Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERANAN BIOREMEDIASI DALAM HIGIENE DAN SANITASI LINGKUNGAN

(BIOREMEDIASI)

Disusun oleh :
Kelompok 6

Akbar Ramadhan 19308141052

Komang Ayu Candra P. 19308144011

Nurul Ainunnisa Damayanti 19308144012

Kesdik Kusuma Arista B. 19308144019

Biologi E 2019

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Mata Kuliah Bioremediasi dengan materi “Peranan
Bioremediasi dalam Higiene dan Sanitasi Lingkungan” ini dengan lancar dan sukses tanpa
hambatan.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dr. Ir.
Suhartini, Ms pada Mata Kuliah Bioremediasi. Selain tujuan tersebut, makalah ini dibuat
untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang “Peranan Bioremediasi dalam
Higiene dan Sanitasi Lingkungan” bagi pada pembaca dan juga penulis.

Ucapan terima kasih kami berikan pada Ibu Dr.Ir. Suhartini, Ms selaku dosen mata
kuliah Bioremediasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
serta ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang sedang kami tekuni.

Ucapan terima kasih juga kami berikan kepada teman – teman kelompok yang telah
berkontribusi dalam proses penulisan makalah ini dari awal hingga akhir.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi
maupun tata bahasa serta penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pembaca yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, 22 Junil 2021

Penulis,

Kelompok 6
DAFTAR ISI

Judul 1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I (PENDAHULUAN) 4

Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 4
Tujuan 4
Manfaat 4

BAB II (PEMBAHASAN) 5

Pembahasan 5

BAB III (PENUTUP) 10

Kesimpulan 10
Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Higiene dan sanitasi sangatlah penting bagi kesehatan dan juga kebersihan
lingkungan, masalah masalah yang timbul akibat penyakit dan lingkungan yang kotor
merupakan kelalaian manusia dalam menerapkan higiene dan sanitasi. Higiene merupakan
upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya disebut
higiene, sedangkan sanitasi adalah upaya kesehatan dengan memelihara dan melindungi
kebersihan dari subjeknya.

Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di


lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme
memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan. Peristiwa ini disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, saat
polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. dari pengertian tersebut maka
bioremediasi berperan untuk mengolah dan mengurangi pencemaran dan sumber sumber
penyakit akibat dari kurangnya hygiene dan sanitasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1.Apa itu higiene dan sanitasi ?
2.apa peranan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi ?
C. Tujuan
1.Mengetahui peranan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi lingkungan
D. Manfaat
1.Menambah wawasan mengenai bioremediasi
2.menambah pengetahuan mengenai peranan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi
lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

Bioremediasi merupakan proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara


biologi dalam kondisi terkendali menggunakan mikroorganisme yang telah terpilih, enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi struktur polutan beracun menjadi tidak
kompleks sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun dan berbahaya. Hygiene adalah
usaha mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh faktor lingkungan dan berusaha
membuat keadaan lingkungan dapat menjamin pemeliharaan kesehatan. Contoh tindakan
hygiene, yaitu : mencuci tangan sebelum makan, minum air yang direbus, dan pengawasan
mutu daging.
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu komponen kesehatan lingkungan yang
merupakan perilaku yang disengaja untuk menumbuhkan keanekaragaman hayati yang
higienis untuk mencegah manusia dari kontak pribadi dengan kotoran dan bahan limbah
berbahaya lainnya dengan harapan dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
manusia.

Hygiene dan sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat
kaitannya. Misalnya higiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak
mendukung karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna.
Hygiene dan sanitasi merupakan hal yang penting dalam menentukan kualitas makanan di
mana Escherichia coli sebagai salah satu indikator terjadinya pencemaran makanan yang
dapat menyebabkan penyakit akibat makanan (food borne diseases). E. coli dalam makanan
dan minuman merupakan indikator terjadinya kontaminasi akibat penanganan makanan dan
minuman yang kurang baik. Minimnya pengetahuan para penjaja makanan mengenai cara
mengelola makanan dan minuman yang sehat dan aman, menambah besar resiko kontaminasi
makanan dan minuman yang dijajakannya (Ningsih, 2014).

Terdapat 17 ruang lingkup ilmu kesehatan lingkungan menurut WHO antara lain 1.
Penyediaan air minum, 2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran, 3.
Pembuangan sampah padat, 4. Pengendalian vektor, 5. Pencegahan/pengendalian pencemaran
tanah oleh ekskreta manusia, 6. Hygiene makanan termasuk hygiene susu, 7. Pengendalian
pencemaran udara, 8. Pengendalian radiasi, 9. Kesehatan kerja, 10. Pengendalian kebisingan,
11. Perumahan dan pemukiman, 12. Aspek kesling dan transportasi udara, 13. Perencanaan
daerah dan perkotaan, 14. pencegahan kecelakaan, 15. Rekreasi umum dan pariwisata, 16.
Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan endemi/wabah, bencana alam
dan perpindahan penduduk, 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.

Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat


(3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu : 1. Penyehatan Air dan Udara 2.
Pengamanan Limbah padat/sampah 3. Pengamanan Limbah cair 4. Pengamanan limbah gas
5. Pengamanan radiasi 6. Pengamanan kebisingan 7. Pengamanan vektor penyakit 8.
Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

Kesehatan lingkungan merujuk pada karakteristik kondisi lingkungan yang dapat


mengganggu kesehatan, terutama aspek:
1. Gaya hidup : Miras, narkoba, rokok, makanan berlemak, dsb
2. Bahan toksik : Mikroorganisme patogen, logam berat, B3, dsb
3. Bahaya fisik : Kebisingan, sinar ultra-violet, debu di udara
4. Keadaan lainnya : Kondisi tropis, adat kebiasaan yang tidak sejalan dengan konsep
kesehatan, dsb.
Terdapat 2 pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia, yaitu masalah atau
akibat yang ditimbulkan lingkungan terjadi dengan segera, Dampak dari masalah dari
lingkungan yang merugikan bagi manusia berakibat langsung menyebabkan suatu penyakit.
Misalnya, faktor sanitasi lingkungan sekitar yang buruk dan masalah atau akibat yang
ditimbulkan terjadi secara lambat, Dampak dari faktor lingkungan yang tidak menguntungkan
berakibat cukup lama atau masih ada tenggang waktu tertentu untuk menimbulkan suatu
penyakit. Penyakit dapat terjangkit pada manusia oleh karena itu terjadi paparan yang
berlangsung secara kontinu dan bersifat akumulatif.
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang untuk
mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor terkait. Di Indonesia permasalah
dalam kesehatan lingkungan antara lain :
1. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum
adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Syarat-syarat kualitas air bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml)
2. Pembuangan kotoran hewan/tinja
Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai
berikut :
- Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
- Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata
air atau sumur
- Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
- Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
- Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
- Jamban harus bebas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang Metode
pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
3. Pembuangan sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor
/unsur, berikut:
- Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah
adalah jumlah penduduk dan kepadatannya, tingkat aktivitas, pola
kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan
teknologi
- Penyimpanan sampah
- Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali
- Pengangkutan
- Pembuangan
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui
hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan
masalah-masalah ini secara efisien.
Akibat Pengaruh Lingkungan Terhadap Kesehatan manusia
1) Masalah atau akibat yang ditimbulkan lingkungan terjadi dengan segera
Dampak dari masalah dari lingkungan yang merugikan bagi manusia berakibat
langsung menyebabkan suatu penyakit. Misalnya, faktor sanitasi lingkungan sekitar
yang buruk
2) Masalah atau akibat yang ditimbulkan terjadi secara lambat
Dampak dari faktor lingkungan yang tidak menguntungkan berakibat cukup
lama atau masih ada tenggang waktu tertentu untuk menimbulkan suatu penyakit.
Penyakit dapat terjangkit pada manusia oleh karena itu terjadi paparan yang
berlangsung secara kontinu dan bersifat akumulatif.
Faktor pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit
1) Faktor Predisposisi
Faktor lingkungan berperan dalam menunjang terjangkitnya suatu penyakit pada
manusia.
Contoh : seseorang yang sering berada di lingkungan rumah sakit, baik sebagai tenaga
medis dan pengunjung akan rentan terkena penyakit akibat infeksi nosokomial.
2) Penyebab penyakit secara langsung
Beberapa penyakit pada manusia dapat diakibatkan secara langsung oleh faktor
lingkungan.
Contoh : seseorang yang bekerja pada pabrik pengolahan silika mudah terserang penyakit
infeksi pada paru-paru, sebagai akibat paparan pecahan partikel-partikel silika
3) Medium transmisi penyakit
Lingkungan berperan dalam sarana penularan atau transmisi penyakit.
Contoh : air merupakan medium penularan beberapa penyakit perut pada manusia
4) Faktor yang mempengaruhi perjalanan suatu penyakit
Beberapa penyakit akan sangat dipengaruhi oleh kondisi faktor lingkungan yang dapat
memperberat kondisi penderita
Contoh : udara yang dingin dan berdebu memperberat penderita penyakit asma
Prinsip dasar pengolahan air terhadap higiene dan sanitasi air secara biologi pada
prinsipnya adalah meniru proses alami self purification dalam mendegradasi polutan melalui
peranan mikroorganisme. Dalam perlindungan kualitas air dari pencemaran limbah dapat
menggunakan teknik isolasi bakteri. Isolasi bakteri yang baik dan benar dapat menentukan
bakteri yang cocok dalam proses remediasi air limbah yang diinginkan. Tujuan mengisolasi
bakteri adalah untuk mendapatkan bakteri yang diinginkan dengan cara mengambil sampel
mikroba dari lingkungan yang ingin diteliti. Teknik isolasi bakteri antara lain yaitu proses uji
degradasi, identifikasi, serta perbanyak bakteri.
Peranan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi air, yaitu:
1. Pengurai material polutan dengan memanfaatkan agen biologis
2. Menjaga kestabilan lingkungan
3. Meningkatkan kualitas lingkungan
Kesulitan dalam penerapan Bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi air, yaitu:
1. Perlunya perlakuan atau perawatan khusus
2. Perlunya pengecekan secara teratur
3. Pemilihan agen biologis yang sesuai agar tidak terjadi dampak negatif berlebih
4. Perlunya penyesuaian lingkungan
5. Perlunya perlakuan perawatan khusus
6. Perlunya pengecekan agen biologis secara teratur
7. Pemilihan agen biologis yang sesuai agar tidak terjadi dampak negatif berlebih
8. Perlu penyesuaian lingkungan
Contoh pemanfaatan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi air, yaitu:
● Pemanfaatan Skeletonema sp. dan Chaetoceros sp. Sebagai agen bioremediasi (fito-
akumulasi) terhadap logam berat timbal (Pb)
● Pemanfaatan Nannochloropsis sp. dan Chlorella sp. sebagai agen bioremediasi logam
berat merkuri (Hg)
● Pemanfaatan Skeletonema costatum sebagai agen bioremediasi terhadap kadar
konsentrasi logam berat seng (Zn)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bioremediasi berdampak pada higiene dan sanitasi, pada dasarnya higiene dan
sanitasi merupakan upaya menjaga kesehatan, kebersihan. Bioremediasi merupakan
pemanfaat mikroorganisme dalam upaya mengurangi polutan, sehingga proses atau
dampak dari bioremediasi sendiri dapat membantu dalam menciptakan lingkungan yang
higienis

B. Saran

Dilakukan penelitian atau pembelajaran praktik/lapangan agar mahasiswa lebih


memahami terkait peranan bioremediasi terhadap higiene dan sanitasi lingkungan
DAFTAR PUSTAKA

Ningsih, R. (2014). Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman, serta kualitas
makanan yang dijajakan pedagang di lingkungan SDN kota Samarinda. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 10(1): 65.

Priadie, B. (2012). Teknik Bioremediasi Sebagai Alternatif Dalam Upaya Pengendalian


Pencemaran Air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(1), 38.
https://doi.org/10.14710/jil.10.1.38-48

Waluyo, L. (2018). Bioremediasi Limbah. Malang: UMMPress.

Vidali, M. 2011. Bioremediation. An overview. Pure Appl. Chem. 73: 1163–1172.

Anda mungkin juga menyukai