Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH BIOLOGI

REPRODUKSI
Laporan ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Reproduksi

Kelainan Sistem Reproduksi

Kanker Serviks

Disusun Oleh :
Kelompok 9

1. Fresty Agnesti(L0450462205589)

2. Nining Mustika Sari (L0450462205849)

3. Siti Marsiah(L0450462205775)

4. Sri Sugiana(L0450462205851)

5. Vicka Fitri Enjelina (L0450462205622)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang “Kanker Serviks”

ini tepat waktu. Meski banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaan

Makalah ini

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi mengenai Kanker Serviks kepada

seluruh masyarakat yang mebacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dai

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan

demi penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kita semua.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca

Bogor, Juni 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................i
Kata Pengantar ...............................................................................................ii
Daftar Isi .........................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................4
A. Latar Belakang ..................................................................................4
B. Rumusan Masalah .............................................................................5
C. Tujuan.................................................................................................5
D. Manfaat ..............................................................................................5
BAB II : TINJAUAN TEORI ......................................................................6
A. Definisi Ca. Serviks ...........................................................................6
B. Etiologi Ca. Serviks............................................................................6
C. Klasifikasi Ca. Seviks........................................................................7
D. Patofisiologi Ca. Serviks....................................................................8
E. Manifestasi Klinis Ca. Serviks...........................................................9
F. Pathway Ca. Serviks..........................................................................10
G. Pemeriksaan Diagnostik Ca. Serviks.................................................11
H. Penatalaksanaan Ca. Serviks..............................................................12
I. Komplikasi Ca. Seviks......................................................................12
BAB III : PENUTUP.....................................................................................23
A. Kesimpulan ........................................................................................23
B. Saran ...................................................................................................23
C. DAFTAR PUSTAKA........................................................................24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh, yang dalam perkembangannya sel tersebut berubah menjadi sel
kanker. Sel-sel kanker dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian. Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan berbagai
akibat dan salah satu jenis kanker adalah kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang dapat menyerang semua perempuan,
terbukti di dunia setiap 2 menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks
sedangkan di Asia Pasifik setiap 4 menit seorang perempuan meninggal karena
kanker serviks. Kanker ini juga merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh
perempuan Asia dan lebih dari setengah perempuan Asia yang menderita kanker
serviks meninggal, ini sama artinya dengan 226.000 perempuan yang didiagnosa
terkena kanker serviks sebanyak 143.000 perempuan meninggal karenanya.
(American Corner Society, 1989).
Di Indonesia, sampai saat ini penyakit kanker serviks merupakan salah satu
penyebab kematian wanita yang cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara
lain di Asia, karena sebagian besar penderita kanker serviks di Indonedis bary datang
berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah stadium lanjut maka akan sulit untuk
mencapai hasil pengobatan yang optimal dan hal tersebut membuat penderita khawatir
dan cemas dengan kondisinya.
Berdasarkan data di WHO, di Indonesia kanker serviks menempati urutan
kedua setelah kanker payudara. Didapatkan kasus baru kanker serviks sekitar 20.928
dan kematian akibat kanker serviks dengan presentase 10,3% (WHO, 2014). Pusat
data dan Informasi Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2015) menyatakan, secara
nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia pada
tahun 2013 sebesar 1,4% atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. Penyakit kanker
serviks merupakan penyakit dengan 2 prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu 0,8%,
sementara untuk kanker payudara memiliki prevalensi 0,5%.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Ca. Serviks ?
2. Apa saja etiologi Ca. Serviks ?
3. Bagaimana klasifikasi Ca. Serviks ?
4. Apa saja patofisiologi Ca. Serviks ?
5. Apa saja manifestasi klinis Ca. Serviks ?
6. Bagaimana pathway Ca. Serviks ?
7. Apa saja jenis pemeriksaan diagnostik Ca. Serviks ?
8. Bagaimana penatalaksanaan Ca. Seviks ?
9. Apa saja komplikasi Ca. Serviks ?
10. Bagaimana asuhan keperawatan Ca. Serviks ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Ca. Serviks ?
2. Untuk mengetahui etiologi Ca. Serviks ?
3. Untuk mengetahui klasifikasi Ca. Serviks ?
4. Untuk mengetahui patofisiologi Ca. Serviks ?
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis Ca. Serviks ?
6. Untuk mengetahui pathway Ca. Serviks ?
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Ca. Serviks ?
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan Ca. Seviks ?
9. Untuk mengetahui komplikasi Ca. Serviks ?
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Ca. Serviks ?

D. Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah Asuhan Keperawatan Gangguan Reproduksi Keganasan


(Ca. Serviks) ini adalah,
1. Makalah asuhan keperawatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan akan peran dan fungsi perawat
2. Makalah ini dapat digunakan sebagai bahan acuan teman-teman dalam
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai seorang perawat.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher
rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina (Rozi,
2013). Kanker leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker
yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan
liang senggama (vagina) (Purwoastuti, 2015).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak
jaringan normal disekitarnya (FKUI NANDA NICNOC, 2015).
Kanker ini biasanya paling sering terjadi pada wanita yang berumur 35 tahun,
tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita
yang verumur antara 20 sampai 30 tahun (Ariani, 2015). Menurut Mitayani (2011)
kanker serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik histologi. Proses
perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi pada sel-sel squamocolummar
junction. Kanker serviks ini terjadi paling seting pada usia 30 sampai 45 tahun, tetapi
dapat terjadi pada usia dini yaitu 18 tahun.

B. Etiologi
Etiologi kanker serviks terbanyak adalah infeksi virus HPV terutama tipe 16
dan 18. Tetapi, tidak semua wanita yang menderita infeksi virus HPV berkembang
menjadi kanker serviks. Beberapa faktor risiko lain mempengaruhi perkembangan
infeksi virus HPV ini menjadi kanker serviks.

Faktor risiko terjadinya kanker serviks di antaranya:


- Faktor genetik : Wanita yang memiliki saudara kandung atau saudara kembar
yang menderita kanker serviks 2x lebih tinggi berisiko terkena kanker serviks.
- Perilaku seksual : berhubungan pertama kali pada saat usia muda, berganti-
ganti pasangan dalam melakukan hubungan seksual, berhubungan seksual
dengan pasangan yang sering berganti-ganti pasangan, riwayat penyakit
menular seksual.

6
- Kondisi sistem kekebalan tubuh yang rendah seperti status gizi yang buruk,
infeksi HIV dan kondisi lain yang menyebabkan sistem imunitas turun.
Penderita HIV berisiko 5x lebih tinggi terkena kanker serviks.
- Merokok
- Keterbatasan fasilitas untuk melakukan skrining atau pemeriksaan pap smear
secara rutin.
Tipe virus HPV yang menginfeksi : Infeksi virus HPV tipe 6 dan 11 umumnya
hanya menyebabkan terjadinya penyakit kondiloma dan lesi epitel skuamousa yang
ringan (low grade squamous epithelial lesion) dan tidak pernah ditemukan menjadi
penyebab kanker serviks. Sedangkan infeksi virus HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan
70% kasus kanker serviks di dunia.

C. Klasifikasi
Sistem Klasifikasi Kanker Serviks menurut FIGO

Stadium Kriteria TNM

Tumor primer tidak dapat digambarkan Tx


Tidak adanya bukti adanya tumor primer T0
0 Karsinoma In Situ (pre-incasive carcinoma) TiS
I Proses terbatas pada serviks, meskipun ada perluasan ke T1
korpus uteri
IA Karsinoma mikroinvasif T1a
IAI Kedalaman invasi stroma ≤ 3 mm dan perluasan horisontal ≤ T1a1
7 mm
IA2 Kedalaman invasi stroma > 3 mm tapi tidak > 5 mm dan T1a2
perluasan horizontal ≤ 7 mm
IB Secara klinis sudah diduga adanya tumor mikroskopik lebih T1b
dari IA2 atau T1a2
IB1 Secara klinis lesi berukuran 4 cm atau kurang pada dimensi T1b1
terbesar
IB2 Secara klinis lesi berukuran lebih dari 4 cm pada dimensi T1b2
terbesar

7
II Tumor menyebar keluar serviks tapi tidak sampai dinding T2
panggul atau sepertiga bawah vagina
IIA Tanpa infeksi parametrium T2a
IIB Dengan invasi parametrium T2b
III Tumor menyebar ke dinding panggul dan/atau sepertiga T3
bawah
vagina, yang menyebabkan hidronefrosis atau penurunan
fungsi ginjal
IIIA Tumor menyebar sepertiga bawah vagina tapi tidak sampai T3a
ke
dinding panggul
IIIB Tumor menyebar ke dinding panggul T3b
IV Tumor telah menyebar keluar panggul kecil dan melibatkan T4
mukosa rectum dan/atau kandung kemih (dibuktikan secara
histologis), atau telah terjadi metastasis keluar panggul atau
ke tempat-tempat yang jauh
IVA Infasi mukosa buli-buli dan/atau rektum T4a
IVB Metastasis jauh T4b

D. Patofisiologi
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area mulut rahim. Serviks
merupakan bagian terbawah dan ujung dari rahim atau uterus. Serviks
menghubungkan antara uterus dan liang vagina. Serviks memiliki dua bagian yaitu
ektoserviks yang merupakan bagian luar serviks dan endoserviks yang merupakan
bagian dalam serviks.
Ektoserviks ditempati oleh sel skuamousa yang pipih dan tipis. Sedangkan
bagian endoserviks yang merupakan bagian dalam serviks, ditempati oleh sel
kolumnar. Area tempat dimana ektoserviks bertemu dengan endoserviks dinamakan
area transformasi (T-zone). Area transformasi ini merupakan tempat pertama kali
terjadinya perkembangan sel abnormal atau lesi pra kanker di serviks. Kanker serviks
memiliki dua tipe histopatologi yaitu karsinoma sel skuamosa (squamous cell
carcinoma) dan adenokarsinoma (adenocarcinoma). Jenis kanker serviks yang

8
terbanyak adalah tipe karsinoma sel skuamosa (squamous cell carcinoma) yaitu
sekitar 80-90% dari semua kasus kanker serviks.
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human Papiloma Virus (HPV)
tipe tertentu yang ditularkan melalui hubungan seksual. Dua tipe virus HPV yaitu tipe
16 dan 18 merupakan tipe terbanyak yang menyebabkan lesi pra kanker dan kanker
serviks. Virus HPV 16/18 menyebabkan 70% kasus kanker serviks di dunia dengan
rincian 41% - 67% menyebabkan lesi kanker high-grade dan 16 – 32% menyebabkan
lesi kanker low-grade. Selain virus HPV tipe 16/18, tipe virus HPV lain yang
menyebabkan kanker serviks di dunia diantaranya virus HPV 31, 33, 35, 45, 52 dan
58. Keenam tipe virus HPV ini menjadi penyebab 20% kasus kanker serviks di dunia.
Infeksi virus HPV dapat terjadi pada sebagian besar wanita yang aktif secara
seksual. Tetapi biasanya sekitar 90% infeksi virus HPV dapat hilang dengan
sendirinya dalam beberapa bulan sampai 2 tahun. Rata-rata sekitar 5% infeksi virus
HPV yang persisten dapat berkembang menjadi lesi pra kanker yang ditandai dengan
perubahan histopatologi yaitu lesi CIN (cervical intraepithelial neoplasia) derajat 2
dan 3 dalam waktu 3 tahun setelah infeksi. Hanya 20% dari lesi CIN 3 yang
berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 5 tahun dan hanya 40% dari lesi
CIN 3 yang berkembang menjadi kanker serviks dalam waktu 30 tahun.

E. Manifestasi Klinis
Gejala kanker serviks stadium awal memang sulit dikenali. Hal ini karena
kanker serviks stadium awal sering kali tidak menimbulkan keluhan atau gejala apa
pun. Bila muncul, gejalanya pun tidak khas dan bisa menyerupai gejala penyakit lain.
Gejala kanker serviks biasanya baru terlihat ketika penyakit kanker serviks
sudah memasuki stadium lanjut, di mana sel kanker sudah menyebar ke jaringan
sekitarnya.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala yang bisa dicurigai sebagai gejala awal
dari kanker serviks, yaitu:
- Perdarahan dari vagina di luar periode menstruasi, setelah berhubungan seks,
setelah pemeriksaan panggul, atau setelah menopause
- Keputihan yang encer, berwarna kecokelatan, bercampur darah, dan berbau
busuk
- Nyeri panggul atau punggung yang tidak mereda
- Sakit ketika buang air kecil atau berhubungan seksual

9
- Terdapat darah pada urine

10
F. Pathway (Price & Wilson, 2012; Smeltzer, 2015; Ariani, 2015)

MK : Nyeri Penekanan pada sel Kanker Serviks


saraf

Penatalaksanaan

Pembedahan Radiasi Kemoterapi

Sistem Pencernaan Sistem Hematologi Imun Sistem Intergumen Sistem Reproduksi

Penaikan Asam Kejang Otot Penurunan HB Ggn. sum-sum Penaikan dan Rusaknya folikel Terjadinya kekeringan
Lambung Perut tulang penurunan leukosit rambut cairan vagina

Mual Muntah Nyeri di perut Anemia Penurunan Penurunan Kerontokan Rambut MK : Perubahan
Trombosit kekebalan tubuh Disfungsi fungsi
Seksual tubuh
Anoreksia Diare Lemas dan Terganggu
Mudah terkena MK : Gangguan Citra
mudah lelah proses
infeksi Tubuh MK :
penggumpalan
Ansietas
MK : Dehidrasi darah
MK : Hambatan
Keseimbangan Berat MK : Risiko Infeksi
Mobilitas Fisik
Nutrisi Kurang Perdarahan,
dari Kebutuhan ruam, dan
MK : bercak pada
Kekurangan Infeksi
kulit
Volume
Cairan Penaikan suhu MK : Hipertermi
MK : Risiko
Perdarahan tubuh
11
G. Pemeriksaan Diagnostik
Perkembangan kanker serviks terjadi melalui tahapan CIN-1, CIN-2, CIN-3,
karsinoma in situ, hingga lesi invasif. Upaya deteksi dan diagnosis dilakukan melalui
pemeriksaan Pap Smear dan histopatologi. Diagnosa kanker serviks dapat dilakukan
melalui USG, CT Scan, MRI, dan deteksi dini IV A/Pap Smear.
1) Ultrasonografi (USG)
USG umumnya bermanfaat untuk skrining awal diagnostik. Pada stadium dini,
deteksi USG mungkin sulit, bahkan dengan USG transvaginal. Sementara pada
stadium yang lebih lanjut, dapat ditemukan gambaran. Akurasi USG transvaginal
memiliki sensitivitas 78,2% dan spesifisitas 89%.
2) CT Scan
CT Scan lebih superior dari USG dan MRI dalam evaluasi adanya metastatis jauh.
Dapat digunakan untuk mencari invasi ke organ yang berdekatan, keterlibatan
KGB, atau metastatis jauh (sensitivitas 63-88%, spesifisitas 93%).
3) MRI
MRI paling baik dalam detail jaringan lunak, sehingga sangat bermanfaat
untuk evaluasi keterlibatan parametrium, KGB, rektum, dan kandung kemih. MRI
merupakan modalitas radiodiagnostik yang paling baik untuk staging kanker
serviks (sensitivitas 92%, spesifisitas 100%) tetapi tidak dapat membedakan
storma normal dari lesi kanker yang kecil (0,5-1 cm), sehingga lesi yang tampak
pada MRI berarti merupakan stadium IB atau lebih. MRI memberi kontras
umumnya tidak memberikan tambahan informasi, tapi dapat membantu dalam
mendeteksi keterlibatan organ sekitar atau invasi ke dinding pelvis.
4) IV A/Pap Snear
IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan pemeriksaan leher
rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher
rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wjaya
Delia, 2010). Pada pemeriksaan IVA dilakukan denganmelihat serviks yang telah
diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam
asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara
langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu
sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Pap Smear adalah pemeriksaan usapan mulut rahim untuk melihat sel-sel
mulut rahim (serviks) di bawah mikroskop. Sampel sel-sel diambil dari luar

12
serviks dan dari liang serviks dengan melakukan usapan dengan spatula yang
terbuat dari bahan kayu atau plastik. Setelah usapan dilakukan, sebuah cytobrush
(sikat kecil berbulu halus, untuk mengambil sel-sel serviks) dimasukkan untuk
melakukan usapan dalam kanal serviks. Setelah itu, sel-sel diletakkan dalam
object glass (kaca objek) dan diletakkan dalam tempat berisi alkohol 70%,
kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

H. Penatalaksanaan

Stadium Terapi Standar


Stadium IA1 Histerektomi simpel
Stadium IA2 Histerektomi simpel atau radikal dan
limfadenektomi pelvis bilateral
Stadium IB1 Histerektomi simpel atau radikal dan
limfadenektomi pelvis bilateral atau radioterapi
Stadium IB2 Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan
limfadenektomi pelvis bilateral dengan atau tanpa
adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIA1 atau 2 Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan
limfadenektomi pelvis bilateral dengan atau tanpa
adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIB1 atau 2 Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan
limfadenektomi pelvis bilateral dengan atau tanpa
adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIIA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IIIB Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVB Radioterapi atau kemoterapi paliatif

I. Komplikasi
1) Fistula
Fistula termasuk komplikasi yang jarang terjadi, hanya sekitar satu dari 50
kasus kanker serviks stadium lanjut. Fistula adalah terbentuknya sambungan atau
saluran abnormal antara dua bagian dari tubuh. Pada kasus kanker serviks, fistula

13
bisa terbentuk antara kandung kemih dan vagina. Ini bisa mengakibatkan
pengeluaran cairan kencing tanpa henti dari vagina. Terkadang, fistula bisa
terjadi antara vagina dan rektum.
2) Gagal ginjal
Pada beberapa kasus kanker serviks stadium lanjut, kanker bisa menekan
ureter. Ini menyebabkan terhalangnya aliran urine untuk keluar dari ginjal.
Terkumpulnya urine di ginjal dikenal dengan istilah hidronefrosis. Kondisi ini
bisa menyebabkan ginjal membengkak dan meregang. Hidronefrosis parah bisa
merusak ginjal sehingga kehilangan seluruh fungsinya.
3) Penggumpalan darah
Kanker serviks dapat membuat darah menjadi lebih lengket atau kental dan
cenderung membentuk gumpalan. Risiko penggumpalan darah meningkat setelah
menjalani kemoterapi dan istirahat pascaoperasi. Munculnya tumor yang besar
dapat menekan pembuluh darah pada panggul. Hal inilah yang memperlambat
aliran darah balik dan akhirnya mengakibatkan penggumpalan.
4) Pendarahan berlebih
Pendarahan berlebih bisa terjadi jika kanker menyebar hingga ke vagina, usus,
atau kandung kemih. Pendarahan bisa muncul di rektum atau di vagina. Bisa
juga terjadi pendarahan saat buang air kecil. Pendarahan kecil bisa ditangani
dengan obat bernama asam traneksamat. Obat ini dapat membantu darah untuk
menggumpal sehingga dapat menghentikan pendarahan yang terjadi.
Radioterapi juga efektif dalam menghentikan pendarahan karena kanker.
5) Kematian
Infeksi virus yang merangsang perbahan perilaku sel epitel serviks. Kanker
serviks dengan stadium lanjut yaitu kanker yang sudah menyebar jauh dari luar
serviks prognosisnya sangat tidak baik dan jarang dapat bertahan hidup sampai
setahun semenjak diagnosis.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area serviks atau leher
rahim, yaitu area bawah pada rahim yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker
leher rahim atau kanker serviks (cervical cancer) merupakan kanker yang terjadi pada
serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama
(vagina).
Kanker serviks disebabkan oleh infeksi virus Human Papiloma Virus (HPV)
tipe tertentu yang ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi virus HPV dapat
terjadi pada sebagian besar wanita yang aktif secara seksual.
Asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks harus dilaksanakan
secara maksimal agar tujuan dari tindakan keperawatan dapat tercapai dengan baik.
Peran perawat sangat penting dalam pemberian asuhan keperawatan klien dengan
kanker serviks agar pengobatan yang dilakukan dapat dilakukan secara optimal.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang kanker serviks
semakin meningkat dan dapat meminimalisir risiko terkena kanker serviks dengan
menjalankan pola hidup yang sehat. Makalah ini juga diharapkan dapat memotivasi
dalam melakukan pencegahan dan juga deteksi dini agar mengurangi risiko kematian
akibat adanya kanker serviks.

15
DAFTAR PUSTAKA

Padila. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika

Brunner, and S. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta :EGC

Supriyanto, W. 2014. Kanker : Deteksi Dini, Pengobatan & Penyembuhannya.


Yogyakarta:Parama Ilmu

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

16

Anda mungkin juga menyukai