Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MANDIRI

”TENTANG UPAYA DETEKSI DINI KANKER PADA WANITA”

DI SUSUN

H:

SIPA RAHAYU HARAHAP

NIM : 1801032197

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kelimpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
tentang upaya deteksi dini kanker pada wanita. Ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya juga penyusun sampaikan kepada semua pihak yang terlibat, atas bantuan dan
dukungannya dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari masih banyak kesalahan atau kekurangan dan masih jauh
lagi dalam kesempurnaannya baik dari segi materi maupun penyusunan serta penulisan
dalam makalah ini. Namun, kami sudah mengerjakan semampu kemampuan kami. kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Desember r 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau proliferasi sel-

sel yang tidak dapat diatur. Tingkat poliferasi antara sel kanker berbeda beda

antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan sel kanker dengan sel normal terletak

pada sifat sel kanker yang tidak pernah berhenti membelah. Kanker merupakan

suatu kegagalan morfogenesis normal dan dan kegagalan difrensiasi normal,

artinya pertumbuhan kanker tidak dapat dikendalikan dan tidak pernah

memperoleh struktur normal serta fungsi khas jaringan tempat sel kanker tumbuh.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Kanker?

2. Apa perbedaan Tumor dengan Kanker?

3. Apa yang dimaksud dengan Kanker Serviks?

4. Bagaimana cara upaya mencegah kanker serviks?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kanker

2. Untuk mengetahui perbedaan Tumor dengan Kanker

3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Kanker Serviks

4. Untuk mengetahui upaya cara mencegah kanker serviks


BAB II

PEMBAHASAN DAN ISI

A. Pengertian

a. Kanker

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau proliferasi sel-sel

yang tidak dapat diatur. Tingkat poliferasi antara sel kanker berbeda beda antara

satu dengan yang lainnya. Perbedaan sel kanker dengan sel normal terletak pada

sifat sel kanker yang tidak pernah berhenti membelah.

Penyebab Terbentuknya Kanker

Penyebab terbentuknya sel kanker disebabkan mutasi dari sel sel normal sehingga

mengalami pertumbuhan sel yang abnormal dan difrensiasi fungsi sel. Setiap

manusia terus menerus membentuk sel sel yang memiliki kecenderungan untuk

menjadi kanker namun sistem kekebalan manusia bekerja seperti burung pemakan

bangkai yang akan menggigit sel sel yang abnormal, untuk menghentikan kegiatan

permulaan sebelum sempat memulai kegiatannya sebagai sel kanker.

b. Tumor

Tumor sebenarnya adalah pembengkakkan yang disebabkan oleh adanya

inflamasi atau peradangan dan pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam

tubuh. Tipe tumor berdasarkan pertumbuhannya dapat dibedakan menjadi tumor

ganas (malignant tumor) dan tumor jinak (benign tumor). Nah, tumor ganas ini

sering juga disebut dengan bersifat Kanker. Tetapi kemungkinan tumor jinak

menjadi ganas bisa saja tapi sangat jarang terjadi, biasanya pada Tumor yang

sudah terlalu lama dan besar. Misalnya Fam (Fibroadenoma mamma), tumor jinak
payudara bila dibiarkan bertahun-tahun ada yang berubah jadi ganas, ini dikenal

sebagai Progressi, persentase kemungkinannya kira-kira hanya 0,5 % -1% saja.

Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel.

B. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau

serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada

puncak vagina. Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan

merupakan kelompok penyakit yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk

mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada jaringan serviks. Kanker serviks

biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks berasal

dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam

rahim.

.Etiologi

Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah

secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk

suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika

tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab

terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak diketahui

secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang

berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks yaitu :

1. HPV ( Human Papiloma Virus )

HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma

Akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual.


Ada 8 tipe HPV yang berhubungan dengan kanker serviks adalah :

1) HPV resiko rendah : HPV 6 dan 11

2) HPV resiko sedang : HPV 33, 35, 39, 40, 43, 45, 51, 56, dan 58

3) HPV resiko tinggi : HPV 16, 18, 31

Infeksi HPV terjadi melalui hubungan seksual dengan masa inkubasi selama 3

bulan. Bentuk klasik dari infeksi HPV adalah kondiloma akuminata yaitu kutil

yang berbentuk kembang kol pada jaringan ikat di tengahnya dan ditutup terutama

dibagian atas epitel yang hiperkerotolik. Kondiloma akuminata jarang ditemukan

pada serviks dimana lesinya hanya terbatas pada vulva, anus dan vagina bagian

posterior. Kemungkinan peranan terjadinya kanker serviks adalah dengan

melakukan gangguan pada gen yang mengatur pembelahan virus dan

mengakibatkan pembelahan sel menjadi tidak terkontrol kearah keganasan.

Perubahan sel yang terjadi dapat dalam bentuk jinak kondiloma (NIS 1 :

Neoplasma Intraepitel Serviks) atau bentuk prakanker (NIS 2 dan 3), bahkan

dapat menjadi karsinoma invasif. Faktor resiko minor kanker serviks adalah

paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, hubungan seksual dini dibawah 17

tahun, multipartner seksual, merokok pasif dan aktif, status ekonomi rendah. Ko –

faktor terdiri dari infeksi klamidia trakomatis, HSV-2 HIV/AIDS, infeksi kronis

dan lainnya.

Penyebab terjadinya Kanker dari luar :

1. Merokok

Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi

dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah
menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

2. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 17 tahun) dan

berganti - ganti pasangan seksual

3. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia

18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang

menderita kanker serviks

4. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah

keguguran

6. Pemakaian Pil KB

Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun

dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative

pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan

lamanya pemakaian.

7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun

8. Defisiensi Gizi

Terjadinya peningkatan dysplasia ringan dan sedang yang berhubungan dengan

defisiensi zat gizi seperti beta karoten, vitamin A dan asam folat. Banyak

mengkonsumsi sayuran dan buah yang mengandung bahan – bahan antioksidan

seperti alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang, bayam dan tomat

berkhasiat untuk mencegah terjadinya kanker. Dari beberapa penelitian

melaporkan defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, vitamin E, beta karoten

atau retinol dapat meningkatkan resiko kanker serviks

9. Golongan ekonomi lemah


Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear secara rutin

dan pendidikan yang rendah.

Patofisiologi

Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga

menimbulkan gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang

mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma

telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan nyeri.

Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem urinaria

menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah

keperawatan resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau

busuk biasanya menjadi keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien

dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan pola seksual. Gejala dari

kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang

menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan

gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

C. Manifestasi Klinik / Tanda – tanda terkena Kanker Serviks

1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.

2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).

3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.

4. Perdarahan spontan saat defekasi.

5. Perdarahan diantara haid.

6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.

7. Anemia akibat pendarahan berulang.


8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.

Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medis

Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut

hanya dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan

yang biasa digunakan adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun

sangat tergantung dari stadium atau derajatnya beberapa peneliti menyebutkan

bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher rahim akan menurun dengan

stadium yang lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga

mendapatkan sitistatika dalam ginekologi.

Penggolongan obat sitostatika antara lain :

a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus

termasuk obat - obatan non spesifik.

b. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi

termasuk obat fase spesifik.

c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar,

termasuk obat - obatan siklus spesifik.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal

anatara lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk

prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik dengan menganjurkan

menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant. Pertahankan kedekuatan kulit dalam

perawatan post pengobatan antara lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda
infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah

pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.

Stadium Karsinoma Kanker Serviks

Klasifikasi internasional tentang karsinoma serviks uteri : Tingkat Kriteria

Tahapan
No. Proses
(Stadium)

1. Tahap O Kanker insitu, kanker terbatas pada lapisan epitel, tidak

terdapat bukti invasi.

2. Tahap I Karsinoma yang benar – benar berada dalam serviks.

Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke

korpus uteri.

3. Tahap Ia Karsinoma mikroinvasif, bila membrane basalis sudah

rusak dan sel tumor sudah memasuki stoma lebih dari 1

mm, sel tumor tidak terdapat pada pembuluh limfa atau

pembuluh darah.

4. Tahap Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik

menunjukkan invasi serviks uteri.

5. Tahap II Kanker vagina, lesi telah menyebar diluar serviks hingga

mengenai vagina (bukan sepertiga bagian bawah) atau

area para servikal pada salah satu sisi atau kedua sisi

6. Tahap IIa Penyebaran hanya perluasan vagina, parametrium masih

bebas dari infiltrate tumor.

7. Tahap IIb Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi


belum sampai pada dinding panggul.

8. Tahap III Kanker mengenai sepertiga bagian bawah vagina atau

telah meluas kesalah satu atau kedua dinding panggul.

Penyakit modus limfa yang teraba tidak merata pada

dinding panggul. Urogram IV menunjukkan salah satu

kedua ureter tersumbat oleh tumor

9. Tahap IIIa Penyebaran sampai pada sepertiga bagian disertai distal

vagina, sedang ke parametrium tidak dipersoalkan.

10. Tahap IIIb Penyebaran sudah sampai pada dinding panggul, tidak

ditemukan daerah bebas infiltrasi antara tumor dengan

dinding panggul (frozen pelvic) atau proses pada

tingkatan klinik I dan II , tetapi sudah ada gangguan faal

ginjal.

11. Tahap IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan

melibatkan mukosa rektum atau kantong kemih

(dibuktikan secara histologik) atau telah terjadi

metastasis keluar panggul atau ketempat – tempat yang

jauh.

12. Tahap IVa Proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah

menginfiltrasi mukosa rektum dan kantong kemih.

13. Tahap IVb Telah terjadi penyebaran jauh (parah).


Diagnosis

1. Sitologi

Pemeriksaan sitologi dikenal dengan pemeriksaan pap smear. Sitologi bermanfaat

untuk mendeteksi sel – sel serviks yang tidak menunjukkan adanya gejala, dengan

tingkat ketelitiannya mencapai 90%.

2. Kalposkopi

Kalposkopi merupakan pemeriksaan seviks dengan menggunakan alat kalposkopi

yaitu alat yang disamakan dengan mikroskop bertenaga rendah pembesarannya

antara 6 – 40 kali dan terdapat sumber cahaya didalamnya.

Biopsi

Biopsi dilakukan didaerah yang abnormal jika sambungan skuamosa – kolumnar

(SSK) yang terlihat seluruhnya dengan menggunakan kalposkopi. Biopsi harus

dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam dan harus diawetkan dalam

larutan formalin 10% sehingga tidak merusak epitel.

3. Konisasi

Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan serviks sehingga bagian

yang dikeluarkan berbentuk kerucut. Konisasi dilakukan apabila :

a. Proses dicurigai berada di endoserviks

b. Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kalposkopi

c. Ada kesenjangan antara hasil sitologik dengan histopatologik


Klasifikasi

Histopatologi kanker serviks dibagi menjadi empat klasifikasi :

1. Displasia

Displasia adalah pertumbuhan aktif disertai gangguan proses pematangan epitel

skuamosa yang dimulai pada bagian basal sampai ke lapisan superfisal.

Berdasarkan derajat perubahan sel epitel yang jelas mengalami perubahan.

Displasia terbagi dalam tiga derajat pertumbuhan yaitu :

a. Displasia ringan : perubahan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis

b. Displasia sedang : bila perubahan terjadi pada separuh epidermis

c. Displasia berat : hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma in situ

Waktu yang diperlukan dari Displasia menjadi Karsinoma in situ

Tingkat Displasia Waktu Dalam Bulan

Sangat Ringan 85 Bulan

Ringan 58 Bulan

Sedang 38 Bulan

Berat 12 Bulan

2. Karsinoma In Situ (KIS)

Perubahan sel epitel yang terdapat di karsinoma in situ terjadi pada seluruh

lapisan epidermis menjadi karsinoma skuamosa namun membrane basalis dalam

keadaan utuh.

3. Karsinoma Mikroinvasif

Lingkup kelainnanya dari dysplasia hingga neoplasia. Pada karsinoma


mikroinvasif terjadinya perubahan derajat sel meningkatkan sel tumor menembus

membrane batalis. Biasanya tumor asimtomatik dan hanya ditemukan pada

penyaringan kanker atau ditemukan bertepatan dengan pemeriksaan penyakit lain

di seviks. Pada pemeriksaan fisik tidak terlihat perubahan pada porsio, tetapi

dengan pemeriksaan kalposkopi dapat diprediksi adanya prakarsinoma.

4. Karsinoma Invasif

Derajat pertumbuhan sel menonjol, besar dan bentuk sel dari sel bervariasi, inti

gelap, khromatin berkelompok tidak merata, dan susunan sel semakin tidak

teratur. Sekelompok atau lebih sel tumor menginvasi membrane basalis dan

tumbuhan infiltratif kedalam stroma. Karsinoma invasif dibagi dalam 3 subtipe

yaitu karsinoma sel skuamosa dengan kreatin, karsinoma sel skuamosa tanpa

kreatin dan karsinoma sel kecil. Pada tahap ini kanker telah menyebar luas

sehingga penyembuhan menjadi sulit.

D. Pencegahan Kanker Serviks

Pencegahan kanker didefinisikan sebagai mengidentifikasikan faktor – faktor

yang menyebabkan timbulnya kanker pada manusia dan membuat penyebabnya

tidak efektif dengan cara – cara apapun. Pencegahan terhadap terjadinya kanker

serviks melalui tiga bagian, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer kanker serviks merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh

setiap orang untuk menghindari diri dari faktor – faktor yang dapat menyebabkan

kanker. Masyarakat yang melakukan pencegahan pada tingkat ini akan bebas dari

penderitaan, produktivitas berjalan terus, tidak memerlukan biaya untuk


pemeriksaan, pengobatan, rehabilitasi serta perawatan lebih lanjut. Salah satu

bagian dari pencegahan primer adalah memberikan vaksin Human Papilloma

Virus (HPV), pemberian vaksin HPV akan mengeliminasi infeksi HPV.

2. Pencegahan Sekunder

Deteksi dini dan skrining merupakan pencegahan sekunder kanker serviks. Tujuan

dari pencegahan sekunder adalah untuk menemukan kasus – kasus dini sehingga

kemungkinan penyembuhan dapat ditingkatkan. Selain itu, bertujuan untuk

memperlambat atau menghentikan penyakit pada stadium awal. Pencegahan

sekunder melalui diagnosis dini displansia dengan berbagai cara baik klinis

maupun laboratorium. Pencegahan sekunder memiliki kelemahan, antara lain :

a. Pencegahan sekunder tidak mencegah terjadinya NIS (CIN)

b. Tetapi lesi prakanker yang baru dideteksi pada pencegahan sekunder sering kali

menimbulkan morbiditas terhadap fungsi fertilitas pasien

c. Pencegahan sekunder atau akan mengalami hambatan pada sumber daya manusia

dan alat yang berkembang

3. Pencegahan Tersier

Tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan

pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan.

Terdapat dua pengobatan pada pencegahan tersier yaitu :

a. Pencegahan pada Prakanker

1) Kauterisasi yaitu membakar serviks secara elektris

2) Kriosurgeri yaitu serviks dibuat beku sampai minus 80 – 180 derajat celcius

dengan menggunakan gas CO2 atau N2O


3) Konisasi yaitu memotong sebagian dari serviks yang cukup representative dengan

pisau biasa atau pisau elektris

4) Operasi (histerektomi) bila penderita tidak ingin punya anak lagi

5) Sinar laser yang digunakan dibawah pengawasan kalposkop, radiasi dengan

pemanasan jarum radium yang digunakan bila penderita yang sudah tua takut

dioperasi

b. Pengobatan pada Kanker Invasif

Tindakan pengobatan pada kanker invasive berupa radiasi, operasi atau gabungan

antara operasi dan radias

Perbandingan Metode Skrining Pap Smear

Metode Praktis Mampu


Efektifitas Tersedia
Skrining Laksana Sarana

Tes Pap Smear + +/- +/- +/-

IVA + + + +

IVAB +/- + + +/-

Kalposkopi + +/- - +/-

Servikografi +/- + - -

Pap Net +/- + - +/-

Tes HPV +/- + - -

Dari berbagai metode alternatif untuk skrining kanker serviks, metode

pemeriksaan yang paling utama dan dianjurkan untuk deteksi dini kanker serviks

adalah pemeriksaan papaniculou smear atau yang dikenal dengan pap smear. Pap
smear tidak hanya perlu dilakukan sekali seumur hidup tetapi perlu dilakukan

secara berkala setelah wanita berusia 40 tahun. World Health Organization

(WHO) menyarankan skrining pap smear minimal satu kali selama hidup pada

umur 35 – 40 tahun. Apabila fasilitas terbatas, skirining setiap 10 tahun pada

umur 35 – 50 tahun, fasilitas tersedia mencukupi setiap 5 tahun pada umur 35 – 55

tahun, dan fasilitas ideal setiap 3 tahun pada umur 25 – 60 tahun. Hal tersebut

didasarkan atas pertimbangan berupa cost and effectiveness.

Sedangkan the American cancer society menyarankan pemeriksaan

skirining rutin dilakukan pada wanita yang tidak menunjukkan gejala, sejak usia

20 tahun atau lebih, atau kurang dari 20 tahun bila secara seksual sudah aktif.

Pemeriksaan dilakukan 2 kali berturut – turut dan bila negatif ,pemeriksaan

berikutnya paling sedikit setiap 3 tahun sampai berusia 65 tahun. Pada wanita

resiko tinggi atau pernah mendapat hasil abnormal harus diperiksa setiap tahun.

Manfaat skrining di Negara maju terbukti mampu menurunkan angka

kematian akibat kanker serviks 50% sampai 60% dalam kurun waktu 20 tahun.

Sayangnya, program skrining di Indonesia masih belum memasyarakat. Kebijakan

pemerintah dalam penanggulangan kanker di arahkan pada peningkatan cakupan

dan mutu pelayanan fasilitas kesehatan dan menurunkan angka kesakitan serta

kematian akibat kanker.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal atau proliferasi sel-sel yang

tidak dapat diatur. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher

rahim atau serviks yang terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel

pada puncak vagina. Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal

dan membelah secara tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka

akan terbentuk suatu masa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak

atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka keadaannya disebut kanker serviks.

Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks dan virus Human Papiloma

Virus, kesalahan dalam sikap seperti merokok, hubungan seksual pertama

dilakukan pada usia dini ( kurang dari 17 tahun) dan berganti - ganti pasangan

seksual, pemakaian DES, pemakaian pil KB, Infeksi herpes genitalis atau infeksi

klamedia menahun, dan lain – lain. Stadium karsinoma kanker serviks dari

stadium IA – IVB sampai yang ganas. Kanker serviks dapat dicegah dengan

pengobatan sitologi, kalposkopi, biopsi, pap smear, konisasi dan skiring.

B. Saran

Disarankan kepada para pembaca khususnya untuk para wanita agar selalu

menjaga kebersihan daerah kewanitaannya selain menjaga para wanita juga bisa

mencegah kanker serviks dengan cara pola hidup sehat, tidak merokok, tidak

melakukan hubungan seksual di usia muda, tidak melahirkan banyak anak, hindari

pemakaian DES tanpa resep dokter, melakukan pap smear ketika sudah memiliki
anak. Penulis mengharapkan agar pencegahan dilakukan oleh setiap wanita

supaya angka mortalitas yang diakibatkan oleh kanker serviks bisa menurun dan

juga penyebarannya tidak meluas lebih jauh lagi.

Anda mungkin juga menyukai