Anda di halaman 1dari 15

MODEL KONSEPTUAL HUMAN BEING ROGERS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. MELLINIA FEBRIANTI
2. NOSELPA WANI KOAISI
3.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori-teori keperawatan berpengaruh secara signifikan dalam memperbaiki


praktek keperawatan, melalui riset keperawatan, dan praktik keperawatan
memberikan fenomena yang perlu dilakukan riset untuk dapat memperkokoh teori
keperawatan. Teori-teori keperawatan yang disusun secara jelas meningkatkan
pemahaman terhadap fenomena keperawatan yang ada dan mengarahkan
perkembangan ilmiah dari ilmu dan praktek keperawatan itu sendiri. Teori
keperawatan berkembang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan ahli keperawatan
berdasarkan filosofi, paradigma, serta latar belakang pendidikan dan kehidupan
para ahli tersebut, sehingga masing-masing teori mempunyai perbedaan asumsi
terhadap praktek keperawatan. Akan tetapi pada dasarnya semua teori
keperawatan yang ada mempunyai apresiasi yang sama yaitu terhadap proses
pemberian asuhan keperawatan, dimana klien diberikan kesempatan dan ruang
untuk dapat berkembang secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan
kesehatannya selama rentang kehidupan.
Salah satu teori keperawatan yang dapat di terapkan oleh perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien adalah teori dari Martha E. Rogers
tentang “Unitary Human Beings”. Menurut Roger dalam teorinya berpendapat
bahwa manusia merupakan individu yang holistik, saling memberikan timbal
balik dengan individu yang lain dan lingkungan disekitarnya. Rogers, memandang
keempat konsep dalam paradigma keperawatan yang terdiri dari manusia,
lingkungan, kesehatan, dan keperawatan merupakan satu kesatuan yang utuh dan
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perawat sebagai pemberi layanan
keperawatan seyogyanya mampu memberikan asuhan keperawatan yang
komprehensif, disesuaikan dengan situasi dan kondisi individu yang dirawat
maupun lingkungan yang mempengaruhi individu tersebut. Perawat harus
mempunyai landasan teori keperawatan yang memadai agar dapat memilih dan
menerapkan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi lingkungan di Instansi
pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok akan menganalisa
dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat dapat menggunakan
suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada pasien berdasarkan teori
ini, Oleh karena itu Teori Martha E. Rogers serta penerapannya di lapangan
sangat diperlukan dibahas dan disajikan, sehingga pada akhirnya perawat
diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan pada suatu teori keperawatan.

B. TUJUAN
Menganalisa dan membahas teori Rogers dan penerapannya agar perawat
dapat menggunakan suatu kerangka kerja dalam asuhan keperawatan kepada
pasien berdasarkan teori ini.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Martha E. Rogers


Martha E. Rogers dilahirkan pada tanggal 12 Mei tahun 1914 di Dalas
Texas, tertua dari 4 bersaudara pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy
Mulholland tajam rogers. Dia menerima gelar diploma keperawatan dari sekolah
rumah sakit Knoxville pada tahun 1936. Pada tahun 1937 ia menerima gelar B.S.
dari george peabody perguruan tinggi di nashville, tennessee.(Tomey & Alligood,
1998). Setelah aktif sebagai perawat kesehatan dia melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi, sampai mendapatkan gelar doktor dari universitas Johns Hopkins di
Baltimore. Menduduki posisi staf dalam keperawatan kesehatan masyarakat, serta
membentuk pelayanan perawat pertama di Arizona, kemudian ia pindah ke
perguruan tinggi sebagai dosen tamu dan bergabung dengan asosiasi penelitian
selama 21 tahun. Rogers adalah Profesor dan Kepala Divisi Perawat Pendidikan di
Universitas New York sampai tahun 1954, disini Roger focus mengajar,
memformulasi dan mengelaborasi teorinya. Dia meninggal pada 13 Maret 1994,
pada umur 79. (Hector, 1989 dalam McEwen & Wills, 2011).

B. Konsep Teori Martha E. Rogers


Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta
seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan
mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan
manusia secara langsung. (Tomey & Alligood, 1998). Keperawatan adalah ilmu
humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia
dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip - prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu
keperawatan adalah ilmu kemanusiaan yang mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia. Rogers mengungkapkan bahwa
aktivitas yang di dasari prinsip - prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas
keperawatan merupakan kegiatan yang bersumber pada ilmu pengetahuan abstrak,
pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan
adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi
keterampilan, dan teknologi. (McEwen & Wills, 2011).

C. Model Konseptual Human Being Rogers


Marta Rogers (1992) mengungkapkan metaparadigma lansia. Dia menyajikan
lima asumsi tentang manusia. Setiap manusia diasumsikan sebagai kesatuan yang
dengan individualitas. Manusia secara kontinyu mengalami pertukaran energi
dengan lingkungan. Manusia mampu abstraksi, citra, bahasa, pikiran, sensasi, dan
emosi. Manusia diidentifikasi dengan pola dan mewujudkan karakteristik dan
perilaku yang berbeda dari bagian dan yang tidak dapat diprediksi dengan
pengetahuan tentang bagian - bagiannya.
1. Lingkungan terdiri dari semua pola yang ada di luar individu. Keduanya,
individu dan lingkungan dianggap sistem terbuka. Lingkungan merupakan,
tereduksi terpisahkan, energi lapangan pandimensional diidentifikasi
dengan pola dan integral dengan bidang manusia (Rogers, 1992).
2. Perawatan utamanya adalah seni dan ilmu dan humanistik kemanusiaan.
Ditujukan terhadap semua manusia dan berkaitan dengan sifat dan arah
pembangunan manusia. Tujuannya untuk berpartisipasi dalam proses
perubahan sehingga orang dapat mengambil manfaat (Rogers, 1992).
3. Kesehatan tidak secara khusus diatur, Malinski (1986) dikutip dari
komunikasi pribadi dengan Rogers di mana di negara bagian Rogers
bahwa ia memandang kesehatan sebagai sebuah nilai. Komunikasi ini
menegaskan kesimpulan sebelumnya bahwa penyakit, patologi dan
kesehatan adalah sebuah nilai.

D. Asumsi teori Martha E. Rogers


Rogers dalam McEwen & Wills, 2011, mengemukakan beberapa asumsi yang
terdiri dari lima bagian, yaitu :
1. Unifield whole is greater and different than the sum of part.
Manusia adalah system yang utuh yaitu merupakan keseluruhan dari
proses yang utuh dari dirinya dan antara satu dan lainnya berbeda di
beberapa bagian dan merupakan penjumlahan dari bagian-bagiannya..
2. Mutual exchange of matter and energy.
Manusia dan lingkungan selalu berubah secara kontinyu termasuk energi
keduanya. Individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan
material satu sama lain. Beberapa individu mendefenisikan lingkungan
sebagai faktor eksternal pada seorang individu dan merupakan satu
kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling
bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus.
Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau menjadi
seperti yang diharapkan semula.
4. Pattern and organization identify the human field.
Pola dan organisasi mengidentifikasi perilaku pada individu merupakan
suatu bentuk kesatuan yang inovatif
5. Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation
and emotion.
Manusia mempunyai ciri kemampuan berfikir abstrak, membayangkan,
bertutur bahasa, sensasi dan emosi. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.
Lima asumsi diatas, definisi, dan Prinsip-prinsip hemodinamik merupakan inti
teori Martha E. Rogers yang merupakan bagian dari Building Blocks, yang terdiri
dari: (Tomey & Alligood, 1998).
a. Energy Fields (Bidang Energi)
Bidang Energi merupakan satuan dasar kehidupan dan non kehidupan,
seperti energi manusia dan energi lingkungan. Bangunan ini bersifat tak
terbatas terdiri dari mahluk hidup dan lingkungannya. Kedua komponen
ini tidak dapat dikurangi, manusia tidak dapat dipisahkan dari
lingkungannya.
b. Universe of Open System (Sistem terbuka).
Konsep ini menganggap bahwa bangunan energi bersifat tak terbatas dan
terbuka, menyatu antara satu dengan yang lainnya.
c. Pattern (Pola)
Sifat pola berubah secara kontinyu dan inovatif, unik dan menyatu dengan
bangunan lingkungannya sendiri. Pola yang konstan dan tidak berubah
bisa menjadi suatu indikasi sakit atau penyakit.
d. Pandimensionality (Empat kedimensian)
Manusia yang utuh merupakan ”Empat sumber dimensi energi yang
diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang
menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian
pembentuknya” Empat kedimensian didefinisikan sebagai domain non
linier tanpa atribut, atau mengenai ruang tanpa batas.

Menurut Martha E. Roger ilmu tentang keperawatan berhubungan


langsung dengan proses kehidupan manusia dan bertujuan untuk menjelaskan dan
memperkirakan kealamiahan dan hubungannya dengan perkembangan. Untuk
memperkuat teorinya Martha E. Rogers mengkombinasikan konsep manusia
seutuhnya dengan prinsip homeodinamik yang kemudian di kemukakannya.
Prinsip –prinsip hemodinamik terdiri dari tiga hal, yaitu :
a. Resonancy
Prinsip ini membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara
manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-
pola gelombang yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan dari
frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang
perubahan.
b. Helicy
Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia
dengan lingkungan adalah berkesinambungan, inovatif, ditunjukkan
dengan peningkatan jenis pola-pola perilaku manusia dan lingkungan yang
menimbulkan kesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang
simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.
c. Integrality
Adalah proses interaksi yang menguntungkan antara manusia dan
lingkungannya secara berkesinambungan.

E. Asumsi Utama Konsep Sentral dari Model Konseptual Martha E. Rogers


Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan
proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama Martha
E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut :
1. Keperawatan
Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human
Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa tidak ada ilmu
lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau utuh. Rogers
menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur
ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan adalah ilmu pengetahuan
humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar dapat menjaga dan
memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit, dan merawat serta
merehabilitasi seseorang yang sakit dan cacat. Praktek professional
keperawatan bersifat kreatif, imajinatif, eksis untuk melayani orang, hal
tersebut berakar dalam keputusan intelektual, pengetahuan abstrak dan
perasaan mahkluk. (Rogers,1992 dalam Meleis 2007).
2. Kesehatan
Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan oleh
budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit merupakan manifestasi pola
dan diangap menunjukkan pola perilaku yang nilainya tinggi dan rendah.
Rogers memandang konsep sehat-sakit sebagai suatu ekspresi dari
interaksi manusia dengan lingkungannya dalam proses yang mendasar
(Fitzpatrick dan Whall, 1986).
3. Lingkungan,
Lingkungan sebagai empat bangunan energi yang tidak dapat direduksi
yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik yang
spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada diluar yang
diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007)
4. Manusia
Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis selalu
berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan dipengaruhi
atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan manusia sebagai
unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam perubahan. (Meleis,
2007).

F. KEGUNAAN PRINSIP ROGERS DALAM PROSES KEPERAWATAN


Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat
dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.
Diharapkan, praktik keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan
dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk memperkuat hubungan dan
integritas bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan
lingkungan untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992). Tujuan ini akan
tercermin dalam proses keperawatan.
Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan
pertimbangan perawat dan melibatkan perawat dan klien dalam proses
keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar individu adalah bagian dari
lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari lingkungan klien. Maka
tersirat bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan.
Akibatnya, hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan
diperlukan jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang
positif. Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk klien.
Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan kepedulian
terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau segmen terbatas
pemenuhan kebutuhan.
Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan
data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri
atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus
dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan
menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Program keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan
individu sebagai ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau
memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan
partisipasi dan aktif dari klien dalam asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak
hanya tercapai dengan mempromosikan homeostasis dan keseimbangan,
melainkan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan dinamika dan
keragaman dalam individu

G. Menggunakan prinsip-prinsip Roger sebagai pendekatan aplikatif dalam


pemberian asuhan Keperawatan
Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia,
prinsip-prinsip homeodynamics memberikan pedoman untuk memprediksi sifat
dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap masalah kesehatan.
Keberhasilan menggunakan prinsip-prinsip homeodinamik memerlukan
pertimbangan perawat dalam melibatkan klien pada proses keperawatan.
(Alligood, 2006).
Dalam tahap pengkajian keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan
lingkungan dikumpulkan. Pertanyaan tahap pertama mencerminkan prinsip
Integrasi, seri berikutnya akan mencerminkan prinsip resonancy, dan tahap akhir
dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip helicy. Untuk mencerminkan pola
gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk prinsip helicy
sebagai pertimbangan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam
dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
2. Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang menggambarkan
proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan kunci utama
Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai berikut :
a. Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat dan
karakter yang berbeda-beda.
b. Lingkungan sebagai tempat bangunan energi yang tidak dapat
direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik
yang spesifik.
c. Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang ditentukan
oleh budaya atau individu.
d. Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary Human
Being, yaitu manusia sebagai unit.
3. Beberapa pengaplikasian teori Martha Roger
a. Perawat di tuntut untuk mampu mengelola dan mempromosikan
keperwatan dalam upaya pencegahan penyakit.
b. Perawat dalam merawat pasien cacat tetap mengedepankan ilmu
kemanusian keperawatan.
c. Perawat harus dalam melakukan keperawatan harus berpedoman
bahwa klien akan mengalami perubahan sesuai dengan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
Perry, potter. (2005). Fundamental keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC
http://anita-kesehatan.blogspot.com/2012/02/makalah-model-konsep-dan-
teori.html ( Di akses tanggal 5 desember 2013 pukul 14.40 Wita )
http://www.galihpriambodo.com/2013/02/teori-keperawatan-martha-elizabeth-
roger_7058.html ( Di akses tanggal 5 desember 2013 pukul 12 53 Wita )
http://gytasagitalis.blogspot.com/2012/05/tokoh-keperawatan-martha-erogers.html
( Di akses tanggal 5 desember 2013 pukul 14.20 Wita )
http://hamsahpk4.blogspot.com/2013/05/teori-dan-konsep-martha-e-rogers.html
( Di akses tanggal 5 desember 2013 pukul 14.33 Wita )
http://nengrizaayu.wordpress.com/2012/12/22/model-konsep-dan-teori-
keperawatan-marta-e-rogers/ ( Di akses tanggal 6 desember 2013 pukul 12.50
Wita )
http://sejarahkeperawatan.blogspot.com/2012/09/model-konsep-dan-teori-
keperawatan.html ( Di akses tanggal 6 desember 2013 pukul 15.40 Wita)

Anda mungkin juga menyukai