Replikasi
Besar replikasi
Keterangan:
terhadap ekspresi MDA testis tikus putih (Rattus norvegicus) didapatkan standar
deviasi kesudahan (outcome) adalah 1,87; mean outcome kelompok kontrol (μ1)
adalah 32,50; mean outcome kelompok perlakuan (μ2) adalah 35,83 (Sudjarwo et
al., 2017) dan angka drop out (f) ditetapkan 20%, maka jumlah replikasi tiap
kelompok adalah :
n = 73,42
________
11,09
n = 6,62
1/(1-f), dimana f adalah angka drop out yang telah ditetapkan yaitu 20%.
Jadi besar replikasi tiap-tiap kelompok adalah 9 ekor tikus putih (Rattus
norvegicus).
Operasional
Kriteria Inklusi :
5. Sehat, ditandai dengan bulu halus, mata bersinar, tidak pincang, gerakan
Kriteria Eksklusi :
Tikus tidak mau makan, sakit atau mati pada masa perlakuan.
Variabel bebas
Variabel antara :
Variabel tergantung :
Variabel kendali :
6. Waktu perlakuan
2. Ekspresi GPx Gambaran jumlah sel Imunohistoki- Jaringan sel Angka rata- Rasio
sel granulosa granulosa ovarium mia granulosa rata dari
ovarium yang mengandung ovarium jumlah
antioksidan GPx yang ekspresi per
memberikan reaksi lapang
positif terhadap anti pandang
GPx dengan
imunohistokimia yang
dievaluasi dengan
mikroskop cahaya 10
lapang pandang
dengan pembesaran
400x
3. Ekspresi MDA Gambaran jumlah sel Imunohistoki- Jaringan sel Angka rata- Rasio
sel granulosa granulosa ovarium mia granulosa rata dari
ovarium yang mengandung ovarium jumlah
antioksidan MDA ekspresi per
yang memberikan lapang
reaksi positif terhadap pandang
anti MDA yang
dievaluasi dengan
mikroskop cahaya 10
lapang pandang
dengan pembesaran
400x
4. Ekspresi Gambaran jumlah sel Imunohistoki- Jaringan sel Angka rata- Rasio
caspase-3 sel granulosa ovarium mia granulosa rata dari
granulosa yang memberikan ovarium jumlah
ovarium reaksi positif terhadap ekspresi per
anti caspase 3 dengan lapang
yang dievaluasi pandang
dengan mikroskop
cahaya 10 lapang
pandang dengan
pembesaran 400x
5. Apoptosis sel Jumlah kematian sel Tunnel Jaringan sel Angka rata- Rasio
granulosa granulosa ovarium (Terminal granulosa rata dari
ovarium akibat kerusakan deoxyribonucle ovarium jumlah
perangkat genetik atau otidyl ekspresi per
fragmen genetik yang Transferase- lapang
dievaluasi dengan mediated dUTP pandang.
mikroskop cahaya 10 Nick End
lapang pandang Labeling)
dengan pembesaran
400x
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sel granulosa ovarium tikus
putih (Rattus norvegicus) betina berumur 2,5-3 bulan dengan berat badan 140-180
gram.
4.4.1. Alat
1. Kandang
dipertahankan pada suhu 26C°±2C° dan 12 jam dalam siklus cahaya dan gelap.
yang diberi Minyak jagung dan aquades. Kelompok 2 adalah kelompok Kontrol
kurkumin 50 mg/kg bb dan timbal asetat (PbAc) sebesar 40 mg/kg bb, kelompok
dan timbal asetat (PbAc) sebesar 40 mg/kg bb. Kelompok 5 adalah kelompok
perlakuan 3 yang mendapatkan nano kurkumin 200 mg/kg bb dan timbal asetat
2. Alat penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pinset, tissue basket,
inkubator, cetakan parafin, kulkas, pisau mikrotom, gelas obyek, gelas penutup,
penangas air, rak gelas obyek, pipet tetes, pipet Mohr, mikropipet, gelas piala,
gelas ukur, mikroskup cahaya dan mikrokskup photo. Serta alat suntik yang
3. 45 organ ovarium tikus putih betina (Rattus Norvegicus) yang berumur 2,5-3
bulan.
aquades, larutan Bouin, alkohol (70%, 80%, 90%, 95% dan alkohol absolut),
xylol, parafin, milli-Q (air bebas ion), larutan H2O2 3%, metanol, larutan
posphate buffer saline (PBS), serum normal 10%, backgroud sniper, antibodi
4.4.3. Makanan
Tikus mendapatkan jenis dan porsi makanan dan minuman yang sama.
Tikus diberi pakan ad libitum dan diberi. minum air mineral. Semua tikus akan
mendapatkan perlakuan.
2020
dengan metode milling, dengan alasan bahwa secara mekanik milling merupakan
teknik yang sederhana dan efektif untuk membuat ukuran kristal padat yang cukup
besar menjadi lebih kecil tanpa melalui fase penguapan atau reaksi kimia yang
mana biasanya diperlukan dalam proses sintesa lainnya. Biaya yang dikeluarkan
menggunakan metode milling juga lebih rendah. Metode ini menggunakan mesin
beberapa kali uji coba pemilingan yaitu pemilingan selama 10, 20,30,40,50,60,
dan 120 menit. Hasil uji coba pemilingan menunjukkan adanya perubahan
semakin lama waktu pemilingan semakin kecil ukuran partikel dan semakin gelap
waktu 20 menit adalah nano kurkumin yang terbaik yaitu tidak mengalami
perubahan warna dan fungsi kurkumin masih efektif. Proses pembuatan nano
kurkumin dengan menggunakan bahan bubuk kurcumin merk sigma dari rimpang
curcuma longa (turmeric) produk China dan minyak jagung (minyak jagung)
sebagi pelarut kurkuma. Prinsip dalam proses pembuatan nano kurkumin ini
didalam mesin High Energy milling (HEM) dan ditutup dengan kunci pas dan
pada waktu pemillingan terjadi proses penumbukan serbuk kurkumin oleh bola-
bola zicornia.
yang digunakan untuk analisis ukuran nano kurkumin pada penelitian ini
Pelaksanaan analisis ukuran nano kurkumin dengan metode SEM pada penelitian
metode SEM pada penelitian ini, langkah pertama persiapan yang meliputi
tempat menempel sampel, conducting glue, Hand blower, Pt dan Au. Langkah ke
dua pelaksanaan; Sampel yang sudah disiapkan ditempelkan pada tempat bahan
dengan menggunakan conducting glue. Hand blower digunakan pada sampel agar
sampel dapat menempel dengan baik pada conducting glue yang ada pada tempat
bahan. Langkah berikutnya dilakukan coating, proses coating ini untuk melapisi
sampel dengan Pt dan Au agar sampel tidak rusak saat discanning. Sampel
pada SEM dibuat berdasarkan deteksi electron baru (electron sekunder) atau
electron pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan sampel
tersebut discan dengan sinar electron. Elektron sekunder atau electron pantul yang
ditampilkan dalam gradasi gelap-terang pada layar monitor Cathode Ray tube
(CRT). Di layar CRT inilah gambar struktur sampel yang sudah diperbesar bisa
dilihat.
digunakan satu macam pengenceran, yaitu 10 kali dengan aquabidest. Sebelum digunakan
alat PSA dipanaskan terlebih dahulu selama ± 20 menit. Setelah itu, perangkat
pengaturan pada alat. Untuk pertama kali digunakan cara otomatis dengan bentuk
dimasukkan ke dalam cuvet bersih hingga terisi 2/3 cuvet. Setelah itu cuvet yang
berisi larutan standar di masukkan kedalam alat dan ditutup dengan sebuah sensor.
Sebelum diukur, suhu dikondisikan terlebih dahulu pada 25o C dengan menekan
menu “Temp.Panel”. Standar mulai diukur dengan menekan menu “Auto1”. Maka
secara otomatis alat akan mengukur besarnya ukuran partikel sebanyak tiga kali
pengukuran.
1. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) betina
4. Pada hari ke 8 jam 08.00, pembuatan larutan nano kurkumin, dengan cara
jagung dan dijadikan 200 ml. Minyak jagung sebagai pelarut nano kurkumin.
dalam micelle yang terbentuk di saluran cerna. Nano kurkumin dalam micelle
memasuki sitosol dalam kondisi micelle masih utuh (Maibaum et al., 2004).
5. Pada pukul 09.00 kelompok kontrol negatif diberikan Minyak jagung satu
perlakuan 2 diberi nano kurkumin 100 mg/kg bb/hari satu jam kemudian
diberi nano kurkumin 200 mg/kg bb/hari satu jam kemudian diberikan timbal
tekuk kepala. Kurang lebih setelah 2 menit tikus tidak bergerak yang ditandai
menggunakan imunohistokimia.
Setelah organ terfiksasi, larutan diganti dengan alkohol 70% yang dikenal
sebagai stopping point dengan pengertian jaringan dapat disimpan lama pada
larutan ini.
2. Dehidrasi
selanjutnya dengan alkohol absolut I,II dan III (masing-masing selama 1 jam).
3. Clearing (penjernihan)
menggunakan xylol I, xylol II masing-masing selama 1 jam dan xylol III (30
4. Infltrasi parafin
dan digantikan dengan parafin cair. Organ di dalam tissue basket dipindahkan
5. Embedding (penanaman)
ditetesi gliserin, selanjutnya diisi dengan parafin cair sampai cembung (dalam
keadaan panas). Cetakan diisi dengan potongan jaringan ovarium yang berasal
dari cair III. Cetakan parafin kemudian dipindahkan ke colt plate beberapa
lemari pendingin selama satu malam. Parafin yang telah membeku sempurna
Parafin disekitar organ dipotong membentuk segi empat dan ditempelkan pada
blok kayu. Blok parafin disimpan didalam lemari pendingin sebelum dipotong
dengan mikrotom.
6. Sectioning (pemotongan)
dengan ketebalan 4 - 5μm, dilekatkan pada gelas obyek yang telah dilapisi
dengan alkohol 70% atau 0,2% neofrien ® dalam toluene, kemudian disimpan
diwarnai disimpan kembali pada inkubator suhu 65OC selama 3 menit untuk
7. Pewarnaan Imunohistokimia
II, I). dan rehidrasi (alkohol absolut III, II, I, alkohol 95%, 90%, 80% dan
dilakukan pada keadaan gelap. Preparat jaringan dibilas dengan milli-Q (2 kali
preparat jaringan diinkubasi serum normal 10% selama 45-60 menit untuk
memblok protein non spesifik dan dibilas dengan BPS (3 kali masing-masing
diinkubasi dengan backgroud sniper (15 menit), antibodi primer SOD, GPx,
MDA, caspase-3 (2x 24 jam), Trekkie Universal Link (20 menit) dan Trekkie
jaringan direndam dalam air kran selama 10 menit dan akuades selama 5
reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya warna coklat pada bagian sel
antioksidan pada jaringan, semakin banyak nilai positif (+) berarti semakin
400x. Reaksi negatif (-) ditunjukkan dengan warna biru pada inti sel, yang
Metode yang umum untuk mendeteksi fragmentasi DNA secara enzimatik adalah
gambaran proses apoptosis pada tingkat sel tunggal sehingga lebih spesifik dan
memiliki akurasi yang tinggi. Reagen Tunel terdiri dari enzim terminal trasferanse
yang bertugas mengnali ujung-ujung 3’OH (nek end) yang dihasilkan oleh
cytometry.
iododa akan mendeteksi sel non apoptosis dan memberikan fluoresensi merah. Sel
yang mengalami apoptosis tampak berwarna coklat pada daerah inti sel.
Pemeriksaan indeks apoptosis dilakukan dengan menghitung sel positif pada 400x
dilakukan rehidrasi pada preparat dengan menggunakan etanol 100%, 95%, dan
75% masing-masing 2 menit, 2 menit, satu menit dan terakhir dilakukan rehidrasi
preparat dengan aquades stiril. Langkah berikutnya preparat diberi tetesan 50μl
Tunnel labeling mix (terdiri dari 5μl enzim terminal deoxynucleotydil transferase
Langkah berikutnya dilakukan inkubasi preparat pada suhu 37Co selama 30 menit
di dalam mois chamber dan dilakukan pencucian dengan PBS (phosphate buffer
saline) sebanyak 3x. proses berikutnya dilakukan inkubasi Rnase Solution pada
suhu 37Co selama 30 menit, kemudian dilakukan pencucian dengan PBS sebanyak
3x dan dilakukan inkubasi preparat dengan larutan propidium iodide pada suhu
dengan PBS 3x dan ditutup dengan cover slide diameter 18mm. Selanjutnya
1. Seluruh hewan coba yang digunakan diambil dari Unit Hewan Coba Institut
2. Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) betina
yang berumur 2,5-3 bulan dengan berat 140-180 gram, dipilih berdasarkan
cukup udara, cukup cahaya, makanan minuman yang cukup dan homogen.
kontrol negatif yang diberi Minyak jagung dan aquades. Kelompok 2 adalah
kelompok Kontrol positif yang mendapatkan Minyak jagung dan timbal asetat
nano kurkumin 100mg/kg bb dan timbal asetat (PbAc) sebesar 40 mg/kg bb.
Tunnel.
Data penilitian ini dicatat dalam formulir pengambilan data. Analisis data
1. Analisis Deskriptif
mengetahui distribusi atau sebaran data apakah data berdistribusi normal atau
Uji menggunakan Levene Test, untuk mengetahui apakah data homogen atau
Dilakukan uji beda pada masing-masing variabel, apabila dari analisis varian
dengan uji LSD untuk mengetahui bermakna atau tidaknya beda antar
kelompok.
menggunakan PLS (Partial Least Square) dengan software Smart PLS for students.
SOD
Nano MDA
kurkumin
Caspase-3 Apoptosis
GPx
Gambar 4.4 Skema diagram analisis jalur Analisi jalur menggunakan metode PLS
(Partial Least Square) dengan software Smart PLS for students.
Adaptasi 1 minggu
Hari ke-27
Pengambilan sel granulosa
ovarium