Anda di halaman 1dari 12

AQIDAH

Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti pengikatan atau mengikat sesuatu.
Aqidah adalah apa saja yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan “aqidahnya benar berarti aqidahnya
terbebas dari segala keraguan.

Adapun secara terminologi maka yang dimaksud ilmu aqidah

“ilmu tentang hukum syari’at dalam bidang keyakinan yang diambil dari dalil-dalil mutlak dan menolak
semua syubhat (kerancuan) dan semua dalil-dalil khilafiyah yang cacat”

Lebih khusus lagi bahwa pengertian akidah :

“Yaitu keimanan kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan kepada
hari akhir serta qada yang baik maupun yang buruk”

Syari’at terbagi menjadi dua


• I’tiqadiyah, yaitu hal-hal yang tidak berhubungan dengan tata cara amal, melainkan dengan
keyakinan iman. Seperti I’tiqad (keyakinan) terhadap rububiyatullah dan percaya akan
kewajiban beribadah kepada-Nya, juga beri’tiqad kepada rukun-rukun iman yang lain. Inilah
yang disebut sebagai pokok agama (ushuludin)

• Amaliyah, yaitu hal yang berhubungan denga tata cara amaliyah sehar-hari. Seperti shalat,
shiyam, zakat dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut dengan cabang agama
(far’iyah), karena dibangun di atas itiqadiyah. Benar dan rusaknya suatu amal tergantung dari
benar dan rusaknya I’tiqadiyah seseorang.

Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Menurut Hasan al-Banna sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

• Ilahiyat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud
Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain.

• Ruhaniyat Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.

• Nubuwat Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.

• Sam'iyyat Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I
(dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga neraka dan lainnya.

Sistematika Ruang Lingkup Aqidah Lain


Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat (termasuk pembahasan tentang makhluk rohani lainnya sperti
Jin, Iblis, dan Syaitan), Iman kepada Kitab-Kitab Allah, Iman kepada Nabi dan Rasul’Iman, Iman kepada
Hari Akhir, Iman kepada Taqdir
Sumber-Sumber Aqidah
Al Qur’an, As Sunnah, Akal Sehat (Ijtihad dan qiyas)

Beberapa Kaidah Aqidah


• Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakini adanya, kecuali bila akal saya mengatakan
tidak berdasarkan pengamalan masa lalu
• Keyakinan, disamping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisa melalui berita yang
diyakini kejujuran si pembawa berita
• Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak bisa menjangkaunya
dengan indera.
• Sesorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh indera
• Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu
• Kepuasan material di dunia sangat terbatas
• Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah
Sejarah Aqidah
• Semua Nabi dan Rasul sama dalam hal akidah, menyembah hanya kepada Allah
• Catatan sejarah menyatakan awal terjadinya kemusyrikan adalah pada masa Nabi Nuh As.
Karena ada hamba Allah yang sholeh (Wadd, Suwa, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.
• Kemudian syetan membisikkan mereka manusia untuk menjadikan mereka sebagai perantara
beribadah kepada Allah, dengan alasan mereka jika berdo’a kepada Allah akan dikabulkan
doanya.
Awal Kemusyrikan di Arab
Awal mula kemusyrikan di jaziriah Arab adalah pada saat Amr bin Luhay Al-Khuzai. Ia adalah orang
arab yang juga keturunan nabi Ismail ia terpengaruh ajakan syetan untuk membawa berhala-berhala
ke jaziriah Arab
SEBAB PENYIMPANGAN AQIDAH
Kebodohan terhadap Aqidah mereka berpaling untuk mempelajarinya dan mengajarkannya,
Fanatisme terhadap nenek moyang, Taqlid buta, Berlebih-lebihan dalam bersikap kepada wali
FUNGSI AQIDAH
1. Sebagai dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan
2. Aqidah yang kuat akan menjadikan seseorang tertib dalam beribadah, akhlak mulia dan
bermuamalat dengan baik.
3. Aqidah yang benar sebagai syarat diterimanya amal.
Karakteristik Aqidah Islam
• Salamatul masdar
• Taqumu ‘ala Taslimi Lillahi Warosulihi
• Muwafaqatuhu lilfitrah Al Qawimah wal Aqlis Salim
• Ittishalu Sanaduhu bir Rasul Was Shahabat Wat Tabiin
• Al Wuduh wal Bayan
• Salamatuha minal Idhtirab wat Tanaqudh wal Lubsi
• Saamatu Ittiba’iha
• Annaha Sababbu Zhuhur wan Nasr wal Falah fid Darain
• Aqidah Jamaah wal Ijma
• Al Baqa’ wats Tsabat wal Istiqrar
• Annaha qad Ta’ati bi ghairihi ma’qul walakinnaha la ta’thi bil muhal
• As salamah wan najah
• Spesifik
• Annaha Tahmi Mu;taqidiha minat takhabuth wal faudha wadh Dhaya
Makna tauhid
Istilah:
Mengesakan Allah dalam ibadah, bersamaan dengan keyakinan ke-Esaan-Nya dalam dzat,
sifat dan perbuatan-Nya.
Pengamalan ketauhidan dibagi menjadi 3:
Rububiyah, Uluhiyah, Asma Wa Shifat

Tauhid Rububiyah mencakup 3 dimensi

Beriman kepada perbuatan Allah, Beriman kepada Taqdir Allah, Beriman kepada dzat Allah

Dalil: Al-Fatihah 1, Al A’raf : 54, Al Baqarah: 29, As Syuara: 80, Ad Dzariyat 58, Luqman: 25

Perbedaan Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah

Perbedaan kata. Kata Rububiyah diambil dari salah satu nama Allah, yaitu Rabb, sedangkan kata
uluhiyah diambil dari kata Illah.

2. Tauhid Rububiyah terkait dengan masalah-masalah kauniyah (alam) seperti: menciptakan,


memberi rezeki, menhidupkam dan mematikan dan semacamnya. Sedangkan tauhid Uluhiyah
terkait dengan perintah dan larangan seperti: wajib, haram, makruh dsb.

3. Kaum musyrikin mengakui tauhid rububiyah tetapi menolak uluhiyah

4. Substansi tauhid rubibiyah bersifat lmiyah (pengetahuan) sedangkan substansi uluhiyah bersifat
amaliyah (aplikatif)

5. Tauhid uluhiyah sebagai konsekuensi tauhid rububiyah

6. Tidak semua yang beriman kepada tauhid rububiyah itu otomatis menjadi muslim, tetapi semua
yang beriman pada tauhid uluhiyah otomatis menjadi muslim

7. Tauhid rububiyah adalah pengesaan Allah dengan perbuatannya sendiri sedankan tauhid uluhiyah
adalah pengesaan Allah dengan perbuatan hamba-Nya

Makna kalimat laa illaha ilallah

2 rukun An-Nafyu (Peniadaan), Al-Itsbat (Penetapan)

Konsekuensi kalimat laa illaha ilallah dalam kehidupan

1. Meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan

2. Wajib untuk mengikhlaskan semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati hanya kepada Allah

Tauhid sebagai landasan bagi semua aspek kehidupan

Tauhid merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid
mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sifat optimistik.
Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan 9amal shalih) manusia

Jaminan Allah bagi orang yang bertauhid mutlak

Mendapatkan keamanan dan petunjuk, Diharamkan dari api neraka, Masuk surge, diampuni
dosa-dosanya.

Tanda ahli Tauhid

Berhati-hati karena takut adzab Allah, Beriman dengan Tuhan mereka, Tidak mempersekutukan
mereka dengan apapun, Memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut.
SYIRIK
Syirik dapat diartikan dengan menyamakan Allah dengan ciptaan-Nya yang lain, dan menyamakan-
Nya dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping
berdoa kepada Allah, atau memalingkan sesuatu bentuk ibadah seperti menyembelih kurban,
bernadzar kepada selain-Nya. (Q.S. Luqman:13)

JENIS-JENIS SYIRIK

1. Syirik Besar (Q.S. Yunus:18)

• Syirik dakwah (Doa)

• Syirik niat, keinginan, atau tujuan (Q.S. Huud: 15-16)

• Syirik ketaatan(Q.S At-Taubah: 31)

• Syirik mahabbah (kecintaan) (Al-Baqoroh: 165)

2. Syirik Kecil

• Syirik zhahir (nyata)

• Syirik Khafi (tersembunyi) ".(Q.S. Al-Kahfi: 110).

BENTUK-BENTUKNYA...

Sihir, Ramalan (Al-An'am: 59), Nusyrah, Tanjim (Perbintangan), At-Thiyarah, Tama'im

Penyebab Syirik Pada Manusia

1. Rasa kagum dan mengagungkan (QS. Al-Isra:23-24)

2. Percaya Kepada Hal-hal yang dapat di Indra dan Tidak Percaya Kepada Hal-hal yang Tidak dapat
di Indra

3. Hawa nafsu dan Syahwat (QS. Al-An’am:103)

4. Sombong Untuk Beribadah Kepada Allah

5. Adanya Para Thoghut (QS. Al-Araaf:59-60)

Tindakan Rasulullah Dalam Menangkal Syirik

1. Dalam setiap keadaan senantiasa mentauhidkan Allah dan bertawakkal kepada-Nya, serta
menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya

2. Melaksanakan setiap kewajiban-kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan, dan


menjauhi setiap larangannya

3. Tidak membiarkan anak-anak berkeliaran saat akan terbenamnya matahari

4. Membersihkan rumah dari salib, patung-patung dan gambar-gambar yang bernyawa serta
anjing

5. Memperbanyak membaca Al Qur`an dan menjadikannya sebagai dzikir harian.

6. Membentengi diri dengan doa-doa dan ta’awudz serta dzikir-dzikir yang disyariatkan

Syirik Modern

Syirik modern adalah perbuatan yang mempunyai niat atau tujuan kepada selain Allah namun pada
masa modern banyak terjadinya perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan manusia kepada syirik
namun terkesan seakan dikemas dengan kemasan baru, jadi terkadang perbuatan-perbuatan itu tidak
seperti perbuatan syirik dimata manusia, namun pada kenyataannya perbuatan itu telah mengeluarkan
dalam naungan agama islam.
Sebab terjadinya syirik Modern

1. Menuhankan hawa nafsu. Al Furqan 43

2. Menuhankan hawa nafsu orang lain. An Nisa; 61

3. Syirik karena golongan

Bentuk-Bentuk Syirik Pada Zaman Modern

1. Masuknya ideologi impor produk barat

2. Penayangan film-film horor yang merusak iman

3. Kesyirikan dalam ramalan horoskop dan fengshui.

Cara Menanggulangi Syirik Pada Masa Modern

1. Mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih yang kita lakukan hanya untuk mencari ridha Allah
SWT semata.

2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW.

3. Mempelajari lawan dari tauhid

4. Memperbanyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) dan agar
dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita
sadari ataupun tidak.

5. Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya dan menghindari pergaulan
dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan
mereka.

Bahaya Syirik Bagi Kita..

1. Allah tidak mengampuni orang musyrik, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. (QS.
An-Nisa’: 48)

2. Surga diharamkan atas orang musyrik (QS. Al-Maidah:72)

3. Syirik menghapus pahala segala amal kebaikan (QS Az-Zumar: 65)

4. Orang musyrik itu halal darah dan hartanya(QS. Al-Taubah:5)

5. Syirik adalah dosa yang paling besar

6. Perbuatan syirik bisa membuat seorang muslim menjadi keluar dari agamanya dan dapat
dikatakan sebagai orang yang murtad

7. An-Nisa: 48, Al-Maidah: 72


SARANA SYIRIK
A. TAWASUL

Tawasul dalam bahasa Arab berarti taqarrub atau mendekat / perantara.

Tawassul dibagi menjadi : 2

• Tawassul Masyru’ (diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Allah dengan cara yang dicintai dan
diridhai Allah, seperti: Amal kebaikan, Menyebut Asmaul husna, Meminta doa kepada orang
sholeh yg masih hidup, Keimanan yang dimiliki

• Tawassul Ghairu Masyru’ (tidak diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Allah dengan cara yang
tidak dicintai dan diridhai Allah, baik dengan perkataan, perbuatan atau keyakinan

Tawassul bid’ah mempunyai beberapa jenis

• Tawassul kepada Allah dengan berdo’a dan memohon pertolongan kepada orang yang sudah
mati atau ghaib dan semacamnya. Tawassul kepada Allah dengan melakukan berbagai ketaatan
pada kuburan orang-orang yang telah mati. Tawassul kepada Allah dengan memanfaatkan
kedudukan orang-orang tertentu yang sholeh disisi Allah. Bertawassul dengan zat orang sholeh.
Misalnya ungkapan sebagian mereka: “Aku memohon kepadamu ya Allah dengan Muhammad.”

Beberapa jenis tawassul yang dibolehkan

• Tawassul kepada Allah dengan menggunakan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.,Tawassul kepada


Allah dengan iman dan tauhid; Tawassul kepada Allah dengan amal shaleh dimana seseorang
hamba memohon kepada Allah dengan amal amalnya yang paling baik seperti shalat, puasa,
membaca Al-Qur’an, meninggalkan yang haram dan sebagainya; Tawassul dengan doa orang-
orang sholeh yang masih hidup.

KUBURAN SEBAGAI MASJID

• Membangun masjid di atas kuburan, Beribadah kepada Allah pada kuburan itu dengan
keyakinan bahwa itu lebih utama, Melakukan berbagai jenis ibadah yang ditunjukkan kepada
penghuni kuburan, Melakukan safar (pejalanan) kepada kuburan-kuburan tertentu,
Membangun nisan dan pagar di atas kuburan kemudian menutupinya dan menuliskan sesuatu di
atasnya dan semacamnya., Melakukan ziarah kubur yang bersifat bid’ah.

Hukum menjadikan kuburan sebagai masjid

• Yang bertentangan dengan tauhid, yaitu berdo’a dan memohon pertolongan kepada penghuni
kuburan untuk menddatangkan manfaat atau menolak mudharat dan semacamnya. Ini
menyebabkan pelakunya keluar dari Islam

• Bertentngan dengan kesempurnaan tauhid, misalnya shalat dan berdo’a kepada Allah di atas
kuburan itu dan membasuh muka dengannya dan semacamnya.

• Bersifat bid’ah, seperti membangunnya, menghijabi atau menutupi kuburan, menulis nisannya
dan melakukan perjalannya.

Ghuluw terbagi mejadi tiga

Ghuluw dengan perkataan, Ghuluw dengan perbuatan, Yang diharamkan, namun tak sampai kepada
syirik besar

Hukum Tabaruk

Meminta mereka berdo’a untuk si peminta. Hal ini dibolehkan, Meminta berkah dengan sisa-sisa (apa
saja) mereka, badan dan bahkan kotoran mereka. Ini haram hukumnya. Memohon berkah dengan
tempat-tempat tinggal dan ibadah orang sholeh itu dan semacamnya

KULTUS INDIVIDU DAN BENDA


Kata kultus berasal dari bahasa arab “taqdis” berarti pengkultusan, dan digunakan secara tradisional
untuk pengkultusan yang melampaui batas. maka semua penghormatan, pensucian dan pengkultusan
memang hanya berhak ditunjukkan kepada Allah semata. Dialah sendiri yang berhak mendapatkan
puncuk pengkultusan itu.

Pengkultusan dibagi menjadi dua


Pengkultusan yang diizinkan Allah yaitu pengkultusan yang disyariatkan. Pengkultusan berkaitan dengan
tempat, waktu dan pertemuan tertentu. Pengkultusan yang yang tidak diizinkan Allah.
PATUNG DAN GAMBAR
Yang dimaksud dengan pemasangan di sini adalah semua bentuk pemanfaatan dengan tujuan apa saja,
baik sekedar kenangan maupun pengagungan.
Yang dimaksud tamatsiil (patung) adalah bentuk jamak dari kata tunggal timtsaal, yaitu benda dibentuk
mirip dengan bentuk fisik makhluk hidup. Yang dimaksud dengan memasang gambar adalah
menggantung dan menghormatinya. Sedang gambar yang dimaksud adalah gambar yang menyerupai
makhluk hidup
HARI RAYA DAN PESTA-PESTA BID’AH
A’yaad (hari raya) adalah bentuk jamak dari kata tunggal “Ied. Artinya nama bagi semua pertemuan
umum yang biasa dilakukan secara berulang. Jadi, kata Ied meliputi beberapa hal. Antara lain; hari yang
berulang seperti Jum’at dan hari Idul Fitri, adanya pertemuan didalamnya, perbuatan tertentu yang
dilakukan baik sebagai ibadah maupun tradisi.
• Hari raya mempunyai tiga kaitan; tempat, waktu dan pertemuanTidak yang mempunyai
kekhususan dalam syari’at Islam

• Tempat yang mempunyai kekhususan dalam syari’at Islam tapi tidak mengharuskan adanya
ibadah didalamnya
Tempat yang didalamnya ada ibadah yang disyariatkan tapi tidak dijadikan sebagai hari raya

KUFUR

Kufur menurut bahasa berarti “Menutupi”, maksudnya menutupi kebenaran


Mengingkari suatu bagian dari ajaran Islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal
atau tidak sempurna. Menurut syara’ kufur adalah tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasulnya, baik
dengan mendustakannya maupun tidak mendustakannya. Secara Terminologi Syariat: mengingkari
suatu bagian dari ajaran Islam dimana tanpa bagian itu keislaman seseorang menjadi batal atau tidak
sempurna
Jenis-Jenis Kufur
1. Kufur Akbar (Besar) yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu
keislaman seseorang menjadi batal. Jenis kufur ini bisa mengeluarkan seseorang dari agama
Islam
2. Kufur Asghar (Kecil) yaitu mengingkari bagian tertentu dari Islam yang tanpa bagian itu
keislaman seseorang tidak sempurna. Jenis kufur ini mengakibatkan keislaman seseorang
menjadi tidak sempurna.
Jenis-Jenis Kufur Besar (Dimensi Pelakunya)
 Kufur takzib (pendustaan) : menyampaikan kebenaran yang bertentangan dengan kenyataan
sebenarnya atau mengklaim bahwa Rasulullah SAW membawa ajaran yang bertentangan
dengan kebenaran
 Kufur kesombongan: bahwa ia tetap membenarkan kebenaran yang di bawa Rasulullah SAW
tapi ia menolak mengikutinya karena kesombongan dan keangkuhan.
 Kufur keraguan: keragu–raguan dalam meyakini atau melaksanaka kebenaran, padahal
keimanan yang di tuntut dari seorang Mukmin adalah keyakinan akan kebenaran ajaran yang di
bawa oleh Rasulullah SAW tanpa sedikitpun keraguan.
 Kufur I’radh berpaling dari kebenaran: meninggalkan kebenaran dengan jalan tidak mempelajari
dan mengamalkannya, baik yang bersifat perkataan atau perbuatan atau keyakinan, secara
parsial atau keseluruhan.
Jenis-Jenis Kufur (Dimensi tempat)
 Kufur I’tiqadi yaitu kufur yang bertempat di hati
Maksudnya, kufur yang bertempat pada hati. Misalnya, meyakini penafian sifat-sifat dan nama-nama
Allah swt, meyakini ketiadaan jin dan semacamnya.
 Kufur Fi’li, yaitu kufur yang bertempat pada anggota badan
Maksudnya, kufur yang bertempat pada anggota badan. Misalnya, melemparkan mushaf Al-Qur’an atau
hadits-hadits Rasulullah atau nama-nama dan sifat-sifat Allah yang tertulis ke dalam kotoran yang najis.
 Kufur Qauli, kufur yang bertempat pada lisan
Masudnya, kufur yang bertempat pada lisan. Misalnya mencela Allah atau Rasulullah atau Islam dan
lainnya.
Jenis Kufur ( Dimensi Temanya)
 Kufur Tamtsil (penyerupaan), yaitu meyakini bahwa zat, nama, sifat dan perbuatan Allah adalah
sama dengan zat, nama, sifat dan perbuatan Allah dengan makhluk
 Kufur takzib (pendustaan), yaitu mendustakan apa yang ada dalam Sunnah Rasulullah
 Kufur Ta’thil (penafian), yaitu mengingkari apa yang tertera dalam Al Qur’an dan Sunnah
Jenis-Jenis Kufur Kecil
 Kufur Nikmat, yaitu mengingkari nikmat atau menisbatkan kepada selain Allah
 Meninggalkan shalat dasarnya adalah firman Allah swt :“Jika mereka bertaubat, mendirikan
sholat, menunaikan zakat, maka (mereka itu) saudara-saudara kamu seagama.” (At-Taubah:11)
 Mendatangi peramal Barangsiapa mendatangi seorang dukun peramal, lalu ia percaya pada
ucapannya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah di turunkan kepada Muhammad saw.”
 Jima dengan istri melalui dubuR “Siapa yang mendatangi (menyetubuhi) seorang wanita yang
sedang haid dari duburnya, maka ia telah kafir kepada apa yang telah di turunkan kepada
Muhammad saw.”
Perbedaan Kufur Akbar dan Ashghar
Kufur Besar

Kufur Besar Kufur Kecil

membatalkan amal kufur kecil tidak

menyebabkan keabadian dalam neraka Boleh jadi Allah mengampuni boleh jadi Allah
menyiksa

Jika seseorang mati dalam keadaan Kufur besar kufur kecil maka diserahkan kepada Allah boleh jadi
maka ia tidak akan diampuni menyiksanya atau mengampuni

Kufur besar menjadikan darah, harta dan jiwa Kufur kecil tidak menjadikan darah, harta dan jiwa
pelakunya menjadi halal dan tidak berhak pelakunya menjadi halal dan tidak berhak mewarisi
mewarisi keluarganya yang Muslim keluarganya yang Muslim

pelakunya keluar dari Islam kufur kecil tidak

berkaitan dengan hati/keyakinan kufur kecil berkaitan dengan amal atau anggota
badan

NIFAQ
 Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari kata Nafiqul Yarbu’ yang berarti lubang tikus, karena
biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya, namun tidak menampakkan lubang
keluarnya. Jadi artinya adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya.
 Menurut terminologi: menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran dan menyembunyikan
apa yang bertentangan dengannya.
 Menurut syara: menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan
Jenis-Jenis Nifaq
 Nifak Besar (Nifak Aqidah/I’tiqadi), yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan
menampakkan keimanan dalam lisan dan perbuatan.
 Nifak Kecil (Nifak ‘amali), yaitu jika perbuatannya yang tampak berbeda dengan apa yang
diperintahkan oleh syara. Atau melakukan perbuatan orang munafik, tetapi tetap masih ada
iman dalam hati.
Propaganda Munafiqun
 Menghilangkan kepercayaan terhadap para sahabat Rasulullah
 Merusak validitas sumber-sumber Islam yang asli yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
 Menghancurkan agama Islam baik secara parsial maupun keseluruhan
 Membatalkan konotasi-konotasi nash-nash wahyu atas hakikat Islam baik yang prinsipil maupun
non-prinsipil
 Menyebarkan rasa permusuhan dan perpecahan dalam tubuh umat Islam
Akibat Buruk Nifaq
1. Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama
baiknya sendiri.
2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
3. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari.
4. Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
6. Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan   persahabatan yang telah
terjalin baik.
7. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.

SHALAT FARDLU DAN


TATACARA SHOLAT
Menurut Himpunan Putusan Tarjih (HPT)
PENGERTIAN SHALAT
• Kata shalat berasal dari kata Arab shalla yang artinya seruan atau doa
• Menurut syara’, shalat ialah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu
dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu’, dimulai dengan takbiratul ihram
dan diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah
ditentukan syara’
• Dasar tentang wajibnya shalat banyak terdapat di dalam al-Qur’an, diantaranya adalah
firman Allah berikut ini:
‫َت َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ ِكتَابًا َموْ قُوْ تًا‬
ْ ‫صالَةَ كَان‬ َّ ‫فَأَقِ ْي ُموا ال‬
َّ ‫صالَةَ إِ َّن ال‬

“…dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”. (QS. an-Nisa’/4: 103)
Shalat di dalam hadis dijelaskan sebagai amal yang pertama kali dihisab, sebagaimana yang
diriwayatkan Annas bin Malik r.a.:
ْ ‫ فَإِ ْن تَ َّم‬،ُ‫ب بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة الصَّالة‬
‫ت تَ َّم َسائِ ُر َع َملِ ِه‬ 1ُ ‫إِ َّن أَو ََّل َما ي َُحا َس‬

“Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika ia
baik, maka baik pula seluruh amalannya dan jika jelek, maka jelek pula semua amalannya”.
(Musnad Abi Ya’la: Juz IV, hlm. 99)
Sholat Fardlu
Shalat fardlu dikenal dengan shalat wajib, maksudnya shalat lima waktu yang diwajibkan oleh
Allah SWT dalam sehari semalam, yang disyari’atkan pada tahun 11 dari kenabian Muhammad
saw atau tahun 621 M ketika beliau dimi’rajkan
Waktu Shalat Fardlu
• Dhuhur Permulaan waktu shalat Dhuhur adalah dari tergelincirnya matahari dari
tengah-tengah langit, sedangkan akhir waktu shalat Dhuhur adalah ketika bayangan
sesuatu benda itu sama panjangnya dengan benda aslinya.
• Ashar Permulaan waktu shalat Ashar adalah ketika bayangan sesuatu telah sepanjang
bendanya, yaitu mulai dari berakhirnya waktu Dhuhur, sedangkan akhir waktu shalat
Ashar sampai terbenamnya matahari.
• Maghrib Permulaan shalat Maghrib adalah telah sempurnanya matahari terbenam,
sedangkan akhir waktu shalat Maghrib apabila telah hilang syafaq merah (awan merah
telah terbenam)
• Isya’ Permulaan shalat Isya’ adalah dari terbenamnya awan merah sampai separuh
malam yang akhir (menjelang fajar)
• Shubuh Permulaan shalat Shubuh dari saat terbitnya fajar Shadiq (garis putih yang
melintang dari Selatan ke Utara dari kaki langit sebelah Timur) sampai terbitnya
matahari.
Tata Cara Shalat
1. Niat ikhlas karena Allah
2. Berdiri menghadap kiblat
3. Mengangkat kedua belah tangan sejurus bahu, serta mensejajarkan ibu jari pada daun
telinga, sambil membaca:“Allahu Akbar”
4. Meletakkan tangan kanan pada punggung telapak tangan kiri di dada
5. Membaca do’a iftitah:
ِ ‫ب َاللَّهُ َّم نَقِّنِ ْي ِمنَ ْال َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّوْ بُ ْاألَ ْبيَضُ ِمنَ ال َّدن‬
ْ‫َس اَللَّهُ َّم ا ْغ ِسل‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫اي َك َما بَا َعدْتَ بَ ْينَ ْال َم ْش ِر‬
َ َ‫الَّلهُ َّم َبا ِع ْد بَ ْينِ ْي َوبَ ْينَ َخطَاي‬
ْ
‫ج َوالبَ َر ِد‬ ْ َّ َ ْ َ َ
ِ ‫ي بِالما ِء َوالثل‬ َ ‫خطايَا‬
6. Membaca ta’awudz
‫اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َر ِجي ِْم‬

7. Membaca basmalah
‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم‬

8. Membaca surat al-Fatihah kemudian membaca amin


9. Membaca salah satu surat/ayat dari al-Qur’an, dengan memperhatikan artinya dan
membacanya dengan perlahan
10. Takbir mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbir permulaan, untuk
melakukan ruku’
11. Saat ruku’, punggung sejajar dengan leher, dan kedua tangan memegang lutut
12. Membaca do’a:
• ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬
• ‫ ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬،‫ ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْال َع ِظي ِْم‬،‫ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬

13. Bangun dari ruku’, mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbirotul Ihram
dengan berdo’a:
ُ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َده‬
14. Setelah berdiri tegak lalu membaca:
‫َربَّنَا َولَكَ ْال َح ْم ُد‬

15. Bertakbir untuk sujud dengan meletakkan kedua lutut dan jari kaki di atas tanah, lalu
kedua tangan, kemudian dahi dan hidung. Dengan menghadapkan ujung jari kaki ke
arah kiblat serta merenggangkan tangan dari lambung dengan mengangkat kedua siku,
lalu membaca do’a.
• ‫ك اللّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬
• ‫ ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى‬, ‫ ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى‬, ‫ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى‬

16. Bangun dari sujud dengan bertakbir dan duduk tenang lalu berdo’a:
‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي‬

17. Sujud kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca do’a seperti do’a pada sujud
pertama, kemudian mengangkat kepala dengan bertakbir.
• ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬
• ‫ ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬،‫ ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْال َع ِظي ِْم‬،‫ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم‬

18. Duduk sejenak, kemudian berdiri untuk raka’at yang kedua dengan menekankan tangan
pada tanah.
19. Pada raka’at yang kedua, dikerjakan sama seperti pada raka’at pertama, hanya saja
tidak membaca do’a “iftitah”
20. Setelah selesai dari sujud kedua kalinya pada raka’at yang kedua, kemudian duduk di
atas kaki kiri dan menegakkan (menumpukkan) kaki kanan serta meletakkan kedua
tangan di atas kedua lutut. Menjulurkan jari-jari tangan kiri, sedangkan tangan kanan
menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah serta mengacungkan jari
telunjuk (saat mulai membaca do’a) dan menyentuhkan ibu jari pada jari tengah.
21. Kemudian membaca do’a tasyahud dan sholawat
• ُ َ‫ات َوالطَّيِّب‬
َ‫ اَ ْشهَ ُد اَ ْن ال‬. َ‫ َال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َوعَلى ِعبَا ِد هللاِ الصَّالِ ِح ْين‬.ُ‫ ال َّسالَ ُم َعلَ ْيكَ اَيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬،‫ات‬ ُ ‫صلَ َو‬ ُ ‫التَّ ِحي‬
َّ ‫َّات هللِ َوال‬
ُُ‫اِلهَ اِالَّ هللاُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُه َو َرسُوله‬.

• ‫ َك َما بَا َر ْكتَ عَلى‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ ‫ار ْك عَلى ُم َح َّم ٍد َو‬ ِ ‫صلَّيْتَ عَلى اِب َْرا ِه ْي َم َو‬
ِ َ‫ َوب‬,‫آل اِب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
َ ‫ َك َما‬،‫صلِّ عَلى ُم َح َّم ٍد َوعَلى آ ِل ُم َح َّم ٍد‬
َ َّ‫اِ ْب َرا ِه ْي َم َوآ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم اِن‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬

21. Selesai membaca do’a tasyahud dan sholawat, lalu membaca do’a pilihan yang disukai.
• َ‫ك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدتِك‬ َ ‫اَللَّهُ َّم أَ ِعنِّ ْي َعلَى ِذ ْك ِر‬
َ ‫ك َو ُش ْك ِر‬
• ِ ‫ك َوارْ َح ْمنِي ِإنَّك أَ ْنتَ ْال َغفُو ُر الر‬
‫َّحي ُم‬ َ ‫وب إِاَّل أَ ْنتَ فَا ْغفِرْ لِي َم ْغفِ َرةً ِم ْن ِع ْن ِد‬
َ ُ‫ت نَ ْف ِسي ظُ ْل ًما َكثِيرًا َواَل َي ْغفِ ُر ال ُّذن‬
ُ ‫اللَّهُ َّم ِإنِّي ظَلَ ْم‬

• ِ ‫ت َو ِم ْن َش ِّر فِ ْتنَ ِة ْال َم ِسي‬


ِ ‫ْح ال َّدج‬
‫َّال‬ ِ ‫ب ْالقَب ِْر َو ِم ْن فِ ْتنَ ِة ْال َمحْ يَا َو ْال َم َما‬ ِ ‫اللّهُ َّم اِنِّ ْي اَ ُعوْ ُذبِكَ ِم ْن َع َذا‬
ِ ‫ب َجهَنَّ َم َو ِم ْن َع َذا‬ َ .

21. Kemudian berdiri untuk raka’at yang ketiga bila sedang mengerjakan shalat tiga atau
empat raka’at, dengan bertakbir mengangkat tangan seperti takbirotul ihram.
22. Pada raka’at yang ketiga atau keempat hanya membaca al-Fatihah saja (tidak membaca
iftitah, surat atau ayat al-Qur’an
23. Setelah sujud kedua selesai pada raka’at terakhir (ketiga atau keempat), kemudian
duduk tawarruk untuk tasyahud akhir dengan memasukkan (memajukan) kaki kiri di
bawah kaki kanan, dan menegakkan (menumpukkan) telapak kaki kanan, serta
menghadapkan ujung jari-jari ke arah kiblat dan duduk dengan menumpukkan pantat di
atas lantai (tanah). Meletakkan kedua tangan di atas kedua lutut. Menjulurkan jari-jari
tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari
tengah serta mengacungkan jari telunjuk (saat mulai membaca do’a) dan menyentuhkan
ibu jari pada jari tengah.
24. Kemudian membaca do’a tasyahud dan shalawat kepada nabi seperti pada do’a
tasyahud dan sholawat pada tasyahud awwal. Setelah itu berdo’a memohon
perlindungan dengan membaca doa seperti pada nomor 22.
25. Mengucapkan salam dengan berpaling ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari
belakang dan berpaling ke kiri sampai pipi kiri terlihat pula dari belakang

Anda mungkin juga menyukai