Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU BIOMEDIK II

PAPER

DOSEN PENGAMPUH :

MOH. RIZKI FAUZAN ,S,Km.,M.KES

DISUSUN OLEH :
MOH.ZEY A.TUNGKAGI (02204040012)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA

KOTAMOBAGU 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan sebaik-baiknya.

Selanjutnya ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada bapak MOH. RIZKI
FAUZAN ,S,Km.,M.KES. Sebagai dosen matakuliah BIOMEDIK 2 yang telah membimbing
saya dalam proses penyelesaian paper dan kepada semua pihak yang telah mendukung dan
memberikan arahan serta masukkan kepada saya dalam penyelesaian paper ini.

Oleh karena itu, saya selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, khususnya mahasiswa S1 kesehatan masyarakat. Semoga paper ini dapat
bermanfaat bagi penunjang pemahaman mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan
BIOMEDIK 2.
A. PENYAKIT YANG DI SEBABKAN OLEH VIRUS

KANKER SERVIKS

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi
saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus
dengan tidak terkendali. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dengan cepat, sehingga
mengakibatkan tumbuhnya tumor pada serviks. Tumor yang ganas ini kemudian akan
berkembang dan menjadi penyebab kanker serviks.

Sampai saat ini, kanker mulut rahim masih merupakan masalah kesehatan perempuan di
Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi.
Keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut, keadaan umum yang lemah, status sosial
ekonomi yang rendah, keterbatasan sumber daya, keterbatasan sarana dan prasarana,
jenis histopatologi, dan derajat pendidikan ikut serta dalam menentukan prognosis
penderita. Kanker mulut rahim adalah kanker terbanyak kelima pada wanita di seluruh
dunia. Penyakit ini banyak terdapat pada wanita Amerika Latin, Afrika, dan negara-
negara berkembang lainnya di Asia, termasuk Indonesia. Pada wanita-wanita Suriname
keturanan Jawa, terdapat insidensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keturunan
etnis lainnya. Kanker mulut rahim di negara-negara maju menempati urutan keempat
setelah kanker payudara, kolorektum, dan endometrium. Sedangkan di negara-negara
sedang berkembang menempati urutan pertama. Di negara Amerika Serikat,

Tingkat pendidikan dengan kejadian Kanker Serviks terdapat hubungan yang kuat,
dimana kanker serviks cenderung lebih banyak terjadi pada wanita yang berpendidikan
rendah dibanding wanita berpendidikan tinggi (88,9). Tinggi rendahnya pendidikan
berkaitan dengan tingkat sosio ekonomi, kehidupan seks dan kebersihan. Penelitian yang
dilakukan Surbakti (2004) pendidikan mempunyai hubungan bermakna dengankejadian
kakner serviks OR = 2,012 denngan kata lain penderita kanker serviks yang
berpendidikan rendah merupakan faktor yang berisiko yang mempengaruhi terjadinya
kanker serviks. Wanita yang berpendidikan rendah ada kemungkinan kurang begitu
memperhatikan tentang kesehatan, terutama kesehatan yang ada kaitannya dengan
kebersihan diri terutama kebersihan alat kelaminnya maka akan memiliki risiko untuk
terkena kanker serviks (Aziz, 2002).

Telaah pada berbagai penelitian epidemiologi kanker serviks menunjukkan hubungan


yang kuat antara mitra seks, dan usia saat melakukan hubungan seks pertama kali dengan
kanker serviks. Pada wanita yang memiliki 6 pasangan seks atau lebih akan lebih
berisiko 1 pasangan seks. Risiko terkena kanker serviks akan meningkat pula wanita
mempunyai 1 pasangan seks tetapi pria tersebut memiliki banyak pasangan seks atau
yang mengidap kondiloma akuminatum (Aziz, 2002). Tetapi dalam penelitian ini hasil
analisa multivariat tidak menemukan hubungan yang bermakna antara berganti pasangan
dengan kejadian kanker serviks. Hal ini bisa saja terjadi apabila pasangan yang berganti
pasangan melakukan hubungan seksual dengan cara yang aman. Misalnya dengan
menggunakan kondom sehingga tidak terjadi penularan HPV pada pasangannya.
DEFINISI PENYAKITNYA

Kanker serviks adalah kanker ataupun keganasan yang terjadi di leher rahim yang
merupakan organ reproduksi perempuan yang merupakan pintu masuk kea rah vagina
disebabkan oleh sebagian besar Human papilloma virus.

PATOGENESIS

Sebagian besar infeksi HPV bersifat transien dan subklinis pada individu dengan sistem
imun yang kompeten, meskipun seringkali sudah tampak perubahan sitologi sementara
pada serviks mereka. 21,25 Pada perempuan muda, median durasi infeksi dengan
mengukur DNA virus yaitu selama 6-8 bulan, 30%
diantaranya bertahan hingga lebih dari 12 bulan dan 10% lebih dari 24 bulan.
Bertahannya infeksi oleh HPV tipe risiko tinggi membuat risiko untuk berkembang
menjadi lesi derajat tinggi dan neoplasma menjadi lebih tinggi, hal ini dipengaruhi oleh
usia tua, adanya tipe 16 atau 18, merokok, dan imunodefisiensi, genetik, hormonal, dan
infeksi kronik oleh penyakit menular seksual lainnya. Manifestasi infeksi HPV selain
hanya dapat bersifat transien dan subklinis laten, juga dapat berupa kutil genital, kutil
oral, dan papilomatosis saluran napas (untuk tipe risiko rendah), lesi intraepitel serviks
dan karsinoma (untuk tipe risiko tinggi). 21 Infeksi HPV tipe risiko tinggi yang persisten
jarang ditemukan namun hal ini akan mengakibatkan progresi mejadi lesi prakanker dan
kanker serviks.
pengobatan, dengan waktu regresi rata-rata 7,8 bulan untuk HPV tipe risiko rendah dan
13,8 bulan untuk HPV tipe risiko tinggi. 20 Sebagian besar lesi derajat rendah (NIS I)
dapat hilang tanpa pengobatan, terutama jika terjadi pada perempuan muda dan
diperkirakan dari 1 juta perempuan yang terinfeksi, hanya 10% yang akan berkembang
menjadi lesi prakanker serviks.

GEJALA DAN MASA INKUBASI

Ciri-ciri kanker serviks adalah flek atau pendarahan di luar jadwal menstruasi,
menstruasi lebih panjang dari biasanya, darah menstruasi lebih banyak dari biasanya,
mudah terjadi pendarahan, nyeri selama berhubungan seksual, nyeri di sekitar pinggul,
pendarahan pasca-menopause, keputihan yang tidak biasa, kehilangan nafsu makan, berat
badan turun drastis tanpa sebab yang jelas, mudah kelelahan, sakit punggung, nyeri atau
bengkak pada kaki, keluar cairan urine atau feses dari jalan lahir, mudah mengalami
patah tulang, sembelit, darah dalam urine (hematuria), dan hilangnya kontrol kandung
kemih (urinary incontinence);
Kanker serviks memiliki masa inkubasi bertahun-tahun, biasanya mencapai 10-20 tahun,
kanker serviks bisa terjaadi pada wanita usia lebih dari 40 tahun dan kurang dari 20
tahun.Karsinoma sel skuamosa sering

DIAGNOSIS

Diagnosis kanker serviks di tegakan dengan tes pap smear. Dokter dapat melakukan tes
lainnya untuk melihat sel kanker atau pre-kanker pada serviks jika tes pap smear
menunjukan malfungsi perubahan sel, seperti kolposkopi dan biopsi.
Berdasarkan analisis ini kanker servik di klasifikasikan. Diagnosis dari dokter bervariasi
dalam menginterpretasikan slide sediaan karena dipengaruhi oleh faktor subyektivitas
Diagnosis kanker serviks mengandalkan modalitas dan program penapisan yang baik
seperti pemeriksaan pap smear, inspeksi visual asetat dan pemeriksaan human papilloma
virus (HPV) DNA. Hal ini karena kanker serviks stadium awal bisa tidak bergejala atau
menyebabkan keluhan yang tidak spesifik. Untuk memastikan diagnosis, dapat dilakukan
kolposkopi dan biopsy.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

Cara Mencegah Kanker Serviks

Sebelum menderita kanker serviks, ada baiknya apabila melakukan tindak pencegahan
terlebih dahulu. Semuanya dimulai dengan merubah pola hidup terlebih dahulu. Berikut
ini adalah cara mencegah kanker serviks.

1. Berbicara dengan keluarga


Cobalah untuk lebih terbuka terhadap keluarga atau sahabat. Juga bisa dilakukan
dengan bertanya langsung pada ahlinya.
2. Melakukan tes pap smear
Kalau bisa dilakukan secara berkala untuk mencegah kemungkinan munculnya tumor
yang akhirnya akan menjadi sel kanker.
3. Lakukan pola hidup sehat
Menjaga pola makan seimbang sehingga risikonya semakin kecil untuk terkena
kanker serviks.
4. Menggunakan vaksin HPV guna mencegah kanker serviks menyerang.
5. Hindari berhubungan seksual bebas atau bergonta ganti pasangan.
Cara Mengobati Penyakit Kanker Serviks

Untuk menangani atau mengobati kanker serviks, tentunya langkah yang diperlukan di
awal adalah dengan mendeteksi atau mengidentifikasi kanker serviks itu sendiri. Jika
sudah positif terkena kanker maka ada 3 cara pengobatan, di antaranya:

1. Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat sel yang terinfeksi terlebih dahulu. Ada
beberapa jenis operasi yang terkenal yakni radical trachelectrony, histerektomi dan
pelvic extentrasion.
2. Radioterapi
Pada tahap ini, tubuh akan dipaparkan dengan radiasi. Jika kanker sudah masuk tahap
lanjut, radioterapi dengan kemoterapi akan menjadi rekomendasi guna mengurangi
pendarahan serta rasa sakit pasien.
3. Kemoterapi
Kemoterapi selalu dikombinasikan dengan radioterapi dalam menangani kanker
serviks. Metode ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker.
B. PENYAKIT YANG DI SEBABKAN OLEH PARASIT

MALARIA

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
bagi masyarakat. Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria
yaitu parasit malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina.
Plasmodium terbagi dalam empat jenis spesies di dunia yang dapat menginfeksi sel darah
merah manusia. Pengobatan yang diberikan meliputi pengobatan radikal malaria dengan
membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia bertujuan sebagai
pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan kilinis dan parasitologik serta
memutuskan rantai penularan. Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko
terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Prognosis
malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.

Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa.
Sedangkan meurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil,
anemia, dan pembesaran limpa1 .

SIKLUS PARASIT MALARIA Silkus Pada Manusia. Ketika nyamuk anoples betina
(yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari
kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darahdan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya
parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-
eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke
eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai
bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar
merozoit. Sebagian besar Merozoit masuk kemabli ke eritrosit dan sebagian kecil
membentuk gametosit jantan.
DEFINISI PENYAKITNYA

Penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium, ditularkan melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi.

Tingkat keparahan malaria bervariasi berdasarkan spesies plasmodium.


Gejala berupa menggigil, demam, dan berkeringat, biasanya terjadi beberapa minggu
setelah digigit.
Orang yang bepergian ke daerah rawan malaria biasanya mengonsumsi obat pelindung
sebelum, selama, dan setelah perjalanan. Penanganan termasuk mengonsumsi obat
antimalaria.

PATOGENESIS

Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan.
Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah
daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan
eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia
menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga
akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian
eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan
terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. Limpa
mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah.
Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari
eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi
hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag.

Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke


dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami
perubahan struktur danbiomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit.
Perubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel,
sitoadherensi, sekuestrasi dan resetting

GEJALA DAN MASA INKUBASI

Gejala-gejala umum Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (malaria
proxym) secara berurutan yang disebut trias malaria, yaitu :

1. Stadium dingin (cold stage) Stadium ini berlangsung + 15 menit sampai dengan 1 jam.
Dimulai dengan menggigil dan perasaan sangat dingin, gigi gemeretak, nadi cepat tetapi
lemah, bibir dan jari-jari pucat kebiru-biruan (sianotik), kulit kering dan terkadang
disertai muntah.
2. Stadium demam (hot stage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita merasa
kepanasan. Muka merah, kulit kering, sakit kepala dan sering kali muntah. Nadi menjadi
kuat kembali, merasa sangat haus dan suhu tubuh dapat meningkat hingga 41oC atau
lebih. Pada anak-anak, suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menimbulkan kejang-kejang.

3. Stadium berkeringat (sweating stage) Stadium ini berlangsung + 2 – 4 jam. Penderita


berkeringat sangat banyak. Suhu tubuh kembali turun, kadang-kadang sampai di bawah
normal. Setelah itu biasanya penderita beristirahat hingga tertidur. Setelah bangun tidur
penderita merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain sehingga dapat kembali melakukan
kegiatan sehari-hari. Gejala klasik (trias malaria) berlangsung selama 6 – 10 jam,
biasanya dialami oleh penderita yang berasal dari daerah non endemis malaria, penderita
yang belum mempunyai kekebalan

. Masa inkubasi

Masa inkubasi biasanya berlangsung 8-37 hari tergantung dari spesies parasit (terpendek
untuk P. falciparum dan terpanjanga untuk P. malariae), beratnya infeksi dan pada
pengobatan sebelumnya atau pada derajat resistensi hospes. Selain itu juga cara infeksi
yang mungkin disebabkan gigitan nyamuk atau secara induksi (misalnya transfuse darah
yang mengandung stadium aseksual)

DIAGNOSIS

Anamnesis Keluhan utama dapat meliputi demam, menggigil, dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal. Riwayat berkunjung dan bermalam
1-4 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. Riwayat tinggal didaerah endemik
malaria. Riwayat sakit malaria. Riwayat minum obat malaria satu bulan terakhir. Gejala
klinis pada anak dapat tidak jelas. Riwayat mendapat transfusi darah. Selain hal-hal tadi,
pada pasien penderita malaria berat, dapat ditemukan keadaan seperti Gangguan
kesadaran dalam berbagai derajat, Keadaan umum yang lemah, Kejang-kejang, Panas
sangat tinggi, Mata dan tubuh kuning, Perdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna, Nafas
cepat (sesak napas), Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum, Warna air
seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman, Jumlah air seni kurang bahkan sampai
tidak ada dan Telapak tangan sangat pucat.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

pencegahan

Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko terinfeksi malaria sehingga bila


terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Kemoprofilaksis ini ditujukan kepada orang
yang bepergian ke daerah endemis malaria dalam waktu yang tidak terlalu lama, seperti
turis, peneliti, pegawai kehutanan dan lain-lain Untuk kelompok atau individu yang akan
bepergian/tugas dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya menggunakan personaI
protection seperti pemakaian kelambu, repellent, kawat kassa dan Iain-lain. Sehubungan
dengan laporan tingginya tingkat resistensi Plasmodium falciparum terhadap klorokuin,
maka doksisiklin menjadi pilihan untuk kemoprofilaksis Doksisiklin diberikan setiap hari
dengan dosis 2 mg/kgbb selama tidak Iebih dari 4-6 minggu. Doksisiklin tidak boleh
diberikan kepada anak umur < 8 tahun dan ibu hamil. Kemoprofilaksis untuk
Plasmodium vivax dapat diberikan klorokuin dengan dosis 5 mg/kgbb setiap minggu.
Obat Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018 tersebut diminum satu minggu sebelum masuk ke
daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali. Dianjurkan tidak menggunakan
klorokuin lebih dan 3-6 bulan.

Pengobatan

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua
stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia. Adapun tujuan pengobatan radikal
untuk mendapat kesembuhan kilinis dan parasitologik serta memutuskan rantai
penularan. Semua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong
karena bersifat iritasi lambung, oleh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu
setiap akan minum obat anti malaria.

Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

1. Malaria Falsiparum Lini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang
tertera dibawah ini: Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin Setiap
kemasan Artesunat + Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin
terdiri dari 12 tablet @ 200 mg = 153 mg amodiakuin basa, dan blister artesunat
terdiri dari 12 tablet Jurnal Averrous Vol.4 No.2 2018 @ 50 mg. Obat kombinasi
diberikan per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai berikut:
Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.
2. 2. Pengobatan malaria vivaks, malaria ovale, malaria malariae A. Malaria vivaks dan
ovale Lini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale adalah seperti yang
tertera dibawah ini: Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin Kombinasi ini digunakan
sebagai pilihan utama untuk pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale. Klorokuin
diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgbb. Dosis
Primakuin adalah 0.25 mg/kgbb per hari yang diberikan selama 14 hari dan diberikan
bersama klorokuin.Seperti pengobatan malaria falsiparum, primakuin tidak boleh
diberikan kepada: ibu hamil, bayi
DAFTAR PUSTAKA

IMAM RASJIDI (2009). EPIDEMIOLOGI KANKER SERVIKS. Fakultas kedokteran


universitas pelita harapan. Vol.III, No.3.

Ika putrid damayanti (2013). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2008-
2010. Program studi kebidanan stikes hang tuah pekanbaru. Vol. 2, No.2.

Julia fitriany, Ahmad sabiq (2018). MALARIA. Faculty of medicine, malikussaleh university.
Vol.4 No.2

Anda mungkin juga menyukai