Anda di halaman 1dari 13

Sistem pelayana kesehatan dan kebijakan era

otonomi daerah

Kelompok 6:

Maimuna I Pawae NH0119035


Mizan Farazli Iza NH0119038
Muh. Chandra Adhitya F NH0119039
Muhammad Said NH0119040
Ninin Wulan Sari NH0119041
Novita Masto NH0119042
definisi
WHO mendefinisikan sistem kesehatan sebagai seluruh kegiatan yang mana
mempunyai maksud utama untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan.
Mengingat maksud tersebut di atas, maka termasuk dalam hal ini tidak saja
pelayanan kesehatan formal, tapi juga non formal, seperti halnya pengobatan
tradisional. Selain aktivitas kesehatan masyarakat tradisional seperti promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, peningkatan keamanan lingkungan dan jalan
raya, pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan merupakan bagian dari
sistem.Sistem kesehatan paling tidak mempunyai empat fungsi pokok yaitu:
Pelayanan kesehatan, pembiayaan kesehatan, penyediaan sumber daya dan
stewardship/regulator.
Teori dan pelayanan otonomi daerah

Teori Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonomi untuk


mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan
peraturan perundangan atau wewenang pada suatu
wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan
wilayah/daerah itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan
pengaturan petimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial,
budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat
daerah lingkungan .
Pelayanan kesehatan di indonesia

Pelayanan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas,


rumah sakit, dokter praktek swasta dan lain-lain. Masyarakat dewasa
ini sudah makin kritis menyoroti pelayanan kesehatan dan profesional
tenaga kesehatan
Salah satu penilaian dari pelayanan kesehatan dapat kita lihat dari
pencatatan rekam medis atau rekam kesehatan. Dari pencatatan rekam
medis dapat mengambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan
pada pasien, juga meyumbangkan hal penting dibidang hukum kesehatan,
pendidikan, penelitian dan akreditasi rumah sakit.

Yang harus dicatat dalam rekam medis mencakup hal-hal seperti di


bawahini:
03 Laporan pemeriksaan fisik

Instruksi diagnostic dan


01 Identitas penderita dan 04 terapeutik dengan ttd dokter
inform concent yang berwenang

02 Riwayat penyakit 05 Catatan


pengamatan/observasi
Continued…

Kejadian yang
menyimpang
Laporan tindakan Ringkasan riwayat
(sistem
penemuan waktu pulang
pelayanan
kesehatan)
Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah.
Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan nomos. Autos,
berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga
dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga
sendiri.Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah.

Otonomi daerah
UU kesehatan di indonesia

1. Undang-undang Kesehatan
• UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Otonomi Daerah
. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945, Pasal 18 ayat 1-7, Pasal
18A ayat 1-2, Pasal 18B ayat 1-2.
3. Undang-Undang Praktik Kedokteran
. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Pasal 1
Kebijakan kesehatan di indonesia

● Kebijakan Kesehatan di Indonesia.


○ Visi : Departemen kesehatan sebagai penggerak pembangunan kesehatan menuju
terwujudnya indonesia sehat.
○ Misi :
■ Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan akuntabel.
■ Meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan.
■ Memberdayakan masyarakat dan daerah.
■ Melaksanakan pembangunan kesehatan yang berskala nasional.
tujuan

1. Tersedianya berbagai kebijakan dan pedoman, serta hukum


kesehatan yang menunjang pembangunan kesehatan
2. Terbentuk dan terselenggaranya sistem informasi manajemen
kesehatan yang ditunjang oleh sistem informasi manajemen
kesehatan daerah
3. Terlaksananya dan termanfaatkannya hasil penelitian dan
pengembangan kesehatan dalam mendukung pembangunan
kesehatan
conclusion

● Sistem kesehatan tidak terbatas pada seperangkat institusi yang mengatur, membiayai,
atau memberikan pelayanan, namun juga termasuk kelompok aneka organisasi yang
memberikan input pada pelayanan kesehatan, utamanya sumber daya manusia, sumber
daya fisik(fasilitas dan alat), serta pengetahuan/teknologi (WHO SEARO, 2000).
Seiring dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah,maka berbagai aturan
main di daerah terjadi perubahan paradigma, bahkan perubahan paradigma tersebut
hampir di setiap lini kehidupan di daerah,termasuk diantaranya perubahan paradigma
pelayanan publik di daerah.Paradigma kebijakan pelayanan publik di era otonomi
daerah yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, memberikan arah tejadinya
perubahan atau pergeseran paradigma penyelenggaraan pemerintahan, dari paradigma
rule government bergeser menjadi paradigma good governance.

Anda mungkin juga menyukai