Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN

DOSEN PENGAMPU : Ir. Siti Fathonah, M.kes

Pudji Astuti, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh:
Fadila Putri Utami (5404417034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA (S1)


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
2

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayat-Nya , saya dapat menyelesaikan Makalah Hygiene dan Sanitasi Makanan
ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu kita curahkan dan sanjungkan kepada Nabi kita,
Nabi Muhammad SAW karena berkat ketekunan dan kesabaran beliau yang telah membawa kita
dari zaman kebodohan ke zaman yang terang benderang seperti saat sekarang ini.
Penulisan makalah ini kami harapkan dapat bermanfaat terhadap banyak orang. Penulisan
makalah ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan dan saya mengharapkan kritik dan saran
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Semarang, Desember 2017

Penulis
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Higiene................................................................................... 5
B. Prinsip Higiene dan Sanitasi Makanan .............................................................. 6
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Higiene dan Sanitasi Makanan ................. 12
D.Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan ............................................... 13

BAB III KESIMPULAN


A. Ringkasan ............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15


4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia. Makanan-makanan
mungkin sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh
sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan mengkonsumsi makanan yang
aman, yaitu dengan memastikan makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari
penyakit. Makananan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi, yang optimal
seperti vitamin, mineral, lemak dan lainnya. Bila salah satu faktor tersebut terganggu maka
makanan yang dihasilkan akan menimbulkan gangguan kesehatan dan penyakit bahkan
keracunan makanan yang dihasilkan (Djarismarvati dkk 2004). Salah satu diantaranya
dikarenakan terkontaminasi.Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat
menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit.
Sanitasi makanan lebih ditekankan pada pengawasan terhadap pembuatan dan
penyediaan bahan makanan agar tidak membahayakan kesehatan. Dalam sanitasi makanan,
permasalahan yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai komposisi bahan makanan yang
sesuai dengan tubuh jarang di perhatikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hygiene dan sanitasi makanan ?
2. Apa prinsip Higeine sanitasi makanan ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi sanitasi makanan?
4. Bagaimana pengaruh Higiene dan Sanitasi makanan terhadap kesehatan ?

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Higiene dan Sanitasi pada makanan
2. Mengetahui prinsip Higiene dan Sanitasi pada makanan
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Sanitasi makanan
4. Mengetahui pengaruh Higiene dan Sanitasi makanan terhadap kesehatan
5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan, serta beragai
usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan. Hygiene juga mencakup
upaya perawatan kesehatan diri, termasuk ketepatan sikap tubuh. Upaya hygiene
mencakup perlunya perlindungan bagi pekerja yang terlibat dalam pengolahan makanan
agar terhindar dari sakit, baik sakit yang terjadi pada umumnya, serta sakit yang
disebabkan oleh kecelakaan kerja. Sedangkan, sanitasi adalah penciptaan atau
pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Secara garis besarnya, hygiene merupakan usaha seseorang atau individu dan
sanitasi merupakan faktor dari lingkungan sesorang atau individu.
1. Upaya Sanitasi
Upaya sanitasi makanan ini, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan
seperti berikut :
a. Keamanan dan kebersihan produk makanan yang di produksi
b. Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan
c. Keamanan terhadap penyediaan air, pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran
d. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan, penyajian
dan penyimpanan.
e. Pencucian dan pembersihan alat perlengkapan.

2. Tujuan penyehatan makanan


Upaya sanitasi meliputi tindakan-tindakan saniter yang ditunjukan pada semua
tingkatan. Sejak makanan mulai dibeli, disimpan,diolah, dan disajikan untuk melindungi
agar konsumen tidak dirugikan kesehatannya. Dengan demikian tujuan sebenarnya dari
upaya sanitasi makanan,antaralain:
a) Menjamin keamanan dan kebersihan makanan
b) Mencegah penularn wabah penyakit
6

c) Mencegah beredarnya makanan yang merugikan masyarakat


d) Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.
B. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan
Pengertian dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap
tempat bangunan, peralatan, orang dan bahan makanan.Prinsip ini penting untuk diketahui
Karena berperan sebagai factor kunci keberhasilan usaha makanan. Suatu usaha makanan yang
telah tumbuh dan berkembang dengan baik, jika melalaikan prinsip-prinsip hygiene sanitasi
makanan dan minuman, besar kemungkinan pada suatu saat akan merugikan. Menurut Depkes
RI, 2004, enam prinsip hygiene makanan dan minuman yaitu:

Prinsip 1: Pemilihan Bahan Makanan


Kualitas bahan makanan yang baik dapat dilihat melalui ciri-ciri fisik dan mutunya dalam hal
ini bentuk, warna, bau, dan lainnya.Bahan makanan yang baik terbebas dari kerusakan dan
pencemaran termasuk pencernaran oleh bahan kimia seperti pestisida.
A. Ciri-ciri bahan makanan yang baik
1. Buah-buahan
a. Keadaan fisiknya baik, isinya penuh, kulit utuh atau tidak kotor
b. Isinya masih terbungkus kulit dengan baik
c. Warna sesuai dengan bawaannya, tidak ada warna tambahan, warna buatan (karbitan) dan
warna lain selain warna buah.
d. Tidak berbau busuk bau asam basi atau bau yang tidak segar lainnya.
e. Tidak ada cairan selain getah aslinya.

2. Terdaftar dibadan pengawasan obat dan makanan, ditandai dengan adanya kode nomor:
ML: untuk makanan luar negeri (import)
MD: untuk makanan dalam negeri.
b. Kemasan masih baik, utuh tidak rusak, bocor atau kembung
c. Belum habis masa pakai (kadaluarsa)
d. Segel penutup masih terpasang dengan baik
e. Mempunyai merek dan label yang jelas nama instansi pembuatannya
B. Sumber bahan makanan yang baik
7

Untuk mendapatkan bahan makanan yang tak perlu diketahui sumber-sumber makanan yang
baik.Sumber makanan yang baik sering kali tidak mudah kita temukan karena jaringan
perjalanan makanan yang demikian panjang dan melalui jaringan perdagangan pangan (Depkes,
RI 2004). Adapun sumber bahan makanan yang baik adalah :
A. Pusat penjualan bahan makanan dengan sistem pengaturan suhu yang dikendalikan
dengan baik
B. Tempat-tempat penjualan bahan makanan yang diawasi oleh pemerintah daerah dengan
baik.

Prinsip 2 : penyimpanan bahan makanan


Proses penyimpanan bahan makanan adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan
kehilangan nilai gzinya. Semua bahan makanan diberikan terlebih dahulu sebelum disimpan,
yang dapat dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan
pembungkus yang bersih dan simpan dalam ruangan yang bersuhu rendah (Kusmayadi, 2008).
Menyimpan makanan dalam freezer sama sekali tidak membunuh bakteri melainkan
menghambat pertumbuhan. Apabila makanan dikeluarkan dalam freezer dan temperature
menjadi tinggi, maka bakteri akan mulai perbanyak kembali. Bakteri baru berhenti tumbuh
apabila makanan disimpan pada temperature dibawah 300C (Moehyi,1992).

Dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang harus diperhatikan adalah :


A. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi
syarat.
B. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga
C. Mudah untuk mengambilnya
D. Tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus.
E. Tidak mudah membentuk dan rusak, untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus
disediakan tempat penyimpanan dingin.
F. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk keluar
masuk barang dengan sistem FIFO (First in First out).
8

Ada tiga cara penyimpanan makanan yang sesuai dengan suhunya yaitu
(Depkes RI 2004)
a. Penyimpan sejuk (cooling) yaitu suhu penyimpanan 1000C-1500C untuk jenis minuman
buah, es krim, dan sayuran.
b. Penyimpanan dingin (chilling) yaitu suhu penyimpanan 400C-1000C untuk bahan
makanan yang berprotein akan diolah kembali.
c. Penyimpanan dingin sekali (frezen) yaitu suhu penyimpanan <1000C untuk bahan makan
protein yang mudah rusak untuk jangka >24 jam.

Prinsip 3 : Pengolahan Makanan


Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi
makanan yang siap santap, pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti kaidah
prinsip-prinsip hygiene sanitasi (Depkes RI, 2004). Dalam proses pengolahan makanan, harus
memenuhi persyaratan hygiene sanitasi terutama menjaga kebersihan peralatan masak yang
digunakan, tempat pengolahan atau atau disebut dapur serta kebersihan penjamah makanan
(Kusmayadi, 2008).
A. Penjamah makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga kerja yang menjamah mulai dari persiapan,
mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan. Pengetahuan sikap dan
tindakan seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjamah
mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan penjmah yang sedang sakit flu, demam dan
diare sebaiknya tidak dilibatkan dahulu dalam proses pengolahan makanan. Jika terjadi luka
penjamah harus menutup luka dengan pelindung kedap air misalnya, plester atau sarung tangan
plastic (Kusmayadi, 2008).

Syarat-syarat penjamah makanan (Depkes RI,2003) :


1. Tidak menderita penyakit mudah menular, missal : batuk, pilek, influenza, diare,
penyakit perut sejenisnya.
2. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya).
3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian.
4. Memakai celemek dan tutup kepala.
9

5. Mencuci tangan setiap hendak menangani makanan.


6. Menjamah makanan harus memakai alat/perlengkapan atau dengan atas tangan.
7. Tidak merokok, menggaruk anggota badan (telinga,hidung, mulut dan bagian lainnya).
8. Tidak batuk atau bersin dihadapan makanan jajanan yang disajikan dan atau tanpa
menutup hidung atau mulut.

B. Persiapan pengolahan makanan


Tempat pengolahan makanan yang digunakan harus memenuhi standard an persyaratan
hygiene sanitasi untuk mencegah resiko pencemaran terhadap makanan.Beberapa hal yang
penting dalam persiapan tempat pengolahan adalah:
1. Vertifikasi harus cukup baik agar siap dan udara panas dapur keluar dengan sempurna.
2. Lantai, dinding, dan ruangan bersih dan terpelihara agar menekan kemungkinan pencemaran
terhadap makanan.
3. Meja peracikan bersih dari permukaannya/kuat, tahan goresan agar bekas irisan tidak masuk
kedalam makanan.
4. Tungku dilengkapi dengan alat penangkap asap atau pembuang asap berupa sungkup atau
cerobong asap, agar aap tidak mengotori ruangan.
5. Ruangan bebas lalat dan tikus.

c. Peralatan makanan dan minuman


Peralatan makanan dan minuman dapat dipergunakan seperti : piring, gelas, mangkok,
sendok atau garpu harus dalam keadaan bersih. Beberapa hal yang harus ddiperhatikan adalah :
1. Bentuk peralatan utuh, tidak rusak, cacat, retak, atau berlekuk-lekuk tidak rata.
2. Peralatan yang sudah bersih dilarang dipegang dibagian tempat makanan, minuman atau
menempel dimulut, karena akan terjadi pencemaran mikroba melalui jari tangan.
3. Peralatan yang sudah retak, gompel atau pecah selain dapat menimbulkan kecelakaan
(melukai tangan) juga menjadi sumber pengumpulan kotoran karena tidak akan dicuci sempurna.
4. Dilarang menggunakan kembali peralatan yang dirancang hanya untuk sekali pakai.
10

d. Wadah penyimpanan makanan dan minuman


Wadah penyimpanan baskom, harus dalam keadaan bersih, wadah penyimpanan perlu
diperhatikan cara pemisahan yang benar dan teliti untuk setiap jenis makanan yang berada di
dalam ruangan tempat penyimpanan. Makanan kering dan bahan makanan basah serta makanan
matang dan makanan mentah.

Prinsip 4 : Penyimpanan makanan


Menyimpan makanan dan minuman yang sudah masak ditempat-tempat yang tidak
terjangkau tikus, serangga,binatang pengganggu lainnya. Adapun karakteristik dari pada
pertumbuhan bakteri pada makanan masak yang harus dipantau dan dijaga adalah kadar air
makanan, jenis makanan, suhu makanan.
a. Wadah
Setelah selesai proses pengadaan, pencemaran bahan makanan, pencucian,peracikan,
pembuatan, pengubahan bentuk, maka akan dilakukan pengemasan atau pewadahan. Makanan
dan minuman yang disiapkan harus dengan wadah yang bersih dan aman bagi kesehatan dan
tutup makanan dan minuman harus dalam keadaan bersih dan tidak mencemari makananan. Pada
dasarnya hygiene sanitasi dalam perwdahan mencakup beberapa hal, antara lain :
1. Semua makanan harus mempunyai wadah masing-masing.
2. Pemisahan didasarkan pada saat makanan mulai diolah jenis makanan.
3. Setiap wadah mempunyai tutup, tetapi berventilasi yang dapat mengeluarkan uap air.
4. Makanan berkuah dipisahkan antara lauk dengan saus kuahnya.
b. Suhu
1. Makanan kering disimpan dalam suhu kamar (2500C-3000C)
2. Makanan basah harus segar disajikan diatas suhu 6000C
3. Makanan basah yang masih lama disajikan pada suhu dibawah 1000C.untuk mencegah
pertumbuhan bakteri, usahakanlah makanan selalu berada pada suhu dimana bakteri tidak
tumbuh yang dibawah 1000C atau diatas 6000C. Suhu 1000C-6000C sangat berbahaya.

Prinsip 5 : pengangkutan makanan


Pengangkutan makanan yang sehat akan sangat berperan didalam mencegah terjadinya
pencemaran makanan. Pencemaran pada makanan lebih tinggi resikonya dari pada pencemaran
11

pada bahan makanan.Oleh karena itu, titik berat pengendalianyang perlu diperhatikan adalah
pada makanan masak. Dalam proses pengankutan makanan banyak pihak yang terkait mulai dari
persiapan, perwadahan, orang, suhu dan kendaraan pengangkutan itu sendiri.
a. Pengangkutan bahan makanan
Pencemaran makanan selama dalam pengangkutan dapat berupa pencemaran fisik, mikroba
maupun kimia. Untuk mencegahnya adalah membuang atau setidaknya mengurangi sumber yang
akan menyebabkan pencemaran dengan cara :
1. Mengangkut bahan makanan tidak bercampur dengan dengan bahan berbahaya dan beracun
(B3) seperti pupuk, obat hama atau bahan berbaya lainnya.
2. Kendaraan pengangkutan makanan tidak dipergunakan untuk mengangkut bahan lain
seperti untuk mengangkut orang, hewan, atau barang-barang.
3. Kendaraan yang dipergunakan harus diperhatikan kebersihannya agar setiap akan
digunakan untuk makanan selalu dalamkeadaan bersih.
4. Hindari peakaian kendaraan yang telah mengangkut bahan kimia atau pestida walaupun
telah dicuci masih akan terjadi pencemaran.
5. Hindari perlakuan manusia yang menangani makanan selama pengangkutan, seperti
perlakuan makanan yang ditumpuk dan dibuang.

b. Pengangkutan makanan siap santap


Makanan siap santap lebih rawan terhadap pencemaran sehingga perlu yang hati-hati. Oleh
karena itu dalam pengangkutan makanan siap santap perlu diperhatikan sebagai berikut :
1. Setiap makanan mempunyai wadah-wadah masing.
2. Wadah yang digunakan harus utuh, kuat dan ukurannya memadai dengan makanan yang
ditempatkan dan terbuat dari bahan anti karat atau bocor.
3. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya agar tetap panas 6000C atau
tetap dingin 4000C.
4. Wadah selama dalam perjalanan tidak boleh selalu dibuka dan tetap dalam keadaan tutup
sampai ditempat penyaji.
5. Kendaraan pengangkutan disediakan khusus dan tidak digunakan untuk keperluan
mengangkut bahan lain.
12

Prinsip 6 : Penyajian makanan


Penyajian makanan yang menarik akan memberikan nilai tambah dalam menarik
pelanggan.teknis penyajian makanan untuk konsumen memiliki berbagai cara asalkan
memperhatikan kaidah hygiene sanitasi yang baik. Penggunaan pembungkus seperti plastic,
kertas atau boks plastic harus dalam keadaan bersih dan tidak berasal dari bahan-bahan yang
dapat menimbulkan racun.
Makanan yang disajikan pada tempat yang bersih, peralatan yang digunakan bersih,
sirkulasi udara dapat berlangsung,penyaji berpakaian bersih dan rapi menggunakan tutup kepala
atau celemek. Tidak boleh terjadi kontak langsung dengan makanan yang disajikan.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Hygiene Sanitasi Makanan


1. Faktor makanan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dengan factor makanan diantaranya adalah :
a. Keadaan bahan makanan.
b. Cara penyimpanan bahan makanan
c. Proses pengolahan
d. Cara pengangkutan makanan yang telah dimasak
e. Cara penyimanan makanan yang masak
f. Cara penyajian makanan masak

2. Faktor peralatan
Persyaratan peralatan dalam proses pengolahan makanan diantranya adalah :
a. Permukaan alat harus utuh tidak cacat dan mudah dibersihkan
b. Lapisan permukaan alat tidak mudah larut dalam asam/basa atau garam yang lazim dipakai
dalam proses makanan.
c. Apabila alat tersebut kontak dengan makanan, maka alat tersebut tidak akan mengeluarkan
bagian berat beracun berbahaya, seperti :
- Seng (Zn)
- Tembaga (Cu)
- Arsenikum (As)
- Timah hitam (Pb)
13

- Cadmium (Cd)
- Antimon (sintibium)
d. Tutup wadah harus sempurna tertutup
e. Criteria kebersihan ditenukan dengan angka kuman maksimum 100/cm2 permukaan bebas
dari kuman E.coli.
3. Faktor makanan
Persyaratan untuk karyawan/tenaga pengolahan makanan diantaranya adalah :
a. Kondisi badan sehat dengan surat keterangan dokter
b. Bebas dari penyakit menular (TBC,thypus, kolera, dan lain sebagainya)
c. Harus punya buku pemeriksaan kesehatan

D. Pengaruh Makanan Terhadap Kesehatan


Makanan merupakan salah satu pokok kebutuhan manusia untuk kelangsungan
hidupnya.Oleh karena itu, makanan merupakan hal yang penting bagi manusia.Pentingnya
makanan bagi manusia, selain dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Zat makanan dalam
tubuh mempunyai fungsi :
a. Sumber energi
b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
Oleh sebab itu, makanan yang cukup diperlukan agar badan mempunyai tenaga yang cukup
untuk mempertahankan kehidupan, jasmani dapat tumbuh dengan baik, sehat dan
kuat.Kecukupan makanan diperlukan agar tubuh tidak menjadi sakit baik oleh sebab defisiensi
atau sebab dari luar.
Dari sudut kesehatan lingkungan, pengaruh makanan terhadap kesehatan yang harus
diperhatikan ialah peranan makanan atau minuman sebagai vector/agen penyakit yang ditularkan
melalui makanan yaitu :
1. Parasit-parasit seperti Taenia Saginata, Taenia solium, Diphylobotrium latum, Trichinella
spiralis dan sebagainya. Parasit-parasit ini masuk dalam tubuh manusia melalui daging
sapi,ikan, babi, yang terkena infeksi dan dimakan tanpa memasaknya cukup lama agar
larva-larva parasit yang ada didalam daging mati.
14

2. Mikroorganisme seperti salmonella typhi, shigella dysentrie, fever, virus hepatitis dan
sebagainya, yang dapat mengkontaminaminasi makanan dan masuk dalamtubuh manusia.
3. Toksin yang diproduksi oleh bakteri-bakteri (exo-toxin) yang ada dalam makanan
misalnya entero toxin dari staphylococcus, exo toxin dari clostridium botulinum
4. Penggunaan tanaman atau bahan lain yang beracun seabagai bahan makanan, seperti
jamur beracun, tempe bongkrek dan sebagainya.
Beberapa factor yang baik langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap makanan
adalah :
1) Air
Erat sekali hubungannya dengan makanan, oleh karena itu, air diperlukan dalam semua prose
pengolahan makanan. Dalam beberapa hal air sangat menentukan kualitas makanan.
2) Air kotor (sewage)
Berbagai macam bahan organic dan anorganik terlarut dalam air kotor Merupakan sumber dari
kuman-kuman pathogen, terutama untuk kuman-kuman yang berasal dari saluran
pencemaran.Berperan penting sebagai sumber pencemar bagi air dan makanan.
3) Tanah
Tanah yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan cara :
a. Terbawa oleh alat-alat, masuk kedalam tempat makanan/penyimpanan makanan, akhirnya
sampai ke makanan.
b. Terkait pada bagian tanaman-tanaman/sayuran dan sebagainya.
c. Melalui makanan yang dibungkus dengan bahan/kertas yang tekontaminasi oleh tanah yang
mengandung mikroorganisme.
4) Udara
Adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu,air atau titik-titik
ludah yang sudah disebarkan oleh orang/hewan, batuk atau berbangkis. Tergantung dari lokasi,
musim, pergerakan udara.
5) Manusia
Merupakan sumber paten dari kuman-kuman Stahilococcus aurcus, Salmonelia,
Clostridium perfringen, Enterrococcus.
15

BAB III
PENUTUP

Ringkasan
Sanitasi makanan merupakan salah satu bagian yang penting, dalam segala aktivitas
masyarakat, mengingat adanya kemungkinan penyakit-penyakit akibat makanan. Dalam
kehidupan manusia dan setiap makhluk hidup , makanan mempunyai peranan penting dan
peranan tersebut dapat di gambarkanbahwa setiap manusia memerlukan makanan untuk
kelangsungan hidupnya. Manusia yang terpenuhi semua kebutuhan makanannya akan terlindung
dan terjamin kesehatannya dan memiliki tenaga kerja yang produktif dan bahan makanan dapat
merupakan perkembang biakan kuman penyakit atau dapat juga media perantara dalam
penyebaran suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Dharma surya dan Gunawan, 2003.Hygiene dan sanitasi Makanan Jajanan Di Simpang
Selayang Kelurahan Simpang Selayang, Kecamatan Medan, Sumatetra Utara.Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Depkes RI. 2004. Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Dirjen PPM dan PLP Jakarta
Depkes RI, 1986. Permenkes RI No. 712/Menkes/Pcr/X/1986 Tentang Persyaratan Kesehatan
Jasa Boga dan Petunjuk Pelaksanaannya, Dirjen PPM dan PLP, Jakarta.
Depkes RI. 2003. Kepmenkes RI No. 715/Menkes/SK/V/2003 Tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Jasa Boga, Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 2000, Prinsip-Prinsip Hygiene dan Sanitasi Makanan,Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Purnawijayanti, Hiasinta A. 1999, Sanitasi, Hygiene, dan keselamatan kerja dalam pengolahan
makanan, Jakarta : Kanisius
Trisna E.A, dan Retno A, hygiene, 2008, Hygiene and Sanitation of Nasi Tempe Penyet at
Karangmenjangan Street Vendors, Surabaya.Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.4.No.2,
Januari 2008
Yuliana, Sri Herlina. 2010. Buku Ajar Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan, Fakultas
Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat.
16

Cahyadi, S, 2006. Analis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan,Cetakan Pertama. PT.
Bumi Aksara, Jakarta.
Yulia, 2016, Higiene Sanitasi Makanan, Minuman dan Sarana Sanitasi Terhadap Angka Kuman
Peralatan Makanan dan Minuman di Kantin. Jurnal Vokasi Kesehatan Volume II Nomor
1 Januari 2016
Suci F, Ali R, Erma H,2013. Perilaku Higiene Pengolahan Makanan Berdasarkan Pengetahuan
Tentang Higiene Mengolah Makanan Dalam Penyelenggaraan Makanan di Pusat
Pendidikan dan Latihan Olahraga Jawa Tengah. Jurnal Pangan dan Gizi Vol. 04 No. 08
Tahun 2013
Agustina dkk, 2013. Association Of Food-Hygiene Practices and Diarrhea Prevalence Among
Indonesian Young Children From Low Socio Economic Urban Areas. BMC Public Health
2013

Anda mungkin juga menyukai