Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH IPPD

Kanker Serviks
SMK KESEHATAN SADEWA

Disusun Oleh :
Anis Sartika ( 05 )
Aulia Riyan Fadillah ( 07)
Farah Mutiara Sari
Hasna Nur F
Naza Zulaila
Tegar Marta Surya S

Yayasan Reko Den Prayetno


SMK KESEHATAN SADEWA
Akreditasi : Keperawatan “A” Farmasi “B”

Kampus 1:Jl.Babarsari TB 16/13B Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta Telp:0274 – 280404042
Kampus 2:Jl. Gedongan – Klangon, Km 1 No.23 Sumberagung Moyudan Sleman Hp 082241144114
E-mail : Smkkesehatan_sadewa@yahoo.com || Website : smkkesehatansadewa.sch.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah KANKER SERVIKS ini selesai disusun.
Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu kanker tertinggi di Indonesia.
Untuk mengendalikan kanker tersebut diperlukan berbagai upaya dan semua pihak yang
berkompeten. Untuk itu diperlukan suatu makalah mengenai kanker serviks.
Makalah ini disusun sebagai panduan bagi masyarakat Indonesia khususnya para wanita
untuk menjaga kesehatan leher rahim dan berbagai informasi mengenai kanker serviks.
Selanjutnya diharapkan upaya pencegahan kanker leher rahim atau kanker serviks dapat terus
ditingkatkan sehingga angka kesakitan dan kematian kanker ini dapat terus diturunkan.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memenuhi tugas ippd. Selain itu, penulis sangat berharap bahwa makalah ini dapat berguna
bagi pembaca yang ingin menambah pengetahuan dan wawasan tentang kanker serviks.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel yang tidak normal secara ganas di dalam serviks.
Serviks adalah organ yang menghubungkan rahim dan vagina. Kanker ini biasanya tumbuh
lambat yang mungkin tidak memiliki gejala yang jelas namun dapat ditemukan dengan tes
skrining. Kanker serviks hampir selalu disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus
(Bernheim, 2012).
Kanker serviks merupakan kanker dengan jumlah penderita terbanyak keempat yang terjadi
pada kalangan wanita di seluruh dunia dan kanker dengant jumlah penderita paling banyak
kedua pada wanita berusia 15 sampai 44 tahun di dunia (Information Centre on HPV and
Cancer, 2017). Pada tahun 2012 diperkirakan jumlah kasus baru kanker serviks sebanyak
528.000 serta jumlah kematian sebanyak 266.000 jiwa (IARC, 2012). Semenjak tahun 2010
sampai dengan tahun 2013, kanker serviks merupakan penyakit dengan jumlah kasus serta
jumlah kematian yang terus meningkat di Indonesia (Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan data
dari Globocan pada tahun 2012, kejadian kanker tertinggi pada perempuan di Indonesia
adalah kanker leher rahim yaitu dengan jumlah kasus penderita sebanyak 17 per 100.000
penduduk perempuan dan angka kematian kanker serviks adalah 8,2 kematian per 100.000
penduduk. Prevalensi penderita kanker serviks sebesar 0,8% atau 98.692 kasus (Kemenkes
RI, 2016).
1.2
1.3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KANKER SERVIKS


Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini
umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki
stadium lanjut. Oleh sebab itu, penting untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini sebelum
timbul masalah serius.

Serviks atau leher rahim adalah bagian rahim yang terhubung ke vagina. Fungsinya adalah
untuk memproduksi lendir yang membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat
berhubungan seksual. Serviks juga berfungsi melindungi rahim dari bakteri dan benda asing
dari luar.

2.2 ETIOLOGI
Penyebab utama kanker serviks adalah Human Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 90%
kanker leher rahim adalah jenis skuamosa yang mengandung DNA virus Human Papilloma
Virus (HPV) dan 50% kanker servik berhubungan dengan Human Papilloma Virus tipe 16.
Virus HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual terutama pada hubungan seksual
yang tidak aman. Virus HPV menyerang selaput pada mulut dan kerongkongan serta anus
dan akan menyebabkan terbentunya sel-sel pra-kanker dalam jangka waktu yang panjang
(Ridayani, 2016).

2.3 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Dokter menggunakan prosedur diagnostik dan pemeriksaan untuk diagnosis kanker serviks
Gejala dan tanda pada pasien
Pemeriksaan fisik:
1. pemeriksaan panggul dan Pap smear
2. Kolposkopi
3. Biopsi
4. Pemeriksaan radiologi: sinar X, CT Scan, MRI
5. Pemeriksaan lain: sistoskopi (pemeriksaan pada kandung kemih), proktoskopi
(pemeriksaan pada rektum) untuk melihat penyebaran kanker

2.4 TANDA DAN GEJALA


1. Pendarahan vagina yang tidak normal
Ketika wanita menderita kanker serviks, gejala yang biasanya muncul adalah
perdarahan yang tidak normal pada vagina. Perdarahan yang dialami bisa lebih
banyak atau pun lebih sedikit dari menstruasi biasanya.
Selain itu, perdaharan juga dapat terjadi di antara periode menstruasi, terjadi pada
wanita yang sudah menopause, atau saat sedang berhubungan seksual.
2. Keputihan yang tidak biasa
Ciri-ciri kanker serviks lainnya adalah keputihan yang tidak normal. Lendir pada
keputihan akan mengalami perubahan warna, memiliki aroma yang tidak sedap atau
bau, serta terjadi perubahan tekstur dan konsistensi cairan vagina.
Meski demikian, keputihan yang tidak biasa ini juga bisa disebabkan oleh penyakit
lain, sehingga Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter saat
mengalaminya.
3. Nyeri saat berhubungan intim
Pada stadium lanjut, tanda yang muncul dapat lebih beragam, salah satunya adalah
nyeri panggul saat berhubungan intim. Nyeri ini menimbulkan rasa tidak nyaman
sewaktu berhubungan intim.
Jika Anda merasakan keluhan ini, segera periksakan diri ke dokter guna memastikan
penyebabnya. Pasalnya, selain dikaitkan dengan penyakit kanker serviks, keluhan ini
juga dapat dipicu oleh penyakit lain, seperti endometriosis atau fibroid.
4. Frekuensi buang air kecil meningkat
Sakit saat buang air kecil dan tidak bisa menahan keinginan untuk buang air kecil
juga menjadi gejala atau ciri-ciri kanker serviks.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh sel kanker yang tumbuh mengelilingi leher
rahim, lalu menyebar hingga ke kandung kemih. Namun gejala ini juga bisa muncul
akibat infeksi saluran kemih (ISK), sehingga Anda perlu untuk ke dokter untuk
memastikannya.
5. Mudah lelah
Ciri lain yang akan muncul saat Anda menderita kanker serviks adalah mudah lelah.
Kondisi ini terjadi akibat perdarahan yang tidak normal pada vagina, sehingga lama
kelamaan tubuh mengalami kekurangan sel darah merah (anemia) yang menyebabkan
munculnya rasa lelah. Rasa lelah yang dirasakan biasanya akan berlangsung setiap
saat dan tidak hilang meskipun Anda telah beristirahat cukup.
6. Pembengkakan di salah satu tungkai
Ketika kanker serviks memasuki stadium lanjut, biasanya akan menimbulkan
berbagai komplikasi. Salah satunya adalah pembengkakan pada tungkai. Kondisi ini
dapat terjadi ketika sel kanker menekan pembuluh darah di panggul, sehingga
menghambat sirkulasi darah ke tungkai. Akibatnya, terjadi penimbunan cairan yang
membuat tungkai menjadi bengkak.
7. Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri kanker serviks berikutnya adalah penurunan atau kehilangan nafsu makan.
Hal ini dikarenakan penyebaran sel kanker dapat membuat metabolisme tubuh
berubah sehingga berpengaruh terhadap nafsu makan Anda. Selain itu, penurunan
berat badan drastis yang tidak diketahui penyebabnya, juga perlu dicurigai sebagai
gejala kanker.
8. Sembelit
Jika kanker serviks telah menyebar hingga ke usus besar, akan berpotensi
menyebabkan konstipasi atau sembelit. Kondisi ini dapat terjadi saat kanker serviks
sudah memasuki stadium lanjut.
9. Bercak darah di urine (hematuria)
Jika sedang berkemih dan melihat urine bercampur darah, segera konsultasikan ke
dokter. Bisa jadi itu merupakan salah satu tanda Anda terkena kanker serviks.
10. Keluar urine atau fases dari vagina
Kanker serviks dapat juga memengaruhi fungsi vagina. Saat sudah memasuki stadium
lanjut, kanker servis dapat menimbulkan kebocoran urine atau keluarnya tinja dari
vagina. Hal ini bisa terjadi akibat terbentuknya fistula antara vagina dan saluran
kemih, atau fistula ani antara vagina dan anus, sehingga urine dan fases dapat
melewati vagina.

2.5 PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


1. Penatalaksanaan Medis
Menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008) pilihan pengobatan yang bisa dilakukan
adalah pembedahan, terapi radiasi (radioterapi),kemoterapi, atau kombinasi metode-
metode tersebut.
1. Operasi atau pembedahan
Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker serviks stadium I
dan II.
a. Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy)
Mengambil leher rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar getah. bening di
panggul. Pilihan ini dilakukan untuk perempuan denga tumor kecil yang ingin
mencoba untuk hamil dikemudian hari.
b. Histerektomi
Pengangkatan uterus/rahim
c. Histerektomi total
Mengangakat leher rahim/serviks dan rahim.
d. Histerektomi radikal
Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan di sekitar leher
rahim, rahim, dan bagian dari vagina.
e. Saluran telur dan ovarium
Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini disebut salpingo-
ooforektomi.
f. Kelenjar getah bening
Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat
apakah mengandung leher rahim. Jika sel kanker telah
histerektomy total dan radikal mencapai kelenjar getah bening,
itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke bagian lain
dari tubuh.

1. Radioterapi
Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan yang menderita kanker serviks
dengan stadium berapa pun. Perempuan dengan kanker serviks tahap awal dapat
memilih terapi sebagai pengganti operasi. Hal ini juga dapat digunakan setelah
operasi untuk menghancurkan sel-sel kanker apa pun yang masih di daerah tersebut.
Perempuan dengan kanker yang menyerang bagian bagian selain kenker serviks
mungkin perlu diterapi radiasi dan kemoterapi.Terapi radiasi menggunakan sinar
berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini mempengaruhi sel-sel
di daerah yang diobati. Ada dua jenis terapi ini :
a. Terapi radiasi eksternal
Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada panggul atau jaringan lain di
mana kanker telah menyebar. Pengobatan biasanya di berikan di rumah sakit.
Penderita mungkin menerima radiasi eksternal 5 hari seminggu selama beberapa
minggu. Setiap pengobatan hanya memakan waktu beberapa menit.
b. Terapi radiasi internal
Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina. Suatu zat radioaktif di
masukkan ke dalam tagung tersebut. Penderita mungkin harus tinggal di rumah
sakit sementar radioaktif masih beradadi tempatnya (samapai 3 hari).Efek samping
tergantung terutama pada seberapa banyak radiasi diberikan dan tubuh bagian
mana yang di terapi.radiasi pada perut dan panggul dapat menyebabkan mual,
muntah, diare, atau masalah eliminasi. Penderita mungkin kehilangan rambut di
daerah genital. Selain itu, kulit penderita di daerah yang dirawat menjadi merah,
kering, dan tender.

2. Kemoterapi
Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun 1950-an dan
diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran kanker yang akan di operasi
atau sesudah operasi untuk membersihkan sisa-sisa sel kanker, kadang
dikombinasikan dengan terapi radiasi tapi kadang juga tidak. Kemoterapi ini biasanya
diberikan dalam tablet/pil, suntikan, atau infus. Jadwal pemberian ada yang setiap
hari, sekali seminggu atau bahkan sekali sebulan.
Efek samping yang terjadi terutama tergantung pada jenis obat obatan yang diberikan
dan seberapa banyak.kemoterapi membunuh sel-sel kanker yang tumbuh cepat, terapi
juga dapat membahayakan sel-sel normal yang membelah dengan cepat, yaitu:
a. Sel darah
Bila kemoterapi menurunkan kadar sel darah merah yang sehat, penderita akan
lebih mudah terkena infeksi, mudah memar atau berdarah, dan merasa sangat
lemah dan lelah.
b. Sel-sel pada akar rambut
Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut penderita yang hilang
akan tumbuh lagi, tetapi kemungkinan mengalami perubahan warna dan tekstur.
c. Sel yang melapisi saluran pencernaan
Kemoterapi menurunkan nafsu makan, mual-mual dan muntah, diare, atau infeksi
pada mulut dan bibir.

Efek samping lainnya termasuk ruam kulit, kesemutan atau mati rasa
di tangan dan kaki, masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan,
nyeri sendi, atau kaki bengkak
Menurut Reeder dkk (2013), penatalksanaa pada kanker serviks yaitu:
1) Stadium I
Kanker serviks pada stadium IA ditangani dengan histerktomi atau dengan
radioterapi, karena kanker masih terbatas di daerah serviks.
2) Stadium IB dan IIA
Pada stadium ini ditangani dengan histerektomi total dan limfadektomi bilateral. 3)
Stadium IIB sampai IVB Pada stadium ini kanker sudah menyebar melewati
daerah serviks sampai ke organ lain. Penanganan yang dilakukan biasanya dengan
radioterapi.
1. Penatalaksanaan Keperawatan
Asuhan keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk meningkatkan
pengetahuan pasien dan mengurangi kecemasan serta ketakutan pasien. Perawat mendukung
kemampuan pasien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kesetahan dan mencegah
komlipakai. Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana pasien dan pasangannya memandang
kemampuan reproduksi wanita dan memaknai setiap hal yang berhubungan dengan
kemampuan reproduksinya. Bagi sebagian wanita, masalah harga diri dan citra tubuh yang
berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi mempunyai anak. Pasangan mereka sering
sekali menunjukkan sikap yang sama, yang merendahkan wanita yang tidak dapat
memberikan keturunan

Intervensi berfokus pada upaya membantu pasien dan pasangannya untuk menerima berbagai
perubahan fisik dan psikologis akibat masalah tersebut serta menemukan kualitas lain lalam
diri wanita sehingga ia dapat di hargai. Bahkan, sekalipun kehilangan uterus dan kemampuan
reproduksi tidak terlalu mempengaruhiharga diri dan cintra tubuhnya, wanita tetap
memerlukan penguatan atas peran lainnya yang berharga sebagai seorang manusia. Wanita
yang mengalami nyeri hebat ketika menstruasi dan sangat mengganggu aktivitas rutinnya
menganggap penanggulanagn seperti histerektomi, sebagai pemecahan masalah.

Apabila terdiagnosis menderita kanker, banyak wanita merasa hidupnya lebih terancam dan
perasan ini jauh lebih penting dibandingkan kehilangan kemampuan reprpduksi. keperawatan
kemudian difokuskan untuk Intervensi membantu pasien mengekspresikan rasa takut,
membuat parameter harapan yang realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual,
meningkatkan kualitas sumber daya keluarga dan komunitas, dan menemukan kekuatan diri
untuk menghadapi masalah (Reeder, dkk, 2013).
3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul Menurut NANDA (2015-2017), kemungkinan
masalah yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel syaraf)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
asupan makanan
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun
4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal
5. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi
6. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh
7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan
8. Resiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)
9. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
10. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme tubuh.
BAB 3
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai