INSTITUSI
Penyimpanan Bahan Makanan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan Yang Dibimbing Oleh Ibu Unjiati, SKM, M.Kes
KELOMPOK 3 dan 4
Disusun oleh:
Shindy Audya
P27835113014
Asri Meidyah
P27835113015
Hamimah Dewi
P27835113016
Della Kaulika
P27835113017
Rani Rahmawati
P27835113018
Citra Aldian
P27835113020
Trisna Ekawati
P27835113021
Libna Faiha
P27835113022
Lintang Dwi
P27835113023
Nova Emilia
P27835113024
Mita Rukmawati
P27835113038
M. Rizal
P27835113039
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN D III GIZI
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan pada dasarnya adalah sekumpulan sel senyawa organik yang
memerlukan udara untuk proses pernafasan yang disebut oksidasi. Oksidasi pada
jenis makanan segar lebih jelas terlihat karena sel-selnya masih aktif seperti pada
daging, sayuran, dan buah-buahan yang masih baru. Makanan yang baik adalah
makanan yang bergizi yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup termasuk
manusia. Zat gizi selain diperlukan oleh manusia juga dibutuhkan oleh bakteri.
Oleh karena itu makanan yang tercemar oleh bakteri mudah rusak.
Suatu industri khususnya industri dalam skala besar, komponen
pergudangan atau penyimpanan bahan baku merupakan aspek yang sangat penting
untuk diperhatikan. Industri pakan skala besar melakukan proses penerimaan
bahan baku dalam jumlah yang banyak dan waktu penyimpanan yang cukup lama.
Jika bahan baku jumlahnya banyak, dan tidak habis sekali pakai, namun
pemakaiannya bertahap, maka kestabilitasan barang tersebut harus dapat dijaga
untuk menjaga kualitas. Hal ini tentunya membutuhkan sistem pergudangan dan
penyimpanan yang efektif untuk bahan baku serta produk jadi yang diproduksi
tersebut.
Dalam proses penyimpanan, setiap bahan dan produk jadi tersebut akan
berpeluang terjadi kerusakan. Kerusakan tersebut dapat berupa kerusakan fisik
ataupun kerusakan kimia dan biologis. Kerusakan fisik dalam penyimpanan bisa
saja menjadi pemicu untuk kerusakan secara kimia dan biologis. Oleh sebab itu,
sifat fisik suatu bahan sangat penting untuk diketahui terlebih dahulu sebelum
dilakukan penyimpanan terhadap bahan. Sifat fisik bahan tersebut meliputi kadar
air, berat jenis, aktivitas air, sudut tumpukan, kehalusan bahan, kerapatan
tumbukan, kerapatan pemadatan bahan, dan lain sebagainya.
Kerusakan bahan makanan dapat terjadi karena: 1) tercemar bakteri secara
alamiah atau karena perlakuan manusia; 2) adanya enzim dalam makanan yang
diperlukan untuk proses pematangan seperti pada buah-buahan; dan 3) kerusakan
mekanis, seperti gesekan, tekanan, benturan, dan lain-lain.4) tempat penyimpanan
dan suhu yang sesuai
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyimpanan
Berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007 penyimpanan
merupakan
kegiatan
melakukan
penerimaan,
penyimpanan,
penyimpanan.
Sedangakan
menurut
Subagya (1988:68)
dan
usaha
untuk
melakukan
pengurusan
pengawasan,
penyelenggaraan
dan
pengaturan
barang
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
fungsi
daripada
dapat
disimpan
dalam
lemari
pendingn
atau fish
d) Buah-buahan
Soft
fruit diletakkan
atau freezer.Bahan
makanan
yang
memerlukan
proses
7) Ruang Penyimpanan
Menurut Suarsana (2007 : 75) untuk memelihara bahan makanan dengan
temperatur yang tepat maka penyimpanan bahan makanan harus
diruangan yang sesuai. Untuk mencegah serangan serangga dan tikus,
apabila masuk atau keluar ruangan penyimpanan pintu harus ditutup
rapat kembali. Bahan makanan perishable baik yang mentah maupun
yang dimasak harus disimpan dengan cara pemeliharaan yang paling
baik, guna menjaga kualitas aslinya.
8) Keamanan
Menurut Ninemeier (1983 : 287), ada tiga ketentuan yang harus
dilaksanakan untuk menjamin tercapainya keamanan dalam penyimpanan
bahan makanan yaitu :
a) Selalu memperhatikan keamanan setiap saat yang difokuskan pada
penyimpanan.
b) Mengetahui berapa bahan makanan yang akan tersedia.
c) Mengetahui berapa banyak produk yang telah ada (termasuk yang
baru dipesan untuk menentukan jumlah barang yang hilang).
2.4 Fungsi Penyimpanan Bahan Makanan
Bagian inventori dan kebijakan dalam penyimpanan yang harus diperhatikan :
a. Menjaga barang dari pencurian.
b. Mempertahankan kualitas barang selama penyimpanan.
c. Mengetahui jumlah barang yang terpakai.
Dari pengertian diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
fungsi
daripada
untuk sirkulasi udara agar udara segar dapatsegera masuk keseluruh ruangan
Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung, ditempatkan
dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori lantai
Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langitlangit
d. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang
untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,
sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Purawidjaja, Enam Prinsip Dasar Penyediaan Makan di Hotel, Restoran dan
Jasaboga, 1995
http://himateta.lk.ipb.ac.id/2010/12/penyimpanan-bahan-makanan-merupakansatu-dari-6-prinsip-higiene-dan-sanitasi-makanan-by-anonim-tep45/
(Diakses : 31/05/2015)
http://movtif.blogspot.com/2013/05/teknik-penyimpanan-bahan-makanan.html
(Diakses : 31/05/2015)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30755/4/Chapter%20II.pdf
(Diakses : 30/05/2015)