Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA

CERVIKS

KELOMPOK VIII

1. NI KADEK ARI SAKAWATI


2. RERE SPARERALINALDO
3. ROBY
4. TESALONIKA A. BANUANG
5. TRI SINTIA
PENGERTIAN

Kanker adalah istilah umum yang mencakup


setiap pertumbuhan maligna dalam setiap bagian
tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat
parasit, dan berkembang dengan mengorbankan
manusia sebagai hospesnya (Hinchliff, 1999).
Kanker serviks adalah pertumbuhan sel-sel
abnormal pada daerah batas antara epitel yang
melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviksalis yang disebut squamo-
columnar junction (SCJ) (Wiknjosastro, Hanifa.
2005)
Kanker serviks merupakan sel-sel kanker
yang menyerang bagian squamosa columnar
junction (SCJ) serviks (Price, Sylvia. 2002)
Epidemiologi / Insiden Kasus
Kanker leher rahim (serviks) atau
karsinoma serviks uterus merupakan
kanker pembunuh wanita nomor dua di
dunia setelah kanker payudara.
Banyaknya kasus kanker serviks di
Indonesia disebabkan pengetahuan
tentang kanker serviks yang kurang
sehingga kesadaran masyarakat untuk
deteksi dini pun masih rendah.
Etiologi / Predisposisi

Penyebab langsung kanker serviks belum


diketahui. Faktor ekstrinsik yang diduga
berhubungan dengan insiden karsinoma serviks,
antara lain infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
dan spermatozoa. Karsinoma serviks timbul di
sambungan skuamokolumner serviks.
Menurut Wiknjosastro Hanifa ada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan
resiko terjadinya kanker serviks, antara lain
adalah :
1. Hubungan seks pada usia muda atau
pernikahan pada usia muda Faktor ini
merupakan faktor risiko utama.
2. Berganti-ganti pasangan seksual Perilaku
seksual berupa gonta-ganti pasangan seks akan
meningkatkan penularan penyakit kelamin.
3. Faktor genetik terjadinya mutasi sel pada sel
epitel skuamosa serviks yang menyebabkan
terjadinya kanker serviks pada wanita dapat
diturunkan melalui kombinasi genetik dari orang
tua ke anaknya.
4. Kebiasaan merokok wanita perokok memiliki
risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks
dibandingkan dengan wanita yang tidak
merokok.
5. Defisiensi zat gizi (vitamin A dan C) Ada
beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa
defisiensi vitamin C dapat
meningkatkan risiko terjadinya displasia
ringan dan sedang, serta mungkin juga
meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks.
6. Multiparitas trauma mekanis yang terjadi
pada waktu paritas dapat mempengaruhi
timbulnya infeksi, perubahan struktur sel, dan
iritasi menahun.
7. Gangguan sistem kekebalan bisa
disebabkan oleh nikotin yang dikandung dalam
rokok, dan penyakit yang sifatnya
immunosupresan.
8. Status sosial ekonomi lemah umumnya,
golongan wanita dengan latar belakang
ekonomi lemah tidak mempunyai biaya untuk
melakukan pemeriksaan sitologi Pap Smear secara
rutin, sehingga upaya deteksi dini tidak dapat
dilakukan.
Patofisiologi
Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel
yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviks yang disebut sebagai SCJ. Pada wanita
SCJ ini berada di luar ostius uteri eksternum,
sedangkan pada wanita umur > 35 tahun, SCJ berada
di dalam kanalis serviks. Tumor dapat tumbuh :
1. Eksofilik mulai dari SCJ ke arah lumen vagina sebagai
masa yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis.
2. Endofilik mulai dari SCJ tumbuh ke dalam stomaserviks
dan cenderung untuk mengadakan infiltrasi menjadi
ulkus.
3. Ulseratif mulai dari SCJ dan cenderung merusak
struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal
fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas.
Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dari kanker serviks yaitu :
1. Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.
2. Perdarahan setelah senggama (post coital bleeding) yang
kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal.
3. Pada fase invasif dapat keluar cairan berwarna kekuning-
kuningan dan berbau busuk.
4. Bisa terjadi hematuria karena infiltrasi kanker pada
traktus urinarius.
5. Timbul gejala-gejala anemia bila terjadi perdarahan
kronis.
6. Kelemahan pada ekstremitas bawah.
7. Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah
bila ada radang panggul.
8. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena
kurang gizi, edema kaki, timbul iritasi kandung kencing
dan poros usus besar bagian bawah (rektum),
terbentuknya fistel vesikovaginal atau rektovaginal,
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Sitologi Pap Smear


2. Kolposkopi
3. IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
4. Serviksografi
5. Gineskopi
6. Pemeriksaan Penanda Tumor (PT)
7. Pemeriksaan darah lengkap
Kriteria diagnosis

1. Hasil pemeriksaan negatif


2. Inkonklusif
3. Displasia
4. Hasil pemeriksaan positif
Penatalaksanaan
Pemilihan pengobatan kanker serviks tergantung
pada lokasi dan ukuran tumor, stadium, penyakit usia,
keadaan umum penderita, dan rencana penderita untuk
hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak memerlukan
pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang
abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu
pemeriksaan biopsy. Pengobatan pada lesipr akan terbisa
berupa krio surgery (pembekuan) kauterisasi
(pembakaran, juga disebut diatermi), pembedahan laser
untuk menghancurkan sel-sel yang abnormal.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien
kanker serviks, tergantung pada stadiumnya.
penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara yaitu:
histerektomi, radiasi dan kemoterapi
Pengkajian

1. Identitas pasien
2. Aktivitas/Istirahat
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan Minuman
6. Neurosensori
7. Nyeri / Kenyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
10. Seksualitas
11. Interaksi sosial
12. Penyuluhan
Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker, takut


akan rasa nyeri, kehilangan femininitas dan perubahan
bentuk tubuh.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan
seksualitas, fertilitas, dan hubungan dengan pasangan dan
keluarga.
3. Perubahan eliminasi urinarius berhubungan dengan trauma
mekanis, manipulasi bedah, adanya edema jaringan lokal,
hematoma, gangguan sensori/motor ; paradisis saraf.
4. Nyeri berhubungan dengan pembedahan dan terapi
tambahan lainnya.
5. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan status hipermetabolik berhubungan
dengan kanker dan konsekuensi kemoterapi,radiasi dan
pembedahan.
6. Kurangnya pengetahuan tentang aspek-aspek perioperatif
histierektomi dan perawatan diri (Doenges, 2000).
SESI TANYA JAWAB
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai