Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DEWASA DENGAN REMATIK

Oleh:
RITAYULIANTI
NH0117131

CI Institusi

(Rosmini ,S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN. 0109038303

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2021
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Rematik merupakan penyakit yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan
bahkan telah menyebar secara luas di seluruh dunia. Penyakit ini adalah penyakit
yang dimana terjadi peradangan sehingga akan terjadi pembengkakan, nyeri dan
akhitnya akan menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Hal ini membuat
seseorang sulit melakukan aktifitas atau pekerjaan (Octa, 2020).
Rematik merupakan suatu penyakit dimana menyerang persendian dan tulang
atau beberapa jaringan penunjang yang ada disekitar sendi. Golongan penyakit
rematik merupakan junis penyakit autoimun yang sangat banyak dijumpai dan
diderita oleh mereka yang berusia diatas 50 tahun (Fatmawati, 2020).
B. Etiologi
Penyebab rematik, yaitu (Sutisna, 2020):
1. Gangguan autoimun
2. Pola makan yang salah, yaitu makanan yang mengandung produk kacang-
kacangan, organ dalam hewan, makanan kaleng, makanan yang dimasak
menggunakan santan kelapa, sayuran yang mengandung purin yang tinggi.
3. Peningkatan konsumsi purin yang tinggi, seperti bayam, makanan laut.
C. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya rheumatoid arthritis tidak dipahami secara jelas. Pemicu
eksternal (seperti merokok, infeksi dan trauma) memulai reaksi autoimun yang
akhirnya mengarah kepada hipertrofi synoval dan inflamasi sendi kronis.
Hyperplasia sel synovial dan aktivasi sel endothelial merupakan kejadian awal pada
proses patologis dimana terjadi inflamasi tak terkontrol. Selanjutnya, kartilago dan
tulang mengalami destruksi. Factor genetic dan sistem imun berkontribusi pada
proses penyakit ini (Sembiring, 2018).
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik yang utama dari rematik ini adalah timbulnya rasa nyeri
pada persendian, terutama pada saat seseorang bergerak atau beraktifitas. Secara
mum akan timbul secara bertahap. Mula-mula akan terasa kaku, kemudian timbul
rasa nyeri dan berkurang dengan beristirahat yang cukup. Terdapat hambatan pada
pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya jalan.
Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi (Octa, 2020).
E. Pemeriksaan Penunjang
Penderita dengan rematik akan dilakukan pemeriksaan penunjang LAB,
dimana pada pemeriksaan LAB tersebut biasanya ditemukan factor rematik yang
positif, protein C- reaktif yang positif, LED yang meningkat, leukosit normal atau
sedikit meningkat, adanya anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi
yang kronik, trombosit meningkat dan kadar albumin serum turun dan globulin naik
(Sembiring, 2018).
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada nyeri rematik direkomendasikan oleh World Health
Organization (WHO) yang memberikan anjuran pengobatan nyeri yang dilakukan
secara konservatif dan bertahap, hal ini untuk adanya efek samping. Prinsip utama
penatalaksanaan nyeri adalah untuk menghilangkan atau mengurangi serangan nyeri
yang ada. Manajemen nyeri yang sangat efektif dapat dilakukan dengan pendekatan
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu contoh pendekatan non farmakologi
yaitu dengan terapi komplementer (Octa, 2020).
Tindakan mandiri yang dapat di lakukan oleh perawat untuk membantu klien
yang nyeri yaitu dengan menggunakan manajemen nyeri untuk menghilangkan atau
mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan kenyamanan. Gunakanlah komunikasi
secara terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri yaitu dengan menggunakan
teknik distraksi, relaksasi (napas dalam), pijat efflurage, guided imaginary, kompres
air hangat, teknik relaksasi otot progresif dalam, relaksasi genggam jari (Octa,
2020).
Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh (Octa, 2020), didapatkan data
bahwa seseorang yang terkena rematik dan merasakan nyeri, jika diberikan kompres
hangat jahe setiap hari selama seminggu sangat bermanfaat dan terbukti mengurangi
rasa nyeri.
G. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit rematik adalah terjadinya hipertensi dan
bahkan kelainan jantung (Suratun, 2008).
H. Penyimpangan KDM

Sel T Aktif Stimulasi Antigen Immobilisasi

Proliferasi Sel T & Sel B Beban Berlebihan Cidera Kartilago

Stress Mekanik Peningkatan Permeabilitas


Antibodi / Sel-sel Plasma
Kapiler Vasodilatasi

Kompleks Imun Antigen-Antibodi Elastisitas Berkurang


Edema

Pengendapan Kompleks Imun Penyempitan Rongga

Degenerasi Kartilago Artikuler


Reaksi Inflamasi

Pelepasan Mediator Kimia


Fagositosis
Prostaglandin, Bradikinin, Histamin
Enzim Kolagen

Merangsang Nonreseptor
Memecah Kolagen

Diteruskan ke Saraf Aferen


Edema Poliferasi Membran,
Penghancuran Kartilago
Gangguan Vaskularisasi Ke Pintu Spinal Cord

Diteruskan ke Pusat (Thalamus)


BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
Langkah awal dalam proses asuhan keperawatan ialah pengkajian
keperawatan. Pengkajian adalah proses mengumpulkan beberapa informasi subjektif
maupun objektif, seperti tanda-tanda vital (TTV), wawancara terhadap pasien
maupun keluarga terdekat, hingga pemeriksaan fisik. Dan tidak lupa peninjauan
informasi riwayat pasien yang diberikan oleh pasien / keluarga, atau ditemukan
dalam rekam medic. Pengkajian dapat didasarkan pada teori keperawatan tertentu
seperti yang dikembangkan oleh Florence Nightingale (Herdman & Kamitsuru,
2018).
Pada umumnya, pada saat pengkajian dengan pasien yang menderita rematik
dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) meliputi suhu, nadi,
pernafasan dan tekanan darah. Pemeriksaan tinggi badan dan berat badan juga
menjadi hal penting dalam pengkajian keperawatan. Dalam pengkajian ini,
diperlukan juga riwayat penyakit pasien, pada pasien dengan rematik akan
didapatkan data mengeluh nyeri sendi bagian tangan dan kaki (Octa, 2020).
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan rematik,
yaitu:
1. Nyeri kronis
2. Intoleran aktifitas
3. Defisien pengetahuan
4. Gangguan pola tidur
5. Kerusakan integritas kulit
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan NOC NIC
(Herdman (Moorhead, 2013) (Bulechek, 2013)
&Kamitsuru, 2018)

Nyeri kronis Kontrol nyeri: Manajemen nyeri:


1. Mengenali kapan 1. Lakukan pengkajian nyeri
Batasan karakteristik:
nyeri terjadi, meliputi lokasi,
1. Hambatan dipertahankan pada 3 karakteristik, durasi,
kemampuan (kadang-kadang frekuensi, kualitas dan
meneruskan aktivitas menunjukkan), factor pencetus
sebelumnya ditingkatkan ke 1 2. Dorong agar memonitor
2. Perubahan pola tidur (tidak pernah nyeri dan menangani
3. Ekspresi wajah nyeri menunjukkan) nyeri dengan tepat
4. Laporan tentang 2. Menggunakan 3. Gunakan tindakan
perilaku nyeri / tindakan pencegahan, pengontrol nyeri sebelum
perubahan aktifitas dipertahankan pada 3 nyeri bertambah berat.
5. Keluhan tentang (kadang-kadang 4. Dukung istirahat / tidur
intensitas menunjukkan), yang adekuat untuk
menggunakan standar ditingkatkan ke 1 membantu penurunan
skala nyeri (tidak pernah nyeri.
Faktor yang menunjukkan).
berhubungan:

1. Perubahan pola tidur


2. Keletihan
3. Isolasi social
Intoleransi aktifitas Daya tahan: Manajemen energi:
Batasan karakteristik: 1. Tenaga yang terkuras, 1. Kaji status fisiologis
1. Ketidaknyamanan dipertahankan pada 2 pasien yang
setelah beraktifitas (cukup berat), menyebabkan kelelahan
2. Keletihan ditingkatkan ke 5 sesuai dengan konteks
3. Kelemahan umum (tidak ada). usia dan perkembangan.
Faktor yang 2. Aktifitas fisik, 2. Monitor intake / asupan
berhubungan: dipertahankan pada 4 nutrisi untuk mengetahui
(sedikit terganggu), sumber energi yang
1. Imobilitas
ditingkatkan ke 5 adekuat.
2. Fisik tidak bugar
(tidak terganggu). 3. Tentukan jenis dan
3. Gaya hidup kurang
banyaknya aktivitas yang
gerak
dibutuhkan untuk
menjaga ketahanan.
Defisien pengetahuan Pengetahuan Manajemen Pengajaran proses penyakit:
Batasan karakteristik: Arthritis: 1. Kaji tingkat pengetahuan
1. Ketidakakuratan 1. Factor-faktor pasien terkait dengan
mengikuti perintah penyebab dan factor proses penyakit yang
2. Ketidakakuratan yang berkontribusi, spesifik
melakukan tes dipertahankan pada 3 2. Jelaskan patofisiologi
3. Perilaku tidak tepat (pengetahuan sedang), penyakit
4. Kurang pengetahuan ditingkatkan ke 5 3. Diskusikan perubahan
Factor yang (pengatahuan sangat gaya hidup yang mungkin
berhubungan: banyak). diperlukan untuk
2. Strategi mengelola mencegah komplikasi di
1. Kurang informasi
nyeri, dipertahankan masa yang akan datang
2. Kurang minat untuk
pada 3 (pengetahuan atau mengontrol proses
belajar
sedang), ditingkatkan penyakit.
3. Kurang sumber
ke 5 (pengetahuan 4. Edukasikan mengenai
pengetahuan
yang sangat banyak). tindakan mengontrol /
4. Keterangan yang
3. Manfaat olahraga meminimalkan gejala.
salah dari orang lain
teratur.
Gangguan pola tidur Tidur: Peningkatan Tidur:

Batasan karakteristik: 1. Pola tidur, 1. Monitor pola tidur pasien


dipertahankan pada 3 dan jumlah jam tidur.
1. Kesulitan
(cukup terganggu), 2. Terapkan langkah-
berfungsi sehari-hari
2. Kesulitan ditingkatkan ke 5 langkah kenyamanan
memulai tertidur (tidak terganggu) seperti pijat, pemberian
3. Ketidakpuasan 2. Nyeri, dipertahankan posisi dan sentuhan
tidur pada 3 (sedang) afektif.
Faktor yang ditingkatkan ke 5 3. Ajarkan pasien dan
berhubungan: (tidak ada) keluarga mengenai faktor
yang berkontribusi
1. Kendala lingkungan
terjadinya gangguan pola
(Nyeri)
tidur.
4. Diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai
teknik untuk
meningkatkan tidur.
Kerusakan integritas kulit Integritas Jaringan: Kulit Pengecekan Kulit:
& Membran Mukosa
Batasan karakteristik: 1. Periksa kulit, amati
1. Integritas kulit, warna, bengkak,
1. Nyeri
dipertahankan pada 3 kehangatan, edema atau
Faktor yang
(cukup terganggu), drainase.
berhubungan:
ditingkatkan ke 5 2. Periksa pakaian jika
1. Faktor psikogenik (tidak terganggu) terlalu ketat.
3. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda-
tanda kerusakan kulit.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Elsevier.


Fatmawati. (2020). Terapi Jus untuk Rematik & Asam Urat. Jurnal Abdimas Kesehatan
(JAK), 2. https://doi.org/10.36565/jak.v2i1.99

Herdman & Kamitsuru. (2018). Nanda Diagnosis Keperawatan: Definisi dan


Klasifikasi. EGC.

Moorhead. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC): Pengukuran Outcomes


Kesehatan. Elsevier.

Octa. (2020). Implementasi Evidence Based Nursing Pada Pasien Rematik : Studi
Kasus. REAL in Nursing Journal (RNJ), 3.

Sembiring. (2018). Diagnosis Diferensial: Nyeri Lutut. Leutika Prio.

Suratun. (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal: Seri Asuhan Keperawatan.


EGC.

Sutisna. (2020). Sikap Keluarga Tentang Pengaturan Makan Lanjut Usia Dengan
Penyakit Rheumatoid Atritis Di Desa Sawapudo Kecamatan Soropia Kabupaten
Konawe. Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes, 1.

Anda mungkin juga menyukai