Anda di halaman 1dari 21

KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Apristya Dewi

Dwi Pungki Oktaviana

Nur Putri Lavenia Permata Sari

S1 - Kesehatan Masyarakat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN M.H.THAMRIN

JL. RAYA PONDOK GEDE NO. 23-25 KRAMAT JATI

JAKARTA TIMUR
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulilahirabbal’alamin. Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT, yang telah memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kesehatan dan
Lingkungan.
Makalah ini secara khusus bertujuan untuk menunjang proses
pembelajaran mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Kesehatan. Namun, dalam
paparan pada makalah ini kami pun berbagi pengetahuan dan wawasan pembaca
mengenai Kesehatan dan Lingkungan. Kami berharap paparan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya kepada para mahasiswa pemula yang
sedang mempelajari Sosiologi dan Antropologi Kesehatan subbab Kesehatan dan
Lingkungan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dra. Mardiani, MM. yang telah
memberi dorongan dan membantu kami dalam mempelajari matakuliah Sosiologi
dan Antropologi Kesehatan. Serta tidak lupa kami berterimakasih kepada orang
tua kami, Bapak Arisono & Ibu Sarsi Wiyati (Orangtua dari Apristya Dewi),
Bapak Mamat & Ibu Dwi Susanti (Orangtua dari Dwi Pungki Oktaviana), dan
Drs. Ardjo D. Daud & Ibu Rutniwati F. Iyus, S.Pd. (Orangtua dari Nur Putri
Lavenia Permata Sari), dan yang senantiasa memberikan dukungan serta doa
tulusnya kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kata sempurna. Oleh
karna itu kami sangat menunggu kritik dan saran para pembaca untuk
memperbaiki segala kekurangan kami.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Tim Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I : PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat 2

BAB II : PEMBAHASAN 3

Kesehatan dan Lingkungan 3

Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan 5

Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 7

Penyebab Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia 14

Hubungan dan Pengaruh Kondisi Lingkungan terhadap Kesehatan Masyarakat di


Perkotaan dan Pemukiman 14

Pengertian Lingkungan Sosial 15

Definisi Kerja Lingkungan Sosial Budaya


15

BAB III : PENUTUP 17

Kesimpulan 17

DAFTAR PUSTAKA end


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gejala Masalah Sosial timbul sejak manusia mulai hidup bermasyarakat,


seperti yang diketahui dalam realitas sosial memang tidak pernah dijumpai
suatu kondisi masyarakat yang ideal. Kondisi yang menggambarkan bahwa
seluruh kebutuhan setiap warga masyarakat terpenuhi, atau seluruh warga
masyarakat dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan
tuntutan perubahan yang terjadi.

Sejak adanya ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai obyek kehidupan


masyarakat, maka sejak itu pula studi masalah sosial mulai dilakukan. Dari
masa ke masa para Sosiolog mengumpulkan dan mengkomparasikan hasil studi
melalui beragam perspektif dan fokus perhatian yang berbeda-beda, hingga
pada akhirnya semakin memperlebar jalan untuk memperoleh pandangan yang
komprehensif serta wawasan yang luas dalam memahami dan menjelaskan
fenomena sosial.

Masalah sosial sebagai kondisi yang dapat menghambat perwujudan


kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu mendorong adanya tindakan untuk
melakukan perubahan dan perbaikan. Perwujudan kesejahteraan setiap
warganya merupakan tanggung jawab sekaligus peran vital bagi
keberlangsungan negara. Salah satu contoh masalah sosial yang ada ialah
masalah rusaknya lingkungan. Kerusakan lingkungan menunjukkan bahwa
meskipun ada perbedaan-perbedaan sifat dasar masalah-masalah lingkungan,
baik di negara-negara dunia maupun di negara-negara industri maju, namun
pada kenyataan kerusakan lingkungan alam ini jelas akan menimpa semua
bangsa dan seluruh umat manusia di dunia bahkan segala sumber hidup dan
penghidupan, termasuk peradaban umat manusia itu sendiri.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan sumber


daya alam yang berupa tanah, air dan udara dan sumber daya alam yang lain
yang termasuk ke dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui. Namun demikian, harus disadari bahwa sumber
daya alam yang kita perlukan mempunyai keterbatasan di dalam banyak hal,
yaitu keterbatasan tentang ketersediaan menurut kuantitas dan kualitasnya.
Sumber daya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang dan
waktu. Oleh sebab itu, diperlukan pengelolaan sumber daya alam yang
baik.Antara lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat.

1.2. Tujuan

Makalah ini kami buat dengan tujuan agar kita dapat menjaga lingkungan
kita supaya tetap sehat, karena sehat itu adalah di mana kedaan fisik,mental
maupun sosialnya berada di posisi yang seimbang.

1.3. Manfaat

a. Bagi penulis

Makalah ini disamping sebagai salah satu tugas, tetapi juga dapat
memberikan pemahaman yang lebih dalam kesehatan dan lingkungan.

b. Bagi Pembaca

Sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang bahasan kesehatan dan


lingkungan atau kesehatan lingkungan secara lebih mendalam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas


lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat
yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk
memberi perlindungan pada masyarakat.

Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat


mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku
masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan
lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan
timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi.

Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber


daya sosial ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan
sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan
bebas dari penyakit”.

Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok


Kesehatan. Dalam Bab 1, Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah
meliputi kesehatan badan (somatik), rohani (jiwa) dan sosial dan bukan
hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini
memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.
Masyarakat adalah terdiri dari individu-individu manusia yang
merupakan makhluk biologis dan makhluk sosial didalam suatu lingkungan
hidup (biosfir). Sehingga untuk memahami masyarakat perlu mempelajari
kehidupan biologis bentuk interaksi sosial dan lingkungan hidup.

Dengan demikian permasalahan kesehatan masyarakat merupakan hal


yang kompleks dan usaha pemecahan masalah kesehatan masyarakat
merupakan upaya menghilangkan penyebab-penyebab secara rasional,
sistematis dan berkelanjutan.

Pada pelaksanan analisis dampak lingkungan maka kaitan antara


lingkungan dengan kesehatan dapat dikaji secara terpadu artinya bagaimana
pertimbangan kesehatan masyarakat dapat dipadukan kedalam analisis
lingkungan untuk kebijakan dalam pelaksnaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Manusia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya
lebih baik, walaupun aktivitas manusia membuat rona lingkungan menjadi
rusak.

Hal ini tidak dapat disangkal lagi kualitas lingkungan pasti


mempengaruhi status kesehatan masyarakat. Dari studi tentang kesehatan
lingkungan tersirat informasi bahwa status kesehatan seseorang dipengaruhi
oleh faktor hereditas, nutrisi, pelayanan kesehatan, perilaku dan lengkungan.

Menurut paragdima Blum tentang kesehatan dari lima faktor itu


lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari lingkungan
pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.

Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal


yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan
masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih,
pengolalaan sampah, pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah
gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi
udara, abrasi pantai, penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan
yang dapat menimbulkan satu model penyakit.

Lingkungan merujuk pada kharakteristik kondisi lingkungan yang


dapat mengganggu kesehatan, terutama aspek :

a. Gaya hidup : Miras, rokok, narkoba, makanan berlemak,

dsb.

b. Bahan toksik : mikroorganisme patogen, logam berat,

B3 dsb.

c. Bahaya fisik : kebisingan, sinar ultra-violet,debu di udara

d. Keadaan lainnya : kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak

sejalan dengan konsep kesehatan.

STATUS KESEHATAN MASYARAKAT

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat


kesehatan masyarakat
menurut H.L. Bloom
2.2. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup


kesehatan lingkungan, yaitu :

1. Penyediaan Air Minum

2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3. Pembuangan Sampah Padat

4. Pengendalian Vektor

5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6. Higiene makanan, termasuk higiene susu

7. Pengendalian pencemaran udara

8. Pengendalian radiasi

9. Kesehatan kerja

10. Pengendalian kebisingan

11. Perumahan dan pemukiman

12. Aspek kesling dan transportasi udara

13. Perencanaan daerah dan perkotaan

14. Pencegahan kecelakaan

15. Rekreasi umum dan pariwisata


16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk

17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin


lingkungan.

2.3. MASALAH-MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI


INDONESIA

Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang


untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor terkait. Di
Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain:

1. Air Bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-


hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai


berikut :

a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan


0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0


per 100 ml air)
Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni


sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan
ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam,
dan sebagainya.

Langkah Penyelesaian

Dalam keseharian kita, kita dapat mengurangi pencemaran air,


dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari
(minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun
perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita.
Karena saat ini kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang
menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti
mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan
sebagainya. Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi
pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan
air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu
menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar. Walaupun
demikian, langkah pencegahan tentunya lebih efektif dan bijaksana.

2. Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban


dengan syarat sebagai berikut :

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi


b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin
memasuki mata air atau sumur

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang


benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin

f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap
dipandang

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan


tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman

—-Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila


memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,


penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu

2. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,


komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah

3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit


antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan
tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus,
kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran,
disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup

4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik


yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara
lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus


memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:

a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi

produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya,


tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak
geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi

b. Penyimpanan sampah

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali

d. Pengangkutan

e. Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat


mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut
agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu


Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit
yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk
penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria,
Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk
Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis.
Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya
dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat
proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk
mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras
mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah
penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau
dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-
usaha sanitasi.

—-Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit


misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa
dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke
makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan
Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi
bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran,


rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin
makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap
santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah
makan/restoran, dan hotel).

—-Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat


pengelolaan makanan meliputi :

a. Persyaratan lokasi dan bangunan


b. Persyaratan fasilitas sanitasi

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

e. Persyaratan pengolahan makanan

f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

g. Persyaratan peralatan yang digunakan

h. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air,


pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi
lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air
pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung
umum, bis kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi
masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung
berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga akibat
pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya
merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran
pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau
pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan
bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian
menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada
beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan.
Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini,
bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa
mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau
sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya
infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual
penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

7. UDARA

Berdasarkan studi Bank Dunia tahun 1994, pencemaran udara


merupakan pembunuh kedua bagi anak balita di Jakarta, 14% bagi
seluruh kematian balita seluruh Indonesia dan 6% bagi seluruh angka
kematian penduduk Indonesia. Jakarta sendiri adalah kota dengan
kualitas terburuk ketiga di dunia.

Dampak terhadap kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran


udara akan terakumulasi dari hari ke hari. Pemaparan dalam jangka
waktu lama akan berakibat pada berbagai gangguan kesehatan, seperti
bronchitis, emphysema, dan kanker paru-paru. Dampak kesehatan
yang diakibatkan oleh pencemaran udara berbeda-beda antarindividu.
Populasi yang paling rentan adalah kelompok individu berusia lanjut
dan balita. Menurut penelitian di Amerika Serikat, kelompok balita
mempunyai kerentanan enam kali lebih besar dibandingkan orang
dewasa. Kelompok balita lebih rentan karena mereka lebih aktif dan
dengan demikian menghirup udara lebih banyak, sehingga mereka
lebih banyak menghirup zat-zat pencemar.

8. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi


kriteria sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan,


penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari
kebisingan yang mengganggu.
b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni
rumah

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit


antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih,
pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor
penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan,
cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan
minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan
penghawaan yang cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik


yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara
lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung
membuat penghuninya jatuh tergelincir.

2.4. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian


besar penduduk.

3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

2.5. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan


masyarakat di perkotaan dan pemukiman
Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap
kesehatan masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai
berikut :

1. Urbanisasi  kepadatan kota  keterbatasan lahan  daerah


slum/kumuh  sanitasi kesehatan lingkungan buruk

2. Kegiatan di kota (industrialisasi)  menghasilkan limbah cair 


dibuang tanpa pengolahan (ke sungai)  sungai dimanfaatkan
untuk mandi, cuci, kakus  penyakit menular.

3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)  emisi gas buang


(asap)  mencemari udara kota  udara tidak layak dihirup 
penyakit ISPA.

2.6. Pengertian Lingkungan sosial

Lingkungan hidup dan pembangunan secara konsep berbeda


namun keduanya saling mengkait dan memberikan makna penting
bagi manusia. Lingkungan hidup menurut UU Nomor 4 Tahun 1982
meliputi semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupcn dan kesejahteraan manusia serta maklluk hidup lain.
inglcunyan hidup disini merupakan suatu sistem yang meliputi1
1ingkungan alam hayati , 1ingkung-an alam non hayati, lingkungan
buatan (culturallandscape) dan lingkungan social.

2.7. Definisi kerja lingkungan sosial budaya


Lingkungan antar manusia yang meliputi: pola-pola hubungan
sosial serta kaidah pendukungnya yang berlaku dalam suatu
lingkungan spasial (ruang); yang ruang lingkupnya ditentukan oleh
keberlakuan pola-pola hubungan sosial tersebut (termasuk perilaku
manusia didalamnya); dan oleh tingkat rasa integrasi mereka yang
berada di dalamnya.Oleh karena itu, lingkungan sosial budaya terdiri dari
pola interaksi antara budaya,teknologi dan organisasi sosial, termasuk di
dalamnya jumlah penduduk dan perilakunya yang terdapat dalam
lingkungan spasial tertentu. Lingkungan sosial budaya terbentuk mengikuti
keberadaan manusia di muka bumi. Ini berarti bahwa lingkungan sosial
budaya sudah ada sejak makhluk manusia atau homo sapiens ini ada atau
diciptakan. Lingkungan sosial budaya mengalami perubahan sejalan dengan
peningkatan kemampuan adaptasi kultural manusia terhadap
lingkungannya.Manusia lebih mengandalkan kemampuan adaptasi
kulturalnya dibandingkan dengan kemampuan adaptasi biologis
(fisiologis maupun morfologis) yang dimilikinya seperti organisme lain
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan hidup. Karena
Lingkungan hidup yang dimaksud tersebut tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan hidup
adalah lingkungan hidup manusia.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ruang lingkup pada Kesehatan Lingkungan meliputi : Penyediaan air


minum, pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran,
pembuangan sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan /
pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, makanan yang
higenis, susu higenis, Pengendalian pencemaran udara, pengendalian
radiasi, kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, perumahan dan
pemukiman, aspek kesling dan transportasi udara, perencanaan daerah
dan perkotaan, pencegahan kecelakaan, rekreasi umum dan pariwisata,
tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik /
wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, serta tindakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

2. Masalah Kesehatan Lingkungan yang terdapat di Indonesia diantaranya


adalah air bersih, peembuagan tinja, pembuangan sampah, binatang
pengganggu, udara, serta makanan dan minuman.

Anda mungkin juga menyukai