Anda di halaman 1dari 9

Kanker Serviks

Disusun Oleh :
Novi Sekar Palupi
Putu Imelda Starina
Definisi
• Kanker adalah suatu pertumbuhan sel-sel abnormal
atau proliferasi sel-sel yang tidak dapat diatur. Tingkat
poliferasi antara sel kanker berbeda beda antara satu
dengan yang lainnya.
• Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh
didalam leher rahim atau serviks yang terdapat pada
bagian terendah dari rahim yang menempel pada
puncak vagina.
• Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para
ahli penulis dapat menyimpulkan bahwa kanker serviks
adalah pertumbuhan sel yang abnormal yang terdapat
pada organ reproduksi wanita yaitu serviks atau bagian
terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina.
Displasia
Displasia adalah pertumbuhan aktif disertai gangguan proses
01 pematangan epitel skuamosa yang dimulai pada bagian basal
sampai ke lapisan superfisal. Berdasarkan derajat perubahan sel
epitel yang jelas mengalami perubahan.

Klasifikasi Karsinoma In Situ (KIS)


Perubahan sel epitel yang terdapat di karsinoma in situ terjadi
pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma skuamosa
02 namun membrane basalis dalam keadaan utuh.

Karsinoma Mikroinvasif
03

Karsinoma Invasif
04
• Merokok
ETIOLOGI
Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah servik 56 kali lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan tersebut pada serviks
adalah menurunkan status imun lokal sehingga dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.
• Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini ( kurang dari 17 tahun) dan berganti - ganti pasangan seksual
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara lesi prakanker dan kanker serviks dengan aktivitas seksual pada
usia dini, khususnya sebelum umur 17 tahun. Hal ini diduga ada hubungan dengan belum matangnya daerah transformasi pada usia tersebut bila
sering terekspos, Frekuensi hubungan seksual berpengaruh terhadap lebih tingginya resiko pada usia, tetapi tidak pada kelompok usia lebih tua.
Jumlah pasangan seksual menimbulkan konsep pria beresiko tinggi sebagai vektor yang dapat menimbulkan infeksi yang berkaitan dengan penyakit
hubungan seksual. Terjadinya perubahan pada sel leher rahim pada wanita yang sering berganti – ganti pasangan, penyebabnya adalah sering
terendamnya sperma dengan kadar PH yang berbeda – beda sehingga dapat mengakibatkan perubahan dari dysplasia menjadi kanker.
• Suami atau pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia 18 tahun, berganti - berganti pasangan dan pernah menikah
dengan wanita yang menderita kanker serviks
• Pemakaian DES ( Diethilstilbestrol ) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
• Pemakaian Pil KB
Kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari lima tahun dapat meningkatkan resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko
relative pada pemakaian kontrasepsi oral sebesar 1,19 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya pemakaian.
• Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamedia menahun
• Defisiensi Gizi
Terjadinya peningkatan dysplasia ringan dan sedang yang berhubungan dengan defisiensi zat gizi seperti beta karoten, vitamin A dan asam folat.
Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah yang mengandung bahan – bahan antioksidan seperti alpukat, brokoli, kol, wortel, jeruk, anggur, bawang,
bayam dan tomat berkhasiat untuk mencegah terjadinya kanker. Dari beberapa penelitian melaporkan defisiensi terhadap asam folat, vitamin C, vitamin
E, beta karoten atau retinol dapat meningkatkan resiko kanker serviks
• Golongan ekonomi lemah
Dikaitkan dengan ketidakmampuan dalam melakukan tes pap smear secara rutin dan pendidikan yang rendah.
Patofisiologi
Dari beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kanker sehingga menimbulkan gejala atau
semacam keluhan dan kemudian sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel
displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah
keperawatan nyeri. Pada stadium tertentu sel karsinoma dapat mengganggu kerja sistem urinaria
menyebabkan hidroureter atau hidronefrosis yang menimbulkan masalah keperawatan resiko
penyebaran infeksi. Keputihan yang berkelebihan dan berbau busuk biasanya menjadi keluhan
juga, karena mengganggu pola seksual pasien dan dapat diambil masalah keperawatan gangguan
pola seksual. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang
menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada pengobatan kanker leher rahim sendiri akan mengalami beberapa efek samping antara lain
mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut,
sariawan, penurunan nafsu makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping
tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan
efek dari radiasi bagi kulit yaitu menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah
keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan berdampak buruk bagi tubuh
yang menyebabkan kelemahan atau kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko
injury pun akan muncul.
Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini merasa cemas akan
penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat
diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian.
Manifestasi klinik
• Keputihan yang makin lama makin berbau
akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
• Perdarahan yang dialami segera setelah
senggama ( 75% - 80% ).
• Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
• Perdarahan spontan saat defekasi.
• Perdarahan diantara haid.
• Rasa berat dibawah dan rasa kering
divagina.
• Anemia akibat pendarahan berulang.
• Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke
serabut syaraf.
 
Penatalaksanaan
Dalam lingkar perawatan meliputi sebelum pengobatan terapi radiasi
eksternal anatara lain kuatkan penjelasan tentang perawatan yang
digunakan untuk prosedur. Selama terapi yaitu memilih kulit yang baik
dengan menganjurkan menghindari sabun, kosmetik, dan deodorant.
Pertahankan kedekuatan kulit dalam perawatan post pengobatan antara
lain hindari infeksi, laporkan tanda - tanda infeksi, monitor intake cairan,
beri tahu efek radiasi persisten 10 - 14 hari sesudah pengobatan, dan
melakukan perawatan kulit dan mulut. Dalam terapi radiasi internal yang
perlu dipertimbangkan dalam perawatan umum adalah teknik isolasi dan
membatasi aktivitas, sedangkan dalam perawatan pre insersi antara lain
menurunkan kebutuhan untuk enema atau buang air besar selama
beberapa hari, memasang kateter sesuai indikasi, latihan nafas panjan
dan latihan rom dan jelaskan pada keluarga tentang pembatasan
pengunjung. Selama terapi radiasi perawatannya yaitu monior tanda -
tanda vital tiap 4 jam. Memberikan posisi semi fowler, berikan makanan
berserat dan cairan parenteral sampai 300 ml dan memberikan support
mental. Perawatan post pengobatan antara lain menghindari komplikasi
post pengobatan (tromboplebitis, emboli pulmonal dan pneumonia) ,
monitor intake dan output cairan.
Diagnosis
Sitologi
Pemeriksaan sitologi dikenal dengan pemeriksaan pap smear.
01 Sitologi bermanfaat untuk mendeteksi sel – sel serviks yang
tidak menunjukkan adanya gejala, dengan tingkat ketelitiannya
mencapai 90%.

02 Kalposkopi

Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah yang abnormal jika sambungan skuamosa
03 – kolumnar (SSK) yang terlihat seluruhnya dengan menggunakan
kalposkopi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy
harus tajam dan harus diawetkan dalam larutan formalin 10%
sehingga tidak merusak epitel.

Konisasi
Konisasi serviks adalah pengeluaran sebagian jaringan
04 serviks sehingga bagian yang dikeluarkan berbentuk
kerucut.
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai