Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA SERVIKS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen :

Ibu Vina Vitniawati S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 1

Kelas A

Karina Putri Juaningsih AKX18013

Maelani Setiawati AKX18015

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UMUM

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin, kuasa dan
perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Ca Serviks”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata Kuliah Keperawatan
Maternitas yang diberikan kepada kami. Agar kami dapat mengetahui serta memahami cara
menyusun makalah dengan benar dan agar dapat mengembangkan ilmu yang telah kami
peroleh.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
makalah ini .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Keperawatan Maternitas
yaitu Ibu Vina Vitniawati S.Kep.,Ners.,M.Kep. Selaku dosen yang memberikan tugas ini juga
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini dan semua
bentuk bimbingan serta pengajarannya yang kami terima dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini.

Sumedang, 29 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................2
I. Konsep Teori............................................................................................................................2
A. Definsi...................................................................................................................................2
B. Etiologi..................................................................................................................................2
C. Klasifikasi Klinis..................................................................................................................3
D. Manifestasi...........................................................................................................................3
E. Patofisiologi..........................................................................................................................4
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................4
G. Penatalaksanaan Medis...................................................................................................5
II. Konsep Asuhan Keperawatan Teori..................................................................................7
A. Pengkajian............................................................................................................................7
B. Diagnosa...............................................................................................................................8
C. Intervensi dan Rasional.......................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................10
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS........................................................................10
A. Pengkajian..............................................................................................................................10
B. Diagnosa.................................................................................................................................10
C. Intervensi................................................................................................................................10
BAB IV...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
A. Kesimpulan............................................................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini
kanker serviks menduduki urutan ke dua dari penyakit kanker yang menyerang
perempuan di dunia dan urutan pertama untuk wanita di negara sedang berkembang.
Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun
penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini
sebanyak 273.505 jiwa per tahun(Emilia, 2010).
MenurutWilopo (2010) saatinidiperkirakanbarusekitar 5% wanita yang
maumelakukandeteksidiniterhadapkankerserviks,
mengakibatkanbanyakkasusiniditemukansudahpada stadium lanjut yang sering kali
mengakibatkankematian. Dataawal diketahui jumlah kunjungan rawat jalan di Poli
Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan dari bulan Januari sampai
Juni tahun 2011 ada sebanyak 263 orang, dan hanya 24 orang (9,13%) yang
melakukan pemeriksaan pap smear. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran
masyarakat masih sangat rendah terhadap pemeriksaan pap smear.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi Ca serviks
2. Mahasiswa mampu mengetahui Etiologi Ca serviks
3. Mahasiswa mampu mengetahui Klasifikasi Ca serviks
4. Mahasiswa mampu mengetahui Manifestasi Ca serviks
5. Mahasiswa mampu mengetahui Patofisiologi Ca serviks
6. Mahasiswa mampu mengetahui Pemeriksaan Penunjang Ca serviks
7. Mahasiswa mampu mengetahui Penatalaksanaan medis Ca serviks
8. Mahasiswa mampu mengetahui Konsep asuhan keperawatan Ca serviks

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Teori
A. Definsi
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel kanker di leher rahim atau serviks yang
abnormal(Supriyanto, 2014). Di sana sel-sel kanker tersebut mengalami perubahan
kearah displasia atau keganasan. Biasanya kanker rahim menyerang perempuan yang
berumur 35-55 tahun yaitu dimana kedaan seorang wanita dalam masa sexually
active. Tetapi bukan berarti bahwa perempuan yang masih muda tidak bisa
mengalaminya. Perempuan yang muda pun dapat menderita kanker rahim asalkan
memiliki faktor resikonya.
Sedangkan menurut Tilong (2014) kanker serviks atau kanker leher rahim adalah
salah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak di daerah serviks.
Serangan kanker ini pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun. Tetapi ketika
kanker sudah masuk stadium lanjut atau saat sel kanker serviks sudah menginvasi
jaringan di sekitarnya, kanker ini baru bisa terlihat. Itulah sebabnya mengapa kanker
jenis ini masuk dalam kategori killer silent.
B. Etiologi
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kanker serviks (Reefani,
Supriyanto & Tilong, 2014), yaitu:
1. Human Papilloma Virus (HPV)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebakan terjadinya kutil di daerah
genital (kondiloma akltminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual.
HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal
dari sel-sel rahim.
2. Merokok
Tembakau yang terkandung dalam rokok dapat menurunkan system kekebalan
tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan HPV pada
serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4. Berganti-ganti pasangan seksual.

2
5. Gangguan system kekebalan tubuh.
6. Penggunaan pil KB dalam jangka waktu lama.
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia yang menahun.
8. Usia
Usia diatas 40 tahun sangat rentan terhadap serangan kanker ini. Namun ini
bukan berarti tidak mungkin menyerang usia muda.
9. Mengalami keputihan terus-menerus.
10. Mempunyai anak banyak.
11. Memakai pembalut yang tidak aman seperti pembalut yang mengandung
dioksin.
12. Mencuci kemaluan dengan air yang tidak bersih.
13. Masalah genetik.

C. Klasifikasi Klinis
a. Stage 0 : Ca Pre invasive
b. Stage I : Ca Terbatas pada serviks
c. Stage Ia : Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara histopatologis
d. Stage Ib : Semua kasus lainnya dari stage I
e. Stage II : Sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai kepanggul telah
mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga bagian proksimal
f. Stage III : Sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian bawah vagina
g. Stage IIIB : Sudah mengenai organ-organ lain.

D. Manifestasi
Tanda dan gejala yang timbul pada kanker serviks menurut (Tilong,2014), yaitu :
1. Serangan kanker serviks ditandai dengan keluarnya darah yang cukup banyak
sehabis berhubungan seksual (pendarahan post coitus). Darah tersebut kadang
keluar bersama urin yang diikuti rasa sakit. Jika hubungan seksual ini dilakukan
pertama kali, ini adalah hal yang wajar. Namun jika tidak, perlu dicurigai adanya
serangan kanker tersebut.
2. Penderita juga mungkin akan mengalami pendarahan. Pendarahan biasanya sering
dan berlangsung rutin.
3. Timbulnya keputihan yang abnormal. Jelas ini berbeda dengan keputihan biasa,
keputihan yang abnormal ini biasanya dapat dibedakan dengan beberapa ciri

3
seperti tekstur cairan yang kental dengan warna putih susu, kuning, kehijauan atau
keabu-abuan. Bahkan beberapa ahli mengatakan, warna keputihan yang
berhubungan dengan kanker serviks ini, mempunyai warna merah dan cokelat.
Cairan ini juga bersifat lengket, bebau tidak sedap, menimbulkan gatal, bisa
meninggalkan bercak pada pakaiam dalam dan biasanya cairan tersebut lebih
banyak dari cairan keputihan biasa.
4. Timbulnya rasa sakit pada daerah pinggul. Kondisi ini juga diikuti oleh timbulnya
rasa sakit pada paha, perut bagian bawah dan begitu juga pada saat buang air kecil
atau besar.

E. Patofisiologi
Puncak insedensi karsinoma insitu adalah usia 20 hingga usia 30 tahun. Faktor
resiko mayor untuk kanker serviks adalah infeksi Human Paipilloma Virus (HPV)
yang ditularkan secara seksual. Faktor resiko lain perkembangan kanker serviks
adalah aktivitas seksual pada usia muda, paritas tinggi, jumlah pasangan seksual yang
meningkat, status sosial ekonomi yang rendah dan merokok (Price, 2012).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan
epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona
tranformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel
progresif yang berakhir sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia servikal dan
karsinoma in situ atau High-grade Squamous Intraepithelial Lesion (HSIL)
mendahului karsinoma invasif. Karsinoma serviks terjadi bila tumor menginvasi
epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal menyebar luas secara
langsung kedalam jaringan para servikal. Pertumbuhan yang berlangsung
mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan terlibat lebih progresif pada jaringan
servikal. Karsinoma servikal invasif dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina,
ligamentum kardinale dan rongga endometrium. Invasi ke kelenjar getah bening dan
pembuluh darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh. (Price, 2012)

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Sitologi/Pap Smear
Keuntungan, murah dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan, tidak dapat menentukan dengan tepat lokalisasi.
2. Schillentest

4
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak mengikat
yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan
berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma tidak berwarna.
3. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan
dibesarkan 10-40 kali.
Keuntungan : dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah
untuk melakukan biopsy.
Kelemahan : hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio,
sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra servikal tidak
terlihat.
4. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200 kali.
5. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.
6. Konisasi
Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan
pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas.

G. Penatalaksanaan Medis
Menurut (Wijaya, 2010) ada berbagai tindakan klinis yang bisa dipilih untuk
mengobati kanker serviks sesuai dengan tahap perkembangannya masing-masing,
yaitu:
a. Stadium 0 (Carsinoma in Situ)
Pilihan metode pengobatan kanker serviks untuk stadium 0 antara lain:
a) Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) yaitu presedur
eksisi dengan menggunakan arus listrik bertegangan
rendah untuk menghilangkan jaringan abnormal serviks.
b) Pembedahan Laser,
c) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput
lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
d) Cryosurgery yaitu penggunaan suhu ekstrem (sangat dingin)
untuk menghancurkan sel abnormal atau mengalami kelainan,

5
e) Total histerektomi ( untuk wanita yang tidak bisa atau tidak
menginginkan anak lagi),
f) Radiasi internal (untuk wanita yang tidak bisa dengan
pembedahan).
b. Stadium I A
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IA meliputi:
a) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral salpingoophorectomy,
b) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput
lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya,
c) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan kelenjar
getah bening,
d) Terapi radiasi internal.
c. Stadium I B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IB meliputi:
a) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal,
b) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
c) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
diikuti terapi radiasi dan kemoterapi,
d) Terapi radiasi dan kemoterapi.
d. Stadium II
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II meliputi:
a) Kombinasi terapi radiasi internal dan eksternal serta
kemoterapi,
b) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening,
c) Radikal histerektomi dan pengangkatan kelenjar getah bening
diikuti terapi radiasi dan kemoterapi.
e. Stadium II B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium II B meliputi : terapi
radiasi internal dan eksternal yang diikuti dengan kemoterapi.
f. Stadium III
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium III meliputi : terapi radiasi
internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
g. Stadium IV A

6
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IV A meliputi : terapi
radiasi internal dan eksternal yang dikombinasikan dengan kemoterapi.
h. Stadium IV B
Alternatif pengobatan kanker serviks stadium IVB meliputi:
a) Terapi radiasi sebagai terapi paliatif untuk mengatasi gejala-gejala
yang disebabkan oleh kanker dan untuk meningkatkan
kualitas hidup,
b) Kemoterapi,
c) Tindakan klinis dengan obat-obatan anti kanker baru atau obat
kombinasi.

II. Konsep Asuhan Keperawatan Teori


A. Pengkajian
1. Identitas klien
Umur : biasanya kanker serviks menyerang wanita dengan umur 30-55 tahun
Pendidikan : berhubungan dengan semakin rendahnya pendidikan membuat
pasien beresiko tinggi terkena kanker karena tidak pernah melakukan
papsmear atau kurang informasi.
2. Keluhan utama
Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri intraservikal disertai dengan
keputihan meyerupai air, berbau, bahkan perdarahan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien pada stsdium awal tidak merasakan keluhan yang mengganggu,
baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti:
perdarahan, keputihan dan rasa nyeri intra servikal.
4. Riwayat penyakit dahulu
Data yang perlu dikaji adalah :
Riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi masa nifas, riwayat ooperasi
kandungan, serta adanya tumor.Riwayat keluarga yang menderita kanker.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti
ini atau penyakit menular lain.
6. Riwayat psikososial

7
Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan
bagaimana pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker serviks.Kanker
serviks sering dijumpai padakelompok sosial ekonomi yang rendah, berkaitan
erat dengan kualitas dan kuantitasmakanan atau gizi yang dapat
mempengaruhi imunitas tubuh, serta tingkat  personal hygiene terutama
kebersihan dari saluran urogenital.

B. Diagnosa
1. Nyeri Kronik b.d penekanan sel kanker pada syaraf dankematian sel.
2. Resiko penyebaran infeksi b.d pengeluaran pervagina( darah dan keputihan ).

C. Intervensi dan Rasional

1. Nyeri Kronik b.d penekanan sel kanker pada syaraf dankematian sel.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat berkurang atau


hilang.

Kriteria :

a. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 1 (0-10).

b. Ekspresi wajah rileks.

c. Tanda - tanda vital dalam batas normal.

TD : 120/80

Nadi : 70x/menit

Suhu : 36oC

Intervensi :

Intervensi Rasional

a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, a. Mengetahui tingkat nyeri pasien


frekuensi, durasi, intensitas, dan dan menentukan tindakan yang
skala nyeri. akan dilakukan selanjutnya.

8
b. Berikan tindakan kenyamanan b. Mengurangi rasa nyeri.
dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi,
c. Mengetahui tanda kegawatan.
message.

d. Memberikan rasa nyaman dan


c. Awasi dan pantau TTV.
membantu mengurangi nyeri.
d. Berikan posisi yang nyaman.
e. Mengontrol nyeri maksimum.
e. Kolaborasi pemberian analgetik.

2. Resiko penyebaran infeksi b.d pengeluaran pervagina ( darah dan keputihan ).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak terjadi penyebaran


infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi .

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviks

b. Tanda - tanda vital dalam batas normal.

TD : 120/80
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36oC

c. Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang buruk

Intervensi Rasional

a. Kaji adanya infeksi disekitar area a. Mengurangi terjadinya infeksi.


serviks.
b. Agar tidak terjadi penyebaran
b. Tekankan pada pentingnya personal infeksi.
hygiene.
c. Mencegah terjadinya infeksi.

9
b. Pantau tanda - tanda vital terutama d. Membantu mempercepat
suhu. penyembuhan.

c. Berikan perawatan dengan prinsip e. Mencegah terjadinya infeksi.


aseptik dan antisepik.

d. Tempatkan klien pada lingkungan


yang terhindar dari infeksi.

e. Koloborasi pemeberian antibiotik.

BAB III

TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN KASUS


Kasus :

Seorang perempuan usia 30 tahun P2A0 , datang ke puskesmas. klien mengatakan

nyeri pada daerah pinggang nya, serta nyeri saat BAK bahkan ada keluar darah setelah

senggama dan keputihan yang banyak. Pada saat dilakukan pengkajian klien

mengatakan klien hamil pada usia 18 tahun, dan sudah menikah sebanyak 3 kali.

Klien juga merokok. Hasil pengkajiian didapatkan Tekanan Darah 130/80 mmHg,

10
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi nafas 22 kali permenit, suhu 37° Celcius. Hasil

Pemeriksaa Inspeksi Visual Asam Asetat didapatkan acetowhite dan permukan

meninggi dengan batas sekitar zona transformasi. Sehingga klien di rujuk untuk

dilakukan pemeriksaan Pap Smear.

A. Pengkajian
a. Data Subjective :
- Px mengatakan nyeri pada daerah pinggangnya, serta nyeri saat BAK bahkan
keluar darah setelah senggama dan keputihan banyak.
- Px mengatakan hamil pada usia 18 tahun dan sudah menikah sebanyak 3kali
- Px juga mengatakan suka merokok.
b. Data Objective :
- TD : 130/80 x/menit
- Nadi : 80x/menit
- Rr : 22x/menit
- Suhu : 37oC
B. Diagnosa
1. Nyeri Kronik b.d penekanan sel kanker pada syaraf dankematian sel.
2. Resiko penyebaran infeksi b.d pengeluaran pervagina( darah dan keputihan ).
C. Intervensi

1. Nyeri Kronik b.d penekanan sel kanker pada syaraf dankematian sel.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri dapat berkurang atau


hilang.

Kriteria :

a. Pasien mengatakan nyeri hilang atau berkurang dengan skala nyeri 1 (0-10).

b. Ekspresi wajah rileks.

c. Tanda - tanda vital dalam batas normal.

TD : 120/80

11
Nadi : 70x/menit

Suhu : 36oC

Intervensi :

Intervensi Rasional

a. Kaji riwayat nyeri, lokasi, a. Mengetahui tingkat nyeri pasien


frekuensi, durasi, intensitas, dan dan menentukan tindakan yang
skala nyeri. akan dilakukan selanjutnya.

b. Berikan tindakan kenyamanan b. Mengurangi rasa nyeri.


dasar: relaksasi, distraksi, imajinasi,
c. Mengetahui tanda kegawatan.
message.

d. Memberikan rasa nyaman dan


c. Awasi dan pantau TTV.
membantu mengurangi nyeri.
d. Berikan posisi yang nyaman.
e. Mengontrol nyeri maksimum.
e. Kolaborasi pemberian analgetik.

2. Resiko penyebaran infeksi b.d pengeluaran pervagina( darah dan keputihan ).

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pasien tidak terjadi penyebaran


infeksi dan dapat menjaga diri dari infeksi .

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda - tanda infeksi pada area sekitar serviks


b. Tanda - tanda vital dalam batas normal.
TD : 120/80
Nadi : 70x/menit
Suhu : 36oC
c. Tidak timbul tanda - tanda infeksi karena lingkungan yang buruk
d. Hasil hemoglobin dalam batas normal, dilihat dari leukosit.

Intervensi Rasional

12
a. Kaji adanya infeksi disekitar area a. Mengurangi terjadinya infeksi.
serviks. b. Agar tidak terjadi penyebaran
b. Tekankan pada pentingnya infeksi.
personal hygiene. c. Mencegah terjadinya infeksi.
c. Pantau tanda - tanda vital terutama d. Membantu mempercepat
suhu. penyembuhan.
d. Berikan perawatan dengan prinsip e. Mencegah terjadinya infeksi.
aseptik dan antisepik.
e. Tempatkan klien pada lingkungan
yang terhindar dari infeksi.
f. Koloborasi pemberian antibiotik.

13
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

kanker serviks atau kanker leher rahim adalah salah satu jenis keganasan atau
neoplasma yang lokasinya terletak di daerah serviks. Serangan kanker ini pada tahap
awal tidak menimbulkan gejala apapun. Tetapi ketika kanker sudah masuk stadium
lanjut atau saat sel kanker serviks sudah menginvasi jaringan di sekitarnya, kanker ini
baru bisa terlihat. Faktor yang menyebabkan kanker serviks diantaranya, Human
Papilloma Virus, merokok, ganti pasangan, penggunaan pil KB, usia, mencuci
kemaluan dengan air yang tiak bersih, gangguan sistem kekebalan tubuh. Tanda dan
gejalanya meliputi, pendarahan post coitus, pendarahan yang sering dan berlangsung
rutin, timbul keputihan yang abnormal dan timbulnya rasa sakit yang berlebihan.
Pemeriksaannya melalui Sitologi/Pap Smear, Schillentest, Koloskopi,
Kolpomikroskopi, Biopsi dan Konisasi.

B. Saran
Demikianlah makalah ini saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya
bagi kita semua. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

 Tilong, AD., 2014, Waspada Penyakit-penyakit Mematikan tanpa Gejala Menyolok,


Yogyakarta: Buku Biru.
 Williams, L. & Wilkins, 2011, Kapita Selekta Penyakit: Dengan Implikasi
Keperawatan, edk, trans. Dwi Widiarti, Jakarta: EGC.
 Supriyanto, W., 2014, Kanker: Deteksi Dini, Pengobatan & Penyembuhannya,
Yogyakarta: Parama Ilmu.

iii

Anda mungkin juga menyukai