Anda di halaman 1dari 22

PERSIAPAN PADA SKREENING DAN PEMERIKSAAN KANKER PADA

KESEHATAN REPRODEKSI (Ca. Cerviks. Ca ovarium)

Disusun Oleh :

SRI INDAH PERTIWI 2014201001

SUCI MARTALIZA 2014201002

ANNISA 2014201003

FITRIYA QALBI 2014201004

LUSIA OLIVIA 2014201005

ALFIONIKA 2014201007

AGUSTI SHINTIA 201420108

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah
serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “persiapan pada screening dan pemerikasaan kanker pada kesehatan reproduksi
Ca. Crviks” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Onkologi.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak kami harapkan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................

1. Latar belakang ........................................................................................................


2. Rumusan masalah ..................................................................................................
3. Tujuan penelitian ...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................

1. Definisi kanker serviks ...........................................................................................


2. Gejala klinis ............................................................................................................
3. Penyebab terjadinya kanker serviks........................................................................
4. Faktor risiko kanker serviks....................................................................................
5. Skrining kanker serviks dengan metode IVA ........................................................
6. Definisi kanker ovarium ........................................................................................
7. Penyebab kanker ovarium.......................................................................................
8. Gejala kanker ovarium ...........................................................................................
9. Diagnosis kanker ovarium ......................................................................................
10. Pengobatan kanker ovarium....................................................................................
11. Cara mencegah kanker ovarium..............................................................................
12. Skrining kanker ovarium.........................................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................................

1. Kesimpulan .............................................................................................................
2. Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari semakin meningkat,

karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat.Dari tiga

penyebab utama kematian (WHO, 1990).Penyakit jantung koroner, diare, dan stroke, dua

diantaranya adalah penyakit tidak menular.Selama ini epidemiologi kebanyakan

berkecimpung dalam menangani masalah penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa

bahwa epidemiologi hanya menangani masalah penyakit menular.Hal ini tidak dapat

disangkal dari sejarah perkembangannya dimana perkembangan epidemiologi berlatar

belakang penyakit menular.Perkembangan sosio-ekonomi dan kultural bangsa dan dunia

kemudian menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak

menular, karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.

Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat

penyakit kanker di negara berkembang.Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila

program screening sitology dan pelayanan kesehatan diperbaiki.Diperkirakan setiap

tahun dijumpai 500,000 penderita baru diseluruh dunia dan umumnya terjadi di negara

berkembang.(Aziz et al., 2006).

Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel

epitel serviks.Insidensi dan mortalitas kanker serviks didunia menempati urutan kedua

setelah kanker payudara. Sementara di Negara berkembang masih menempati urutan

pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia produktif. Hampir

80% kasus berada di Negara berkembang.(Aziz et al., 2006).


Di Indonesia penyakit kanker menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab

kematian, 64% penderitanya adalah perempuan yaitu menderita kanker leher Rahim dan

kanker payudara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi kanker di

Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Setiap tahun ditemukan kurang lebih 500.000

kasus baru kanker serviks dan tiga perempatnya terjadi di Negara berkembang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gejala klinis dari kanker serviks ?

2. Apa penyebab terjadinya kanker serviks ?

3. Apa faktor risiko kanker serviks ?

4. Bagaimana pencegahan kanker serviks ?

5. Skrining kanker serviks ?

C. Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis dari kanker serviks

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui penyebab terjadinya kanker serviks

3. Agar mahasiswa dapat mengetahui faktor risiko kanker serviks

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan kanker serviks

5. Agar mahasiswa tau skrining kanker seviks


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Gejala Klinis Kanker Serviks

a. Definisi

Kanker leher Rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks

merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Pavilloma

Virus Onkogenik.Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang paling

banyak terjadi pada kaum wanita. Kanker serviks mempunyai frekuensi relative

tinggi 25,6% di Indonesia. Biasanya tanpa gejala pada stadium dini, tetapi jika

ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim dapat disembuhkan dengan baik.

b. Gejala Klinis

Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan

suatu tanda- tanda kanker. Papsmear test (Pemeriksaan Papsmear) yang teratur

sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel

kanker. Perubahan sel-sel selanjutnya dapat menyebabkan pendarahan setelah

aktivitas seksual atau diantara masa menstruasi.

Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) bukanlah suatu

hal yang normal.Pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan, meskipun baru

saja melakukan papsmear test.Bagi sebagian orang, pada tahap awal penyakit

kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Gejala fisik

serangan penyakit kanker serviks pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita

kanker stadium lanjut,


yaitu munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim (Contact

Bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, pendarahan diluar siklus

menstruasi, serta penurunan berat badan secara drastis.

Apabila kanker serviks sudah mmenyebar ke panggul, penderita akan

penderita nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Dan, berikut ini adalah gambaran atau gejala klinis kanker serviks dalam

pembahasan yang lebih detail:

a) Pendarahan rahim yang abnormal

b) Siklus menstruasi yang abnormal

c) Pendarahan diantara dua siklus menstruasi (pada wanita yang mengalami

menstruasi)

d) Pendarahan vagina atau spotting pada wanita setelah masa menopause

e) Pendarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia

diatas 40 tahun

f) Nyeri perut bagian bawah atau keram panggul

g) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca-menopouse)

h) Nyeri atau sulit untuk berkemih

i) Nyeri saat berhubungan seksual

j) Kotoran vagina yang meningkat

k) Nyeri pada pelvis


c. Penyebab terjadinya kanker serviks

Kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV

(Human Papiloma Virus). Infeksi HVP umumnya terjadi setelah wanita

melakukan hubungan. Hampir separuh wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi

HVP dengan 80% dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun.

d. Faktor risiko kanker serviks

Faktor risiko adalah faktor atau kondisi yang bisa memicu terjadinya kanker

serviks. Faktor risiko kanker serviks meliputi:

a) Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia dini

b) Riwayat terpapar infeksi menular seksual IMS

c) Berganti-ganti pasangan seksual

d) Paritas yang tinggi

e) Kontrasepsi oral

f) Merokok

g) Ekonomi

e. Pencegahan kanker serviks

Upaya pencegahan yang meluruh, mulai dari upaya pendidikan kesehatan

masyarakat sampai upaya rehabilitas, perlu diberikan sesuai porsi masing-masing

dalam mengatasi kanker.

Upaya pencegahan kanker adalah sebagai berikut :

1. Pencegahan tingkat pertama (primer)

a. promosi kesehatan masyarakat, misalnya :

- kampanye kesadaran masyarakat


- program pendidikan kesehatan masyarakat

- promosi kesehatan

b. pencegahan khusus

- intervensi sumber keterpaparan

- kemopreventif

2. Pencegahan tingkat ke dua (sekunder)

a. diagnosis dini, misalnya screening

b. pengobatan, kemoterapi dan bedah

3. Pencegahan tingkat ke tiga (tersier)

- Rehabilitas, perawatan rumah

Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks :

1. Mencegah terjadinya infeksi HPV

2. Melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur.


B. Skrining kanker serviks dengan metode IVA

Skrining adalah upaya pemeriksaan atau tes yang sederhana dan mudah yang

dilaksanakan pada populasi masyarakat sehat dengan tujuan untuk membedakan

masyarakat yang sakit atau berisiko terkena penyakit diantara masyarakat yang sehat.

Skrining kanker serviks dapat dilakukan melalui metode IVA.Penggunaan IVA

sebagai metode skrining untuk kanker leher rahim dengan pertimbangan bahwa teknik ini

mudah, praktis, dan mampu dilaksanakan oleh bidan dan dokter umum di setiap tempat

pemeriksaan kesehatan ibu.Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan sederhana, biaya yang

diperlukan murah, interpretasi hasil cepat dan mudah, serta tidak menimbulkan traumatis.

a. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

a) Pengertian pemeriksaan IVA

Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) yaitu suatu metode

pemeriksaan dengan melihat secara langsung leher rahim yang telah

diolesi asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak normal akan berubah menjadi

putih dengan batas yang tegas, dan mengindikasikan bahwaserviks

mungkin memiliki lesi prakanker. Jika tidak ada perubahawarna, maka

dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.

b) Tujuan

Tujuan dilakukannya pemeriksaan IVA adalah untuk mengurangi

morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap

kasus-kasus yang ditemukan, serta untuk mengetahui kelainan kelainan

yang terjadi pada leher rahim.


c) Keuntungan

Adapun keuntungan pemeriksaan IVA sebagai berikut :

a) Mudah dan praktis

b) Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan

c) Alat-alat yang dibutuhkan sederhana

d) Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

e) Kinerja tes sama dengan tes lain

f) Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan

mengenai penatalaksanaannya.

d) Indikasi dan kontra indikasi

Indikasi pemeriksaan IVA adalah seluruh pasangan usia subur

yang ingin melakukan skrining kanker serviks. Pemeriksaan IVA tidak

direkomendasikan pada wanita pasca menopouse karena daerah zona

transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan

pemeriksaan inspekulo.

e) Sasaran program

Melihat dari perjalanan penyakit kanker leher Rahim, kelompok

sasaran skiring kanker leher rahim adalah:

a) Perempuan berusia 30-50 tahun

b) Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan dischange

(keluar cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri pada

abdomen bawah (bahkan jika di luar kelompok usia tersebut).


c) Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang

rutin, perempuan yang sedang hamil dapat menjalani skrining

dengan aman, tetapi tidak boleh menjalani pengobatan dengan

krioterapi) oleh karena itu IVA belum dapat dimasukkar.

pelayanan rutin pada klinik antenatal.

d) Perempuan yang mendatangi puskesmas, klinik IMS dan klinik KB

dianjurkan untuk skrining kanker leher rahin.

f) Frekuensi skrining

Seorang perempuan yang mendapat hasil tes IVA-negatif, harus

menjalani skrining 3-5 tahun sekali.Mereka yang mempunyai hasil tes

IVA-positif dan mendapatkan pengobatan, harus menjalani tes IVA

berikutnya enam bulan kemudian.

g) Tempat dan pemberi pelayanan

Pemeriksaan IVA dapat dilakukan di fasilitas kesehatan seperti

Puskesmas dan jaringannya, klinik dan dokter praktek mandiri.Petugas

kesehatan yang memberikan pelayanan yaitu bidan terlatih, dokter umum

terlatih dan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.

h) Persiapan

Sebelum pasien melaksanakan pemeriksaan IVA sebaiknya:

a) Tidak melakukan hubungan seksual minimal 24 jam sebelum

pemeriksaan.

b) Dilakukan saat pasien tidak menstruasi


c) asien menceritakan riwayat kesehatan, kegiatan seksual, pola

menstruasi dan penggunaan kontrasepsi secara jujur kepada

petugas kesehatan.

i) Tahapan pemeriksaan IVA

a) Penilaian awal

Penilaian klien didahului dengan menanyakan riwayat singkat

tentang kesehatan reproduksi dan harus di tulis di status, termasuk

komponen beriku :

- Paritas

- Usia pertamakali berhubungan seksual atau usia pertama kali menikah

- Pemakaian alat KB

- Jumlah pasangan seksual atau sudah berapa kali menikah

- Riwayat IMS atau HIV

- Merokok

- Hsil Pap smear sebelumnya yang abnormal

- Ibu atau saudara kandung yang menderita kanker serviks

- Penggunaan steroid atau obat-obatan alergi lama (kronis)

b) Persiapan alat dan bahan

- Speculum

- Lampu

- Larutan asam aseta 3-5%

- Kapas lidi

- Sarung tangan
- Larutan klorin untuk dokumentasi peralatan

c) Metode pemeriksaan

- Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent

klien

- Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan

menggunakan kain yang sudah disediakan

- Klien diposisikan dalam posisi litotomi

- Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain

- Gunakan sarung tangan

- Bersihkan genitalia eksterna dengan air DTT

- Masukkan spekulum dan tampakkan serviks hingga jelas terlihat

- Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapaslidi bersih

- Periksa seviks

- Keluarkan speculum

- Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya

- Jelaskan kepada klien hasil pemeriksaan .


C.DEFINISI

1.Apa itu Kanker Ovarium?

Kanker ovarium adalah kondisi medis berupa tumbuhnya sel tak normal dan ganas pada

ovarium atau indung telur.Di mana ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang

berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan hormon progesteron.Di Indonesia

sendiri kasusnya cukup banyak terjadi, bahkan di Bali juga terdapat kasus tumor ovarium pada

usia anak-anak. Hal ini diakibatkan karena wanita Indonesia masih sangat tinggi angka pengidap

tumor ovarium sehingga apabila wanita tersebut melahirkan anak perempuan maka akan

memiliki resiko yang tinggi. Angka kejadian dari tumor ovarium pada anak-anak dapat

dikatakan jarang, namun tidak menutup kemungkinan tumor ovarium pada usia anak-anak

dapat berbahaya dan memakan korban jiwa, hal ini dapat terjadi apabila tumor ovarium pada

anak-anak tidak ditangani dengan cepat dan sedini mungkin.

Usia anak-anak dapat terkena tumor ovarium karena keturunan dari keluarganya atau memang

ada kelainan dalam ovariumnya sejak lahir atau bisa juga karena faktor gaya hidupnya ataupun

orangtuanya. Sebenarnya penyebab mengapa tumor ovarium dapat menyerang usia anak-anak tidaklah

jelas. Tetapi tumor ovarium pada anak-anak biasanya ditemukan tidak ganas. Tipe tumor pada anak-

anak yang paling sering ditemukan adalah germ cells sedangkan tipe lainnya memiliki prevalensi yang

lebih jarang . Tumor ovarium pada anak-anak apabila mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat

akan memiliki prognosis yang lebih baik.

Berdasarkan letak pertumbuhan sel kankernya, kanker ovarium dikelompokkan menjadi

beberapa tipe, yaitu:

 Kanker ovarium epitel: merupakan jenis kanker ovarium yang paling sering terjadi.

Sesuai dengan namanya, sel kanker ovarium epitel berkembang pada jaringan
epitel, yaitu lapisan tipis yang melapisi bagian luar ovarium. Kanker ovarium epitel

terbagi menjadi dua jenis, yaitu karsinoma serosa dan karsinoma musin.

 Tumor sel germinal: jenis kanker ini berasal dari sel yang memproduksi sel telur

(ovum). Jenis ini lebih sering terjadi pada wanita di usia muda.

 Stroma: jenis kanker ovarium ini terjadi pada sel yang berfungsi memproduksi

hormon reproduksi, seperti estrogen dan progesteron. Apabila dibandingkan dengan

jenis lainnya, stroma termasuk ke dalam jenis kanker ovarium yang jarang terjadi.

Namun, stroma biasanya terdiagnosis di stadium awal.

2.Penyebab Kanker Ovarium

Penyebab kanker ovarium hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Kendati

demikian, terdapat sejumlah faktor risiko kanker ovarium yang perlu diwaspadai, yaitu:

 Kebiasaan merokok.

 Lanjut usia.

 Terapi hormon pasca-menopause.

 Memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara.

 Mengidap obesitas, endometriosis, atau sindrom Lynch.

 Menstruasi pertama terjadi pada usia muda, yaitu di bawah 12 tahun.

 Belum pernah hamil.

Di samping itu, meski jarang terjadi, kanker ovarium juga bisa muncul karena

berkembangnya kista ovarium yang tidak ditangani dengan tepat.


3.Gejala Kanker Ovarium

Kanker ovarium umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu pada stadium awal. Penyakit ini

sering kali baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau telah menyebar ke bagian

tubuh lain.Hasil tersebut memiliki kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaopotong dkk di

Rumah Sakit Siriraj, dimana manifestasi klinis yang paling banyak dialami oleh penderita tumor ovarium

pada anak yaitu perut membesar, selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Hongqian Liu dkk di

Rumah Sakit kedua Cina Barat (Sichuan, China) menyatakan bahwa gejala tersering pada penderita tumor

ovarium anak adalah perut membesar yang diikuti dengan nyeri perut.Beberapa gejala kanker ovarium

yang muncul bila telah memasuki stadium lanjut di antaranya:

 Perut membesar.

 Nyeri perut.

 Penurunan berat badan tanpa alasan jelas.

 Mual.

 Nyeri saat berhubungan seksual.

 Perut terasa kembung.

 Meningkatnya frekuensi buang air kecil.

4.Diagnosis Kanker Ovarium

Diagnosis kanker ovarium biasanya akan diawali dengan wawancara medis serta

pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan keluhan serta memeriksa kondisi fisik pasien

untuk mendeteksi gejala-gejala yang dapat terlihat secara kasat mata. Kemudian, dokter akan

melanjutkan pemeriksaan penunjang yang meliputi:


 Pemeriksaan panggul, yaitu prosedur medis dengan memasukkan jari ke dalam vagina untuk

meraba organ panggul.

 Tes pencitraan untuk mendapatkan gambaran struktur serta kondisi ovarium di dalam tubuh

pasien. Beberapa tes pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis kanker ovarium adalah

pemeriksaan MRI, USG, dan CT scan.

 Tes darah untuk melihat kadar protein CA-125. Kadar protein CA-125 yang tinggi di dalam

darah bisa menjadi tanda keberadaan kanker di dalam tubuh.

5.Pengobatan Kanker Ovarium

Pengobatan kanker ovarium akan disesuaikan dengan tingkat keparahan serta kondisi

pasien. Sejumlah tindakan medis yang dilakukan untuk mengobati kanker ovarium adalah

sebagai berikut:

1. Tindakan Operasi

Salah satu tindakan medis untuk menangani kanker ovarium adalah operasi.Operasi ini

bertujuan untuk mengangkat salah satu atau kedua ovarium yang terdapat sel kanker.Bila sel

kanker telah menyebar ke rahim, prosedur histerektomi (pengangkatan rahim) juga dapat

dilakukan.

2. Perawatan Kemoterapi

Tindakan medis berikutnya yang dilakukan untuk menangani kanker ovarium adalah

perawatan kemoterapi. Melalui tindakan ini, dokter akan memasukkan obat-obatan

pembunuh sel kanker tertentu ke dalam tubuh pasien melalui intravena atau oral.

3. Perawatan Radioterapi

Perawatan radioterapi merupakan prosedur medis yang menggunakan sinar X dan proton

untuk membunuh sel kanker pada ovarium.Perawatan ini biasanya dilakukan setelah pasien
kanker ovarium stadium awal melakukan tindakan operasi guna membersihkan sel kanker

yang tersisa.

6.Cara Mencegah Kanker Ovarium

Pencegahan kanker ovarium utamanya dilakukan dengan mengurangi faktor risikonya.

Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium

adalah sebagai berikut:

 Menggunakan pil KB sesuai anjuran dokter.

 Menjaga berat badan ideal, seperti mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang

dan rutin berolahraga.

 Memeriksakan kesehatan organ reproduksi ke dokter secara rutin.

 Berdiskusi dengan dokter terkait terapi hormon yang akan dilakukan pasca-menopause.

 Mengobati gangguan endometrium atau kista ovarium dengan tepat.

7.Skrining kanker ovarium

Skrining yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Dasar biologis untuk skrining adalah kelangsungan hidup dari penderita kanker ovarium

berhubungan dengan stadium saat diagnosis. penanda tumor CA 125 salah satu tes

skrining noninvasif, mudah dilakukan, pilihan potensial pada pembawa mutasi gen

BRCA1 atau BRCA 2

2) Melakukan cek berkala seperti pemeriksaan panggul rutin setahun sekali. Pemeriksaan

lanjutan dilakukan bila dokter menduga seseorang menderita kanker ovarium,

pemeriksaan tersebut antara lain:


3) USG abdomen, CT Scan atau MRI (jika diperlukan)

4) Tes darah dengan cek CA 125 (marker kanker ovarium)

5) Biopsi (sampel jaringan ovarium di periksa untuk mengetahui ada keganasan atau tidak)

6) Protein human epididymis 4(HE4) memiliki sensitivitas yang sama dengan CA 125

tetapi pemeriksaan HE4 digunakan untuk monitoring kekambuhan atau pregresivitas

kanker ovarium
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Kanker leher Rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks merupakan suatu

penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Pavilloma Virus Onkogenik.Kanker serviks

adalah salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Kanker serviks

mempunyai frekuensi relative tinggi di Indonesia.sedangkan kanker ovarium merupakan kanker

ginekologi paling mematikan dengan tingkat keberlangsungan hidup lima tahun paling rendah

dibandingkan dengan kanker ginekologi lainnyadidunia karena diagnose dini yang sulit

dilakukan,kanker ovarium merupakan kanker ganas ginekologi ketiga terabanyak diseluruh

dunia.

Pemerintah menitik beratkan kebijakan pengendalian kanker pada upaya promotif-

preventif yaitu peningkatan perilaku hidup sehat yang dipromosikan sebagai Perilaku Hidup

Bersih dan Schat (PHBS) seperti tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, banyak

mengkonsumsi sayur-buah serta melakukan aktivitas fisik dengan benar dan teratur.

SARAN

Kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna membangun penulisan

makalah berikutnya.Dan kami sangat berharap bahwa makalah yang telah kami buat dengan

semaksimal mungkin ini dapat bermanfaat bagi pembaca, pendengar, maupun kami sendiri.Serta

menambah wawasan dan pengetahuan kita semua tentang penyakit kanker serviks tersebut, dan

membuat kita semua senantiasa menjaga kesehatan diri sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

1. Adi D. Tilong. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks (Jogjakarta: Flash Bokks, 2012).

2. Emilia, O, dkk. Bebas Ancaman Kanker Serviks (Yogyakarta: Media Pressindo):

(https://www.academia.edu/15703724/Ruang Lingkup Kanker Serviks). 4. Nurwijaya, Dra. Hartati dkk,

Cegah dan Deteksi Kanker Serviks (Jakarta: PT. Media Elex Komputindo, 2010):

(https://www.academia.edu/15703724/Ruang Lingkup Kanker Serviks).

3. http://www.depkes.go.id/download/pusdatin/infodatin/infodatinkanker.pdf. (https://w

ww.academia.edu/15703724/Ruang Lingkup_Kanker Serviks).

4. Bambang D. 2009. "Kebijakan Pengendalian Penyakit Kanker (Serviks) di Indonesia" Indonesian Journal

of Cancer Vol. III, No. 3, h. 109-116 dari FKM UL, (https://www.academia.edu/15703724/Ruang

Lingkup Kanker Serviks

5. Budiana, N. G. Peran Klinis Ca-125 Pada Kanker Ovarium.Unud. 2014.

6. Dhitayoni, I. A., Budiana, I. N. G. Profil Pasien Kanker Ovarium Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah

Denpasar – Bali Periode Juli 2013 – Juni 2014. E-Jurnal Medika. 2017. vol 6(no 3), p.1. Available at:

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum [Accessed 14 Apr. 2018].

7. Nurlailiyani. Hubungan Antara Usia Pasien Dengan Derajat Keganasan Tumor Ovarium Primer di RSUD

dr. Moewardi Tahun 2011-2012. 2013. [online] digilib.uns.ac.id. Available at:

https://digilib.uns.ac.id/...=/Hubungan-Antara-UsiaPasien-Dengan-... [Accessed 11 Apr. 2018].

8. Rambe, I. R., Asri, A., Adrial. Profil Tumor Ganas Ovarium di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Universitas Andalas Periode Januari 2011 Sampai Desember 2012. Jurnal Kesehatan

Andalas. 2014. 3(1).55-57.

Anda mungkin juga menyukai