Anda di halaman 1dari 38

BAB I

DATA PENYAKIT

Menurut data yayasan kanker Indonesia (YKI), penyakit ini telah


merenggut lebih dari 250.000 perempuan di dunia dan terdata lebih 15.00 kasus
kanker serviks baru, yg kurang lebih merenggut 8.000 kematian di Indonesia
setiap tahunnya.

Kanker serviks disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HPV (Human
Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe HPV di mana sebagian
besar tidak berbahaya, tidak menimbulkan gejala yang terlihat dan akan hilang
dengan sendirinya. Namun infeksi menetap yang disebabkan HPV dengan jenis
risiko timggi dapat mengarah pada kamker serviks.

Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan penunjang, misalnya


sitology (pap smart), schiller test, kolposkopi, kolpomikroskopi, biopsy serta
konisasi. Jika pemeriksaan dini dilakukan dengan menggunakan tes pap smear,
dan setelah melakukan tes, biasanyapasien akan diberikan vaksin, sayangnya
harga paksin ini masih tergolong mahal. Tetapi kini ada metode tes terbaru yang
lebih murah dengan tingkat keakuratan tinggi, yakni tes IVA yang ditemukan oleh
Dr. dwiana ocviyanti, SpOG(K).

Tes IVA untuk mendeteksi pra kanker atau HPV tipe risiko rendah atau
tinggi yang menyebabkan kelainan. Saat ini bidan-bidan di sekitar enam provinsi
di Indonesia telah dilate untuk bisa melakukan pemeriksaan IVA ini.

Namun jika anda telah melakukan tes pap smear test dan hasilnya
abnormal,jangan terlalu cemas, karna tidak semua penampakan sel-sel yang
abnormal tersebut berarti kanker. Memang pap smear dapat mendeteksi kelainan-
kelainan perubahan sel-sel leher rahim secara dini. Paradigm yang harus di ingat
adalah semakin awal ditemukanya kelainan-kelainan pada pemeriksaan pap
smear, akan semakin mudah pula diatasi masalahnya.[ CITATION Dia17 \l 1057 ]

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

KankerServiks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah


mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya.[ CITATION Nur15 \l
1057 ]

Kanker serviks atau yang lebih di kenal dengan istilah kanker leher
rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Sel-sel
yang tumbuh normal ini berubah menjadi sel kanker. Kanker leher rahim
adalah kanker yang terjadi pada serviks uterus, suatu daerah pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang
terletak antara rahim (uterus) dan liang sanggam (vagina). Waktu yang di
perlukan bagi kanker serviks untuk berkembang cukup lama, sekitar 10-15
tahun. Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang berusia antara 30
tahun sampai dengan 50 tahun, yaitu pada puncak usia reproduksi wanita
sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik,
kejiwaan, dan kesehatan seksual.

Penyebab pasti kanker serviks ini belum di ketahui. Namun, virus


yang disebut HPV (human papiloma virus) menyebabkan faktor risiko
seorang wanita untuk terkena kanker serviks meningkat cepat.[ CITATION
Dar10 \l 1057 ]

B. ETIOLIGI

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahgui namun ada


beberapa factor rsiko dan predisposisi yang menonjol antara lain:

1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual

2
Penelitian menunjukan bahwa semakin muda wanita melakukan
hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin
pada usia 20 tahun di anggap masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus

Kanker serviks terbanyak di jumpai pada wanita yang sering partus.


Semakin sering partus semakin membesar kemungkinan resiko
mendapat karsinoma serviks

3. Jumlah perkawinan

Wanita yang sering melakukan hubungan seks dan berganti ganti


pasangan mempunyai factor resiko yang besar terhadap kankr serviks
ini

4. Infeksi virus

Infeksi virus herpes simpleks dn virus papilloma atau virus kindiloma


akuminata di duga sebagai factor penyebab

5. Social ekonomi

Karsinoma serviks banyak di jumpai pada golongan social ekonii


rendah mungkin faktorb social ekonomi erat kaitan nya dengan gizi.
Imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada golongan social ekonomi
rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.

6. Hygiene dan sirkumsisi

Di duga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada


wanita yang pasangan nya belum sirkumsisi. Hal ini karewna pada
pria non sirkum hygiene penis tidak terawatt sehingga banyak
kumpalankumpalan smegma.

3
7. Merokok dan AKDR ( alat kontrasepsi dalam Rahim ) Merokok akan
merangsang terbentuk nya sel kanker , sedangkan pemakaian AKDR
akan berpengaruh terhadap serviks. Yaitru bermula dari ada nya erosi
di serviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang
terus menerus hal ini dapat sebagai pencetus terbentuk kanker serviks.
[ CITATION Roh17 \l 1057 ]
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
1. Menikah di usia muda
Menikah di usia muda merupakan faktor pendukung
timbulnya kanker servis. Transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa ditandai dengan menstruasi yang melibatkan berbagai macam
perubahan,terutama perubahan hormon. Munculnya hormon esterogen
pada masa itu membuat sel-sel pada dinding vagina menebal. Selain
itu, juga pada masa ini terdapat glikogen yang oleh bakteri yang
bermanfat diubah menjadi asam vagina. Pada dasarnya, asam vagina
ini berfungsi melakukan proteksi terhadap infeksi. Akibat suasana
vagina yang menjadi asam, jaringan epitel disekitarnya menjadi
berlapis-lapis. Apabila pada situasi yang penuh perubahan itu masuk
sperma, perubahan akan semakin menjadi-jadi. Apabila, bila terjadi
luka akibat gesekan. Sel-sel epitel akan terganggu dan kadang akan
menjadi tidak normal. Maka, wanita yang menikah di usia muda lebih
berpeluang terkena kanker servis.
2. HPV ( human papiloma virus )
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis ( kondiloma
akuminata ) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang
sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
3. Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi dan sering berganti-ganti
pasangan
Seorang wanita sehat pun bisa terinveksi HIV dari pasangan
seksnya. Meskipun laki-laki memiliki virus tersebut, mereka tidak

4
mengidap kanker. Ada 80 jenis tipe HIV, namun yang menyebabkan
kanker servis adalah tipe 16, 18, dan 31.
4. Kebersihan genital yang tidak terjaga
Kurang menjaga kebersihan alat kelamin dapat menjadi penyebab
terjangkitnya leher rahim.
5. Wanita yang meroko
Hindari rokok karena banyak bukti menunjukkan penggunaan
tembakau dapat meningkatkan risiko terkena kanker servis.
6. Riwayat penyakit kelamin, seperti herpes dan kutil genital.
7. Kehamilan yang terlalu sering
Pada wanita yang memiliki banyak anak, apabila dengan jarak
kelahiran yang terlalu dekat, berisiko tinnggi terkena kanker servis.
8. Defisiensi zat gizi dan asam folat dapat meningkatkan risiko
terjadinya dysplasia ringan dan sedang, seta mungkin yang
meningkatkan terjadinya kanker servis pada wanita yang
mengonsumsi beta karoten dan vitamin A dalam jumlah rendah.
9. Traumatik Kronis pada servis, seperti persalinan, infeksi dan iritasi
menahun, terkena mikroba, radiasi, atau pencemaran oleh bahan
kimia.
10. Hindari penggunaan antiseptic
Hindari kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat-
obatan antiseptik maupun deodoran karena akan mengakibatkan iritasi
di mulut rahim yang merangsang terjadinyaa kanker.
11. Hindari pemakaian bedak
Hindari pemakaian bedak padaa vagina wanita usia subur kaarena
pemakaian tersebut justru bisa mengakibatkan kanker ovarium
( indung telur ). Jangan menggunakan esterogen pada wanitaa yang
terlambat menopause.[ CITATION Dar10 \l 1057 ]

5
D. PATOFISIOLOGI

Penyebab langsung karsinoma uterus belum diketahui, factor


ekstrinsikyang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma dan
spermatozoa. Karsinoma serviks uteri timbul disambungan
skuamokolumner serviks. Factor resiko yang berhubungan dengan
karsinoma serviks ialah perilaku seksual berupa mitra seks multiple,
paritas, nutrisi, rokok dan lain lain.

Menurut Smeltzer (2011) factor factor resiko kejadian kanker


serviks adalah riwayat pasangan seksual lebih dari satu orang, riwayat
persalinan usia dini, pemajananterhadap Human Papilopa Virus.

Proses perkembngan CaServiks lambat, diawali dengan adanya


dysplasia yang perlahan menjadi progrsif. Dysplasia ini dapat muncul bila
ada aktivitas regresi epitel yang meningkat.trauma mekanik yang
meningkat, trauma mekanik yang kimiawi, infeksi virus dan bakteri dan
gangguan keseimbangan hormone dalam 7-10 tahun. Perkembangan
tersebut menjadi bentuk invasive,

Stadium kanker antara lain :

1. Stadium 0 : karsinoma in situ, selaput basal masih utuh


2. Stadium 1 : proses terbatas pada serviks.
a. Stadium 1a hanya dapat di diagnose secara mikroskopik, lesi tidak
lebih dari 3mm
b. Stadium 1b invasive lrbih dari 5mm
3. Stadium 2 : proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke
2/3 bagian atas vagina dan paramtrium tetapi tidak sampai ke dinding
panggul.
a. Stadium 2a penyebaran hanya ke vagina dan parametrium masih
bebas dan infrat tumor.
b. Stadium 2b penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi
belum samoai ke dinding panggul

6
4. Stadium 3: penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau parametrium
sampai ke dinding panggul
a. Stadium 3a penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak
sampai ke dinding panggul
b. Stadium 3b penyebaran sampai dinding panggul, tidak
ditemukandaerah bebas infiltrasi antar dinding panggul dengan
tumor, sudah ada ganggual faal ginjal / hiodronefrotis.
5. Stadium 4 : karsinoma serviks menyebar ke organ dekat atau jauh.
a. Stadium 4a temple bermentastase ke organ sekitar
b. Stadium 4b tempat bermentastase jauh

Kanker serviks dapat menimbulkan tanda dan gejala pada penderita


nya berupa :

1. Keputihan warna putih atau purulent, berbau dan gatal


2. Perdarahan pasca coitus
3. Perdarahan spontan
4. Bau busuk yang khas
5. Obstruktif total vesika urinariaoleh karena metastasis
6. Pada tahap lanjut ditemukan keluhan cepat lelah , BB menurun ,
anemia
7. Pada pemeriksaan fisik serviks teraba membesar, irregular lunak.
[ CITATION Roh17 \l 1057 ]

7
PATHWAY KANKER SERVIKS

- Berhubungan sexs <17 th Proses metaplasi Dysplasia serviks Ca. Serviks


- Merokok
- Higene seks yang kurang
Tahap awal Tahap lanjut Terapi
- Virus HIV
- Sering melahirkan dg
persalinan bermasalah Nekrosis Menyebar kepelvik Pembesaran massa
- herediter jaringan

Malu Tekanan intrapelvik Penipisan sel epitel

Hambatan Tekanan Rusaknya


interaksi intrabdomen permeabilita
s

Pembentukan asam laktat Metabolism anaerob Nyeri akut Pendarahan

Kelelahan Suplai O2 turun Anemia Resiko kekurangan

Volume cairan

Deficit perawtan diri Hb menurun Imunitas menurun Resiko


infeksi

8
Pre Post Ansietas
Intoleransi aktivitas
Memperpen
dek usia
akar

Alopecia Gangguan
citra tubuh

Peningakata Gastrointestinal Kompresi pada RES


n Perkemihan
pemanasan
Peningkatan tekanan Anemia
cystitis
Eritema, pecah-pecah, gaster
Kering, puiritus Leukosit menurun
Gangguan eliminasi

urine

9
Mual, muntah

Kerusakan integritas
Resiko infeksi
kulit Anoreksia

Ketidaksei
mbangan
nutrisi

Kurang

10
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Stage 0: Ca.Pre invasi
2. Stage 1: Ca. Terbatas pada serviks
a) Srage Ia ; Disertai inbasi dari stroma yang hanya diketahui secara
histopatologis
b) Stage Ib : semua kasus lainnya dari stage I
3. Stage II : sudah menjalar keluar serviks tapi belum sampai ke panggul
telah mengenai dinding vagina. Tapi tidak melebihi dua pertiga
proksimal.
4. Stage IIIA : sudah sampai dinding panggula dan sepertiga bagian
bawah vagina.
5. Stage IIIB : Sudah mengenai organ- organ lain.[ CITATION Pad15 \l
1057 ]

F. GEJALA
Pada stadium awal, kanker ini cendrung tidak terdeteksi. Bahkan,
sang penderita pun tidak merasa bila dirinya sebenarnya sudah terkena
kanker serviks.

Gejala biasanya baru muncul ketikasel serviks yang abnormal


berubah menjadi keganasan menyusup ke jaringan sekitarnya.

Jika kanker berkembang makin lanjut, akan timbul gejala-gejala


seperti :

1. Keputihan yang semakin lama semakin berbau busuk, berwarna


kekuningan dan kental.
2. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual, yang lama kelamaan
dapat terjadi pendarahan spontan walaupun tidak melakukan
hubungan seksual.
3. Timbulnya perdarahan setelah menopouse.

11
4. Pada fase invasif, dapat keluar cairan berwarna kekuningan, berbau,
dan bercampur dengan darah
5. Anemia (keurangan darah) karena perdarahan yang sering timbul
6. Rasa nyeri di sekitar genital
7. Timbul rasa nyeri di panggul atau perut bagian bawah bila radang
panggul
8. Berkurangnya nafsu makan, menurunnya berat badan, dan kelelahan
9. Rasa nyeri di panggul, punggung dan tungkai
10. Keluar air kemih tanpa tinja dari vagina.[ CITATION Dar10 \l 1057 ]

G. PENATALAKSANAAN
Terapi kanker serviks dilakukan bila diagnosis telah dipastikan
secara histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh
tim yang sanggup melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan (tim
onkologi). Pemilihan pengobatan kanker serviks tergantung pada lokasi
dan ukuran tumor, stadium penyakit,usia, keadaan umum penderita, dan
rencana penderita untuk hamil lagi. Lesi tingkat rendah biasanya tidak
memerlikan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal
seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan biopsy. Pengobatan
pada lesi prekanker bisa berupa kriosurgeri (pembekuan), kauterisasi
(pembakaran, juga disebut diatermi), pembedaan laser untuk
menghancurkan sel-sel yang abnormal tanpa melukai jaringan yang sehat
di sekitarnya dan LEEP (Loop Electrosurgical Excision Procedure) atau
konisasi. [ CITATION Pad15 \l 1057 ]

H. PENCEGAHAN KANKER SERVIKS


1. Dapatkan pemeriksaan terbaik
Kebanyakan kasus kanker serviks di sebabkan inveksi HPV,
sejenis virus yang tersebar lewat kontak seksual . sekitar 90% dari
HVP sembuh dengan sendirinya . Namun , jika tidak , HPV dapat
menyebabkan terbentuknya sel-sel prakanker .pemeriksaan pap smear

12
merupakan standar untuk mendeteksi sel-sel ini , tapi beberapa studi
terkini mengungkapkan pemeriksaan untuk HPV bias secara lebih
mudah menghentikan kanker sebelum di mulai . Jika hasil tes ini
positif , dokter akan menghentikan secara lebih cermat perubahan-
perubahan serviks dan mengangkat sel-sel prakanker yang mungkin
ada .
2. Makan serealia sarapan yang difortifikasi
Makan serealia atau roti yang difortifikasi asam folat sekitar
400 mcg setap , atau dalam bentuk suplemen , dapat membantu .
konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda untuk lebih
jelasnya. Cegah kanker serviks sebisa mungkin .
3. Makan sayuran pembasmi HPV
Perempuan yang diet tinggi sayuran beresiko paling rendah
50% menderita infeksi HPV yang berlangsung lama , yang juga
berarti berkemungkinan lebih kecil mengembangkan kanker serviks .
tambahkan semua jenis buah dan sayuran warna pelangi ke dalam diet
Anda untuk mendapatkan perlindungan terbaik .
4. Jangan Merokok
Kendati kebanyakan mendapatkan infeksi PHV lengkap
dengan sendirinya tanpa di obati , hal ini jarang terjadi pada
perempuan yang merokok . Penyebabnya adalah asap rokok
melemahkan pertahanan tubuh . infeksi PHV berlangsung lebih lama
pada perempuan yang merokok dibandingkan yang tidak , dan
meningkatkan resiko kanker serviks . Sedapat mungkin , cegah kanker
serviks dengan menghindari merokok .
5. Pelumas Organ Intim
Menggunakan pelumas organ intim yang di buat dari
carrageenan , senyawa yang mengental yang berasal dari rumput
laut , menghentikan HPV bertahan dalam sel-sel sehat .
6. Makan Brokoli dan Kerabatnya

13
Senyawa tumbuhan di dalam brokoli , kembang kol , dan lain-lain
dapat membantu sel-sel yang terinfeksi HPV menghancurkan diri . cara ini
alamiah untuk menghilangkan sel-sel yang tidak sehat sehingga dapat
meminimalkan resiko terkena kanker serviks .
7. Tingkatkan Akurasi Pemeriksaan pap smear
Dokter atau petugas kesehatan anda berkemungkinan menyarankan
Anda menjalani pemeriksaan pap smear setiap tahun atau setiap tiga tahun
, tergantung faktor resiko Anda untuk kanker serviks . Untuk mendapatkan
hasil yang akurat , jadwalkan pemeriksaan antra 10-20 hari sesudah hari
pertama mens terakhir Anda . Jadwalkan ulang jika Anda mens pada hari
pemeriksaan yang di rencanakan . jangan menggunakan foam , krim , obat
atau pembasu vagina selama dua hari sebelum pemeriksaan . jangan
berhubungan intim 48 jam sebelum hari pemeriksaan
8. Vaksin HPV
Saat ini tersedia vaksin untuk strain HPV yang paling berbahaya .
Vaksin ini bias membantu mencegah kanker serviks . Konsultasikan
dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi yang lebih detail
tentang vaksin HPV sebagai pencegahan kanker serviks .[ CITATION
Dar10 \l 1057 ]

14
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Tanggal 11 februari 2008, jam 11.00 WIB, di ruang B3 Ginecologi –
RSUP kariadi Semarang, di peroleh data sebagai berikut:
1. Biodata
a. Identisat pasien
Nama : Ny E
Umur : 38 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Suku/banggsa : jawa/indonesia
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : bedono, sayung
Tanggal masuk : 28 desember 2007
Diagnosa medis : Ca serviks stadium III B
Register : 5667717

b. Identitas penanggung jawab


Nama : Tn. M
Umur : 39 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Suku/banggsa : jawa/indonesia
Agama : islam
Pendidikan : SMP

15
Pekerjaan : swasta
Alamat : bedono, sayung
Hub dengan pasien : suami
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Saat dikaji pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mulai tanggal 28 Desember 2007, pasien dirawat di RSUP Kariadi
dengan diagnosis medis Ca. Serviks stadium III B di ruang B3
Ginecology. Dengan pengobatan Terapi radiasi 25 kali dan kemoterapi
5 kali. Sampai pengkajian klien sudah mendapat kemoterapi k-5 dan
radiasi ke-22. Saat dikaji mengatakan sudah tidak terjadi perdarahan,
dan tidak keputihan. Pasien mengatakan mual.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bulan oktober 2017, mengalami perdarahan
mrongkol-mrongkol 7 hari, perdarahan terjadi setelah melakukan
hubungan suami istri. Pasien juga mengatakan pernah keputihan 1
minggu sebelum perdarahan. Oleh karena perdarahan tersebut pasien
dirawat di RS Sultan Agung dengan diagnosa medis. Servic stadium
III B. Sebelum di rujuk ke RSUP Kariadi, pasien mendapat terapi
Asam Mefenamat dan vitamin penambah darah, dikaataakan pasien
seingatnya.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dari keluarga tidak ada menderita penyakit yang
sama.
e. Riwayat Obstetri
1) Menarche : usia : 12 tahun, lama : 7 hari.
2) Menikah I : usia : 19 tahun, suami I meninggal, mempunyai 1
anak perempuan.
Menikah II : usia : 25 tahun, suami II, mempunyai 2 anak
perempuan.

16
3) Riwayat KB : menggunakan suntik KB 3 bulanan, pasien
menggunakan KB sejaak 1990 dan lepas Oktober 2007.
4) Riwayat Obstetri : GIII PIII
a) Anak I, usia : 18 tahun, jenis kelamin, perempuan.
b) Anak II, usia : 13 tahun, jenis kelamin, perempuan.
c) Anak III, usia : 6 tahun, jenis kelamin, perempuan.
2. Pola kesehatan fungsional menurut gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Pasien mengatakan jika sakit masuk angin, minum jamu tolak angin,
kadang periksa di jamsostek. Pasien mengatakan pernah di rawat di
RS Sultan Agung pada bulan Oktober 2007 dengan diagnosa medis
Ca.Serviks Stadium III B, saat ini pasien di rawat di RSUP Dr.Kariadi
oleh rujukan dari RS Sultan Agung.

b. Pola nutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan tiga kali sehari, nasi, sayur, dan lauk
satu porsi habis.

Selama sakit : Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan. Pasien
jarang makan, porsi dari RS hanya habis dua-tiga sendok, pasien
bisanya ngemil. Berat badan sebelum sakit :55 kg saat dikaji : 49,5 kg

c. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1kali/hari, konsistensi lembek, warna


tidak diperhatikan, BAK lancar 4-5 kali/hari

Selama sakit : Pasien BAB satu-dua kali/hari, berak sedikit-sedikit


warna hitam, BAK agak sakit karena dipasang kateter saat kemoterapi
terakhir tanggal 8 februari 2008. Tidak ada perdarahan.

d. Pola aktivitas dan latihan

17
Sebelum sakit : Pasien melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri.

Selama sakit : Saat pengkajian pasien dapat beraktivitas secara


mandiri, pasien sudah hampir dua bulan dirawat.

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Pasien mengatakan sulit tidur

Selama sakit : Saat mengatakan kalau siang dapat tidur, kalau malam
sulit tidur.

f. Pola persepsi kognitif

Sebelum sakit dan selama sakit pasien dapat berkomunikasi dengan


baik, pendengaran normal, penglihatan normal, persepsi sensori baik.

g. Pola persepsi dan konsep diri

Sebelum sakit: Tidak ada gangguan konsep diri

Selama sakit : Saat dikaji pasien mengatakan tidak nyeri, tidak ada
gangguan konsep diri.

h. Pola peran dan hubungan

Sebelum sakit : Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dengan


merawat ketiga anaknya, pernah bekerja dipabrik setelah bulan
Oktober 2007 pasien tidak bekerja karena dirawat di RS.

Selama sakit : Pasien dirawat di RS, pasien tidakdapat berperan


sebagai ibu dan istri Tn.M. Dalam memenuhi ekonomi keluarga
Tn.M. bekerja dipabrik mebel.

i. Pola reproduksi dan seksual

18
Pasien menikah I umur 19 tahun mempunyai I anaka perempuan
dengan suami I, tetapi suami meninggal. Menikah II umur 25 tahun
mempunyai 2 orang anak perempuan dengan suami II. Pasien
menggunakan suntik KB tiga bulanan.

Sebelum sakit : Pasien melakukan hubungan suami istri 2x/seminggu

Selama sakit : Pasien tidak pernah melakukan hubungan suami istri.

j. Pola koping dan toleransi stres

Sebelum sakit : Jika ada masalah, pasien membicarakan dengan suami


pasien untuk mengambil keputusan bersama.

Selama sakit : Pasien mengatakan sakitnya diobati dengan obat dan


disinar. Pasien takut jika sakitnya tumbuh lagi.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Sebelum sakit : Pasien melakukan ibadah sholat

Selama sakit : Pasien tidak melakukan sholat, dengan alasan sakit.

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : baik
Kesadaran: Composmentis
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 88x/ menit
Pernafasan : 20x / menit
Suhu : 36o C
Berat badan : 49,5 kg
Tinggi badan : 152 cm
b. Pemeriksaan Sistematis
Kepala : Bentuk mesocepal
Rambut : Warna hitam, ikal, mudah rontok
Mata : Konjungtiva tidak anemis

19
Hidung : Simetris, ada serumen
Mulut : Bibir tidak kering, tidak ada sianosis, mukosa bibir
lembab
Leher : Tidak ada pembesaran tiroid dan tidak ada pembesaran
getah bening
Dada
I : Simetris
Pa : Vokal fremtus simetris Kanan=kiri
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Aus : Vesikuler
Cardiac
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba
Pe : Pekak
Aus : Tidak ada bising
Abdomen
I : Datar, ada gambar umtuk radioterapi
Aus : bising usus 5-15x / detik
Pe : Tympani
Pa : Tidak ada nyeri tekan

Genitalia : Ada lesi bekas di garuk di bagian


monsfeneris, tidak terpasang kateter, PPV (pengeluaran
per vagina) : tidak ada keputihan, tidak ada pendarahan

Anus : ada lesi di lipatan bokong, tidak ada hemoroid eksternal


Ekstremitas : Tidak terpasan infus, tidak edema.
Kulit : Warna sawo matang,turgor kulit baik, capillary refill time
kurang 3 detik.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboraterium Patologi Anatomi

20
Tanggal : 5 november 2007

Pemeriksa : H. Noor Yazid

Diagnosa Patologik

Sediaan dari serviks uteri 2 jaringan 4 x 3 x 2 cm dan 2 x 2 x 2,5 cm


menunjukkan gambaran serupa terdiri dari proliferasi dan hiperplasi
kelenjar berkelok-kelok yang saling berdekatan dengan epitel
hiperkromatik disertai mitosis patologik sebagian sel ganas tampak ke
dalam stroma. Sesuai dengan adenokarsinoma serviks dengan
diferensiasi sedang.

b. Pemeriksaan Foto Thorax PA

Tanggal : 10 november 2007

Pemeriksa : Dr. Junita Intan

Cor : CTR <50%

Bentuk dan letak normal

Pulmo : Corakan bronco vaskuler kanan normal

Tak tampak kesuraman coin lesien pada kedua lapang paru

Diafragma kana setinggi kosta posterior

Sinus kostophrenikus kanan lancip.

Tak tampak destruksi pada tulang.

Kesan :

Tak tampak metastase pada pulmo dan tulang

c. Pemeriksaan USG Abdomen

Tanggal : 10 november 2007

21
Pemeriksa : DR. Junita Intan

Hepar : Ukuran normal, permukaan rata, tepi tajam,


parenkim ekogenesitas normal,tak tampak nodul porta dan V. hepatica
tidak melebar

Vesika urinaria : Dinding tidak menebal, tampak rata, tak tampak


masa maupun batu.

Uterus : Ukuran normal, tak tampak masa

Ginjal kanan : Bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal


normal, batas kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks, tak
tampak baku dan ureter tak melebar.

Ginjal kiri : Bentuk dan ukuran normal, parenkim ginjal


normal, batas kortikomeduler jelas, tak tampak penipisan korteks,
tampak batu pada pole bawah dengan gukuran 0,7 cm, pielokaliks,
tampak melebar, ureter tak melebar.

Kesan :

Hidronefrosis dan nefrolitasis sinistra

Tak tampak kelainan / metastase pada organ-organ intra abdomen


lainnya diatas secara sonografi.

d. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal : 5 februari 2008

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan


Hematology
- Hemoglobin 11, 80 12 – 15,00 gr %
- Hematokrit 34,30 35,0 – 47,00 %
- Erytrosit 4,36 3,90 – 5,60 juta/ mmk
27,00 27,00 – 32,00 pg

22
- MCH 78,70 27,00 – 96,00 fl
- MCV 34,30 29,00 – 36,00 g /dl
- MCHC 4,10 4,00 – 11,00 ribu/mmk

- Lekosit 171,0 150,00 – 400,00 ribu/mmk

- Trombosit 13,00 11,60 – 14,80 %


7,11 4,00 – 11,00 fl
- RDW
- MPV

14 15 – 39 mg/ dl
Kimia Klinik
0,64 0,60 – 1,30 mg/ dl
- Ureum
17 15 – 37 u/ l
- Creatinin
25 30 – 65 u/ l
- SGOT
- SGPT

e. riwayat kemoterapi

Kemoterapi ke 5

Tanggal : 8 februari 2008

Tanggal/ jam
8 februari 2008
07. 00 Plastosin 60 mg infus
Infus NS 0,9%
08.00 Infus manitol 2%
Infus DS
13.00 Metoclorpramid 1 amp
14.00 Metoclorpramid 1 amp

f. Terapi

23
tanggal : 11 februari 2008

1. Metoclorpramid 3 x1 tablet
2. SF / BC/ C 2 x 1 tablet
3. Vitamin C 1 x 50.000 unit
4. Antasid syrup 3 x 1 sendok makan

24
B. ANALISIS DATA

No Tgl/Jam Data Fokus Etiologi Masalah


1. 11-2-08 DS : Efek samping dari Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh
11.00 Pasien mengatakan mual dan kemoradiasi
tidak nafsu makan
DO :
- Makan habis 2 sendok,dari 1
porsi.
-ngemil (kripik peyek)
-BB sebelum sakit : 55 kg,
selama sakit : 45,9 kg
-Hasil laboratorium tanggal 5
februari 2008 Hemoglobin
=11,80 gr%.
- pasien kurang mengetahui
tentang kebutuhan nutrisi.
2. 12-2-08 DS : Ketidak pastian Ansietas
17.00 Pasien menanyakan apakah rentang hasil yang di

25
pengobatan sinar dapat harapkan
menyembuhkan penyakit ?
Apakah kanker bisa tumbuh
lagi ?
DO :
- Pasien tampak cemas
- Pasien takut bila penyakit
tumbuh lagi.
- Pasien banyak bertanya.
3. 13-2-08 DS : Proses penyakit, Perubahan kebutuhan seksualitas
17 :00 Pasein mengatakan sebelum perubahan anatomis
sakit pasien melakukan
hubungan suami istri 2x
minggu,selama sakit tidak
pernah melakukan hubungan
seksual
DO :
- Pasien mengatakan tentang
frekuensi seksualitas kepada

26
perawat.
- Pasien aktif menjawab
pertanyaan.
4. 13-2-08 DS : Efek kemoradiasi Gangguan integritas kulit; pruritus, eritema
17 : 00 Pasien mengatakan gatal di
daerah keamluan dan sekitar
anus.
DO :
- Pasien terlihat menggaruk
daerah yang gatal
- Bagian monsveneris lesi
putih
- Bagian lipatan bokong, juga
terdapat lesi warna putih

27
C. DIAGNOSA
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
efek samping dari kemoradiasi
2. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian tentang hasil yang
diharapkan
3. Perubahan kebutuhan seksualitas berhubungan dengan proses
penyakit, perubahan anatomis
4. Gangguan integritas kulit : pruritus, eritema berhubungan dengan efek
kemoradiasi.

28
D. RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TGL/JAM TUJUAN INTERVENSI TTD
KEPERAWATAN
1 11-2-08 Perubahan Setelah dilakukan a. Kaji masukan makanan dan cairan yang
11.00 nutrisi :kurang dari tindakan keperawatan disediakan
kebutuhan tubuh 3×24 jam diharapkan b. Anjurkan makan porsi kecil tapi sering
berhubungan pasien c. Jelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi
dengan efek a. Nafsu makan d. Timbang berat badan pasien setiap minggu
samping meningkat dengan menggunakan timbangan yang sama
b. Porsi makan habis e. Berikan antiemetic sebelum kemoterapi
BB normal f. Intruksikan keluarga untuk membantu pasien
meningkatkan masukan makanan

2 12-2-08 Ansietas setelah dilakukan a. Kaji tanda dan gejala adanya ansietas
17.00 berhubungan tindakan keperawatan b. Gunakan satu system pendekatan yang tenang
dengan 2×24 jam,diharapkan dan menyakinkan

29
ketidakpastian pasien: c. Lakukan teknik mendengar aktif
tentang hasil yang a. Cemas berkurang d. Instruksikan teknik relaksasi,imajinasi,terapi
diharapkan b. Pasien memiliki music
koping yang positif e. Bantu pasien menjelaskan keputusannya pada
anggota keluarga yang lainnya

3 13-2-08 Perubahan Setelah dilakukan a. Ciptakan hubungan terapeutik atas dasar saling
17.00 kebutuhan tindakan keperawatan percaya dan saling menghargai berikan privasi
seksualitas 1×24 jam klien dan dan kepercayaan diri klien.
berhungan dengan pasangan dapat b. Anjurkan klien untuk mengungkapkan ketakutan
proses penyakit, memahami bahwa dan menanyakan masalah
perubahan seksualitas tidak c. Diskusikan bentuk alternative ekspresi seksual
anatomis hanya terbatas pada yang dapat diterima pada klien sesuai kebutuhan
aktivitas fisik d. Libatkan pasangan dalam diskusi

4 13-2-2008 Gangguan Stelah dilakukan a. Kaji integritas kulit


17.00 integritas tindakan keperawatan b. Inspeksi daerah kulit yang radiasi
kulit:pruritus,erite selama 2×24 jam c. Bersihkan daerah yag terbuka dengan normal
ma berhubungan tidak terjadi kerusakan salin air,pengeringan dengan udara atau ditepuk

30
dengan efek yang berlebihan, klien d. Instruksi pasien untuk menghindari mencukur
kemoradiasi ikut memelihara kulit kulit yang iritasi, memakai pakaian sempit,
penggunaan deodoran,parfum,aktivitas berat

E. IMPLEMENTASI

31
No. DX TGL/ JAM IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
1 11/03/2019 a. Mengkaji nafsu makan klien S : saya mual suster, tidak nafsu
11.00 b. Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi makan.
tubuh O : pasien sedang ngemil keripik.
c. Menganjurkan klien untuk makan BB klien 49,5kg
sedikit tapi sering
1 12/03/2019 a. Mengobservasi nafsu makan klien S : saya masih mual suster, tidak
14.00 c. Menganjurkan klien untuk makan nafsu makan.
sedikit tapi sering O : klien hanya menghabiskan 2
sendok dari porsi yang
disediakan RS.
2 12/03/2019 a. Mengkaji tingkat kecemasan dan S : saya punya penyakit kanker, tapi
15.23 mendengarkan keluhan klien sudah di sinar, apa bisa sembuh
b. Menjelaskan penyakit adalah cobaan total sus? Atau bisa tumbuh lagi?
O:- pasien tampak cemas
- Ekspresi wajah bingung
- Banyak bertanya
- Mendengarkan penjelasan
- Wajah tampak tenang setelah
dijelaskan

32
1 13/03/2019 a. Mengobservasi nafsu makan pasien S : saya sudah paksakan untuk
09.12 b. Menemani pasien makan makan tapi mual.
O : makan habis ¼ porsi

3 13/03/2019 a. Mengkaji perubahan pola S : klien mengatakan sebelum sakit


11.42 seksualitas pasien melakukan hubungan seksual 2x
b. Menjelaskan bahwa seksual tidak seminggu, selama sakit tidak
terbatas pada aktivitas fisik tetapi pernah melakukan hubungan
dapat dialihkan dengan psikologis seksual.
seperti kasih saying, kepedulian O : - Klien menjawab pertanyaan
pegangan tangan atau ciuman. - Klien mendengarkan
penjelasan
4 13/03/2019 a. Mengkaji keadaan kulit S : - saya sudah mandi
13.09 b. Menjelaskan perawatan kulit -Klien mengatakan kalau gatal
saya garuk sus.
O : ada lesi (bekas garuk) di area
monsfeneris dan lipatan
bokong akibat efek dari
kemoterapi.

33
F. EVALUASI

No Tgl / jam Evaluasi TTD


D
X

34
1 14-2-08 Saya : sudah mau makan sedikit, tetapi
13.00 masih terasa mual
O : - Makanan yang dihabiskan ½ porsi
- BB : 50 kg
- TB : 152 cm
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Lanjutkan intervensi

2 14-2-08 S : Saya sudah mengetahuai tentang penyakit


13.00 saya. Terimah kasih, sus.
O : - Pasien mengerti penjelasan perawat
- Cemas berkurang
- Pasien memiliki koping yang positif
A : Masalah terasi
P : Pertahankan Intervensi

3 14-2-08 S : Suami saya kalau malam nunggu saya


13.00 disini. Tapi pagi dia berangkat kerja dari sini.

35
O : Pasien dan pasangan memahami
seksualitas tidak hanya sebatas aktifitas itu.
A : Masalah terasi
P : Pertahankan Intervensi
4 14-2-08 S : Kalau gatal saya garuk, setelah mandi saya
13.00 kasih bedak yang gatal.
O : Tidak ada kemerahan, masih terlihat lesi
atau lecet bekas garuk
A : Masalah teratasi sebagai
P : Lanjutkan Intervensi

36
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kanker leher rahim (Kanker Serviks) adalah kanker yang terjadi
pada serviks uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang
merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus)
dan liang sanggam (vagina). Waktu yang di perlukan bagi kanker serviks
untuk berkembang cukup lama, sekitar 10-15 tahun. Kanker ini biasanya
terjadi pada wanita yang berusia antara 30 tahun sampai dengan 50 tahun,
yaitu pada puncak usia reproduksi wanita sehingga akan menyebabkan
gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan, dan kesehatan seksual.
Penyebab pasti kanker serviks ini belum di ketahui. Namun, virus
yang disebut HPV (human papiloma virus) menyebabkan faktor risiko
seorang wanita untuk terkena kanker serviks meningkat cepat.
B. SARAN
1. Bagi Perawat

Memotivasi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks berupa


pap smear. Hal ini bertujuan untuk mencegah angka kematian yang
disebabkan oleh kanker.

2. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan dan keterampilan mencegah dan meningkatkan


asuhan keperawatan kepada klien dengan kanker serviks.

37
DAFTAR PUSTAKA

Amin, N. H., & Hardhi, K. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Hasdianah, R. H., Apin, S., Erma, H., Siti, K., & Eva, A. (2017). Buku Kesehatan
Reproduksi. Malang: Intimedia.
Hikma, D. (2010). Kanker Organ Reproduksi. Jogjakarta: Aqila Smart.
Padila. (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rama, D. (2017). Mengenal Seluk-Beluk Kanker. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA.

38

Anda mungkin juga menyukai