DI SUSUN
H:
NIM : 1801032197
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
tentang upaya deteksi dini kanker pada wanita. Ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya juga penyusun sampaikan kepada semua pihak yang terlibat, atas bantuan dan
dukungannya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari masih banyak kesalahan atau kekurangan dan masih jauh
lagi dalam kesempurnaannya baik dari segi materi maupun penyusunan serta penulisan
dalam makalah ini. Namun, kami sudah mengerjakan semampu kemampuan kami. kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sel yang tidak dapat diatur. Tingkat poliferasi antara sel kanker berbeda beda
antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan sel kanker dengan sel normal terletak
pada sifat sel kanker yang tidak pernah berhenti membelah. Kanker merupakan
memperoleh struktur normal serta fungsi khas jaringan tempat sel kanker tumbuh.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian
a. Kanker
yang tidak dapat diatur. Tingkat poliferasi antara sel kanker berbeda beda antara
satu dengan yang lainnya. Perbedaan sel kanker dengan sel normal terletak pada
Penyebab terbentuknya sel kanker disebabkan mutasi dari sel sel normal sehingga
mengalami pertumbuhan sel yang abnormal dan difrensiasi fungsi sel. Setiap
manusia terus menerus membentuk sel sel yang memiliki kecenderungan untuk
menjadi kanker namun sistem kekebalan manusia bekerja seperti burung pemakan
bangkai yang akan menggigit sel sel yang abnormal, untuk menghentikan kegiatan
b. Tumor
ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Nah, tumor ganas ini
sering juga disebut dengan bersifat Kanker. Tetapi kemungkinan tumor jinak
menjadi ganas bisa saja tapi sangat jarang terjadi, biasanya pada Tumor yang
sudah terlalu lama dan besar. Misalnya Fam (Fibroadenoma mamma), tumor jinak
payudara bila dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah jadi ganas, ini dikenal
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau
serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada
mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks
biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal
dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam
rahim.
.Etiologi
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk
suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika
2) HPV resiko sedang : HPV 33, 35, 39, 40, 43, 45, 51, 56, dan 58
Infeksi HPV terjadi melalui hubungan seksual dengan masa inkubasi selama 3
bulan. Bentuk klasik dari infeksi HPV adalah kondiloma akuminata yaitu kutil
yang berbentuk kembang kol pada jaringan ikat di tengahnya dan ditutup terutama
pada serviks dimana lesinya hanya terbatas pada vulva, anus dan vagina bagian
Perubahan sel yang terjadi dapat dalam bentuk jinak kondiloma (NIS 1 :
Neoplasma Intraepitel Serviks) atau bentuk prakanker (NIS 2 dan 3), bahkan
dapat menjadi karsinoma invasif. Faktor resiko minor kanker serviks adalah
paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, hubungan seksual dini dibawah 17
tahun, multipartner seksual, merokok pasif dan aktif, status ekonomi rendah. Ko –
faktor terdiri dari infeksi klamidia trakomatis, HSV-2 HIV/AIDS, infeksi kronis
dan lainnya.
1. Merokok
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi
dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
2. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 17 tahun) dan
3. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia
18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang
keguguran
6. Pemakaian Pil KB
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun
dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative
pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan
lamanya pemakaian.
8. Defisiensi Gizi
defisiensi zat gizi seperti beta karoten, vitamin A dan asam folat. Banyak
seperti alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam dan tomat
Patofisiologi
menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang
mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma
telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan nyeri.
Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem urinaria
busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien
dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut
yang biasa digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun
bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher rahim akan menurun dengan
stadium yang lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga
a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus
b. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi
c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,
2. Penatalaksanaan Keperawatan
prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan
perawatan post pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda
infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah
Tahapan
No. Proses
(Stadium)
korpus uteri.
pembuluh darah.
area para servikal pada salah satu sisi atau kedua sisi
10. Tahap IIIb Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak
ginjal.
11. Tahap IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan
jauh.
12. Tahap IVa Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah
1. Sitologi
untuk mendeteksi sel – sel serviks yang tidak menunjukkan adanya gejala, dengan
2. Kalposkopi
Biopsi
dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam dan harus diawetkan dalam
3. Konisasi
1. Displasia
Ringan 58 Bulan
Sedang 38 Bulan
Berat 12 Bulan
Perubahan sel epitel yang terdapat di karsinoma in situ terjadi pada seluruh
keadaan utuh.
3. Karsinoma Mikroinvasif
di seviks. Pada pemeriksaan fisik tidak terlihat perubahan pada porsio, tetapi
4. Karsinoma Invasif
Derajat pertumbuhan sel menonjol, besar dan bentuk sel dari sel bervariasi, inti
gelap, khromatin berkelompok tidak merata, dan susunan sel semakin tidak
teratur. Sekelompok atau lebih sel tumor menginvasi membrane basalis dan
yaitu karsinoma sel skuamosa dengan kreatin, karsinoma sel skuamosa tanpa
kreatin dan karsinoma sel kecil. Pada tahap ini kanker telah menyebar luas
tidak efektif dengan cara – cara apapun. Pencegahan terhadap terjadinya kanker
serviks melalui tiga bagian, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer kanker serviks merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh
setiap orang untuk menghindari diri dari faktor – faktor yang dapat menyebabkan
kanker. Masyarakat yang melakukan pencegahan pada tingkat ini akan bebas dari
2. Pencegahan Sekunder
Deteksi dini dan skrining merupakan pencegahan sekunder kanker serviks. Tujuan
dari pencegahan sekunder adalah untuk menemukan kasus – kasus dini sehingga
sekunder melalui diagnosis dini displansia dengan berbagai cara baik klinis
b. Tetapi lesi prakanker yang baru dideteksi pada pencegahan sekunder sering kali
c. Pencegahan sekunder atau akan mengalami hambatan pada sumber daya manusia
3. Pencegahan Tersier
Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan
2) Kriosurgeri yaitu serviks dibuat beku sampai minus 80 – 180 derajat celcius
pemanasan jarum radium yang digunakan bila penderita yang sudah tua takut
dioperasi
Tindakan pengobatan pada kanker invasive berupa radiasi, operasi atau gabungan
IVA + + + +
Servikografi +/- + - -
pemeriksaan yang paling utama dan dianjurkan untuk deteksi dini kanker serviks
adalah pemeriksaan papaniculou smear atau yang dikenal dengan pap smear. Pap
smear tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu dilakukan
(WHO) menyarankan skrining pap smear minimal satu kali selama hidup pada
tahun, dan fasilitas ideal setiap 3 tahun pada umur 25 – 60 tahun. Hal tersebut
skirining rutin dilakukan pada wanita yang tidak menunjukkan gejala, sejak usia
20 tahun atau lebih, atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual sudah aktif.
berikutnya paling sedikit setiap 3 tahun sampai berusia 65 tahun. Pada wanita
resiko tinggi atau pernah mendapat hasil abnormal harus diperiksa setiap tahun.
kematian akibat kanker serviks 50% sampai 60% dalam kurun waktu 20 tahun.
dan mutu pelayanan fasilitas kesehatan dan menurunkan angka kesakitan serta
A. Kesimpulan
Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau proliferasi sel-sel yang
tidak dapat diatur. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher
rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel
pada puncak vagina. Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal
dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka
akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak
atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks dan virus Human Papiloma
dilakukan pada usia dini ( kurang dari 17 tahun) dan berganti - ganti pasangan
seksual, pemakaian DES, pemakaian pil KB, Infeksi herpes genitalis atau infeksi
klamedia menahun, dan lain – lain. Stadium karsinoma kanker serviks dari
stadium IA – IVB sampai yang ganas. Kanker serviks dapat dicegah dengan
B. Saran
Disarankan kepada para pembaca khususnya untuk para wanita agar selalu
menjaga kebersihan daerah kewanitaannya selain menjaga para wanita juga bisa
mencegah kanker serviks dengan cara pola hidup sehat, tidak merokok, tidak
melakukan hubungan seksual di usia muda, tidak melahirkan banyak anak, hindari
pemakaian DES tanpa resep dokter, melakukan pap smear ketika sudah memiliki
anak. Penulis mengharapkan agar pencegahan dilakukan oleh setiap wanita
supaya angka mortalitas yang diakibatkan oleh kanker serviks bisa menurun dan