Disusun Oleh :
ANNISA 2014201003
ALFIONIKA 2014201007
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan hidayah
serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “persiapan pada screening dan pemerikasaan kanker pada kesehatan reproduksi
Ca. Crviks” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Onkologi.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak kami harapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
1. Kesimpulan .............................................................................................................
2. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari semakin meningkat,
penyebab utama kematian (WHO, 1990).Penyakit jantung koroner, diare, dan stroke, dua
bahwa epidemiologi hanya menangani masalah penyakit menular.Hal ini tidak dapat
Hingga saat ini kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak akibat
tahun dijumpai 500,000 penderita baru diseluruh dunia dan umumnya terjadi di negara
Penyakit ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel
epitel serviks.Insidensi dan mortalitas kanker serviks didunia menempati urutan kedua
pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada wanita usia produktif. Hampir
kematian, 64% penderitanya adalah perempuan yaitu menderita kanker leher Rahim dan
kanker payudara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi kanker di
Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Setiap tahun ditemukan kurang lebih 500.000
kasus baru kanker serviks dan tiga perempatnya terjadi di Negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
a. Definisi
Kanker leher Rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Pavilloma
Virus Onkogenik.Kanker serviks adalah salah satu penyakit kanker yang paling
banyak terjadi pada kaum wanita. Kanker serviks mempunyai frekuensi relative
tinggi 25,6% di Indonesia. Biasanya tanpa gejala pada stadium dini, tetapi jika
ditemukan pada stadium dini, kanker leher rahim dapat disembuhkan dengan baik.
b. Gejala Klinis
Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan
suatu tanda- tanda kanker. Papsmear test (Pemeriksaan Papsmear) yang teratur
sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel
hal yang normal.Pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan, meskipun baru
saja melakukan papsmear test.Bagi sebagian orang, pada tahap awal penyakit
kanker serviks tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Gejala fisik
serangan penyakit kanker serviks pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita
Bleeding), keputihan yang berlebihan dan tidak normal, pendarahan diluar siklus
Dan, berikut ini adalah gambaran atau gejala klinis kanker serviks dalam
menstruasi)
e) Pendarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun
g) Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca-menopouse)
Kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV
melakukan hubungan. Hampir separuh wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi
HVP dengan 80% dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun.
Faktor risiko adalah faktor atau kondisi yang bisa memicu terjadinya kanker
e) Kontrasepsi oral
f) Merokok
g) Ekonomi
- promosi kesehatan
b. pencegahan khusus
- kemopreventif
Skrining adalah upaya pemeriksaan atau tes yang sederhana dan mudah yang
masyarakat yang sakit atau berisiko terkena penyakit diantara masyarakat yang sehat.
sebagai metode skrining untuk kanker leher rahim dengan pertimbangan bahwa teknik ini
mudah, praktis, dan mampu dilaksanakan oleh bidan dan dokter umum di setiap tempat
pemeriksaan kesehatan ibu.Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan sederhana, biaya yang
diperlukan murah, interpretasi hasil cepat dan mudah, serta tidak menimbulkan traumatis.
diolesi asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak normal akan berubah menjadi
b) Tujuan
mengenai penatalaksanaannya.
pemeriksaan inspekulo.
e) Sasaran program
f) Frekuensi skrining
h) Persiapan
pemeriksaan.
petugas kesehatan.
a) Penilaian awal
komponen beriku :
- Paritas
- Pemakaian alat KB
- Merokok
- Speculum
- Lampu
- Kapas lidi
- Sarung tangan
- Larutan klorin untuk dokumentasi peralatan
c) Metode pemeriksaan
klien
- Klien diminta untuk menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan
- Bersihkan serviks dari cairan, darah, dan sekret dengan kapaslidi bersih
- Periksa seviks
- Keluarkan speculum
Kanker ovarium adalah kondisi medis berupa tumbuhnya sel tak normal dan ganas pada
ovarium atau indung telur.Di mana ovarium merupakan organ reproduksi wanita yang
berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen, dan hormon progesteron.Di Indonesia
sendiri kasusnya cukup banyak terjadi, bahkan di Bali juga terdapat kasus tumor ovarium pada
usia anak-anak. Hal ini diakibatkan karena wanita Indonesia masih sangat tinggi angka pengidap
tumor ovarium sehingga apabila wanita tersebut melahirkan anak perempuan maka akan
memiliki resiko yang tinggi. Angka kejadian dari tumor ovarium pada anak-anak dapat
dikatakan jarang, namun tidak menutup kemungkinan tumor ovarium pada usia anak-anak
dapat berbahaya dan memakan korban jiwa, hal ini dapat terjadi apabila tumor ovarium pada
Usia anak-anak dapat terkena tumor ovarium karena keturunan dari keluarganya atau memang
ada kelainan dalam ovariumnya sejak lahir atau bisa juga karena faktor gaya hidupnya ataupun
orangtuanya. Sebenarnya penyebab mengapa tumor ovarium dapat menyerang usia anak-anak tidaklah
jelas. Tetapi tumor ovarium pada anak-anak biasanya ditemukan tidak ganas. Tipe tumor pada anak-
anak yang paling sering ditemukan adalah germ cells sedangkan tipe lainnya memiliki prevalensi yang
lebih jarang . Tumor ovarium pada anak-anak apabila mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat
Kanker ovarium epitel: merupakan jenis kanker ovarium yang paling sering terjadi.
Sesuai dengan namanya, sel kanker ovarium epitel berkembang pada jaringan
epitel, yaitu lapisan tipis yang melapisi bagian luar ovarium. Kanker ovarium epitel
terbagi menjadi dua jenis, yaitu karsinoma serosa dan karsinoma musin.
Tumor sel germinal: jenis kanker ini berasal dari sel yang memproduksi sel telur
(ovum). Jenis ini lebih sering terjadi pada wanita di usia muda.
Stroma: jenis kanker ovarium ini terjadi pada sel yang berfungsi memproduksi
jenis lainnya, stroma termasuk ke dalam jenis kanker ovarium yang jarang terjadi.
Penyebab kanker ovarium hingga kini masih belum diketahui secara pasti. Kendati
demikian, terdapat sejumlah faktor risiko kanker ovarium yang perlu diwaspadai, yaitu:
Kebiasaan merokok.
Lanjut usia.
Memiliki keluarga kandung dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara.
Di samping itu, meski jarang terjadi, kanker ovarium juga bisa muncul karena
Kanker ovarium umumnya tidak menimbulkan gejala tertentu pada stadium awal. Penyakit ini
sering kali baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium lanjut atau telah menyebar ke bagian
tubuh lain.Hasil tersebut memiliki kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Chaopotong dkk di
Rumah Sakit Siriraj, dimana manifestasi klinis yang paling banyak dialami oleh penderita tumor ovarium
pada anak yaitu perut membesar, selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Hongqian Liu dkk di
Rumah Sakit kedua Cina Barat (Sichuan, China) menyatakan bahwa gejala tersering pada penderita tumor
ovarium anak adalah perut membesar yang diikuti dengan nyeri perut.Beberapa gejala kanker ovarium
Perut membesar.
Nyeri perut.
Mual.
Diagnosis kanker ovarium biasanya akan diawali dengan wawancara medis serta
pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan keluhan serta memeriksa kondisi fisik pasien
untuk mendeteksi gejala-gejala yang dapat terlihat secara kasat mata. Kemudian, dokter akan
Tes pencitraan untuk mendapatkan gambaran struktur serta kondisi ovarium di dalam tubuh
pasien. Beberapa tes pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosis kanker ovarium adalah
Tes darah untuk melihat kadar protein CA-125. Kadar protein CA-125 yang tinggi di dalam
Pengobatan kanker ovarium akan disesuaikan dengan tingkat keparahan serta kondisi
pasien. Sejumlah tindakan medis yang dilakukan untuk mengobati kanker ovarium adalah
sebagai berikut:
1. Tindakan Operasi
Salah satu tindakan medis untuk menangani kanker ovarium adalah operasi.Operasi ini
bertujuan untuk mengangkat salah satu atau kedua ovarium yang terdapat sel kanker.Bila sel
kanker telah menyebar ke rahim, prosedur histerektomi (pengangkatan rahim) juga dapat
dilakukan.
2. Perawatan Kemoterapi
Tindakan medis berikutnya yang dilakukan untuk menangani kanker ovarium adalah
pembunuh sel kanker tertentu ke dalam tubuh pasien melalui intravena atau oral.
3. Perawatan Radioterapi
Perawatan radioterapi merupakan prosedur medis yang menggunakan sinar X dan proton
untuk membunuh sel kanker pada ovarium.Perawatan ini biasanya dilakukan setelah pasien
kanker ovarium stadium awal melakukan tindakan operasi guna membersihkan sel kanker
yang tersisa.
Adapun beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker ovarium
Menjaga berat badan ideal, seperti mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang
Berdiskusi dengan dokter terkait terapi hormon yang akan dilakukan pasca-menopause.
1) Dasar biologis untuk skrining adalah kelangsungan hidup dari penderita kanker ovarium
berhubungan dengan stadium saat diagnosis. penanda tumor CA 125 salah satu tes
skrining noninvasif, mudah dilakukan, pilihan potensial pada pembawa mutasi gen
2) Melakukan cek berkala seperti pemeriksaan panggul rutin setahun sekali. Pemeriksaan
5) Biopsi (sampel jaringan ovarium di periksa untuk mengetahui ada keganasan atau tidak)
6) Protein human epididymis 4(HE4) memiliki sensitivitas yang sama dengan CA 125
kanker ovarium
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kanker leher Rahim atau yang disebut juga sebagai kanker serviks merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh HPV atau Human Pavilloma Virus Onkogenik.Kanker serviks
adalah salah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada kaum wanita. Kanker serviks
ginekologi paling mematikan dengan tingkat keberlangsungan hidup lima tahun paling rendah
dibandingkan dengan kanker ginekologi lainnyadidunia karena diagnose dini yang sulit
dunia.
preventif yaitu peningkatan perilaku hidup sehat yang dipromosikan sebagai Perilaku Hidup
Bersih dan Schat (PHBS) seperti tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, banyak
mengkonsumsi sayur-buah serta melakukan aktivitas fisik dengan benar dan teratur.
SARAN
Kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna membangun penulisan
makalah berikutnya.Dan kami sangat berharap bahwa makalah yang telah kami buat dengan
semaksimal mungkin ini dapat bermanfaat bagi pembaca, pendengar, maupun kami sendiri.Serta
menambah wawasan dan pengetahuan kita semua tentang penyakit kanker serviks tersebut, dan
1. Adi D. Tilong. Bebas dari Ancaman Kanker Serviks (Jogjakarta: Flash Bokks, 2012).
Cegah dan Deteksi Kanker Serviks (Jakarta: PT. Media Elex Komputindo, 2010):
3. http://www.depkes.go.id/download/pusdatin/infodatin/infodatinkanker.pdf. (https://w
4. Bambang D. 2009. "Kebijakan Pengendalian Penyakit Kanker (Serviks) di Indonesia" Indonesian Journal
6. Dhitayoni, I. A., Budiana, I. N. G. Profil Pasien Kanker Ovarium Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar – Bali Periode Juli 2013 – Juni 2014. E-Jurnal Medika. 2017. vol 6(no 3), p.1. Available at:
7. Nurlailiyani. Hubungan Antara Usia Pasien Dengan Derajat Keganasan Tumor Ovarium Primer di RSUD
8. Rambe, I. R., Asri, A., Adrial. Profil Tumor Ganas Ovarium di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Periode Januari 2011 Sampai Desember 2012. Jurnal Kesehatan