Secara etimologi aqidah berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti pengikatan atau mengikat sesuatu.
Aqidah adalah apa saja yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan “aqidahnya benar berarti aqidahnya
terbebas dari segala keraguan.
“ilmu tentang hukum syari’at dalam bidang keyakinan yang diambil dari dalil-dalil mutlak dan menolak
semua syubhat (kerancuan) dan semua dalil-dalil khilafiyah yang cacat”
“Yaitu keimanan kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan kepada
hari akhir serta qada yang baik maupun yang buruk”
• Amaliyah, yaitu hal yang berhubungan denga tata cara amaliyah sehar-hari. Seperti shalat,
shiyam, zakat dan seluruh hukum-hukum amaliyah. Bagian ini disebut dengan cabang agama
(far’iyah), karena dibangun di atas itiqadiyah. Benar dan rusaknya suatu amal tergantung dari
benar dan rusaknya I’tiqadiyah seseorang.
• Ilahiyat Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud
Allah dan sifat-sifat Allah, ad'al Alah dan lain-lain.
• Ruhaniyat Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik
seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
• Nubuwat Yaitu pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul,
termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab Alah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
• Sam'iyyat Yaitu pembahahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I
(dalil naqli berupa Al-Quran dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga neraka dan lainnya.
Beriman kepada perbuatan Allah, Beriman kepada Taqdir Allah, Beriman kepada dzat Allah
Dalil: Al-Fatihah 1, Al A’raf : 54, Al Baqarah: 29, As Syuara: 80, Ad Dzariyat 58, Luqman: 25
Perbedaan kata. Kata Rububiyah diambil dari salah satu nama Allah, yaitu Rabb, sedangkan kata
uluhiyah diambil dari kata Illah.
4. Substansi tauhid rubibiyah bersifat lmiyah (pengetahuan) sedangkan substansi uluhiyah bersifat
amaliyah (aplikatif)
6. Tidak semua yang beriman kepada tauhid rububiyah itu otomatis menjadi muslim, tetapi semua
yang beriman pada tauhid uluhiyah otomatis menjadi muslim
7. Tauhid rububiyah adalah pengesaan Allah dengan perbuatannya sendiri sedankan tauhid uluhiyah
adalah pengesaan Allah dengan perbuatan hamba-Nya
1. Meninggalkan ibadah kepada selain Allah dari segala macam yang dipertuhankan
2. Wajib untuk mengikhlaskan semua bentuk ibadah dan menggantungkan hati hanya kepada Allah
Tauhid merupakan akar yang melandasi setiap aktivitas manusia. Kekokohan dan tegaknya tauhid
mencerminkan luasnya pandangan, timbulnya semangat beramal dan lahirnya sifat optimistik.
Sehingga tauhid dapat digambarkan sebagai sumber segala perbuatan 9amal shalih) manusia
Mendapatkan keamanan dan petunjuk, Diharamkan dari api neraka, Masuk surge, diampuni
dosa-dosanya.
Berhati-hati karena takut adzab Allah, Beriman dengan Tuhan mereka, Tidak mempersekutukan
mereka dengan apapun, Memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut.
SYIRIK
Syirik dapat diartikan dengan menyamakan Allah dengan ciptaan-Nya yang lain, dan menyamakan-
Nya dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, seperti berdoa kepada selain Allah disamping
berdoa kepada Allah, atau memalingkan sesuatu bentuk ibadah seperti menyembelih kurban,
bernadzar kepada selain-Nya. (Q.S. Luqman:13)
JENIS-JENIS SYIRIK
2. Syirik Kecil
BENTUK-BENTUKNYA...
2. Percaya Kepada Hal-hal yang dapat di Indra dan Tidak Percaya Kepada Hal-hal yang Tidak dapat
di Indra
1. Dalam setiap keadaan senantiasa mentauhidkan Allah dan bertawakkal kepada-Nya, serta
menjauhi perbuatan syirik dengan segala bentuknya
4. Membersihkan rumah dari salib, patung-patung dan gambar-gambar yang bernyawa serta
anjing
6. Membentengi diri dengan doa-doa dan ta’awudz serta dzikir-dzikir yang disyariatkan
Syirik Modern
Syirik modern adalah perbuatan yang mempunyai niat atau tujuan kepada selain Allah namun pada
masa modern banyak terjadinya perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan manusia kepada syirik
namun terkesan seakan dikemas dengan kemasan baru, jadi terkadang perbuatan-perbuatan itu tidak
seperti perbuatan syirik dimata manusia, namun pada kenyataannya perbuatan itu telah mengeluarkan
dalam naungan agama islam.
Sebab terjadinya syirik Modern
1. Mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih yang kita lakukan hanya untuk mencari ridha Allah
SWT semata.
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
4. Memperbanyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqomahan (keteguhan) dan agar
dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita
sadari ataupun tidak.
5. Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya dan menghindari pergaulan
dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan
mereka.
1. Allah tidak mengampuni orang musyrik, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya. (QS.
An-Nisa’: 48)
6. Perbuatan syirik bisa membuat seorang muslim menjadi keluar dari agamanya dan dapat
dikatakan sebagai orang yang murtad
• Tawassul Masyru’ (diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Allah dengan cara yang dicintai dan
diridhai Allah, seperti: Amal kebaikan, Menyebut Asmaul husna, Meminta doa kepada orang
sholeh yg masih hidup, Keimanan yang dimiliki
• Tawassul Ghairu Masyru’ (tidak diperintahkan). Yaitu taqarrub kepada Allah dengan cara yang
tidak dicintai dan diridhai Allah, baik dengan perkataan, perbuatan atau keyakinan
• Tawassul kepada Allah dengan berdo’a dan memohon pertolongan kepada orang yang sudah
mati atau ghaib dan semacamnya. Tawassul kepada Allah dengan melakukan berbagai ketaatan
pada kuburan orang-orang yang telah mati. Tawassul kepada Allah dengan memanfaatkan
kedudukan orang-orang tertentu yang sholeh disisi Allah. Bertawassul dengan zat orang sholeh.
Misalnya ungkapan sebagian mereka: “Aku memohon kepadamu ya Allah dengan Muhammad.”
• Membangun masjid di atas kuburan, Beribadah kepada Allah pada kuburan itu dengan
keyakinan bahwa itu lebih utama, Melakukan berbagai jenis ibadah yang ditunjukkan kepada
penghuni kuburan, Melakukan safar (pejalanan) kepada kuburan-kuburan tertentu,
Membangun nisan dan pagar di atas kuburan kemudian menutupinya dan menuliskan sesuatu di
atasnya dan semacamnya., Melakukan ziarah kubur yang bersifat bid’ah.
• Yang bertentangan dengan tauhid, yaitu berdo’a dan memohon pertolongan kepada penghuni
kuburan untuk menddatangkan manfaat atau menolak mudharat dan semacamnya. Ini
menyebabkan pelakunya keluar dari Islam
• Bertentngan dengan kesempurnaan tauhid, misalnya shalat dan berdo’a kepada Allah di atas
kuburan itu dan membasuh muka dengannya dan semacamnya.
• Bersifat bid’ah, seperti membangunnya, menghijabi atau menutupi kuburan, menulis nisannya
dan melakukan perjalannya.
Ghuluw dengan perkataan, Ghuluw dengan perbuatan, Yang diharamkan, namun tak sampai kepada
syirik besar
Hukum Tabaruk
Meminta mereka berdo’a untuk si peminta. Hal ini dibolehkan, Meminta berkah dengan sisa-sisa (apa
saja) mereka, badan dan bahkan kotoran mereka. Ini haram hukumnya. Memohon berkah dengan
tempat-tempat tinggal dan ibadah orang sholeh itu dan semacamnya
• Tempat yang mempunyai kekhususan dalam syari’at Islam tapi tidak mengharuskan adanya
ibadah didalamnya
Tempat yang didalamnya ada ibadah yang disyariatkan tapi tidak dijadikan sebagai hari raya
KUFUR
menyebabkan keabadian dalam neraka Boleh jadi Allah mengampuni boleh jadi Allah
menyiksa
Jika seseorang mati dalam keadaan Kufur besar kufur kecil maka diserahkan kepada Allah boleh jadi
maka ia tidak akan diampuni menyiksanya atau mengampuni
Kufur besar menjadikan darah, harta dan jiwa Kufur kecil tidak menjadikan darah, harta dan jiwa
pelakunya menjadi halal dan tidak berhak pelakunya menjadi halal dan tidak berhak mewarisi
mewarisi keluarganya yang Muslim keluarganya yang Muslim
berkaitan dengan hati/keyakinan kufur kecil berkaitan dengan amal atau anggota
badan
NIFAQ
Nifaq dalam bahasa Arab diambil dari kata Nafiqul Yarbu’ yang berarti lubang tikus, karena
biasanya tikus selalu menampakkan jalan masuknya, namun tidak menampakkan lubang
keluarnya. Jadi artinya adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan lawannya.
Menurut terminologi: menampakkan apa yang sesuai dengan kebenaran dan menyembunyikan
apa yang bertentangan dengannya.
Menurut syara: menampakkan Islam dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan
Jenis-Jenis Nifaq
Nifak Besar (Nifak Aqidah/I’tiqadi), yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan
menampakkan keimanan dalam lisan dan perbuatan.
Nifak Kecil (Nifak ‘amali), yaitu jika perbuatannya yang tampak berbeda dengan apa yang
diperintahkan oleh syara. Atau melakukan perbuatan orang munafik, tetapi tetap masih ada
iman dalam hati.
Propaganda Munafiqun
Menghilangkan kepercayaan terhadap para sahabat Rasulullah
Merusak validitas sumber-sumber Islam yang asli yaitu Al-Qur’an dan Sunnah
Menghancurkan agama Islam baik secara parsial maupun keseluruhan
Membatalkan konotasi-konotasi nash-nash wahyu atas hakikat Islam baik yang prinsipil maupun
non-prinsipil
Menyebarkan rasa permusuhan dan perpecahan dalam tubuh umat Islam
Akibat Buruk Nifaq
1. Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesama manusia sehingga dapat menjatuhkan nama
baiknya sendiri.
2. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya sendiri.
3. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari –hari.
4. Mempersempit jalan untuk memperoleh rezeki karena orang lain tidak mempercayai lagi.
5. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir.
6. Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusak hubungan persahabatan yang telah
terjalin baik.
7. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan atau perbuatannya yang tidak menentu.
“…dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”. (QS. an-Nisa’/4: 103)
Shalat di dalam hadis dijelaskan sebagai amal yang pertama kali dihisab, sebagaimana yang
diriwayatkan Annas bin Malik r.a.:
ْ فَإِ ْن تَ َّم،ُب بِ ِه ْال َع ْب ُد يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة الصَّالة
ت تَ َّم َسائِ ُر َع َملِ ِه 1ُ إِ َّن أَو ََّل َما ي َُحا َس
“Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika ia
baik, maka baik pula seluruh amalannya dan jika jelek, maka jelek pula semua amalannya”.
(Musnad Abi Ya’la: Juz IV, hlm. 99)
Sholat Fardlu
Shalat fardlu dikenal dengan shalat wajib, maksudnya shalat lima waktu yang diwajibkan oleh
Allah SWT dalam sehari semalam, yang disyari’atkan pada tahun 11 dari kenabian Muhammad
saw atau tahun 621 M ketika beliau dimi’rajkan
Waktu Shalat Fardlu
• Dhuhur Permulaan waktu shalat Dhuhur adalah dari tergelincirnya matahari dari
tengah-tengah langit, sedangkan akhir waktu shalat Dhuhur adalah ketika bayangan
sesuatu benda itu sama panjangnya dengan benda aslinya.
• Ashar Permulaan waktu shalat Ashar adalah ketika bayangan sesuatu telah sepanjang
bendanya, yaitu mulai dari berakhirnya waktu Dhuhur, sedangkan akhir waktu shalat
Ashar sampai terbenamnya matahari.
• Maghrib Permulaan shalat Maghrib adalah telah sempurnanya matahari terbenam,
sedangkan akhir waktu shalat Maghrib apabila telah hilang syafaq merah (awan merah
telah terbenam)
• Isya’ Permulaan shalat Isya’ adalah dari terbenamnya awan merah sampai separuh
malam yang akhir (menjelang fajar)
• Shubuh Permulaan shalat Shubuh dari saat terbitnya fajar Shadiq (garis putih yang
melintang dari Selatan ke Utara dari kaki langit sebelah Timur) sampai terbitnya
matahari.
Tata Cara Shalat
1. Niat ikhlas karena Allah
2. Berdiri menghadap kiblat
3. Mengangkat kedua belah tangan sejurus bahu, serta mensejajarkan ibu jari pada daun
telinga, sambil membaca:“Allahu Akbar”
4. Meletakkan tangan kanan pada punggung telapak tangan kiri di dada
5. Membaca do’a iftitah:
ِ ب َاللَّهُ َّم نَقِّنِ ْي ِمنَ ْال َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّوْ بُ ْاألَ ْبيَضُ ِمنَ ال َّدن
َْس اَللَّهُ َّم ا ْغ ِسل ِ ق َو ْال َم ْغ ِر
ِ اي َك َما بَا َعدْتَ بَ ْينَ ْال َم ْش ِر
َ َالَّلهُ َّم َبا ِع ْد بَ ْينِ ْي َوبَ ْينَ َخطَاي
ْ
ج َوالبَ َر ِد ْ َّ َ ْ َ َ
ِ ي بِالما ِء َوالثل َ خطايَا
6. Membaca ta’awudz
اَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َر ِجي ِْم
7. Membaca basmalah
بِس ِْم هللاِ الرَّحْ م ِن ال َّر ِحي ِْم
13. Bangun dari ruku’, mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbirotul Ihram
dengan berdo’a:
َُس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َده
14. Setelah berdiri tegak lalu membaca:
َربَّنَا َولَكَ ْال َح ْم ُد
15. Bertakbir untuk sujud dengan meletakkan kedua lutut dan jari kaki di atas tanah, lalu
kedua tangan, kemudian dahi dan hidung. Dengan menghadapkan ujung jari kaki ke
arah kiblat serta merenggangkan tangan dari lambung dengan mengangkat kedua siku,
lalu membaca do’a.
• ك اللّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي
َ َُس ْب َحان
• ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى, ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى, ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْاالَ ْعلَى
16. Bangun dari sujud dengan bertakbir dan duduk tenang lalu berdo’a:
اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي َوارْ َح ْمنِ ْي َواجْ بُرْ نِ ْي َوا ْه ِدنِ ْي َوارْ ُز ْقنِ ْي
17. Sujud kedua kalinya dengan bertakbir dan membaca do’a seperti do’a pada sujud
pertama, kemudian mengangkat kepala dengan bertakbir.
• ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِدكَ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْي
َ َُس ْب َحان
• ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم، ُس ْبحَانَ َربِّ َي ْال َع ِظي ِْم،ُس ْبحَانَ َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم
18. Duduk sejenak, kemudian berdiri untuk raka’at yang kedua dengan menekankan tangan
pada tanah.
19. Pada raka’at yang kedua, dikerjakan sama seperti pada raka’at pertama, hanya saja
tidak membaca do’a “iftitah”
20. Setelah selesai dari sujud kedua kalinya pada raka’at yang kedua, kemudian duduk di
atas kaki kiri dan menegakkan (menumpukkan) kaki kanan serta meletakkan kedua
tangan di atas kedua lutut. Menjulurkan jari-jari tangan kiri, sedangkan tangan kanan
menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari tengah serta mengacungkan jari
telunjuk (saat mulai membaca do’a) dan menyentuhkan ibu jari pada jari tengah.
21. Kemudian membaca do’a tasyahud dan sholawat
• ُ َات َوالطَّيِّب
َ اَ ْشهَ ُد اَ ْن ال. َ َال َّسالَ ُم َعلَ ْينَا َوعَلى ِعبَا ِد هللاِ الصَّالِ ِح ْين.ُ ال َّسالَ ُم َعلَ ْيكَ اَيُّهَا النَّبِ ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه،ات ُ صلَ َو ُ التَّ ِحي
َّ َّات هللِ َوال
ُُاِلهَ اِالَّ هللاُ َواَ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْبدُه َو َرسُوله.
• َك َما بَا َر ْكتَ عَلى،آل ُم َح َّم ٍد ِ ار ْك عَلى ُم َح َّم ٍد َو ِ صلَّيْتَ عَلى اِب َْرا ِه ْي َم َو
ِ َ َوب,آل اِب َْرا ِه ْي َم َ اللّهُ َّم
َ َك َما،صلِّ عَلى ُم َح َّم ٍد َوعَلى آ ِل ُم َح َّم ٍد
َ َّاِ ْب َرا ِه ْي َم َوآ ِل اِ ْب َرا ِه ْي َم اِن
ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد
21. Selesai membaca do’a tasyahud dan sholawat, lalu membaca do’a pilihan yang disukai.
• َك َو ُح ْس ِن ِعبَا َدتِك َ اَللَّهُ َّم أَ ِعنِّ ْي َعلَى ِذ ْك ِر
َ ك َو ُش ْك ِر
• ِ ك َوارْ َح ْمنِي ِإنَّك أَ ْنتَ ْال َغفُو ُر الر
َّحي ُم َ وب إِاَّل أَ ْنتَ فَا ْغفِرْ لِي َم ْغفِ َرةً ِم ْن ِع ْن ِد
َ ُت نَ ْف ِسي ظُ ْل ًما َكثِيرًا َواَل َي ْغفِ ُر ال ُّذن
ُ اللَّهُ َّم ِإنِّي ظَلَ ْم
21. Kemudian berdiri untuk raka’at yang ketiga bila sedang mengerjakan shalat tiga atau
empat raka’at, dengan bertakbir mengangkat tangan seperti takbirotul ihram.
22. Pada raka’at yang ketiga atau keempat hanya membaca al-Fatihah saja (tidak membaca
iftitah, surat atau ayat al-Qur’an
23. Setelah sujud kedua selesai pada raka’at terakhir (ketiga atau keempat), kemudian
duduk tawarruk untuk tasyahud akhir dengan memasukkan (memajukan) kaki kiri di
bawah kaki kanan, dan menegakkan (menumpukkan) telapak kaki kanan, serta
menghadapkan ujung jari-jari ke arah kiblat dan duduk dengan menumpukkan pantat di
atas lantai (tanah). Meletakkan kedua tangan di atas kedua lutut. Menjulurkan jari-jari
tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggenggam jari kelingking, jari manis dan jari
tengah serta mengacungkan jari telunjuk (saat mulai membaca do’a) dan menyentuhkan
ibu jari pada jari tengah.
24. Kemudian membaca do’a tasyahud dan shalawat kepada nabi seperti pada do’a
tasyahud dan sholawat pada tasyahud awwal. Setelah itu berdo’a memohon
perlindungan dengan membaca doa seperti pada nomor 22.
25. Mengucapkan salam dengan berpaling ke kanan sampai pipi kanan terlihat dari
belakang dan berpaling ke kiri sampai pipi kiri terlihat pula dari belakang