Di Susun Oleh :
Abdul Manan Dato
(2012B0020)
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2021
41
LAPORAN PENDAHULUAN CA SERVIK
A. Pengertian
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang
terdapat pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. ( Diananda,Rama,
2009 )
Kanker serviks merupakan gangguan pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit
yang dimanifestasikan dengan gagalnya untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel pada
jaringan serviks. Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari
kanker serviks berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju
kedalam rahim.(Sarjadi, 2001)
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa
kanker serviks adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat pada organ reproduksi
wanita yaitu serviks atau bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.
B. ETIOLOGI
Kanker serviks terjadi jika sel - sel serviks menjadi abnormal dan membelah secara
tidak terkendali, jika sel - sel serviks terus membelah, maka akan terbentuk suatu masa jaringan
yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas, jika tumor tersebut ganas maka
keadaannya disebut kanker serviks. Penyebab terjadinya kelainan pada sel - sel serviks tidak
diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus ) HPV adalah virus penyebab kutil genetalis ( Kandiloma
Akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah
HPV tipe 16, 18.
1) Timbulnya keganasan pada binatang yang diinduksi dengan virus papiloma.
2) Dalam pengamatan terlihat adanya perkembangan menjadi karsinoma pada kondilom
akuminata.
3) Pada penelitian 45 dan 56, keterlibatan HPV pada kejadian kanker dilandasi oleh
beberapa faktor yaitu: epidemiologic infeksi HPV ditemukan angka kejadian kanker
serviks yang meningkat.
4) DNA HPV sering ditemukan pada Lis ( Lesi Intraepitel Serviks )
1. Merokok Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi
dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks adalah menurunkan
status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
2. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 18 tahun).
3. Berganti - ganti pasangan seksual.
4. Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun,
berganti - berganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
5. Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran.
42
6. Pemakaian Pil KB. Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima
tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relative pada
pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
7. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun.
8. Golongan ekonomi lemah. Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap
smear secara rutin dan pendidikan yang rendah. ( Dr imam Rasjidi, 2010 )
C. KLASIFIKASI
Mikroskopis
1) DisplasiaDisplasia ringan terjadi pada sepertiga bagian basal epidermis. Displasia berat
terjadipada dua pertiga epidermi hampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2) Stadium Karsinoma InsituPada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada
seluruh lapisan epidermismenjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang
tumbuh di daerahektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan
endoserviks.
3) Stadium Karsinoma Mikroinvasif Pada karsinoma mikroinvasif, disamping
perubahan derajat pertumbuhan selmeningkat juga sel tumor menembus
membrana basalis dan invasi pada stomasejauh tidak lebih 5mm dari membrana
basalis, biasanya tumor ini asimtomatik danhanya ditemukan pada skrining kanker.
4) .Stadium Karsinoma InvasifPada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan
sel menonjol besar danbentuk sel bervariasi. Pertumbuhan invasif muncul
diarea bibir posterior atauanterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu
jurusan formiks posterior atauanterior, jurusan parametrium dan korpus uteri.
5) Bentuk Kelainan Dalam Pertumbuhan Karsinoma ServiksPertumbuhan eksofilik,
berbentuk bunga kool, tunbuh kearah vagina dan dapatmengisi setengah dari
vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhanini mudah nekrosis dan
perdarahan.Pertumbuhanendofilik, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambat laun
lesiberubah bentuk menjadi ulkus (Padila, 2012).
D. PATOFISIOLOGI
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan
gejala atau semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang
menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul
masalah keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem
urinaria menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan
resiko penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi
keluhan juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan
gangguan pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia
hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
43
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara
lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka
mulut, sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ).
Efek samping tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga
akan timbul masalah keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan
berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya tahan
tubuh berkurang dan resiko injury pun akan muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa
positif kanker leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut
bisa dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan
mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf
F. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada stadium awal, dapat dilakukan operasi sedangkan stadium lanjut hanya
dengan pengobatan dan penyinaran. Tolak ukur keberhasilan pengobatan yang biasa digunakan
adalah angka harapan hidup 5 tahun. Harapan hidup 5 tahun sangat tergantung dari stadium atau
derajatnya beberapa peneliti menyebutkan bahwa angka harapan hidup untuk kanker leher rahim
akan menurun dengan stadium yang lebih lanjut. Pada penderita kanker leher rahim ini juga
mendapatkan sitistatika dalam ginekologi. Penggolongan obat sitostatika antara lain :
a. Golongan yang terdiri atas obat - obatan yang mematikan semua sel pada siklus termasuk obat
- obatan non spesifik.
b. Golongan obat - obatan yang memastikan pada fase tertentu darimana proliferasi termasuk
obat fase spesifik.
c. Golongan obat yang merusak sel akan tetapi pengaruh proliferasi sel lebih besar, termasuk obat
- obatan siklus spesifik.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi eksternal anatara lain
kuatkan penjelasan tentang perawatan yang digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu
memilih kulit yang baik dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant.
Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara lain hindari infeksi,
44
laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan, beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari
sesudah pengobatan, dan melakukan perawatan kulit dan mulut.
Dalam terapi radiasi internal yang perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum adalah
teknik isolasi dan membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain
menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama beberapa hari, memasang
kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan dan latihan rom dan jelaskan pada keluarga tentang
pembatasan pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu monior tanda - tanda vital tiap
4 jam. Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan berserat dan cairan parenteral sampai
300ml dan memberikan support mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari
komplikasi post pengobatan ( tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia ), monitor intake
dan output cairan. (Bambang sarwiji, 2011)
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous ( tes PAP ) sangat
bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannya melebihi 90% bila
dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skrining sel - sel serviks yang tampak sehat
dan tanpa gejala untuk kemudian diseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis secara
histologik.
2. Kolposkopi Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi, suatu alat
yang dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya
didalamnya ( pembesaran 6 - 40 kali ). Kalau pemeriksaan sitologi menilai perubahan
morfologi sel - sel yang mengalami eksfoliasi, maka kolposkopi menilai perubahan pola
epitel dan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia dan perubahan
metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
3. Biopsi Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat ) terlihat
seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihat seluruhnya atau hanya terlihat
sebagian kelainan didalam kanalis serviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan
diambil secara konisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy harus tajam
sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.
4. Konisasi Konosasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan serviks sedemikian rupa
sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut ( konus ), dengan kanalis servikalis sebagai
sumbu kerucut. Untuk tujuan diagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan dengan
kuretase. Batas jaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan kolposkopi.
Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan, dapat dilakukan tes
Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan dengan larutan lugol ( yodium 5g, kalium
yodida 10g, air 100ml ) dan eksisi dilakukan diluar daerah dengan tes positif ( daerah
yang tidak berwarna oleh larutan lugol ).
Konikasi diagnostik dilakukan pada keadaan - keadaan sebagai berikut :
a) Proses dicurigai berada di endoserviks.
b) Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
c) Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
d) Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
e)
45
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA SERVIKS
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Register : 5667717
46
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. M
Umur : 39 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
47
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
pasien seingatnya.
yang sama.
e. Riwayat Obstetri
perempuan,
perempuan
48
f. Genogram
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal serumah
Pasien mengatakan jika sakit masuk angin, minum jamu tolak angin,
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, nasi, sayur, dan lauk, 1
porsi habis.
49
c. Pola Eliminasi
ada perdarahan.
mandiri.
Selama sakit : Saat dikaji pasien mengatakan tidak nyeri, tidak ada
50
h. Pola Peran dan Hubungan
51
4. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 88 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 360 C
b. Pemeriksaan Sistematis
Mulut : Bibir tidak kering, tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab
getah bening
Dada
I : Simetris
Aus : Vesikuler
52
Cardiac
Pe : Pekak
Abdomen
Pe : Tympani
eksternal
5. Pemeriksaan Penunjang
53
Diagnosa patologik
lapang paru.
Kesan :
54
Hepar : Ukuran normal, permukaan rata, tepi tajam,
tak melebar.
Kesan :
d. Pemeriksaan Laboratorium
55
- Erytrosit 4,36 3,90 – 5,60 juta / mmk
- MCH 27,00 27,00 – 32,00 pg
- MCV 78,70 27,00 – 96,00 fl
- MCHC 34,30 29,00 – 36,00 g / dl
- Lekosit 4,10 4,00 – 11,00 ribu / mmk
- Trombosit 171,0 150,00 – 400,00 ribu / mmk
- RDW 13,00 11,60 – 14,80 %
- MPV 7,11 4,00 – 11,00 fl
Kimia Klinik
14 15 – 39 mg / dl
- Ureum
0,64 0,60 – 1,30 mg / dl
- Creatinin
17 15 – 37 u/l
- SGOT
25 30 - 65 u/l
- SGPT
e. Riwayat Kemoterapi
Kemoterapi ke 5
Tanggal / jam
8 Februari 2008
07.00 Plastosin 60 mg infus
Infus NS 0,9%
08.00 Infus manitol 2%
Infus DS
13.00 Metoclorpramid 1 amp
14.00 Metoclorpramid 1 amp
56
f. Terapi
1) Metoclorpramid 3 x 1 tablet
2) SF / BC / C 2 x 1 tablet
B. Analisa Data
57
DO : - Pasien tampak cemas
- Pasien takut bila penyakit
tumbuh lagi
- Pasien banyak bertanya
3 13-2-08 DS : Pasien mengatakan Proses penyakit, Perubahan
17.00 sebelum sakit pasien perubahan anatomis kebutuhan
melakukan hubungan suami seksualitas
istri 2x minggu, selama
sakit tidak pernah
melakukan hubungan
seksual
DO : - Pasien mengatakan
tentang frekuensi
seksualitas kepada
perawat
- Pasien aktif menjawab
pertanyaan
4 13-2-08 DS : Pasien mengatakan gatal di Efek kemoradiasi Gangguan
17.00 daerah kemaluan dan integritas
sekitar anus kulit ;
DO : - Pasien terlihat menggaruk pruritus,
daerah yang gatal eritema
- Bagian monsveneris lesi
putih
- Bagian lipatan bokong,
juga terdapat lesi warna
putih
58
C. Diagnosa Keperawatan
diharapkan
perubahan anatomis
kemoradiasi
59
D. Rencana Keperawatan
N Tgl / Diagnosa T In TT
o jam Keperawatan u te D
j rv
u en
a si
n
1 11-2-08 Perubahan nutrisi: Setelah dilakukan a. Kaji masukan
11.00 Kurang dari tindakan makanan dan
kebutuhan tubuh keperawatan 3x24 cairan yang
berhubungan jam, diharapkan disediakan
dengan efek pasien: b. Anjurkan makan
samping dari a. Nafsu makan porsi kecil tapi
meningkat
kemoradiasi sering
b. Porsi makan habis
c. Jelaskan pada
c. BB normal
pasien tentang
kebutuhan nuttrisi
d. Timbang berat badan
pasien setiap minggu
dengan gunakan
timbangan yang sama
e. Berikan antiemetik
sebelum
55
kemoterapi
f. Instruksikan
keluarga untuk
membantu pasien
meningkatkan
masukkan
makanan.
56
2 12-2-08 Ansietas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tanda dan gejala adanya
17.00 ketidakpastian tentang hasil keperawatan 2x24 jam, ansietas
yang diharapkan diharapkan pasien: b. Gunakan satu sistem
a. Cemas berkurng pendekatan yang tenang dan
b. Pasien memiliki koping meyakinkan
yang positif c. Lakukan teknik mendengar
aktif
d. Instruksikan teknik relaksasi
seperti latihan relaksasi,
imajinasi, terapi musik
e. Bantu pasien menjelaskan
keputusannya pada anggota
keluarga yang lainnya
3 13-2-08 Perubahan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan a. Ciptakan hubungan terapeutik
17.00 seksualitas berhubungan keperawatan 1x24jam klien atas dasar saling percaya dan
dengan proses penyakit, dan pasangan dapat saling menghargai, berikan
perubahan anatomis. memahami bahwa seksualitas privasi dan kepercayaandiri
tidak hanya terbatas pada klien.
aktivitas fisik
57
b. Anjurkan klien untuk
mengungkapkan ketakutan dan
menanyakan masalah
c. Diskusikan bentuk alternative
ekspresi seksual yang dapat
diterima pada klien sesuai
kebutuhan
d. Libatkan pasangan dalam
diskusi
4 13-2-2008 Gangguan Integritas kulit ; Setelah dilakukan tindakan a. Kaji integritas kulit
17.00 pruritus, eritema berhubungan keperawatan selama 2x24jam b. Inspeksi daerah kulit yang
dengan efek kemoradiasi tidak terjadi kerusakan yang diradiasi
berlebih, klien ikut c. Bersihkan daerah yang terbuka
memelihara kulit dengan normal salin dan air,
pengeringan dengan udara atau
ditepuk
d. Instruksi pasien untuk
menghindari mencukur kulit
yang iritasi, memakai pakaian
58
sempit, penggunaan deodoran,
parfum, aktivitas berat
E. Implementasi
59
1 12-2-08 Mengobservasi nafsu makan S : Saya masih mual suster, tidak
16.00 pasien nafsu makan
O : Pasien hanya menghabiskan 2
sendok dari porsi yang
disediakan RS
17.00 Menemani pasien makan
S : Saya masih mual, sus, tapi saya
mau makan sedikit
O : Pasien hanya menghabiskan 2
sendok dari porsi yang
disediakan RS
2 17.00 a. Mengkaji tingkat kecemasan
S : Saya punya penyakit kanker, tapi
dan mendengarkan keluhan
sudah disinar. Apa bisa sembuh
pasien
total, sus? Atau bias tumbuh lagi?
O : - Pasien tampak cemas
- Ekspresi wajah bingung
- Banyak bertanya
60
b. Menjelaskan penyakit adalah S : Saya harus kontrol,sus. Semoga
cobaan. penyakit saya bias sembuh
O : - Mendengarkan penjelasan
- Ekspresi wajah tenang.
1&4 13-3-2008 a. Mengobservasi nafsu makan S : Saya sudah paksakan untuk
16.00 pasien makan, sus, tapi masih mual
b. Menemani pasien makan O : Makan habis 1/4 porsi
3
17.00 a. Mengkaji perubahan pola S : Pasien mengatakan sebelum sakit
seksualitas pasien melakukan hubungan seksual 2x
b. Menjelaskan bahwa seksual seminggu, selama sakit tidak
tidak terbatas pada aktivitas pernah melakukan hubungan
fisik tetapi dapat dialihkan seksual.
dengan psikologis seperti O : - Pasien menjawab pertanyaan
kasihsayang, kepedulian, - Pasien mendengarkan
pegangan tangan atau ciuman penjelasan perawat
61
4 17.00 a. Mengkaji keadaan kulit S : - Saya sudah mandi
b. Menjelaskan perawatan kulit - Kalau gatal saya garuk,sus.
62
F. Evaluasi
No
Tgl / jam Evaluasi TTD
DX
1 14-2-08 S : Saya sudah mau makan sedikit, tetapi
13.00 masih terasa mual
O : - Makanan yang dihabiskan ½ porsi
- BB : 50 kg
- TB : 152 cm
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2 14-2-08 S : Saya sudah mengetahuai tentang
13.00 penyakit saya. Terima kasih, sus.
O : - Pasien mengerti penjelasan perawat
- Cemas berkurang
- Pasien memiliki koping yang positif
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
3 14-2-08 S : Suami saya kalau malam nunggu saya
13.00 disini. Tadi pagi dia berangkat kerja dari
sini
O : Pasien dan pasangan memahami
seksualitas tidak hanya sebatas aktifitas
itu.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Intervensi
63
4 14-2-08 S : Kalau gatal saya garuk, setelah mandi
13.00 saya kasih bedak yang gatal.
O : Tidak ada kemerahan, masih terlihat lesi
atau lecet bekas garuk
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
64