Dosen Pembimbing:
Kelas A Kelas B
Febrianti N . Z 1910713017 Ali Rahmatullah M 1910713043
Galuh Putri K 1910713025 Syifa Mauliddina 1910713044
Indah Rindi Yani 1910713014 Syi’ta Ayatillahi T 1910713045
Nur Azizah W . R 1910713008 Yusnita Rachmawati 1910713046
Kelas C Kelas D
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat
dengan judul “Kesehatan Lingkungan” yang disajikan berdasarkan referensi dari
berbagai sumber.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
Agustina, S.KM,M.Kes, Rizki Amalia, S.KM.,M.H.,Sc, Dr. Ns. Dyah Utari, S.Kep,
MKKK yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat
dalam proses penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan
kepada teman-teman mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada tepat waktu.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan dapat
memberi banyak manfaat serta inspirasi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
II.1 Kesimpulan 43
II.2. Saran 45
DAFTAR PUSTAKA 46
3
BAB I: PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
4
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia serta
menghindarkannya dari bahaya.
I. 2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kesehatan lingkungan?
5. Apa saja masalah kesehatan lingkungan yang terjadi di negara maju dan
negara berkembang?
I. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kesehatan lingkungan.
5
BAB II: PEMBAHASAN
Lingkungan adalah penjumlahan untuk semua yang ada di sekitar sesuatu atau
seseorang atau disekitar makhluk hidup, termasuk semua makhluk hidup dan kekuatan-
kekuatan alamnya (air, tanah,udara, dan organisme-organisme hidup). (Dantje T.
Sembel, 2015)
Pasal 163 Undang undang No.36 Tahun 2009 merumuskan bahwa lingkungan sehat
merupakan lingkungan bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan,
antara lain:
Limbah cair
6
Limbah padat
Limbah gas
Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah
Binatang pembawa penyakit
Zat kimia yang berbahaya
Kebisingan yang melebihi ambang batas
Radiasi sinar pengion dan non pengion
Air yang tercemar
Udara yang tercemar dan makanan yang terkontaminasi
Maka bila dapat disimpulkan, lingkungan adalah ruang yang ditempati segala
sesuatu oleh makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidupnya juga segala
kekuatan alamnya seperti manusia, tumbuhan, hewan, air, tanah dan udara.
7
Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.” (Masrudi Muchtar 2016 )
Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 162 merumuskan
bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik fisik , kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. ( Masrudi Muchtar 2016 )
ll.2.1 Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan
lingkungan,yaitu:
8
preventif seperti tidak membuang limbah industri ke sungai, menghilangkan
kebiasaan membuang sampah ke sungai, tidak menggunakan sungai untuk
memandikan binatang ternak dan lain-lain sebagainya.
3. Pembuangan sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan
sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga. Sampah padat dapat dikelola
dengan cara penimbunan darat, metode daur ulang, pengolahan kembali secara
fisik dan pengolahan biologi.
4. Pengendalian vektor
Pengendalian vektor dapat dengan cara kimia dan fisik. Secara kimia dengan
cara menggunakan pestisida untuk peracunan sedangkan secara fisik dengan
cara memasang perangkap tikus, pembunuhan vektor dan binatang pengganggu
menggunakan alat pembunuh ( pemukul,jepretan dengan umpan).
5. Higiene makanan, termasuk higiene susu
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Penyehatan
makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan
makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau
keracunan makanan.
6. Pengendalian pencemaran udara
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan cara memperbanyak
tanaman hijau di daerah polusi udara yang tinggi, karena salah satu kegunaan
tumbuhan adalah sebagai penahan debu dan partikel lainnya.
7. Pengendalian radiasi
Upaya pengendalian radiasi medan elektromagnetik dapat dilakukan dengan cara
pengendalian kuat medan listrik dan kuat medan magnet maupun pengaturan
jarak dan lama pemaparan dan peralatan yang bermuatan listrik.
8. Kesehatan kerja
Kesehatan kerja adalah hal yang sangat penting didalam dunia kerja khusus nya
dunia industri yang bergerak dibidang produksi. Kesehatan kerja hendaknya
dapat dipahami denagn betapa penting nya kesehatan kerja tersebut di dalam
9
bekerja kesehariannya. Maka dari itu pemerintah telah menerbitkan UU no 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja diantaranya: memberi alat pelindung diri
pada para pekerja, memelihara kebersihan,kesehatan dan ketertiban dan
memberikan pertolongan pada kecelakaan.
9. Pengendalian kebisingan
Kebisingan adalah salah satu polusi yang tidak dikehendaki oleh manusia.
Dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyi-bunyian
tersebut akan dapat menggangu ketenangan kerja, merusak pendengaran dan
semakin lama telinga mendengar kebisingan makin buruk pula dampak dan
akibatnya. Oleh karena itu diperlukan cara bagaimana menanggulanginya seperti
pemakaian tutup telinga dan pengurangan kebisingan pada sumbernya.
10. Perumahan dan pemukiman
Rumah merupakan tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat setelah penat
melaksanakan kewajiban sehari – hari dan sebagai tempat untuk melindungi diri
dari bahaya. Sehat menurut WHO adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Jadi rumah sehat berdasarkan pengertian sebelumnya adalah tempat
untuk berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, sosial maupun mental.
Menurut Sumaatmaja 1988 pemukiman adalah bagian permukaan bumi yang
dihuni manusia meliputi segala sarana dan prasarana yang menunjang
kehidupan.
11. Aspek kesling dan transportasi udara
Untuk menanggulangi pencemaran suara dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu misalnya apabila ingin membangun suatu bandara di dalam suatu negara,
pemerintah harus dapat memperhitungkan dampak dari pembangunan bandara
tersebut. Pembangunan bandara dapat di dilakukan di daerah yang jarang
pemukiman penduduk agar tidak mengganggu penduduk yang tinggal disekitar
bandara.
12. Perencanaan daerah dan perkotaan
10
Menurut Dror (1963), perencanaan merupaka suatu proses yang mempersiapkan
seperangkat keputusan unutk melakukan tindakan dimasa depan. Maka dari itu
kita harus mengambil keputusan secara tepat bagaimana agar perencanaan
daerah dan kota
13. Pencegahan kecelakaan
Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan cara kontrol kesehatan sebelum
bekerja, pemakain baju pelindung dan isolasi pada operasi atau sistem yang
membahayakan
14. Rekreasi umum dan pariwisata
Agar objek dan daya tarik wisata dapat dimanfaatkan secara nyata diperlukan
modal dan teknologi yang memadai, serta untuk menjaga kelestariannya
diperlukan pengelolaan yang baik agar tidak menimbulkan dampak negative
terhadap lingkungan kawasan dan sosial budaya masyarakat sekitar.
15. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah,bencana alam dan perpindahan penduduk
Sanitasi adalah upaya pegendalian semua faktor lingkungan fsik manusia,yang
mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan,bagi
perkembangan fisik,kesehatan,dan daya tahan hidup manusia.
16. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
Tindaka tersebut dapat berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
17. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dapat dicegah dengan cara
penyediaan sarana jamban dan tidak buang air besar atau kecil di sembarang
tempat seperti, kebun, pekarangan dan dekat sungai.
11
1. Penyehatan air dan udara
2. Pengamanan limbah padat/sampah
3. Pengamanan limbah cair
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamana radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan lingkungan
12
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai
jutaan penduduk di dalamnya. Masalah yang terjadi di Indonesia sangatlah
kompleks terutama di daerah perkotaan hal ini terjadi disebabkan, antara lain:
1. Sanitasi dan Air Bersih
Higiene adalah upaya pencegahan penyakit di masyarakat yang
menjadikan faktor perseorangan dan kebersihan lingkungan sebagai sumber
utama pencegahan. Sedangkan, Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitikberatkan kegiatan kepada upaya kesehatan lingkungan hidup
manusia (Widyati R, 2002). Menurut "Progress Drinking Water & Sanitation
2017 Update" oleh World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati
peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak pada 2017,
sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua Tiongkok.
Ditinjau dari sudut pandang ilmu kesehatan, ketersediaan air dan
kelayakan fasilitas MCK disuatu daerah sangat mempengaruhi kesehatan
masyarakat disekitarnya.Dengan demikian maka sanitasi di tempat-tempat
umum, bahkan sanitasi di rumah-rumah penduduk harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat (Mukono, 2006).
Permasalahan sanitasi dan ketersediaan air bersih merupakan
permasalahan yang bekesinambungan dan saling mempengaruhi. Penyakit-
penyakit yang menyerang manusia dapat juga ditularkan dan disebabkan melalui
air sehingga menimbulkan wabah penyakit dimana-mana(Chandra, 2009).
Misalnya pada fasilitas sanitasi seperti jamban umum memiliki resiko penularan
penyakit lebih tinggi melalui air. Selain itu, sanitasi yang buruk juga
menyebabkan pencemaran air yang juga secara tidak langsung berdampak pada
ketersediaan air bersih. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sumber
air bersih antara lain :
1. Jarak antara sumber air dengan sumber pengotoran minimal 10 meter.
2. Pada sumur gali sedalam 10 meter dari permukaan tanah dibuat kedap
air dengan pembuatan cincin.
13
3. Penampungan air hujan pelindung air dan sumur artesis. Sumur
Artesis ialah sebuah bentuk sumur yang memiliki kedalam lubang yang lebih
dalam dari pada sumur biasa. Sumur ini juga dikenal dengan istilah deep well.
Biasanya proses penggalian sumur ini memerlukan beberapa alat pengeboran
yang cukup canggih.
Ada 3 syarat utama yang harus diperhatikan agar air dapat dikatakan
layak konsumsi,antara lain :
1. Syarat Fisik (Notoatmodjo, 2007)
Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah bening (tak
berwarna),tidak berasa,suhu di bawah suhu udara di luarnya, sehingga dalam
kehidupan sehari – hari. Cara mengenal air yang memenuhi persyaratan fisik ini
tidak sukar.
2. Syarat Kimia (Notoatmodjo, 2007)
Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam
jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di
dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan – bahan
atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain :
NO Jenis Bahan Kadar yang dibenarkan (mg/liter)
1. Fluor (F) 1 – 1,5
2. Chlor (Cl) 250
3. Arsen (As) 0,05
4. Tembaga (Cu) 1,0
5. Besi (Fe) 0,3
14
dengan cara memeriksa sampel. Apabila dari pemeriksaaan 100cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri E.coli maka air tersebut layak di konsumsi.
Pada tahun 2014 Kementerian Pekerjaan Umum, menyebutkan bahwa
mayoritas atau 76,3% dari 53 sungai yang diteliti, sudah tercemar kotoran
organik (tinja) dan logam. Hal ini berarti, mayoritas masyarakat yang
bergantung pada sungai sebagai sumber air, secara tidak langsung sulit untuk
memenuhi kebutuhan kompleks akan air per individu yaitu sekitar 60-120 liter
di negara maju dan 30-60 liter per harinya di negara berkembang seperti
Indonesia (Notoatmodjo, 2011). Satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
membuat Sumur sanitasi yang memenuhi persyaratan higiene, sebagai solusi
pengelolaan sanitasi dan sumber air yang layak.
2. Sampah
Menurut definisi WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,
tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Berdasarkan sifatnya,
sampah di bagi menjadi dua, yaitu:
a. Sampah Organik
Sampah organik, yaitu sampah yang mudah membusuk dan terurai oleh
mikroorganisme seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
(Nugroho,2013).
b. Sampah Anorganik
15
Di hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem
pembuangan semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup luas juga
menyebabkan pencemaran udara, tanah, dan air (Arief M. Latar,2016). Tak
hanya mengancam lingkungan dengan pencemaran yang ditimbulkan,
permasalahan sampah plastik yang sulit terurai juga dapat mengancam kesehatan
manusia. Contohnya adalah sungai yang tercemar oleh sampah dapat merusak
keseimbangan ekosistem sungai dan tanah, bau menyengat yang dihasilkannya
menyebabkan pencemaran udara, serta pencemaran tersebut dapat menjadi
sumber penyakit bagi manusia karena menjadi tempat bersarangnya vector
penyakit (pathogen, mikroorganisme, lalat).Di samping itu, proses pembusukan,
pembakaran dan pembuangan sampah biasanya menghasilkan gas-gas yang
dapat mengganggu kesehatan. Sampah plastic yang dibakar akan terurai menjadi
dioksin dan furan yang dapat memicu kanker dan penyakit lain akibat gangguan
kelenjar endokrin seperti diabetes, tirotoksikosis dan lain sebagainya (Prof. Hari
Kusnanto, 2016)
Mengingat semakin meningkatnya produksi sampah yang dihasilkan
masyarakat, maka dibutuhkannya pengelolaan sampah yang baik dan benar
karena, pembuangan sampah akhir merupakan suatu upaya yang tidak mungkin
dicarikan alternatifnya. Kecuali harus dimusnahkan atau dimanfaatkan.
Teknologi pemanfaatan dan pembuangan akhir sampah dapat dibagi seperti
berikut:
a. Pemanfaatan sampah dengan teknik pengolahan dan prinsip 3R yaitu:
a) Reuse (menggunakan kembali)
Reuse adalah upaya untuk memakai kembali bahan atau material agar
tidak menjadi sampah secara langsung tanpa mengolahnya terlebih dahulu,
misalnya, ember dijadikan pot bunga.
b) Reduce (menguragi)
Reduce adalah upaya untuk mengurangi volume sampah sebelum dan
sesudah diproduksi misalnya, memperbanyak teknik isi ulang (refill) air minum,
tinta, dll sehingga mengurangi produksi tempatnya.
16
c) Recycle (mendaur ulang)
Recycle adalah upaya memanfaatkan kembali sampah melalui daur ulang
setelah melalui proses pengolahan tertentu, misalnya, sampah dapur diolah
menjadi pupuk kompos.
b. Pemusahan atau reduksi sampah dengan incinerator dan metode
sanitary landfill. Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan (pemusnahan)
sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung,
memadatkannya , dan kemudian menimbunnya dengan tanah. Incinerator adalah
suatu alat pembakar sampah yang dioperasikan dengan menggunakan teknologi
pembakaran pada suhu tertentu, sehingga sampah dapat terbakar habis.
3. Limbah Industri
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga), yang kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi
zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan
dampak terhadap gangguang makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya
(Arief M. Latar, 2016). Limbah industri dapat dikategorikan menjadi empat
jenis, yaitu limbah industri cair, padat, gas, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya
dan Beracun) contoh limbah B3 adalah yang dihasilkan rumah tangga domestic
seperti bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih
kamar mandi, pembersih kaca atau jendela, pembersih lantai, dan lain
sebagainya.
Sederhananya, semua limbah industri berdampak buruk bagi lingkungan
dan manusia apabila kualitas dan kuantitasnya melebihi kadar normal di
lingkungan. Contohnya adalah limbah cair yang menimbulkan bau tidak sedap
dan mencemari air, dan gas beracun yang dihasilkan limbah padat dan limbah
gas (asap pabrik) yang menurunkan kualitas udara sehingga menganggu
kesehatan pernafasan manusia, dan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan pada
lapisan ozon yang menyebabkan global warming.
17
Dampak lain dari limbah gas yang di hasilkan pabrik adalah polusi udara
yang tengah menjadi persoalan serius di beberapa negara, termasuk di Indonesia.
Untuk mengurangi segala resiko dan dampak yang dapat terjadi dari
polusi dan pencemaran akbiat limbah industry, maka dapat dilakukan beberapa
upaya pencegahan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan
prinsip green company, zero waste, dan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL)
(Arief M. Latar, 2016). Green company merupakan bentuk upaya perusahaan
yang dalam segala aktivitas kegiatannya hanya menghasilkan sedikit buangan ke
lingkungan dan tidak berdampak besar terhadap lingkunga, dan zero waste
adalah konsep dimana suatu perusahaan mengupayakan pengolahan limbah yang
dihasilkannya secara maksimal sehingga tidak ada yang dibuang ke lingkungan.
Serta IPAL yaitu intalasi pemisah limbah dengan air yang memungkinkan air
dapat diolah atau digunakan kembali. tiga konsep tersebut, dapat secara perlahan
diterapkan di perusahaan atau industri-industri di Indonesia, mengingat
pencemaran lingkungan banyak terjadi dikarenakan aktifitas industri tersebut.
4. Kekeringan
Kekeringan adalah kondisi dimana suatu wilayah mengalami kekeringan
yang disebabkan oleh banyak hal. Penyebab kekeringan adalah karena suau
wilayah mengalami kemarau yang panjang sehingga kandungan air dalam tanah
berkurang bahkan tidak ada. Dampak kekeringan ini bisa mempengaruhi
perekonomian maupaun kesehatan. Ketika kekeringan berlangsung di suatu
daerah maka manusia akan mengalami kesulitan saat ingin minum, dan mandi.
Ketika manusia kekurangan cairan akan muncul penyakit seperti diare, penyakit
campak, cacar, dan lain-lain. Tubuh juga perlu cairan untuk membuang kotoran,
menjaga kelembapan, dan lainnya. Upaya yang perlu dilakukan adalah dengan
membuat sumur sebagai sumber air atau penampungan air hujan sehingga ketika
kekeringan berlangsung bisa menggunakan sumur maupun tempat penampungan
hujan untuk keperluan minum maupun mandi.
5. Ketersediaan Lahan / Housing
Perpindahan penduduk karena faktor urbanisasi dan lapangan kerja,
mengakibatkan semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk dijadikan
18
permukiman, dan mendorong masyarakat membuka lahan pemukiman yang
tidak layak dan padat. Pemukiman kumuh seperti di bantaran kali sangat tidak
sehat bagi lingkungan, karena bersifat merusak ekosistem sungai dan perairan.
Serta pembuangan kotoran yang langusng dibuang ke sungai mencemari air dan
mengkontaminasi sumber air atau sumur yang digunakan, sehingga air yang
digunakan untuk kegiatan sehari-hari adalah air yang tidak layak dan tidak sehat.
Maka dari itu, diperlukannya pembangunan rumah yang sehat dan layak tinggal
dari segi humanis dan juga tidak merusak lingkungan. Rumah sehat adalah
rumah yang dekat dengan air bersih,berjarak lebih dari 100 meter dari tempat
pembuangan sampah,dekat dengan sarana pembersihan, serta berada di tempat
di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang (Notoatmodjo,2011).
Persyaratan umum rumah sehat berdasarkan APHA di Amerika adalah
rumah harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisiologis, psikologis, dan biologis
sehingga dapat terhindar dari penyakit menular dan terhindar dari kecelakaan-
kecelakaan(Notoatmodjo,2011). Jika diuraikan maka persyaratan rumah sehat
sebagai berikut:
a. Persyaratan Fisik
Persyaratan fisik meliputi konstruksi dan luas bangunan. Konstruksi
rumah baik dan kuat, sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya
kelembapan dan mudah diperbaiki bila ada kerusakan. Persyaratan fisik
menyangkut konstruksi rumah, setiap orang merasa perlu untuk membuat
fondasi yang kokoh supaya kosntruksinya kuat. Tipe fondasi bermacam-macam
bergantung pada berat dari rumah atau gedung yang akan dibangun dan keadaan
subsoil. Fondasi yang tidak sesuai akan mengakibatkan rumah yang diatasnya
rontok. Luas bangunan harus disesuaikan dengan jumlah penghuni rumah, luas
lantai disesuaikan dengan penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding
dengan jumlah penghuni akan mengakibatkan sesak, kurang bebas dan
menyebabkan tidak sehat.
Rumah sehat harus dipenuhi kriteria ventilasi yang baik, pencahayaan
yang cukup, terhindar dari kebisingan, dan adanya lapangan rekreasi, terutama
19
untuk anak-anak. Untuk membangun rumah yang sehat harus memiliki syarat
fisiologis seperti:
1. Bahan Bangunan
Perlunya untuk memilih bahan bangunan yang berkualitas sesuai dengan
keadaan lingkungan sekitar. Misalnya pemilihan genting dan lantai yang tidak
cepat berdebu dan tidak mudra basah, sehingga tidak mudah menjadi tempat
berkembangnya penyakit.
2. Ventilasi
Ventilasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, rumah
sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga udara segar dapat masuk ke dalam
rumah secara bebas. Fungsi ventilasi rumah adalah untuk menjaga aliran udara
dalam rumah agar tetap segar keseimbangan oksigen yang diperlukan penghuni
tetap terjaga, membebaskan udara ruangan dari bakteri, terutama pathogen dan
untuk menjaga kelembaban rumah yang optimum. Ukuran ventilasi yang baik
adalah lubang ventilasi tetap atau permanen, luas minimum 5% dari luas lantai
sedangkan ventilasi insidentil 5% dari luas lantai sehingga total
10%(Notoatmodjo,2011).
3. Pencahayaan
Menjaga intensitas cahaya yang masuk ke dalam rumah sangatlah
penting. Karena jika kekurangan cahaya, rumah akan menjadi gelap dan
merupakan media yang baik untuk berkembang biaknya bibir penyakit.
Sedangkan, jika rumah terlalu banyak cahaya yang masuk maka akan silau dan
merusak mata. Intensitas minimal pencahayaan dalam ruangan adalah 60 lux
atau sekitar 15-20% dari luas lantai yang berada dirumah (Mubarak,2009), dan
tentunya tidak menyilaukan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
pencahayaan yang cukup dalam sebuah rumah sangat mempengaruhi kesehatan
orang-orang yang ada di dalamnya.
4. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah harus disesuaikan dengan jumlah penghuni yang
tinggal didalamnya. Karena jika sebuah rumah terlalu padat penguhinnya, maka
20
akan menyebabkan para penghuninya kekurangan oksigen dan meningkatkan
resiko terkena penyakit menular(Notoatmodjo,2011).
5. Kebisingan
Saat ini pengaruh kebisingan mulai diperhatikan oleh setiap orang. Hal
ini dikarenakan kebisingan dapat mengganggu konsentrasi dan kenyamanan
seseorang. Rumah sehat adalah sebuah rumah yang bisa terhindar dari
kebisingan/letaknya jauh dari sumber kebisingan. Syarat-syarat yang menjukan
bahwa suatu rumah dikatakan sehat, yaitu:
b. Persyaratan Psikologis
Rumah sehat harus memiliki pembagian ruangan yang baik, penataan
perabot yang rapi, tidak over crowding dan sebaginya. Over crowding
menimbulkan efek-efek negative terhadap kesehatan fisik,mental dan
moral(Notoatmodjo,2011). Selain itu, ketenangan dan kerahasiaan setiap
individu tidak akan terjamin dan akan mengakibatkan akses-akses menurunnya
moral. Untuk mendukung penghuni dan lingkungan rumah yang sehat, maka
rumah tersebut harus dilengkapi fasilitas memadai yang sehat dan tidak merusak
lingkungan. Fasilitas tersebut melingkupi penyediaan air yang cukup,
pembuangan tinja, pembuangan air limbah, pembuangan sampah, dan tata ruang
yang baik meliputi fasilitas dapur, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,
ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
c. Persyaratan Biologis
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan biologis sebagai berikut:
1. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan, karena lantai yang lembab
dan tidak kedap air dapat menjadi tempat bersarang dan berkembangnya
panthogen
2. Dinding pada kamar tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana
ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara dan pada kamar mandi dan tempat
cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
3. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
4. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus-
dilengkapi dengan penangkal petir
21
5. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
22
2. Memeuhi persyaratan biologis.
3. Tidak mengandung radioaktif
4. Memenuhi persyaratan fisik.
Standar kimia biasanya lebih ditekankan di beberapa negara maju, sedangkan
standar biologis biasanya lebih ditekankan di negara berkembang.
Menurut Permenkes RI No. 01/Birhubmas/I/1975, standar-standar untuk
kelayakan air minum yang berlaku di Indonesia, yaitu:
1. Standar kimia: Terbebas dari bahan kimia dan jumlah zat padat serta pH
yang sesuai
2. Standar biologis: Terbebas dari bakteri golongan koli, kuman parasit, dan
patogen.
3. Standar radioaktif: Tidak terdapat radioaktif pada air
4. Standar fisik: Bau, rasa, warna, kekeruhan, dan suhu yang sesuai
C. Sumber Air
Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber.
Sumber-sumber air dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Air
permukaan meliputi badan-badan air semacam sungai, danau, telaga, waduk,
rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi.
b) Air laut
Air laut mempunyai sifat asin karena kandungan garam NaCl. Kadar garam
NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk air minum. Namun demikian, air laut ini juga dapat dipergunakan
sebagai sumber air minum di beberapa negara yang sudah tidak memiliki sumber
air yang lebih baik setelah melalui proses desalinasi yang masih sangat mahal
biayanya.
c) Air angkasa (Hujan)
23
Air angkasa terjadi dari proses evaporasi dari air permukaan dan evotranspirasi
dari tumbuh-tumbuhan oleh bantuan sinar matahari dan melalui proses
kondensasi kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju ataupun embun.
Air angkasa mempunyai sifat tanah (soft water) karena kurang mengandung
garam-garam dan zat-zat mineral sehingga terasa kurang segar. Air angkasa juga
bersifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir
sehingga mempercepat terjadinya korosi. Air angkasa atau air hujan merupakan
sumber utama air dibumi. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling
bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel
debu, mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida, nitrogen dan
amoniak
d) Air tanah
Air tanah (ground water) adalah cadangan air yang bersumber dari air presipitasi
dan merembes menjadi air infiltasi berada di bawah permukaan litosfer
tertampung dalam cekungan-cekungan dan mengalir membentuk sungai bawah
tanah dan muncul sebagai mata air. Kelebihannya adalah air tanah biasanya
terbebas dari kuman penyakit, dan tidak perlu mengalami proses purifikasi.
Kelemahannya adalah Air tanah mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi
yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium,
kalsium, dan logam berat seperti besi dapat menyebabkan kesadahan air. Selain
itu, untuk menghisap dan mengalirkan air ke atas permukaan, diperlukan pompa.
(Universitas Sumatera Utara, n.d, hlm. 9-10)
D. Pencemaran Air
a) Pengertian Pencemaran Air
Bertambahnya jumlah penduduk di berbagai negara, sedangkan
wilayahnya yang tidak akan bertambah, menimbulkan keterbatasan wilayah untuk
dijadikan pemukiman. Sehingga setiap pinggiran kota menjadi pilihan yang tepat
untuk ditinggali, terutama daerah di dekat sumber air.
24
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air menyebutkan,
‘Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi
dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya’.
25
yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama ditemukan
pada masyarakat di pedesaan dan di daerah kumuh perkotaan.
Metode pembuangan tinja secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
• Unsewered area, suatu cara pembuangan tinja yang tidak menggunakan
saluran air dan tempat pengolahan air kotor.
• Sewered area, pengumpulan dan pengangkutan ekskreta melalui jaringan
pipa bawah tanah yang disebut sewers ke tempat pembuangan akhir yang
biasanya dibangun diujung kota.
b. Air Limbah
Menurut Ehless dan Steel, air limbah adalah cairan buangan yang berasal
dari rumah tangga, industri, dan tempat-tempat umum lainnya dan biasanya
mengandung bahan-bahan atau zat yang dapat membahayakan kehidupan manusia
serta mengganggu kelestarian lingkungan.
Sumber air limbah menurut Chandra (2006, hlm 135-136) dapat berasal
dari berbagai sumber, antara lain:
a. Rumah tangga. Contoh: air bekas cucian, air bekas mandi, air bekas
memasak, dan sebagainya.
b. Perkotaan. Contoh: air limbah perdagangan.
c. Industri. Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan
dari pabrik karet.
26
(dr. Kevin Adrian, 2018)
2. Curah Hujan
Curah hujan disuatu daerah akan menentukan volume dari badan air dalam
rangka mempertahankan efek pencemaran terhadap setiap bahan buangan
didalamnya (deluting effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim
dapat lebih menguraikan air yang tercemar.
3. KecepatanAliran Air (Stream Flow)
Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka keadaan itu dapat
memperkecil kemungkinan timbulnya pencemaran air karena bahan polutan
dalam air akan lebih cepat terdispensi.
4. Kualitas Tanah
Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga mempengaruhi pencemaran air,
ini berkaitan dengan pencemaran tanah yang terjadi di dekat sumber
air.Beberapa sumber pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti
pestisida, herbisida, logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah secara
besar –besaran.
5. Zat Kimia
Adanya zat/senyawa kimia dalam air dapat terjadi secara alami atau
akibat kegiatan manusia misalnya oleh limbah rumah tangga dan industry. Zat
kimia tersebut berupa:
1. Nitrat
Salah satu contoh sumber pencemaran nitrat terhadap air minum yakni
akibat kegiatan pertanian. Meskipun pencemaran nitrat juga dapat terjadi secara
alami, tetapi yang paling sering yakni akibat pencemaran berasal dari air limbah
pertanian yang banyak mengandung senyawa nitrat akibat pemakaian pupuk
nitrogen (urea). Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah yang besar dapat
menyebabkan methaemoglobinameia, yakni kondisi dimana haemoglobin di
dalam darah berubah menjadi methaemoglobin sehingga darah menjadi
kekurangan oksigen. Hal ini dapat mengakibatkan pengaruh yang fatal, serta
dapat mengakibatkan kematian khususnya pada bayi.
2. Selenium
27
Di daerah seperti ini kandungan selinium dalam air tanah (sumur)
ataupun air permukaan
terjadi anemia yang disebabkan menurunya jumlah sel darah merah serta
jumlah haemoglobin, dan berdasarkan hasil pembedahan terjadi akumulasi
sodium selenite pada hati, ginjal, testis, paruparu dan limpha. Bedasarkan
penelitian toksisitas baik akut maupun subakut dari selenium tersebut maka
WHO menetapkan kadar maksimun selenium yang dibolehkan dalam air minum
yakni 0,01 mg/l, dan menurut Peraruran Pemerintah Republik Indonesia No: 20
Tahun 1990, kadar maksimum selenium dalam air minum yang dibolehkan juga
0,01 mg/l.
3. Trihalomethan
Saat ini beberapa salah satu masalah yang banyak dijumpai dalam air
minum yakni masalah yang termasuk polutan mikro yang apabila tidak ditangani
dengan segera dapat pula menyebabkan kematian. Bakteri patogen yang
menyebabkan penyakit ini berasal dari tinja, dan masuk ke tubuh manusia lewat
mulut melalui makanan atau minuman atau melalui kontak orang ke orang. atau
secara langsung melalui inangnya misalnya oleh lalat. (Arie Herlambang :
Pencemaran dan Strategi Penggulangannya JAI Vol. 2 , No.1 2006)
28
1) Disentri
Penyebabnya adalah beberapa jenis bakteri dysentery baccilus, waktu
inkubasi 1 – 7 hari, biasanya sekitar 4 hari atau kurang. Gejala utama yakni
mencret, mulas, demam, rasa mual, muntahmuntah, serta berak darah campur
lendir. Infeksi penyakit ini dapat berjangkit sepanjang tahun. Penderita dan
carriernya adalah sumber penuranan yang utama, dan penularannya dapat terjadi
melalui makanan, air minum atau kontak orang ke orang.
2) Tipus dan Paratifus
Penyebabnya adalah jenis bacillus typhus dan parathyphus, dengan
waktu inkubasi antara 1 sampai 3 minggu. Bakteri penyakit tersebut masuk
melalui mulut dan menjangki pada struktur lympha (getah bening) pada bagian
bawah usus halus, kemudian masuk ke aliran darah dan akan terbawa ke organ-
organ internal sehingga gejala muncul pada seluruh tubuh misalnya: seluruh
badan lemas, pusing, hilang nafsu makan, dan timbul deman serta badan
menggigil. penularan dapat terjadi karena infeksi yang disebabkan oleh bakteria
yang ada di dalam tinja penderita melalui air minum, makanan atau kontak
langsung
3) Cholera
Penyebabnya adalah bakteri patogen jenisvibrio cholerae, dan waktu
inkubasinya antara beberapa jam sampai lima hari. Bakteri vibrio cholerae yang
masuk melalui mulut akan berkembang di dalam usus halus (small intestine),
dan menghasilkan exotoxin yang menyebabkan rasa mual. Gejala yang penting
yakni mencret atau diare dengan warna putih keruh dan muntah-muntah. Kadang
terjadi dehidrasi, dan pada kasus yang serius kemungkinan dapat menyebabkan
penderita menjadi koma. Keadaan kritis tersebut dapat dihindari apabila
dilakukan penanganan yang sesuai. Sumber utama penunularan yakni air minum
atau makanan yang terkontaminasi atau tercemar oleh kotoran atau muntahan
penderita ataupun tercemar oleh inang atau pembawa bakteri cholera.
4) Hepatitis A
Penyebabnya adalah virus hepatitis A, dengan waktu inkubasi antara 15
sampai 30 hari (biasanya 30 hari). Infeksi umumnya terjadi melalui mulut.
29
Gejala primairnya antara lain rasa mual, pusing disertai demam, dan rasa
lelah/lemas di seluruh tubuh. Gelaja spesifik antara lain terjadinya pembengkaan
liver dan timbul gejala sakit kuning. Sumber penularan yakni air minum atau
makanan yang tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung virus hepatitis
A.
30
B. Syarat Udara Yang Sehat
Menurut WHO (World Health Organization) udara yang sehat adalah udara yang
didalamnya terdapat zat yang diperlukan oleh makhluk hidup seperti oksigen dan
didalamnya tidak tercemar oleh zat-zat yang merusak tubuh seperti Karbondioksida.
Menurut nilai Air Quality Index kualitas udara dapat dikategorikan baik bila
nilainya berada antara ≤ 50 dan kualitas udara membahayakan seluruh lapisan
masyarakat ketika angka AQI > 150. ( Aditya Widya Putri , Jurnalis Hidup bersama
Polusi udara di Jakarta:2019)
C. Pencemaran Udara
a) Pengertian Pencemaran Udara
Udara merupakan zat terpenting setelah air. Namun, perlu diketahui bahwa
udara juga dapat menjadi media penyebaran penyakit pada manusia. Dan masalah
kesehatan lingkungan udara yang sering terjadi adalah pencemaran udara
Pencemaran udara adalah dimasukkannya komponen lain kedalam udara baik
secara langsung atau tidak langsung maupun proses alam sehingga kualitas udara
turun sampai ke tingkatan tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya. Setiap substansi yang bukan
merupakan bagian dari komposisi udara disebut sebagai polutan. (Chandra, 2006,
hlm.75)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara menyebutkan, ‘Pencemaran udara adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke
udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya’. (Kementrian
Hukum dan HAM, 1999, hlm. 2)
b) Penyebab Pencemaran Udara
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni :
a. Faktor internal (secara alamiah), contoh :
31
1. Proses pembusukan sampah organik yang mengeluarkan bau busuk ke
udara
2. Asap, gas, dan abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat
meletus
3. Kebakaran hutan yang terjadi secara alamiah
4. Debu dan gas yang berterbangan ke udara akibat tiupan angin kencang
b. Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :
1. Pembangunan Gedung Bertingkat
Gedung-gedung pencakar langit, efek rumah kaca, serta pembangunan
infrastruktur secara besar-besaran merupakan bukti dari kemajuan IPTEK,
namun hal ini mengakibatkan menigkatnya suhu. Meningkatnya suhu pada inti
bumi membuat lapisan ozon yang menyelimuti bumi kian hari kian menipis.
Sadar atau tidak, hal ini yang kemudian berpengaruh pada perubahan cuaca,
udara, sumber air, dan lain sebagainya.
2. Asap Kendaraan Bermotor
Di beberapa negara yang jumlah penduduknya padat seperti Indonesia,
berakibat pada tingginya penggunaan kendaraan bermotor sebagai sarana
transportasi dan mata pencarian sehari-hari. Gas buangan kendaraan bermotor
yang ada menyebabkan tingkat pencemaran udara di Indonesia melebihi
ambang batas normal terutama di kota-kota besar.
3. Asap Pabrik
Industri dan pabrik yang ada di berbagai negara juga sebagai bukti
kemajuan perkembangan IPTEK. Proses pembakaran yang terjadi di pabrik
menghasilkan asap beracun yang dilepaskan ke udara.
4. Pembangkit Listrik
Pembangkit listrik dengan bahan bakar batu bara menghasilkan partikel
oksida sulfur (S02) dan nitrogen oksida (NO2) yang berbahaya bagi mahluk
hidup. Bahan radioaktif, percobaan nuklir atau bom atom akan menghasilkan
partikel-partikel debu radioaktif ke udara yang menyebabkan pencemaran.
5. Hasil pembakaran bahan bakar fosil
32
Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi
adalah penyebab utama pencemaran udara. Umumnya digunakan di
pembangkit listrik, proses manufaktur dan insinerasi limbah, dan proses
pemanasan-pembakaran lainnya.
33
1. Menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan pernapasan.
Udara yang bercampur dengan berbagai zat berbahaya apabila masuk ke dalam
tubuh manusia dapat menimbulkan penyakit pernapasan. Karena dalam zat
berbahaya terdapat racun yang bila masuk dalam tubuh manusia, akan
mengganggu metabolisme tubuh dan timbullah berbagai penyakit pernapasan
mulai dari yang ringan hingga kronis, seperti sesak napas, asma, ISPA,
bronchitis, dan TBC.
2. Menyebabkan terjadinya masalah pada kulit manusia, misalnya kulit kusam,
keriput, flek hitam, bahkan kanker kulit.
3. Pencemaran udara juga dapat mengakibatkan manusia menjadi mudah stress
dan emosi tak seimbang.
4. Menyebabkan gangguan pada penglihatan
• Dampak Pencemaran Udara Pada Lingkungan.
1. Terjadinya global warming dalam waktu yang lama. Kadar CO2 yang tinggi
di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan udara panas ke atmosfer,
akibatnya suhu udara di bumi meningkat. Peristiwa ini dinamakan efek rumah
kaca. Efek rumah kaca mengakibatkan pemanasan global yang dapat
mengganggu perubahan iklim.
2. Memicu terjadinya hujan asam. Istilah hujan asam pertama kali
diperkenalkan oleh Angus Smith ketika dia menulis tentang polusi industry di
Inggris. Hujan asam adalah hujan yang mengandung asam dengan pH kurang
dari 5,6. Dengan adanya hujan asam ini akan mengganggu kesehatan dan
merusak berbagai tumbuhan.
3. Mengakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu. Udara yang kotor
membuat tanaman mudah terkena penyakit, misalnya klorosis, nekrosis, dan
bintik hitam. (Putri Rahmadiyanti, 2007)
34
a. Sosialisasi melalui media cetak dan elektronik berkaitan dengan bahaya
pencemaran udara bagi kelangsungan hidup manusia dan perubahan
ekosistem pada alam semesta
b. Relokasi kawasan industri yang berada di tengah kota ke daerah
pinggiran kota dan pengembangan suatu daerah hijau (green belt) yang
mengitari kawasan industri yang akan dibangun
c. Penyelenggaraan analisis dampak lingkungan (Amdal) secara rutin di
pabrik-pabrik yang berada di tengah kota atau di dekat lokasi
pemukiman penduduk
d. Penyelenggaraan uji emisi gas buangan dari kendaraan bermotor secara
berkala dan pembentukan sistem pemantauan pencemaran udara di
setiap sudut kota
e. Perbaikan sarana transportasi darat terutama armada angkutan kota lebih
manusiawi (aman, nyaman, dan murah) sehingga dapat mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi
f. Penerapan program 3 in 1 pada kendaraan pribadi selama jam-jam sibuk,
terutama di jalan-jalan protokol di pusat kota
g. Pengawasan dan pelarangan pembakaran hutan terutama saat musim
kemarau yang pada kenyataanya terjadi hampir setiap tahun
2) Jangka panjang
a. Perencanaan tata ruang kota yang mengacu pada wawasan kesehatan
lingkungan
b. Mengganti bahan bakar untuk industri dan kendaraan bermotor dengan
bahan bakar yang ramah lingkungan, misalnya, bahan bakar gas dan
biosolar yang berasal dari minyak kelapa sawit
c. Membangun sarana transportasi perkotaan dengan mempergunakan
kereta api bawah tanah (subway station)
d. Melakukan penghijauan atau membuat taman di setiap sudut kota
e. Mempersiapkan suatu undang-undang tentang kesehatan lingkungan
untuk menjamin terpeliharanya kualitas lingkungan
35
II.4.3 Masalah Kesehatan Lingkungan Tanah
A. Pengertian Tanah
Tanah merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi tanah
pengaruhnya terhadap kehidupan sangat besar. Hubungan antara tanah dan
makhluk hidup diatasnya sangat erat. Lapisan suatu penampang tanah biasanya
mengandung banyak bahan organik dan berwarna gelap karena akumulasi bahan
organik. Tetapi jenis dan jumlah zat organik yang ada didalam tanah sangat
tergantung dari suhu, oksigen, dan bahan organik disekitarnya.
Tanah didefinisikan secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang
padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material
organik) rongga-rongga diantara material tersebut berisi udara dan air (Verhoef, 1994).
B. Pencemaran Tanah
a) Pengertian Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan yang tadinya tanah alami, menjadi tanah yang
tercemar. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair, bahan
kimia industri, fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air ke
permukaan tanah sehingga tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan,
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia atau limbah.
Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan
tanah, maka zat itu dapat menguap, tersapu air hujan dan masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat
kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air, tanah,
dan udara di atasnya.
Menurut Peraturan Pemerintahan RI No.150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa pasal 1 yang
berbunyi, “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas
36
kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organic serta mempunyai
sifat, fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan
manusia dan kehidupanlainnya”. Di dalam PP RI No.150 tahun 2000 tentang
Pengendalian Kerusanakan Tanah Untuk Produksi Biomassa pasal 1 disebut
bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomass aadalah perubahan sifat dasar
tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”. (Muslimah, 2015)
37
Contoh: pupuk urea, peptisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT
(Dhicloro Dipheny Trichlorethane).
Sumber bahan pencemaran tanah dapat disebabkan oleh air permukaan
tanah yang mengandung bahan pencemaran misalnya tercemari oleh zat
radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah
rumah sakit, sisa-sisa pupuk, pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen,
yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah
tempat air permukaan atau pun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah
tersebut. (Muslimah, 2015)
c) Komponen Pencemaran Tanah
Kompenen-kompenen yang mengakibatkan pencemaran tanah
diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemaran tersebut antara lain berupa:
a) Senyawa organik, yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuhan dan hewan yang
mati.
b) Senyawa anorganik, yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme,
seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, yang
menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
c) Senyawa gas, pencemaran udara berupa gas yang larut dalam air hujan
seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida
karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan
tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah tanaman.
d) Senyawa logam, pencemaran berupa logam-logam berat yang dihasilkan
dari limbah industry seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e) Zat radioaktif, yang dihasilkan dari PLTN, reactor atom atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif.
38
permukaan tanah sehingga tanah tidak bisa dimanfaatkan. Timbunan sampah
tersebut bisa menghasilkan gas nitrogen dan asam sulfida.
Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah,
diantaranya adalah:
a. Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
b. Pada ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan
ini dapat menyebabkan perubahan metabolism dari mikroorganisme endemic
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. (Aurora Falah, 2012)
39
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.
Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotongpotong menjadi
partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
c. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
d. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada
sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai
tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman,
misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang
sangat dalam.
e. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan
namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
f. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik
yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2) Langkah Penanganan
Penanganan khusus terhadap limbah domestik yang berjumlah sangat
banyak diperlukan agar tidak mencemari tanah. Pertama sampah tersebut kita
pisahkan ke dalam sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(biodegradable) dan sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
(non-biodegradable).
Sampah organik yang terbiodegradasi bisa diolah, misalnya dijadikan
bahan urukan, kemudian kita tutup dengan tanah sehingga terdapat permukaan
tanah yang dapat kita pakai lagi; dibuat kompos; khusus kotoran hewan dapat
dibuat biogas dll sehingga dalam hal ini bukan pencemaran tanah yang terjadi
tetapi proses pembusukan organik yang alami.
Sampah anorganik yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme. Cara
penanganan yang terbaik dengan daur ulang. Kurangilah penggunaan pupuk
sintetik dan berbagai bahan kimia untuk pemberantasan hama seperti pestisida.
40
Limbah industri harus diolah dalam pengolahan limbah, sebelum dibuang
kesungai.
Kurangilah penggunaan bahan bahan yang tidak bisa diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable). Salah satu contohnya adalah dengan
mengganti plastik sebagai bahan kemasan/pembungkus dengan bahan yang
ramah lingkungan seperti dengan daun pisang atau daun jati.
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran tanah, diantaranya:
a. Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Remediasi ini terbagi menjadi dua cara, yaitu:
1. Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah
terkontaminasi di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah
dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi
agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
2. Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan
diolah di suatu unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara
memisahkan bahan pencemar dengan tanah, penguraian kontaminan
dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang dapat menguapkan
kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah. Remediasi
ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). (Muslimah 2015, hlm 17-
18)
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur
41
tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30
: 1, dan ketersediaan oksigen. (Setiawan,2017,hlm. 2-3)
Tanah memiliki fungsi penting dalam kehidupan di alam
semesta ini, karena itu perlu dijaga agar tidak rusak. Menjaga tanah
merupakan pekerjaan rumah bagi setiap orang. Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk menjaga kesehatan tanah, dengan memulai hal-hal
kecil seperti tidak membuang sampah limbah dengan tidak beraturan
ke tanah dan lain sebagainya.
II.5 Masalah Kesehatan Lingkungan di Negara Maju dan Berkembang
II.5.1 Masalah Kesehatan Lingkungan di Negara Maju
1. Polusi
Salah satu masalah kesehatan lingkungan terbesar di negara maju adalah polusi.
Polusi udara, polusi air, dan polusi tanah yang bahkan membutuhkan jutaan tahun untuk
kembali ‘sehat’ seperti semula. Polusi air yang disebabkan oleh limbah pabrik yang
dibuang ke sungai dan mengalir ke laut kemudian membentuk hujan asam. Polusi udara
yang disebabkan oleh gas dan racun dari pabrik industri. Dan polusi tanah yang banyak
disebabkan oleh pembuangan limbah yang menyebabkan tanah menjadi hilang
kandungan nutrisinya dan menjadi tidak subur lagi.
Menurut laporan Country Greenhouse Gas Emissions Data yang dirilis oleh
World Resource Institute (WRI), Emisi Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh
negara-negara di dunia ini adalah sebanyak 47,59 miliar ton emisi CO2 (MtCO 2e) per
42
tahun. Dari jumlah tersebut, negara yang berkonstribusi besar dalam menghasilkan
Emisi Karbon di Dunia adalah negara-negara maju seperti China yang menduduki
peringkat satu dengan 10,68 miliar ton emisi CO2 per tahun. Disusul dengan Amerika
Serikat yang menempati urutan kedua sebagai penghasil emisi Karbondioksida terbesar
di Dunia yaitu sebesar 5,82 miliar ton emisi CO2 per tahun. Peringkat selanjutnya
ditempati oleh negara-negara yang tergabung dalam uni eropa (28 negara), lalu diikuti
oleh India dan Rusia pada peringkat keempat dan kelima.
2. Pengolahan Limbah
Salah satu masalah lingkungan adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sosial
dan ekonomi masyarakat. Pertambahan jumlah limbah juga berbanding lurus dengan
angka pertumbuhan penduduk di negara maju dan berkembang. Tetapi saat ini, tengah
ramai permasalahan mengenai perpindahan limbah beracun dan non-beracun dari
negara maju ke negara berkembang. Contohnya adalah yang terjadi pada Indonesia dan
Malaysia, bahkan Malaysia mengalami peningkatan jumlah limbah 400 - 3.000 ton,
yang sebagian besarnya berasal dari negara maju seperti China, Amerika, dan Australia.
Meski impor limbah seperti limbah kertas dan skrup dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan industry (Sudiro, 2019), namun impor limbah ini nyatanya menjadi celah
negara maju untuk membuang limbahnya ke negara berkembang yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah limbah di negaranya dan hal tersebut merugikan negara yang
menjadi tempat penampungan limbah tersebut. Fenomena ini menunjukkan bahwa,
negara maju masih belum mampu dan memiliki keterbatasan dalam mengolah
limbahnya sendiri.
Kekayaan alam dapat menipis akibat banyaknya konsumsi bahan bakar fosil yang
menghasilkan emisi untuk gas-gas rumah kaca, yang mana itu mengakibatkan
pemanasan global dan perubahan iklim.
43
Aktivitas pembangunan gedung-gedung bertingkat dapat menyebabkan punahnya
spesies dan habitat keanekaragaman hayati. Membangun ulang spesies dan habitat dari
keanekaragaman hayati tersebut butuh waktu jutaan tahun untuk benar-benar pulih.
5. Pengasaman Laut
Pengasaman laut merupakan proses turunnya kadar pH air laut yang kini tengah
terjadi akibat penyerapan CO2 di atmosfer yang disebabkan oleh penggunaan bahan
bakar fosil berlebih. Keasaman laut meningkat pada 250 tahun terakhir. Pada tahun
2100 mungkin jauh meningkat dari 25% menjadi 150% yang mengakibatkan plankton
perlahan punah.
6. Masalah Kesehatan Masyarakat
Masalah kesehatan lingkungan berperan banyak pada resiko kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan. Air yang kotor merupakan masalah kesehatan di dunia dan dapat
mengancam kualitas kesehatan masyarakat.
1. Urbanisasi Penduduk
2. Sampah
44
Bahkan, hampir setiap tempat di Indonesia, sistem pembuangan sampah
dilakukan secara dumping tanpa ada pengelolaan lebih lanjut. Sistem pembuangan
semacam itu selain memerlukan lahan yang cukup, luas juga menyebabkan pencemaran
pada udara, tanah, dan air selain lahannya juga juga dapat menjadi tempat
berkembangbiaknya agen dan vector penyakitmenular. (Oleh Dr. H. Arif Sumantri,
S.K.M., M.Kes., 2017 dan Sindo. 2018).
3. Polusi Udara
45
Hampir semua limbah cair baik yang berasal dari rumah tangga danindustri
dibuang langsung dan bercampur menjadi satu ke badan sungaiatau laut, ditambah lagi
dengan kebiasaan penduduk melakukan kegiatanMCK dibantaran sungai. Akibatnya,
kualitas air sungai menurun dan apabila digunakan untuk air baku memerlukan biaya
yang tinggi.
7. Banjir
III. 1 Kesimpulan
46
lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan
manusia yang semakin meningkat. Selain untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat kesehatan lingkungan juga sangat berpengaruh untuk kenyamanan hidup
dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.
47
4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi
6. Pengamanan kebisingan
7. Pengamanan vektor penyakit
8. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.
Tanah merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi tanah
pengaruhnya terhadap kehidupan sangat besar. Hubungan antara tanah dan
makhluk hidup diatasnya sangat erat. Namun, Kegiatan manusia seperti perusakan
hutan, ladang yang berpindah-pindah dan penggalian lahan secara besar-besaran
sangat memengaruhi kondisi tanah. Disamping itu tanah yang terkontaminasi
48
dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dan kerusakan tanah yang
pada akhirnya akan menimbulkan bencana bagi manusia. Salah satu pencegahannya
adalah Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai
dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
Permasalahan yang ada di negara maju dan berkembang tidak jauh beda karena
masih meliputi masalah lingkungan air, udara, dan tanah. Pada negara-negara
berkembang masalah lingkungan meliputi polusi udara, banjir yang dapat menyebarkan
berbagai penyakit seperti leptospirosis, dan bahaya sampah plastik. Pada negara-negara
maju masalah kesehatan lingkungan meliputi pencemaran udara, masalah kekeringan
dan kebakaran besar.
III.2 Saran
49
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, R, 2011, Modul 1 Isu Lingkungan Global, diakses pada 16 September 2019
http://repository.ut.ac.id/4658/2/PEKI4312-M1.pdf
Departemen Kesehatan, 2017, Hari Air Dunia Mengingatkan Kembali Akan Pentingnya
Air dan Pengelolaan Air Limbah, Indonesia, di
www.depkes.go.id/pdf.php?id=17032900001 diakses pada 14 September 2019
Gosta, Demis Rizky. 2019. Larang Impor Limbah Plastik ke Asia Tenggara. di
ekonomi.bisnis.com/read/20190618/12/934874/larang-impor-limbah-plastik-
mengalir-ke-asia-tenggara diakses 19 September 2019 19-09-19 23.05.
50
Ikhtiar, Muhammad. 2017 . Pengantar Kesehatan Lingkungan . Makassar: CV. Social
Politic Genius (SIGn).
51
Muslimah, 2017, Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan, di
ejurnalunsam.id/index.php/jagris/article/download/224/169/ diakses pada 16
September 2019
Nugroho, A. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor.
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik. 01(03): 242
Salmah, Sjarifah. 2013 . Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: CV. Trans
Info Media.
Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan & Prespektif Islam. Jakarta: Kencana.
52
Swarjana, I Ketut. 2017 . Ilmu Kesehatan Masyarakat – konsep, strategi, dan praktik.
Yogyakarta: ANDI.
Yuliana, DK, 2017, Greenhouse Gas Emission Level In Indramayu District Tingkat
Emisi Gas Rumah Kaca Di Kabupaten Indramayu, di
ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMB/article/download/2098/2208 diakses pada
16 September 2019
WHO. 2012. Air Pollution, Climate, Health Factsheet. Switzerland (CH): WHO
53
54