KEPERAWATAN MATERNITAS I
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NIM : 1911020172
Kelas : 3 C
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang kita nanti-nantikan syafa’at nya diakhirat
nanti.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi, pengetahuan, dan menjadi
referensi dalam pembelajaran bagi pembaca.
Akhirnya, harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis telah berusaha sebisa mungkin untuk menyelesaikan makalah ini, namun penulis
menyadari makalah ini belum lah sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Kanker Serviks..............................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................................4
C. Manisfetasi Klinis...........................................................................................................4
D. Patofisiologis...................................................................................................................5
E. Tanda dan Gejala.............................................................................................................6
F. Penatalaksanaan..............................................................................................................7
G. Asuhan Keperawatan.......................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................18
A. Kesimpulan....................................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-
sel jaringan tubuh, yang dalam perkembanganya sel tersebut berubah menjadi sel
kanker.Sel-sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai
akibat dan salahsatu jenis kanker adalah kanker serviks.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah yang penegertian Kanker Serviks ?
2. Bagaimankah etiologi dari Kanker Serviks ?
3. Baaimanakah manifestasi klinis dari Kanker Serviks?
4. Bagimanakah patofisologis dari Kanker Serviks ?
5. Bagaimanakah tanda dan gejala dari Kanker Serviks?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan Kanker Serviks ?
7. Bagimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Serviks?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian Kanker Serviks .
2. Untuk mengetahui etiologi dari Kanker Serviks.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Kanker Serviks.
4. Untuk mengetahui patofisologis dari Kanker Serviks.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Kanker Serviks.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan Kanker Serviks.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker Serviks.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel servik tidak diketahui secara
pastitetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker
servik di antaranya (Nanda, 2013):
Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
b. Merokok tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi
kemampuana tubuh untuk melawan infeksi HPV pada servik.
c. Hubungan seksual pertama yang di lakukan pada usia dini
d. Berganti-ganti pasangan seksual
e. Suami / pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama
pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah
menikah dengan wanita dengan yang menderita kanker servik
f. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah
keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
g. Gangguan sistem kekebalan
h. Pemakaian pil KB
i. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
j. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pap smear
secara rutin). Pap smear merupakan pemeriksaan yang dilakukan
untuk mendeteksi dini gejala prakanker servik. Pemeriksaan ini di
anjurkan oleh departement kesehatan menganjurkan bahwa semua
wanita yang telah berhubungan seksual yang berusia 20-60 tahun
harus melakukan pap smear.
C. Manisfetasi Klinis
Kanker merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian
terbesar pada abad ini, tanda dan gejala kanker serviks di antaranya :
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
b. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
4
c. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
d. Pedarahan spontan saat defekasi
e. Perdarahan spontan pervagina
f. Anemi akibat perdarahan berulang
g. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. ( Nanda, 2013)
D. Patofisiologis
Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang
tinggi. Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar
antara 1 – 7 tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi
invasif adalah 3 – 20 tahun (TIM FKUI, 1992).
Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan
epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau zona
transformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak normalnya sel
progresif yang akhirnya berakhir sebagai karsinoma servikal invasif. Displasia
servikal dan karsinoma in situ (HSIL) mendahului karsinoma invasif. Karsinoma
seviks invasif terjadi bila tumor menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma
serviks. Kanker servikal menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan para
servikal. Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan
terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif dapat
menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale dan rongga
endometrium, invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh darah mengakibatkan
metastase ke bagian tubuh yang jauh. Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik
untuk kanker servik. Karsinoma servikal invasif tidak memilki gejala, namun
karsinoma invasif dini dapatmenyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina.
Walaupun perdarahan adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul
pada saat awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat
didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca coitus atau
bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya tumor, gejala yang muncul
kemudian adalah nyeri punggung bagian bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan
saraf lumbosakralis, frekuensi berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau
perdarahan rektum (Price & Wilson, 2012).
Pada pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek
5
samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi
diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa
terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping tersebut menimbulkan masalah
keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi
bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah
keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak
buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya
tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien
dengan diagnosa positif kanker serviks ini merasa cemas akan penyakit yang
dideritanya. Kecemasan tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker
tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian (Aspiani, 2017)
6
Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal
ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.
3. Keputihan
Menurut Dalimartha (2004), gejala kanker serviks pada kondisi pra-kanker
ditandai dengan Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan
getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi
dan nekrosis jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif.
F. Penatalaksanaan
Pada penatalaksanaan kanker servik adanya lesi prekusor seperti lesi intra-
epitel skuamosa tingkat rendah (LGSIL) atau lesi intra epitel skuamosa tingkat tinggi
(HGSIL) ditemukam melaui koloskopi dan biopsi, pengangkatan nonbedah
konservatif memungkinkan untuk dilakukan. Kriotterapi (pembekuan dengan oksida
nitrat) atau terapi laser efektif untuk kondisi ini. Konisasi (pengangkatan bagian yang
berbentuk krucut dari servik) dilakukan bila temuan biopsi menunjukan CIN atau
HGSIL, yang sebanding dengan displasiadan karsinoma in situ. CIN I dan II sesuai
dengan displasia ringan sampai sedang atau LGSIL (klasifikasi betehsda). Adapun
prosedur bedah yang mungkin dapat dilakukan adalah:
a. Histerektomi total = pengangkatan uterus, servik dan ovarium
b. Histerktomi Radikal (Wertheim) = pengangkatan uterus, adneksa, dan
vagina proksimal dan nodus limfe bilateral melalui insisi abdomen
c. Histerektomi vaginal radikal (Scahuta) = pengangkatan vagina uterus,
adneska, dan vagina proksimal.
d. Limfadenektomi pelvis bilateral = pengangkatan pembuluh dan nodus iliaka
komunis, iliaka eksterna, hipogastrik, dan limfatik obstutator
e. Ekstenterasi pelvis = pengangkatan organ-organ pelvis, termasuk nodus
limfe kandung kemih dan rektum serta konstruksi conduit diversional,
kolostomi, dan vagina
f. Salpingo-oofarektomi (bilateral) = pengangkatan tuba fallopi dan ovarium.
Tindak lanjut yang sering oleh ahli onkologi ginekologi sangat penting
untuk dilakukan, karena resiko kekambuhan kondisi adalah 35% setelah pengobatan
kanker servik invasive. Radiasi sering menjadi bagian pengobatan untuk mengurangi
kekambuhan penyakit dan dapat diberikan melalui penyinaran eksternal atau melalui
bakhiterapi (metode yang me meletakan sumber radiasi dekat dengan tumor).
7
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, , agama,
alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit,
no medical record (MR), nama orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Identitas penanggung jawab Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan
dengan pasien.
c. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti tpendarahan
intra servikal dan disertai keputihan yang menyerupai air dan berbau
(Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
datang dengan keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan,
anemia.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal tidak
merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu
stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan yang berbau busuk,
perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar
vagina, nyeri pada panggul. Pada pasien kanker serviks post kemoterapi
biasanya mengalami keluhan mual
muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan anemia.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat kesehatan dahulu
seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat penyakit HIV/AIDS (Ariani,
2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya ada riwayat
penyakit keputihan dan riwayat penyakit HIV/AIDS.
4. Riwayat kesehatan keluarga Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu
faktor yang paling mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh
kelainan genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam
keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluraga yang
8
tidak ada riwayat didalam keluarganya (Diananda, 2008).
d. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker serviks yang
perlu diketahui adalah:
1. Keluhan haid
Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker serviks
tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan mengalami atropi pada
masa menopose. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi
pendarahan diantara siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks terbanyak
pada wanita yang sering partus, semakin sering partus semakin besar
kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma serviks (Aspiani, 2017).
e. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi, aktivitas pasien
sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur (Padila, 2015). Pada
pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami keluhan tidak
nafsu makan, kelehan, gangguan pola tidur.
f. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi
sadar,lemah dan tanda-tanda vital normal (120/80 mmHg).
2. Kepala : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami rambut rontok, mudah tercabut.
3. Mata : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami konjungtiva anemis dan skelera ikterik.
4. Leher : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak ada
kelainan
5. Thoraks: Dada : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
tidak ada kelainan Jantung : biasanya pada pasien kanker serviks post
kemoterapi tidak ada kelainan
6. Abdomen : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi tidak
ada kelainan
7. Genetalia : Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami sekret
berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi (Brunner &
9
suddarth, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya
mengalami perdarahan pervagina.
8. Ekstermitas : Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium lanjut
mengalami udema dan nyeri (Brunner & suddarth, 2015). Poltekkes Kemenkes
Padang Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami
kesemutan atau kebas pada tangan dan kaki.
g. Pemeriksaan diagnostik
1. Mendeteksi kanker serviks dengan pap smear
2. Biopsi
3. Konisasi
4. IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat)
5. Mendiagnosis serviks dengan koloskop
6. Vagina inflamation self test card
7. Sehillentest
8. Kolpomikroskopis
9. Gineskopi
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hematologi Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi
mengalami anemia karna penurunan Haemoglobin. Nilai normalnya
Haemoglobin wanita (12-16 gr/dl).
10
4. Rencana Keperawatan
Defenisi : pengalaman sensori dan emosional 1. Mengenali kapan nyeri terjadi kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau 3. Melaporkan perubahan terhadap gejala 2. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai
yang digambarkan sebagai kerusakan. nyeri pada profesional kesehatan ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak
4. Mengenali apa yang terkait dengan gejala dapat berkomunikasi secara efektif
Batasan Karaktreristik : nyeri 3. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab
5. Melaporkan nyeri yang terkontrol nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar
antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
periksa nyeri untuk pasien yang tidak
b. Pengetahuan: manajemen nyeri 4. Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri
mengungkapkannya.
1. Mengetahui faktor penyebab yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan
2. Fokus menyempit
2. Mengetahui tanda dan gejala 5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
3. Fokus pada diri sendiri
3. Mengetahi efek samping terapeutik obat penurunan nyeri
4. Keluhan tentang intensitas menggunakan
standar skala nyeri
c. Respon pengobatan Pemberian Analgesik
5. Laporan tentang perilaku nyeri/perubahan
1. Pasien mengetahui efek sampingnya 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
aktivitas
2. Tidak ada reaksi alergi Poltekkes Kemenkes Padang keparahan nyeri
6. Mengekspresikan perilaku (mis., gelisah,
3. Tidak ada efek prilaku dari pengobatan sebelum mengobati pasien
merengek, menangis, waspada)
2. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan
11
frekuensi obat analgesik yang diresepkan
7. Perubahan selera makan
3. Kolaborasi dengan dokter apakah obat, dosis, rute
8. Putus asa
pemberian atau perubahan interval dibutuhkan,
9. Sikap melindungi area nyeri
buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip
10. Sikap tubuh melindungi
analgesik
4. Monitor tanda vital sebelum dan setelah
memberikan analgesik narkotik pada pemberian
dosis pertama kali atau jika ditemukan tandatanda
yang tidak biasanya Evaluasi kefektifan analgesik
dengan interval yang teratur pada setiap setelah
pemberian khususnya setelah pemberian pertama
kali, juga observasi adanya tanda dan gejala efek
samping (misalnya: depresi pernafasan, mual dan
muntah, mulut kering dan konstipasi)
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu Manajemen Gangguan Makan
kebutuhan tubuh berhubungan dengan makan pasien baik dengan kriteria hasil : 1. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk
kurang asupan makanan a. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan mengembangkan rencana perawatan dengan
1. Asupan makanan secara oral adekuat melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya
Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk 2. Asupan cairan secara oral adekuat dengan tepat
memenuhi kebutuhan metabolik 3. Asupan cairan IV adekuat 2. Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan
4. Asupan nutrisi parenteral adekuat yang disukai bersama ahli gizi
5. Tidak ada mual dan muntah 3. Timbang berat badan pasien
Batasan Karakteristik : b. Nafsu makan 4. Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara
1) Berat badan 20 % atau lebih dari bawah 1. Peningkatan keinginan untuk makan tepat Monitor asupan kalori makanan harian
12
rentang berat badan ideal 2. Peningkatan rangsangan untuk makan 5. Observasi pasien selama dan setelah pemberian
2) Bising usus hiperaktif 3. Intake makanan adekuat makan/makanan ringan untuk meyakinkan bahwa
3) Cepat kenyang setelah makan asupan makanan yang cukup tercapai dan
5) Gangguan sensasi rasa dipertahankan
6) Kehilangan rambut berlebihan
7) Kelemahan otot pengunyah Manajemen Nutrisi
8) Kelemahan otot untuk menelan 1. Tentukan status gizi pasien
9) Kerapuhan kapiler 2. Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap
10) Ketidakmampuan memakan makanan makanan
11) Kram abdomen 3. Atur diet yang diperlukan (rendah protein, tinggi
karbohidrat, rendah natrium)
4. Monitor kalori dan asupan nutrisi
Monitor Nutrisi
1. Timbang berat badan pasien
2. Identifikasi adanya penurunan berat badan
3. Monitor adanya mual muntah
4. Identifikasi perubahan nafsu makan 6
Hambatan mobilitas fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Manajemen Energi
dengan agens farmaseutikal mampu mempertahankan keseimbangan secara 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
mandiri dengan kriteria hasil : kekelahan sesuai dengan konteks usia dan
Defenisi : keterbatasan dalam gerakan fisik atau Keseimbangan gerakan perkembangan
satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan Mempertahankan keseimbangan ketika berdiri 2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan
terarah. Mempertahankan keseimbangan ketika berjalan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami
13
3. Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat
Batasan Karakteristik : dengan pasien mengenai penyebab kelelahan
Ketidaknyamanan 4. Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya,
Kesulitan membolak-balik posisi kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai
Gerakan lambat prioritas pertama Monitor intake/asupan nutrisi
untuk mengetahui sumber energi yang adekuat
5. Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami
pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif,
pemnatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien
Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2. Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat
perilaku di masa lalu Singkirkan benda-benda
berbahayadari lingkungan
3. Batasi pengunjung
14
berjalan dari posisi berdiri
Resiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien Kontrol Infeksi
imunosupresi mampu mengontrol resiko proses infeksi dengan 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
kriteria hasil : dilakukan untuk setiap pasien
Defenisi : rentan mengalami invasi dan 1. Mengidentifikasi faktor resiko infeksi 2. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan
multiplikasi organisme patogenik yang dapat 2. Mengenali faktor resiko individu terkait dengan tepat
mengganggu kesehatan infeksi Mengetahui perilaku yang 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
berhubungan dengan resiko infeksi perawatan pasien
Batasan Karakteristik : 3. Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi 4. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang
1. kurang pengetahuan untuk menghindari Memonitor perilaku diri yang bersifat universal
pemajanan berhubungan dengan resiko infeksi 5. Pastikan teknik perawatan luka yang tepat
2. malnutrisi 4. Memonitor faktor di lingkungan yang 6. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
3. gangguan integritas kulit berhubungan dengan resiko infeksi 7. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai bagaimana
menghindari infeksi
4. prosedur invasif
Perlindungan Infeksi
1. Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik
atau lokal
2. Monitor kerentanan terhadap infeksi
3. Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan
hasil-hasil diferensial
4. Ajarkan pasien atau keluarga mengenai tanda dan
gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada petugas kesetahan
15
5. Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana
caramenghindari infeksi
16
5. Implementasi Keperawatan
Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry, 2005).
Langkahlangkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Mengkaji ulang pasien Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan
keperawataan yang diusulkan masih sesuai.
b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum
memulai perawatan. Perawat menelah rencana asuhan dan membandingkannya
dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan
dan menentukan apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi
klinis saat itu. Jika status pasien telah berubah dan diagnosa keperawatan dan
intervensi keperawatan harus dimodifikasi.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi menurut Potter & Perry (2005) yaitu membandingkan data subjek
dan objek yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk
menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang
ditetapkan selama perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon pasien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan asuhan
keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan aktual,
mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan mempertahankan status sehat.
Evaluasi terhadap asuhan menetukan apakah tujuan ini telah terlaksana. Aspek lain
dari evaluasi mencakup pengukuran kualitas asuhan keperawatan yang diberikan
dalam lingkungan perawatan kesehatan (Potter & Perry, 2005).
17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker Serviks adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang
abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah
keganasan. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status
sexually active. Kanker servik adalah pertumbuhan sel yang bersifat abnormal yang
terjadi pada servik uterus, yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antar
rahim (uterus) dengan liang senggama atau di kenal dengan leher rahim yang disebabkan
kelainan pada sel-sel servik tidak diketahui secara pastitetapi terdapat beberapa faktor
resiko yang berpengaruh terhadap kejadian kanker servik di antaranya HPV, merokok,
berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual, gangguan sistem kekebalan tubuh
dan infeksi.
18
B. Saran
Sebaiknya perawat harus mengetahui konsep dasar penyakit kanker serviks dan
memahami pola pengkajian baik dan penegakkan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan kanker serviks secara mendetail agar dalam mengaplikasikan asuhan
keperawatan kepada pasien dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan baik
dan benar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Dita. (2017). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Kanker Serviks Post Kemoterapi di
Ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Program
Diploma III Poltekkes Kesehatan Kemenkes Padang: KTI.
Hadi, M. Saiful & Iskandar, T. Mirza. (2012). ‘Hubungan Anemia dan Transfusi Darah
Terhadap Respon Kemoradiasi pada Karsinoma Serviks Uteri Stadium IIb-IIIb’. Medica
Hospitalia. Vol. 1(1):32-36.
Kementrian Kesehatan, RI. (2015). Infodatin Kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : PT.
Gramedia
Rachma D, Nessia & Isfandiari, M. Atoillah. (2016). ‘Perbandingan Risiko Ca Serviks
Berdasarkan Personal Hygiene Pada Wanita Usia Subur di Yayasan Kanker Wisnu
Wardhana Surabaya’. Jurnal Promkes. Vol. 4, No. 1:82-85.
20
21