Anda di halaman 1dari 41

Uji Tapis (Screening) pada Penyakit Kanker Serviks, Kanker

Rahim, Kanker Ovarium, dan Kanker Payudara (Sadari)

Dosen Pembimbing :
Yasinta, M.Kes

Tim Penyusun :
Dwi Pungki Oktaviana (172121015)
Nur Putri Lavenia Permata Sari (172121017)

Reguler 7 – Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan
UNIVERSITAS MOHAMMAD HUSNI THAMRIN
Jalan Raya Pondok Gede No. 2325, Kramat Jati,
Jakarta Timur
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Screening pada Penyakit
Kanker Serviks, Kanker Rahim, Kanker Ovarium, dan Kanker Payudara”.
Makalah ini secara khusus bertujuan untuk menunjang proses
pembelajaran mata kuliah Kesehatan Reproduksi. Kami berharap pemaparan
tentang Screening pada Penyakit Kanker Serviks, Kanker Rahim, Kanker
Ovarium, dan Kanker Payudara dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya
kepada para mahasiswa pemula yang sedang mempelajari Ilmu tentang Kesehatan
Reproduksi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Yasinta, M.Kes yang telah
memberi dorongan dan membantu kami dalam mempelajari Ilmu tentang
Kesehatan Reproduksi. Serta tidak lupa kami berterimakasih kepada orang tua
kami, Bapak Mamat & Ibu Dwi Susanti (Orangtua dari Dwi Pungki Oktaviana)
dan Drs. M. Ardjo D. Daud & Ibu Rutniwati F. Iyus, S.Pd. (Orangtua dari Nur
Putri Lavenia Permata Sari) yang senantiasa memberikan dukungan serta doa
tulusnya kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari sempurna. Oleh karna itu
kami sangat menunggu kritik dan saran para pembaca untuk memperbaiki
kekurangan kami.

Jakarta, 3 Maret 2014


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I : PEMBUKAAN 1
• Latar Belakang 1
• Tujuan 1
• Ruang Lingkup 2
BAB II : KAJIAN TEORI 3
• Pengertian Screening 3
• Kanker Serviks 3
 Pengertian Kanker Serviks 4
 Tanda-Tanda Teridentifikasi Kanker Serviks 5
 Stadium pada Kanker Serviks 5
 Gejala Kanker Serviks 6
 Macam-Macam Screening untuk Kanker Serviks 10
• Kanker Rahim 12
 Pengertian Kanker Rahim 12
 Gejala Teridentifikasi Kanker Rahim 13
 Stadium pada Kanker Rahim 14
 Macam-Macam Screening untuk Kanker Rahim 14
 Penanggulangan pada Kanker Rahim 17
• Kanker Ovarium 18
 Pengertian Kanker Ovarium 18
 Gejala Teridentifikasi Kanker Ovarium 19
 Stadium pada Kanker Ovarium 19
 Macam-Macam Screening untuk Kanker Ovarium 20
 Penanggulangan Kanker Ovarium 21
• Kanker Payudara 22
 Pengertian Kanker Payudara 22
 Tanda-Tanda Teridentifikasi Penyakit Kanker Payudara 23
 Gejala Teridentifikasi Penyakit Kanker Payudara 24
 Stadium pada Kanker Payudara 25
 Macam-Macam Screening untuk Kanker Payudara (Sadari) 28
 Penanggulangan pada Kanker Payudara 31
BAB III : PENUTUP 34
• Kesimpulan 34
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tes Pap Smear 7


Gambar 2. Gradasil, Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) 8
Gambar 3. Pemeriksaan Serviks dengan Menggunakan Colcoscope 8
Gambar 4. Biopsi Kerucut (Konsasi) 9
Gambar 5. Tes Magnetic Resonance Imaging (MRI) 9
Gambar 6. Pemeriksaan Kandung Kemih dengan Cystoscopy 10
Gambar 7. Pemeriksaan Rektum dengan Protoskopi 10
Gambar 8. Pap Smear 15
Gambar 9. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) Transvaginal 16
Gambar 10. Biopsi Endometrium 16
Gambar 11. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) 20
Gambar 12. Pemeriksaan Computerized Tomography (CT) Scan 21
Gambar 13. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 1 29
Gambar 14. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 2 29
Gambar 15. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 3 30
Gambar 16. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 4 30
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Pengertian lain
tentang kesehatan reproduksi dalam konfrensi internasional kependudukan dan
pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran, dan sistem
reproduksi.
Kasus gangguan pada organ reproduksi di Indonesia termasuk kedalam
penyakit dengan prevalensi yang tinggi, khususnya penyakit kanker pada organ
reproduksi wanita.
Oleh karna itu, kami menyusun makalah yang berjudul Screening pada
Penyakit Kanker Serviks, Kanker Rahim, Kanker Ovarium, dan Kanker Payudara.
Sehingga pembaca dapat menambahkan wawasannya mengenai screening pada
penyakit yang terjadi di alat reproduksi, khusunya alat reproduksi wanita tersebut.

TUJUAN
Penyusunan makalah yang berjudul Screening pada Penyakit Kanker
Serviks, Kanker Rahim, Kanker Ovarium, dan Kanker Payudara bertujuan untuk
memenuhi tugas kelompok matakuliah Kesehatan Reproduksi pada semester 4
jurusan Kesehatan Masyarakat di Universitas Moohammad Husni Thamrin serta
menambah wawasan penulis maupun pembaca agar dapat memahami tentang
Screening penyakit kanker, tumor serviks, dan tumor payudara.
RUANG LINGKUP
Screening pada penyakit kanker serviks, kanker rahim, kanker ovarium, dan
kanker payudara merupakan aplikasi masalah atau gangguan yang terjadi pada
alat reproduksi khususnya pada wanita yang dicangkup pada matakuliah
kesehatan reproduksi. Pada matakuliah ini kami memaparkan tentang screening
atau uji tapis serta pengertian, tanda-tanda, gejala, riwayat alamiah, dan cara
penanggulangan atau pengobatan yang dilakukan terhadap setiap penyakit
reproduksi tersebut.
BAB II
KAJIAN TEORI
PENGERTIAN SCREENING
Screening adalah proses untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit yang
tidak diketahui atau tidak terdeteksi dengan menggunakan berbagai test atau uji
yang dapat diterapkan secara tepat dalam sebuah skala yang besar.
Uji tapis atau screening adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang
belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat
dengan cepat memisahkan antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan
orang mungkin tidak menderita penyakit.
Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang
bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif
dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular.
Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh
karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang
tepat pula.

KANKER SERVIKS
Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim
merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita.
Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia,
penderita kanker serviks mencapai sepertiganya. Dan dari data WHO tercatat,
setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan
merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab
kematian wanita dunia.
Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita,
tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian
yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi
gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh,
yang membuat kanker leher rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di
negara berkembang, penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim
mengurangi insiden kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih.
Kebanyakan penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV)
bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. Perawatan termasuk
operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi pada stadium
akhir penyakit.
Human papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada
70% kasus kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi
kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20
tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para
penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar
berlangsung tanpa gejala. Karena itu, Vaksinasi Kanker Serviks sangat
dianjurkan.

Tanda-Tanda Teridentifikasi Kanker Serviks


Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10
hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari
sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit
untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan
test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual
dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi, namun ciri-ciri berikut
bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala
kanker serviks atau tidak :
1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh
adanya perdarahan.
2. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan
jumlahnya berlebih.
3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul.
4. Mengalami sakit saat buang air kecil.
5. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih.
6. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada
bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi
sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil,
mengalami perdarahan spontan.

Gejala teridentifikasi Kanker Serviks


Kanker leher rahim pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang khas,
bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut, gejala kanker serviks, antara lain:
1. Perdarahan post coitus
2. Keputihan abnormal
3. Perdarahan sesudah mati haid (menopause)
4. Keluar cairan abnormal (kekuning-kuningan, berbau, dan bercampur darah)

Stadium pada Kanker Serviks


International of Gynecology and Obstetrics (FIGO) staging system digunakan
untuk evaluasi dan diagnosis dari kanker leher rahim berdasarkan gejala yang
terjadi. Stadium berdasarkan FIGO, yaitu
 Stadium I. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim
(serviks)
 Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik
(menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan
stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm
 Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar
7 mm atau kurang
 Stadim IA2. Invasi stroma antara 3- 5 mm dalamnya dan dengan lebar 7 mm
atau kurang
 Stadium IB. tumor yang terlihat hanya terdapat pada leher rahim atau
dengan pemeriksaan mikroskop lebih dalam dari 5 mm dengan lebar 7 mm
 Stadium IB1. Tumor yang terlihat sepanjang 4 cm atau kurang
 Stadium IB2. Tumor yang terlihat lebih panjang dari 4 cm
 Stadium II. Kanker meluas keluar dari leher rahim namun tidak mencapai
dinding panggul. Penyebaran melibatkan vagina 2/3 bagian atas.
 Stadium IIA. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium)
sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina
 Stadium IIB. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan
dinding samping panggul
 Stadium III. Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan
melibatkan 1/3 vagina bagian bawah. Stadium III mencakup kanker yang
menghambat proses berkemih sehingga menyebabkan timbunan air seni di
ginjal dan berakibat gangguan ginjal
 Stadium IIIA. Kanker melibatkan 1/3 bagian bawah vagina namun tidak
meluas sampai dinding panggul
 Stadium IIIB. Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang
menyebabkan gangguan berkemih sehingga berakibat gangguan ginjal
 Stadium IV. Tumor menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau
meluas melampaui panggul.
 Stadium IVA. Kanker menyebar ke kandung kemih atau rectum.
 Stadium IVB. Kanker menyebar ke organ yang jauh.

Macam-Macam Screening untuk Kanker Serviks


1. Tes Pap Smear
Pada tes ini dokter mengambil sampel sel-sel serviks menggunakan
sikat khusus, kemudian sampel tersebut dipawa ke laboratorium patologi
anatomi untuk diteliti atau diperiksa apakah ada kelainan atau tidak.
Tes pap smear dapat mendeteksi sel abnormal pada leher rahim,
termasuk sel-sel kanker dan sel-sel yang menunjukan perubahan (displasia)
yang meningkatkan resiko kanker serviks.

Gambar 1. Tes Pap Smear


2. Tes DNA HPV
Pada pasien berusia diatas 30 tahun, dokter dapat menggunakan tes
laboratorium DNA HPV untuk menentukan apakah pasieen tersebut
terinfeksi dengan salah satu jenis HPV yang merupakan salah satu faktor
penyebab kanker serviks. Pada tes ini dilakukan pengambilan sel dari leher
rahim untuk pengujian laboratorium.
Jika pasien mengalami tanda-tanda kanker serviks ataupun hasil tes
pap smear menggunakan sel-sel kanker, pasien tersebut mungkin menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis kanker serviks. Untuk
menegakkan diagnosis kanker serviks, diperlukan langkah-langkah seperti
pemeriksaan serviks, biopsy kerucut (konsasi), tes pencitraan, dan
pemeriksaan visual terhadap kandung kemih dan rectum.
Gambar 2. Gardasil, Vaksin Human Papilloma Virus (HPV)
a. Pemeriksaan Serviks
Pada pemeriksaan serviks (kolposkopi), dokter akan menggunakan
alat pembesar khusus (colposcope) untuk memeriksa sel-sel abnormal
pada serviks. Apabila dokter telah mengidentifikasi daerah yang
abnormal, maka akan diambil sampel berupa secuil jaringan untuk
analisis (biopsy).

Gambar 3. Pemeriksaan serviks dengan mengunakan colposcope


b. Biopsi Kerucut (Konsasi)
Konsasi (biopsi kerucut) dilakukan dengan cara mengambil
sampel jaringan serviks erbentuk kerucut. Hal tersebut memungkinkan
dokter untuk mendapatkan lapisan lebih dalam dari sel leher rahim
untuk pengujian laboratorium. Dokter dapat menggunakan pisau
bedah, laser, atau kawat loop berlistrik untuk mengambil jaringan.
Jika dokter mem-vonis bahwa pasien memiliki kanker serviks,
pasien akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
tingkatan (stadium) kanker pada pasien tersebut. Stadium kanker
pasien adalah faktor kunci untuk menentukan terapi.

Gambar 4. Biopsi Kerucut (Konsasi)


c. Tes Pencitraan
Tes ini hampir sama seperti sinar-x, computerized tomography (CT)
scan, magnetic resonance imaging (MRI), dan positron emission
tomography (PET) akan membantu dokter menentukan tingkat
(stadium) kanker serviks dan daerah penyebaran kanker serviks ke
organ tubuh yang lainnya.

Gambar 5. Tes Magnetic Resonance Imaging (MRI)


d. Pemeriksaan Visual terhadap Kandung Kemih dan Rektum
Pemerriksaan ini menggunakan alat khusus untuk melihat kedalam
kandung kemih (cystoscopy) dan rectum (protoskopi).

Gambar 6. Pemeriksaan Kandung Kemih dengan Cystoscopy

Gambar 7. Pemeriksaan Rektum dengan Protoskopi

Penanggulangan Penyakit Kanker Serviks


Kanker serviks atau kanker leher rahim jenis kanker ganas yang menyerang
saluran reproduksi perempuan. Perempuan yang telah terjangkit virus papiloma
manusia mengalami rasa ketakutan berlebih dan putus asa untuk kembali sembuh.
Meskipun tidak dapat sembuh seperti perempuan normal lainnya akan tetapi
dukungan, simpati, empati dari keluarga dan orang terdekat akan membuat
penderita bersemangat untuk sembuh. Pengobatan kanker serviks harus
mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya ukuran tumor, usia penderita,
tingkat stadium kanker serviks , usia penderita dan lain-lain. Pada umumnya, 70%
pasien kanker serviks saat didiagnosa sudah mengalami stadium lanjut.
Adapun cara pengobatan yang dapat dilakukan yaitu dengan :
1. Operasi Pengangkatan
Operasi pengangkatan rahim dan uterus (kandungan) dikenal dengan
istilah histerektomi yaitu dengan melakukan pengangkatan rahim penderita
yang dilakukan pada bagian rahim vagina dan jaringan parametrium,
kemudian dilakukan pembersihan bilaterial kelenjar getah bening pada
panggul. Ada 4 jenis tingkatan histerektomi:
a. Histerektomi parsial (subtotal). Operasi pengangkatan yang dilakukan
hanya pada rahim. Dengan operasi ini penderita kemungkinan
menderita kanker rahim masih besar oleh karena itu disarankan
melakukan pemeriksaan rutin.
b. Histerektomi total. Operasi pengangkatan rahim dan mulut rahim.
Pada operasi ini tidak melakukan pengangkatan tuba falopi dan
ovarium.
c. Histerektomi total dan salpingo-ooforektomi bilateral. Operasi
pengangkatan rahim, serviks, tuba falopi dan ovarium.
d. Histerektomi radikal. Operasi pengangkatan rahim, kelenjar getah
bening, serviks, bagian atas vagina dan jaringan dalam panggul
diangkat. Operasi pengangkatan (histerektomi) dapat melalui perut
dan alat kewanitaan (vagina). Histerektomi melalui vagina cenderung
lebih beresiko kecil dan cepat pulih. Cara pengobatan melalui
histerektomi sering dilakukan karena memiliki keunggulan yaitu
membersihkan lesi kanker dan pengobatan yang lebih cepat. Akan
tetapi, tidak menutup kemungkinan akan mengalami gangguan pada
buang air kecil dan pengangkatan yang luas.
2. Radioterapi
Radioterapi adalah cara paling sering dilakukan untuk pengobatan
kanker serviks. Radioterapi juga sangat cocok untuk segala kanker serviks
diawal dan lanjut stadium. Radioterapi sendiri adalah penggunaan radiasai
pengion yang diberikan pada penderita kankers dengan mematikan sel
kanker sesuai dosis pada volume tumor. Radiasi akan merusak sel kanker
dan menghambat pembelahan sel. Pemberian radiasi pada penderita kanker
serviks disesuaikan dengan ukuran, luas, tipe dan stadium tumor. Meskipun
dianggap sebagai pengobatan kanker serviks yang sangat baik akan tetapi
memiliki efek samping pada perubahan tubuh yaitu kulit, rambut. Gangguan
yang mungkin terjadi adalah infeksi kandung kemih. Radioterapi dibagi
menjadi beberapa bagian sesuai dengan tingkatan stadium kanker serviks.
a. Radioterapi seluruh panggul (whole pelvis)
b. Radioterapi karsinoma serviks uteri pasca wertheim
c. Radioterapi brachiterapi
3. Radiopartikel
Teknologi pengobatan yang ditujukan menghambat perkembangan sel
kanker dan tidak menggangu kegiatan sehari-hari. Radioterapi
menggunakan biji partikel seluas 1,7 cm yang kemudian akan memancarkan
sinar gamma dan tidak menghancurkan sel-sel tubuh lain. Pengobatan ini
diharapkan dapat meminimalisir terjadinya kegagalan.
Cara diatas adalah cara yang umum digunakan untuk pengobatan
kanker serviks selain pengobatan kolaborasi medis barat-timur, kemoterap
dan lain-lain. Penderita kanker serviks diharapkan tidak putus asa karena
dalam perkembangan teknologi saat ini banyak sekali menemukan teknik
penyembuhan yang bisa membantu meminimalisir kerugian kanker serviks.
Segera temukan gejala awal kanker serviks ,konsultasikan dengan dokter
segera agar mendapatkan penanganan yang tepat.

KANKER RAHIM
Pengertian Kanker Rahim
Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim (endometrium).
Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause dan sering
menyrang wanita yang berusia 50-60 tahun. Kanker rahim dapat menyebar ke
berbagai bagian tubuh seperti indung telur, saluran telur dan sistem getah bening.
Penyebab yang pasti dari kanker rahim belum diketahui, tetapi tampaknya
penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen
yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim.

Gejala Teridentifikasi Kanker Rahim


Gejala Awal kanker rahim mungkin tidak menunjukkan kondisi yang berarti,
dan hanya dikira sebagai kondisi kurang fit saja. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam mengenali penyakit kanker rahim dan semua
gejala yang ditimbulkan.Gejala kanker rahim biasa yang dialami berupa :
1. Pendarahan abnormal pada vagina = Ini adalah gejala yang paling umum.
Perempuan harus menyadari menstruasi mereka, pendarahan setelah
hubungan seksual, bercak di antara periode menstruasi. Sebuah perdarahan
vagina yang abnormal dan tiba-tiba tanpa alasan. Kondisi ini anda harus
segera periksa kesehatan ke klinik terdekat agar mengobati kanker rahim
tidak terlambat lagi.
2. Nyeri panggul = nyeri panggul tidak berhubungan dengan kondisi lain,
menstruasi, atau aktivitas fisik bisa menjadi gejala kanker rahim.
3. Keputihan = Ketika Anda mengamati bahwa Anda memiliki keputihan
yang tidak biasa dan sering, mungkin menjadi salah satu gejala kanker. Ini
merupakan gejala umum yang berkaitan dengan kondisi perempuan.
4. Peningkatan frekuensi kencing = Bila Anda sering buang air kecil,
terutama jika Anda tidak hamil maka mungkin ada kemungkinan bahwa
Anda memiliki kanker rahim.
5. Kesulitan dalam buang air kecil = Ketika ada rasa sakit atau kesulitan saat
buang air kecil, saatnya anda pergi kedokter dan check up. Ini mungkin juga
merupakan gejala ISK (Infeksi Saluran Kemih) tetapi untuk memastikan,
mencari info dari dokter untuk segera ditangani.
6. Nyeri selama hubungan seksual = Bila Anda merasa sakit yang tidak
diinginkan selama hubungan seksual, Anda mungkin menderita kanker
rahim.
7. Gangguan Pencernaan = Ketika Anda mengalami sembelit kronis dan
merasa benjolan bahkan rasa sakit saat anda buang air besar.
8. Kehilangan nafsu makan = penurunan mendadak nafsu makan juga dapat
menjadi tanda kanker rahim.
9. Kelelahan = Bahkan ketika Anda beristirahat tapi Anda masih merasa stres
dan merasa lelah sepanjang waktu, kemungkinan ini tanda dari kanker
rahim.

Stadium pada Kanker Rahim


 Stadium I : kanker hanya tumbuh di badan rahim
 Stadium II : kanker telah menyebar ke leher rahim
 Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam
rongga panggul dan belum menyerang kandung kemih maupun rektum.
Kelenjar getah bening panggul mungkin mengandung sel-sel kanker.
 Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum
atau kanker telah menyebar ke luar rongga panggul.

Macam-Macam Screening untuk Kanker Rahim


1. Pemeriksaan Panggul
2. Pap Smear
Papanikolaou test atau Pap smear adalah metode screening ginekologi,
dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses
premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan
endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang
disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Menurut perkiraan, di
Inggris Pap smear mencegah sekitar 700 kematian per tahun. Wanita yang
aktif secara seksual disarankan menjalani Pap smear sekali setahun.
Dokter atau perawat memasukkan speculum ke vagina pasien untuk
mengambil sample dari cervix. Pap smear biasanya tidak dilakukan selama
menstruasi. Prosedur ini dapat menimbulkan sedikit rasa sakit, namun hal
ini bergantung kepada anatomi pasien, faktor psikologi, dan lain-lain.
Sample kemudian diuji di laboratorium dan hasil diperoleh dalam waktu
sekitar 3 minggu. Sedikit pendarahan, kram, dan lain-lain dapat terjadi
sesudahnya.

Gambar 8. Tes Pap Smear


3. USG Transvaginal
USG transvaginal pada kanker rahim dilakukan untuk mengurangi
jumlah tes invasif untuk mendiagnosis jenis kanker. Teknik USG dapat
mengevaluasi ketebalan dinding endometrium, ini adalah indikator dari
pertumbuhan pra-kanker atau sel-sel ganas.
Selama USG transvaginal dilakukan, pemeriksaan menggunakan
gelombang suara yang dipantulkan dari organ-organ panggul akan
dimasukkan ke dalam vagina. Gambar USG dapat membantu menentukan,
mengevaluasi bentuk, ukuran dan jenis tumor yang ditemukan.
Gambar 9. Pemeriksaan USG Transvaginal
4. Biopsi Endometrium
Sebuah tes untuk memeriksa Cacat Fase luteal. Sebuah prosedur di mana
sampel dari lapisan rahim dikumpulkan untuk analisis mikroskopis. Hasil
biopsi akan mengkonfirmasi ovulasi dan persiapan yang tepat dari
endometrium oleh estrogen dan stimulasi progesteron.

Gambar 10. Pemeriksaan Biopsi Endometrium


Penanggulangan pada Kanker Rahim
Pemilihan penanggulangan tergantung kepada ukuran tumor, stadium,
pengaruh hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor
serta usia dan keadaan umum penderita.
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingoooforektomi
bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker
dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang
oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium.
Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di
sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika sel
kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan
kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim),
maka penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.
2. Terapi Penyinaran (Radiasi)
Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker
di daerah yang disinari.
Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan
pembedahan. Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk
memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh
sel-sel kanker yang tersisa). Ada 2 jenis terapi penyinaran yang digunakan
untuk mengobati kanker rahim :
a. Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk
mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak
perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal tidak ada zat
radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.
b. Radiasi internal : digunakan sebuah selang kecil yang mengandung
suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui dan dibiarkan selama
beberapa hari. Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di
rumah sakit.
3. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah
sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel
kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan
perubahan di dalam jaringan rahim.
Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor
hormon. Jika jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar
penderita akan memberikan respon terhadap terapi hormonal.Terapi
hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada :
a. Penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan
ataupun terapi penyinaran
b. Penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ
tubuh lainnya penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap
terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu
siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.

KANKER OVARIUM
Pengertian Kanker Ovarium
Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit dimana ovarium yang
dimiliki wanita memiliki perkembangan sel-sel abnormal. Secara umum, kanker
ovarium merupakan suatu bentuk kanker yang menyerang ovarium. Kanker ini
bisa berkembang sangat cepat, bahkan, dari stadium awal hingga stadium lanjut
bisa terjadi hanya dalam satu tahun saja. Sampai saat ini, kanker rahim dikenal
sebagai "silent killer" karena biasanya sulit terdeteksi hingga stadium lanjut.

Gejala Teridenrifikasi Kanker Ovarium


Di Inggris, British Medical Journal dan Target Ovarium Center menjelaskan
bahwa dibutuhkan waktu satu bulan untuk mengetahui penyakit ini, setelah gejala
muncul. Pengertian kanker ovarium memang sangat penting diketahui. Namun,
gejala-gejalanya juga tidak kalah penting untuk diketahui. Pengertian kanker
ovarium tidak bisa dilepaskan dari gejala-gejala yang berkaitan dengan penyakit
ini. Terdapat beberapa gejala umum yang dapat dengan mudah dikenali. Jika
pengertian kanker rahim, khususnya gajala umum tersebut diketahui para wanita,
pengobatannya pun bisa lebih cepat dan peluang untuk sembuh lebih besar.
Oleh karena itu, pengertian kanker ovarium sangat penting diketahui oleh
para wanita. Selain wajib mengetahui pengertian kanker ovarium, para wanita
juga wajib mengetahui gejala umum kanker ovarium. Beberapa gejala umum
kanker ovarium adalah sebagai berikut:
1. Sering marasakan nyeri di perut
2. Ukuran perut semakin besar
3. Susah makan atau tidak nafsu makan
4. Sering merasa kekenyangan
5. Sering muntah dan buang air besar
6. Kembung terus-menerus
7. Terjadi pendarahan pada vagina
8. Berat badan turun secara signifikan
9. Sering merasa lelah dan sakit kepala
10. Rasa sakit selama hubungan intim (dispareunia)
11. Lemas & letih lesu yang berkelanjutan
12. Sakit pada daerah sekitar pinggang/panggul

Stadium pada Kanker Ovarium


1. Stadium I. kanker terbatas pada satu atau kedua ovarium.
2. Stadium II. Kanker telah menyebar ke lokasi lain di panggul, seperti rahim
atau saluran tuba.
3. Stadium III. Kanker telah menyebar ke selaput perut (peritoneum) atau ke
kelenjar getah bening dalam perut.
4. Stadium IV. Kanker ovarium telah menyebar ke organ di luar perut.

Macam-Macam Screening untuk Kanker Ovarium


1. Ultrasonografi (USG).
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan
gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang
tinggi (250 kHz – 2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor. Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan penemuan
gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira
tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran.

Gambar 11. Pemeriksan USG


2. CT SCAN atau MRI
Pengimejan resonans magnetik (MRI) adalah alat pengimejan yang
mencipta terperinci, gambar keratan rentas bagian dalam badan.
Menggunakan gelombang frekuensi radio, magnet berkuasa dan komputer,
MRI memainkan peranan yang penting dalam diagnosis kanker. Dengan
MRI kita dapat membedakan antara tisu normal dan berpenyakit dengan
tepat menentukan sel-sel kanker dalam badan.
Gambar 12. Pemeriksaan CT Scan

Penanggulangan pada Kanker Ovarium


1. Operasi
Secara umumnya, operasi pembedahan adalah cara utama dalam pengobatan
kanker ovarium, akan tetapi dengan operasi masih belum bisa
membersihkan secara tuntas lesi yang sangat kecil di dalam tubuh pasien
kanker ovarium, oleh karena itu dapat timbul metastasis dan kekambuhan
setelah operasi
2. Radioterapi
Menurut tipe jaringan yang berbeda pada kanker ovarium, maka tingkat
kepekaan terhadap radioterapi juga berbeda, dysgerminoma paling peka
terhadap radioterapi, granulosa sel tumor memiliki kepekaan sedang, epitel
tumor juga memiliki tingkat kepekaan tertentu; penyinaran setelah operasi
diutamakan terhadap lesi tumor yang masih tersisa di rongga perut; pasien
yang masih ada tersisa lesi tumor kecil tetapi tidak terjadi adhesi di rongga
perut dapat melakukan perfusi radionuklida pada saat 714 hari setelah
operasi.
3. Kemoterapi
Penanggulangan kanker ovarium dengan kemoterapi merupakan pengobatan
bantuan yang utama untuk kanker ovarium. estimasi operasi pengangkatan
tumor yang sulit, maka sebelum operasi terlebih dahulu dilakukan
kemoterapi sebanyak 12 kali, dapat meningkatkan efektifitas operasi
pengangkatan. Kemoterapi setelah operasi dapat mencegah kambuh; bagi
operasi pengangkatan yang tidak bersih, dengan kemoterapi memperoleh
penangguhan sementara bahkan dapat memperpanjang jangka hidup; bagi
yang tidak dapat dilakukan operasi pengangkatan, kemoterapi dapat
membuat tumor mengecil, mudah digerakkan, menciptakan kondisi untuk
operasi lagi.
4. Tradisional China Medikal
Penanggulangan herbal tradisional China medikal terhadap kanker ovarium
dilandasi dengan pandangan secara holistic (keseluruhan), menyesuaikan
endokrin secara keseluruhan, agar peredaran darah lebih aktif dan sehat,
karena bagi kaum wanita, darah merupakan materi dasar menstruasi, apabila
fungsi organ terganggu, aliran energi dan darah juga terpengaruh,
berdampak juga pada fungsi penyimpanan darah, dapat menyebabkan
terjadinya banyak macam penyakit ginekologi.
5. Immunoterapi
Melalui penelitian klinis dan hasil pengalaman selama bertahun-tahun,
merekomendasikan suatu metode pengobatan yang khas untuk pengobatan
kanker ovariumimmunoterapi, sebagai dasar metode pengobatan ini ialah
di dalam sistem kekebalan tubuh manusia, memiliki immunosel yang
mempunyai fungsi identifikasi dan penekanan yang baik terhadap sel tumor,
melalui sel-sel immun ini berhasil mengobati penyakit tumor. Inilah prinsip
yang disebut “menggunakan sel-sel dari pasien untuk mengobati penyakit
pasien sendiri”.

KANKER PAYUDARA
Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis
kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000.
Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu
dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat dan tidak terkendali.
Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai
suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini
oleh World Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International
Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.

Tanda-Tanda Teridentifikasi Penyakit Kanker Payudara


1. Ada Benjolan
Benjolan di payudara, sekitar payudara, sampai ketiak bisa jadi salah satu
tanda adanya kanker. Meski belum tentu ganas dan tidak bersifat kanker,
segera konsultasikan pada dokter untuk memastikan segalanya.
2. Ukuran dan Bentuk Payudara
Kanker payudara bisa mengubah bentuk dan ukuran payudara, termasuk
usia, siklus menstruasi, kehamilan, menyusui, berat badan, dan beberapa
obat-obatan. Jika merasa bentuk dan ukuran payudara berubah, segera
hubungi dokter.
3. Infeksi atau Memerah
Tidak semua kanker payudara menimbulkan benjolan. Inflamasi penyebab
kanker terkadang memunculkan infeksi atau kondisi memerah yang parah
pada payudara. Meskipun jarang, namun payudara yang infeksi atau
bengkak perlu diperiksakan lebih lanjut.
4. Perubahan Kulit
Inflamasi kanker payudara juga membawa perubahan pada kulit pada
payudara. Misalnya mengubah kulit payudara tampak seperti kulit jeruk.
Jika mengenali tanda seperti ini, jangan ragu untuk segera menanyakannya
pada dokter.
5. Perubahan Putting
Selain perubahan kulit, puting pada payudara juga perlu diperhatikan.
Apakah puting masuk terdorong ke dalam atau ada cairan selain susu yang
keluar dari sana? Jika iya, lakukan tes dengan dokter untuk mengetahui
penyebab yang sebenarnya.

Gejala Teridentifikasi Penyakit Kanker Payudara


1. Benjolan pada Payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan
itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada
kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting
susu.
2. Erosi atau Eksema Puting Susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi),
berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema
hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau
timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin
besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara,
sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
a. Pendarahan pada puting susu.
b. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah
besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke
tulang-tulang.
c. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak,
bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh
tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui
kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
a. Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit
payudara)
b. Adanya nodul satelit pada kulit payudara;
c. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa;
d. Terdapat model parasternal
e. Terdapat nodul supraklavikula
f. Adanya edema lengan
g. Adanya metastase jauh
h. Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi
kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah
bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening
aksila melekat satu sama lain.
3. Keluarnya cairan (Nipple discharge)
Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan
dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada
wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita
harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer
dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting
susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan
cairan selain air susu.

Stadium pada Kanker Payudara


Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter
saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus
dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang
lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG, dan bila memungkinkan
dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium,
namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union
Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint
Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan
American College of Surgeons).
Sistem TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran
tumor, "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu
metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara
klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai
berikut:
1. T (tumor size), ukuran tumor :
Tingkatan tumor size Keterangan
T0 Tidak ditemukan tumor primer.
T1 Ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang.
T2 Ukuran tumor diameter antara 2 cm5 cm.
T3 Ukuran tumor diameter lebih dari 5 cm.
Ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada
penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
T4 keduanya, dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama.
2. N (node), kelenjar getah bening regional (kgb) :
Tingkatan node Keterangan
Tidak terdapat metastasis pada kelenjar getah
N0
bening regional di ketiak/aksilla.
Ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla
N1
yang masih dapat digerakkan.
Ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla
N2
yang sulit digerakkan.
Ada metastasis ke kelenjar getah bening di atas
N3 tulang selangka (supraclavicula) atau pada
kelenjar getah bening di mammary interna di
dekat tulang sternum.
3. M (metastasis), penyebaran jauh :
Tingkatan metasis Keterangan
Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai.
M0 Tidak terdapat metastasis jauh.
M1 Terdapat metastasis jauh.
Setelah masing-masing faktor T (tumor size), N
(node), dan M (metastasis) didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian
digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut :
Tingkatan
Stadium
Tumor Size Node Metastasis
Stadium 0 T0 N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
T0 N1 M0
Stadium II A T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
Stadium II B
T3 N0 M0
T0 N2 M0
T1 N2 M0
Stadium III A
T2 N2 M0
T3 N1 M0
T4 N0 M0
Stadium III B T4 N1 M0
T4 N2 M0
T0 N3 M0
T1 N3 M0
Stadium III C T2 N3 M0
T3 N3 M0
T4 N3 M0
T0 N0 M1
T0 N1 M1
T0 N2 M1
T0 N3 M1
T1 N0 M1
T1 N1 M1
T1 N2 M1
T1 N3 M1
T2 N0 M1
T2 N1 M1
Stadium IV
T2 N2 M1
T2 N3 M1
T3 N0 M1
T3 N1 M1
T3 N2 M1
T3 N3 M1
T4 N0 M1
T4 N1 M1
T4 N2 M1
T4 N3 M1

Macam-Macam Screening untuk Kanker Payudara (Sadari)


1. Langkah pertama, mulai dengan melihat payudara anda dicermin
dengan posisi pundak tegap dan kedua tangan di pinggang.
Gambar 13. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 1
2. Langkah kedua, sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada
perubahan-perubahan yang telah disebut pada langkah pertama.

Gambar 14. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 2


3. Langkah ketiga, saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang
keluar dari kedua putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna
kuning, atau bercampur darah).
Gambar 15. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 3
4. Langkah keempat, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan
pijatan pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda
(telunjuk, tengah, dan manis). Jaga posisi ujung jari datar terhadap
permukaan payudara.Gunakan gerakan memutar, Pijat seluruh payudara
anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian
atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.Anda juga dapat
membuat gerak naik turun.Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan
tepat dibawah kulit, pijatan sedang untuk bagian tengah payudara, dan
pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam.Saat anda mencapai jaringan
bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.

Gambar 16. Screening Kanker Payudara (Sadari) tahap 4


Penanggulangan pada Kanker Payudara
1. Mastektomi
Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992) :
a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan
tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.
b. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari
payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya
pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.
Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya
lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya
kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
2. Radiasi
Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena
kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan
membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi
(Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan
leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau
sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan
membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis. Tidak hanya sel
kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari
kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
4. Lintasan metabolisme
Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas
dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis
yang diinduksi oleh ovarian suppression, hiperkalsemia dan kelainan
metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk menurunkan metastasis
sel kanker payudara menuju tulang. Walaupun pada umumnya asupan asam
bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat
menimbulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi
ginjal.
CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi
cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[21] Molekul cAMP
tersebut terbentuk dari ekspresi pencerap CT yang terhubung adenylate
cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-binding protein.
Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa
mitogenik berupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi
senyawa penghambat pertumbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3;
serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc. Namun penggunaan
tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan
kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.
Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada
senyawa selain CT. Senyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan
senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya
menghasilkan sedikit produksi cAMP.
Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada
serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan
terhambatnya fosforilasi ERK1/2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup
sel MDA-MB-231,[23] dan menghambat ekspresi mRNA uPA yang
diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis. Walaupun
demikian kalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk
menghambat proliferasi sel MCF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga
diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosforilasi Akt dan mRNA
AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[25] serta
meningkatkan aktivitas kaspase-3.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Screening adalah proses untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit dengan
menggunakan berbagai test atau uji yang dapat diterapkan secara tepat.
2. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada mulut rahim.
3. Screening pada kanker serviks, antara lain tes pap smear dan tes dna hpv
dengan menggunakan vaksin human papilloma virus (HPV).
4. Kanker rahim adalah tumor ganas pada lapisan rahim (endometrium).
5. Screening pada kanker rahim, antara lain pemeriksaan panggul, pap smear,
USG Transvaginal, dan Biopsi Endometrium.
6. Kanker ovarium merupakan sebuah penyakit dimana ovarium yang dimiliki
wanita memiliki perkembangan sel-sel abnormal.
7. Screening pada kanker ovarium, antara lain USG dan ST Scan.
8. Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara.
9. Screening pada kanker payudara (sadari), tejadi dalam 4 tahap.
DAFTAR PUSTAKA

Adnamazida, Rizqi (2013) Kenali 5 tanda payudara yang terserang kanker


diunduh melalui http://www.merdeka.com/sehat/kenali-5-tanda-payudara-yang-
terserang-kanker.html pada 12 Maret 2014

Arusadi, Ahmad Amrullah (2011) Screening diunduh melalui


http://blogkesmas.blogspot.com/2011/05/screening.html pada 10 Maret
2014

Anonim (-) Biopsi Endometrium diunduh melalui


http://id.termwiki.com/ID:endometrial_biopsy pada 12 Maret 2014

Anonim (-) Kanker Rahim diunduh melalui http://penyakitkankerrahim.com/ pada


10 Maret 2014

Anonim (-) Gejala Kanker Rahim diunduh melalui


http://www.caraobat.com/gejala-kanker-rahim/ pada 10 Maret 2014

Anonim (-) Kanker Rahim diunduh melalui http://www.cancerhelps.com/kanker-


rahim.htm pada 10 Maret 2014

Anonim (-) Pengobatan Kanker Ovarium diunduh melalui


http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-treatment/ovarian-cancer-
treatment/ pada 10 Maret 2014

Cahyo, Nur (-) Kanker Rahim diunduh melalui


http://indonesiaindonesia.com/f/13059-kanker-rahim/ pada 10 Maret 2014
Muhlisin, Ahmad (-) Gejala dan Ciri-Ciri Kanker Serviks diunduh melalui
http://mediskus.com/wanita/gejala-dan-ciri-ciri-kanker-serviks.html pada 10
Maret 2014

Revina (-) Kanker Serviks: Ciri-ciri, Penyebab, dan Pencegahan Kanker Serviks
diunduh melalui http://bidanku.com/kanker-serviks-ciri-ciri-penyebab-dan-
pencegahan-kanker-serviks pada 10 Maret 2014

Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014) Kanker Leher Rahim diunduh melalui


http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_leher_rahim pada 10 Maret 2014

Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014) Kanker Payudara diunduh melalui


http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara pada 10 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai