diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sanitasi, Hygiene, dan K3
yang diampu oleh
dan
Oleh:
KELOMPOK 3
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. yang
maha pengasih dan penyayang yang telah memberikan rahmat serta hidayah,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Penerapan Sanitasi dan Hygiene dalam Pengolahan Makanan” dengan tepat
waktu.
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Yani Achdiani,
M,Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sanitasi, Hygiene, dan K3 yang telah
memberikan kepercayaan dengan memberikan tugas ini. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini.
Pada dasarnya tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi
salah satu tugas. Tetapi besar harapan kami dari hasil makalah ini semoga dapat
menjadi konstribusi positif bagi pengembangan wawasan para pembaca dan
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................................3
BAB II KAJIAN LITERATUR............................................................................4
2.1 Konsep Sanitasi Hygiene Makanan................................................................4
2.2 Konsep Pengolahan Makanan........................................................................8
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................12
3.1 Pemilihan Bahan Pangan Yang Baik Dengan Memperhatikan Sanitasi Dan
Hygiene..............................................................................................................12
3.2 Upaya Penyimpanan Bahan Pangan Agar Terjaga Sanitasi Dan Hygiene...17
3.3 Pengolahan Pangan Berdasarkan Sanitasi Dan Hygiene Yang Baik...........22
BAB IV PENUTUP..............................................................................................26
4.1 Kesimpulan...................................................................................................26
4.2 Saran.............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah keadaan sehat baik dari segi fisik, mental, spiritual dan
sosial agar tiap orang mampu melalui kehidupan dengan produktif. Dalam
menunjang kesehatan yang optimal, dibutuhkan usaha dari tiap diri masing-
masing. Makanan menjadi salah satu faktor menentukan kualitas kesehatan
seseorang. Karena, makanan termasuk pada kebutuhan dasar terpenting dan sangat
esensial dalam kehidupan manusia sebagai sumber energi. Apapun makanan yang
disajikan haruslah memenuhi syarat kebersihan dan keamanan makanan. Makanan
yang sehat tidak hanya dilihat dari bahan yang digunakan, tetapi banyak faktor
yang mempengaruhinya. Teknik pengolahan makanan yang tidak tepat dapat
menyebabkan makanan berjamur, mudah terkontaminasi bakteri, dan
membahayakan individu yang memakannya.
1
2
Dari latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.3 Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pengolahan makanan
berdasarkan sanitasi dan hygiene yang baik?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Dapat mengetahui cara memilih bahan makanan yang baik dengan
memerhatikan sanitasi dan hygiene.
KAJIAN LITERATUR
4
5
1. Pemilahan bahan baku yang sehat, tidak busuk, warna yang segar.
2. Penyimpanan bahan baku jangan sampai terkena serangga, tikus atau
jangan sampai membusuk.
3. Pengolahan makanan yang hygienis serta prosesnya dapat mematikan
penyebab penyakit, peralatan masak harus bersih.
4. Pengolahan makanan bukan pembawa penyakit dan tidak sakit.
5. Penyajian makanan tidak terkena lalat, debu, dan udara kotor, peralatan
makan yang hygienis (terutama ditempat umum).
6. Penyaji makanan harus mendapat surat keterangan sehat.
7. Penyimpanan makanan matang jangan sampai terkontaminasi dan
membusuk.
1. Luas dapur sekurang-kurangnya 40% dari ruang makan atau 27% dari luas
bangunan.
2. Permukaan lantai dibuat cukup landai ke arah saluran pembuangan air
limbah.
3. Permukaan langit-langit harus menutup seluruh atap ruang dapur,
permukaan rata, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
4. Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas maupun bau-
bauan/exhauter yang dipasang setinggi 2 (dua) meter dari lantai dan
kapasitasnya disesuaikan dengan luas dapur.
5. Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup asap (hood), alat perangkap
asap, cerobong asap, saringan dan saluran serta pengumpul lemak. Semua
tungku terletak di bawah sungkup asap (hood).
6. Pintu yang berhubungan dengan halaman luar dibuat rangkap, dengan
pintu bagian luar membuka ke arah luar.
7. Daun pintu bagian dalam dilengkapi dengan alat pencegah masuknya
serangga yang dapat menutup sendiri.
8. Ruangan dapur terdiri dari :
1) Tempat pencucian peralatan.
2) Tempat penyimpanan bahan makanan.
3) Tempat pengolahan.
4) Tempat persiapan.
5) Tempat administrasi.
6) Intensitas pencahayaan alam maupun buatan minimal 10 foot
candle (fc).
7) Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk
menjamin kenyamanan kerja di dapur, menghilangkan asap dan
debu.
8) Ruang dapur harus bebas dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
9) Udara didapur tidak boleh mengandung angka kuman lebih dari 5
juta/gram.
8
1. Pembersihan.
Bahan makanan yang dalam keadaan segar seperti sayuran dan
buah, sebelum disimpan atau dimasukan dalam lemari pendingin
sebaiknya dibersihkan atau bila perlu dicuci terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang antara bahan
makanan satu dengan yang lainya, karena ada beberapa jenis bakteri yang
dapat hidup pada suhu chiller berkisar 10ºC-15ºC. Pada proses
pembersihan bahan makanan dipisahkan berdasarka jenis dan
9
PEMBAHASAN
Pemilihan bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak
termasuk bahan tambahan makanan dan bahan penolong (Kepmenkes RI No.
1908/Menkes/SK/VII/2003). Menurut Kusmayadi (2008), kualitas bahan
makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya. Kualitas
bahan makanan yang baik yaitu bahan makanan yang terbebas dari pencemaran
termasuk pencemaran kimia seperti pestisida dan juga kerusakan. Berikut ini ciri-
ciri bahan makanan yang baik:
1. Makanan Hewani.
1) Daging Sapi.
Daging mempunyai warna yang segar, tidak pucat atau
(terkadang ada pula) yang tampak agak mengkilat.
Keadaan tekstur dagingnya masih kenyal, tidak kaku.
Apabila dipegang, tidak lekat di tangan dan masih terasa
agak lembab.
Sebaiknya tidak mengambil daging yang berwarna ungu
kebiru-biruan, apalagi kehitam-hitaman. Daging yang
berwarna seperti itu menunjukkan daging yang sudah rusak.
Walaupun warna dagingnya masih merah, tetapi kalau
dipegang terasa berlendir menunjukkan daging tersebut
sudah rusak, hal tersebut itu tandanya daging sudah busuk.
Aroma daging yang masih baik yaitu tidak berbau basi,
tidak berbau asam, dan tidak berbau busuk
2) Daging Kambing.
Pilih daging kambing yang warnanya merah segar dan
cerah, aromanya khas (sedikit prengus tapi tidak bau
13
14
3.2 Upaya Penyimpanan Bahan Pangan Agar Terjaga Sanitasi Dan Hygiene
Berikut ini cara Menyimpan bahan makanan agar terjaga sanitasi dan
hygiene:
1. Makanan Hewani.
1) Daging Sapi.
Bersihkan daging sapi dengan air mengalir.
Potong-potong sesuai dengan jenis masakan yang akan
dimasak.
Simpan pada plastik bersih atau wadah tertutup sesuai
dengan jenis potongan daging.
Beri tanda atau label agar memudahkan saat akan diambil.
Masukkan kedalam freezer.
19
2) Daging Kambing.
Gunakan Kantong Plastik Sekali Pakai.
Dibekukan.
Pembekuan merupakan cara terbaik untuk
memperpanjang masa simpan daging. Suhu terbaik untuk
membekukan daging kambing adalah sekitar -10 °Celcius
hingga -17 °Celcius. Jangan lupa, bungkus daging dengan
plastik wrap dan masukkan ke dalam kantong plastik atau
wadah kedap udara, untuk mencegah bau khasnya
mencemari bahan makanan beku lainnya.
3) Ayam dan Unggas.
Jangan mencuci daging ayam.
Gunakan wadah tertutup.
Simpan dengan suhu kulkas dibawah 5 oC.
Simpan di rak bawah kulkas.
Simpan di freezer agar tahan lebih lama.
4) Telur.
Telur disimpan satu per satu dengan ujung yang runcing
menghadap ke bawah.
Dibalik dua hari sekali.
Jangan disimpan di tempat yang lembab atau basah.
20
2) Tahu.
Saat membeli tahu, pastikan bagian luar tahu tidak
berlendir.
Cium aromanya, jika tercium aroma obat-obatan, maka
hindari.
Cuci terlebih dahulu tahu di bawah air mengalir, dan
tiriskan.
Masukkan tahu di dalam wadah kotak plastik dengan tutup
rapat.
Rendam tahu hingga semua bagian tenggelam kemudian
masukkan ke dalam kulkas, ganti airnya setiap hari.
Sebaiknya biarkan tahu dalam keadaan utuh dan potong jika
akan dimasak.
Tahu biasanya awet tiga hari di dalam kulkas.
2. Peracikan bahan.
1) Cucilah bahan makanan sampai bersih dengan air yang mengalir.
2) Potonglah bahan dalam ukuran kecil agar mudah masah.
3) Buanglah bahan yang rusak, layu atau ternoda.
4) Masukkan potongan tempat yang bersih dan terlindung dari
serangga.
5) Bahan siap dimasak.
6) Peracikan bahan, persiapan bumbu, persiapan pengolahan dan
prioritas dalam memasak harus dilakukan sesuai tahapan dan harus
higienis dan semua bahan yang siap dimasak harus dicuci dengan
air mengalir.
3. Persiapan bumbu.
1) Cucilah semua bahan bumbu sampai bersih dengan air mengalir.
2) Untuk bahan biji, rendamlah sebelumnya untuk membuang debu
dan sampah.
3) Siapkan alat penghancur yang bersih seperti ulekan, blender, dsb.
4) Hancurkan bumbu sesuai keperluan dengan segera.
5) Masukkan adonan bumbu pada tempat yang bersih dan terlindungi
dari serangga.
6) Adonan siap dimasak.
4. Persiapan pengolahan.
1) Siapkan wajan, kuali atau sejenisnya untuk mengolah makanan.
2) Tuangkan air, minyak atau mentega untuk bahan pemanas
makanan.
3) Masukkan bahan yang akan dimasak, secara bergiliran sesuai
dengan tata cara memasak menurut jenis menu makanan.
4) Ratakan suhu makanan dengan cara membalik atau mengaduk,
sehingga yakin tidak ada bagian yang tidak dimasak.
25
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
28
29
4.2 Saran
Fimela. (2014). Tips Menyimpan Tahu Tempe Agar Awet. [Online]. Diakses dari
https://www.fimela.com/lifestyle/read/3728326/tips-menyimpan-tahu-
tempe-agar-awet
30
31
Latudi, R. (2012). Aspek hygiene dan sanitasi makanan di pasar jajan Kota
Gorontalo Tahun 2012. Skripsi, 1(811408086).
Palupi, I. (2021). Cara Menyimpan Tempe Agar Tahan Lama, Tanpa Kulkas.
[Online]. Diakses dari https://www.briliofood.net/foodpedia/5-cara-
menyimpan-tempe-agar-tahan-lama-tanpa-kulkas-210618s.html
Pamungkas, G.H. (2021). Cara Simpan Daging Ayam Di Kulkas & Freezer, Awet
9 Bulan. CNBC Indonesia. [Online]. Diakses dari
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20211206101927-33-296866/5-
cara-simpan-daging-ayam-di-kulkas-freezer-awet-9-bulan