Anda di halaman 1dari 19

SISTEM MUSKULOSKELETAL

“OSTEOMILITIS”

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1


TINGKAT II.A DOSEN PEMBIMBING :
KAMESYWORO,SST,MM
- ADE IRMA SURYANI
- DEVA MEGI PUSPASARI
- ECHA HASTUTI
- INDAH NURUL LATIF
- LEFSI ASPIANA
- NABILA AGUSTINA N
- SEPTIKA ANGRYANI
- SHERLY ARTUNA
- TETA PURNAMA SARI
- THIARA SHANY
- YENI ZAHARA
OSTEOMILITIS
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang
dapat terjadi karena penyebaran infeksi dari
darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih
sering, setelah kontaminasi fraktur terbuka atau
reduksi (osteomielitis eksogen).
ANATOMI DAN FISIOLOGI

Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama

LAPISAN LAPISAN

PARIOSTEUM

TULANG KOMPAK

TULANG SPONGIOSA

SUM SUM TULANG


KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS

- Osteomielitis Primer.
Penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus
ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.

- Osteomielitis Sekunder.
Terjadi akibat penyebaran kuman dari
sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan
sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Osteomielitis akut ( 2 minggu )

2. Osteomielitis sub-akut ( 1 – 2 bulan )

3. Osteomielitis kronis ( + 2 bulan )

ETIOLOGI

BAKTERI

VIRUS

JAMUR

MIKROORGANISME LAIN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian

A. Riwayat keperawatan

1) Identifikasi awitan gejala akut : nyeri akut,


pembangkakan, eritema, demam atau keluarnya pus
dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam.

2) Kaji faktor resiko : Lansia, DM, terapi


kortikosteroid jangka panjang, cedera, infeksi dan
riwayat bedah ortopedi sebelumnya. Hal-hal yang
dikaji meliputi umur, pernah tidaknya trauma, luka
terbuka, tindakan operasi khususnya operasi tulang,
dan terapi radiasi. Faktor-faktor tersebut adalah
sumber potensial terjadinya
infeksi.
B. Pemeriksaan fisik
Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek
bila dipalpasi. Bisa juga terdapat eritema atau kemerahan dan panas. Efek
sistemik menunjukkan adanya demam biasanya diatas 380, takhikardi,
irritable, lemah, bengkak, nyeri, maupun eritema.

C. Riwayat psikosial
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengkaji perubahan-perubahan kehidupan
khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.

D. Pemeriksaan diagnostic
Hasil laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dan laju endap darah
meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini
adanya osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula
dengan biopsi tulang atau MRI.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam
bergerakg. Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan
pembentukan abses tulang

3. Intervensi keperawatan
DP.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
a. Tujuan / Hasil Pasien : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan
Peningkatan rasa kenyamanan
b. Kriteria Evaluasi : Tidak terjadi nyeri,Napsu makan menjadi
normal,ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh normal
INTERVENSI & RASIONALISASI

No Intervensi rasionalissasi
Mandiri
1 Mengkaji karakteris- tik nyeri : 1. Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
lokasi, durasi, intensitas nyeri dapat me- nentukan jenis tindak annya
dengan meng- gunakan skala
nyeri (0-10)

2 Mempertahankan im- mobilisasi 2. Mencegah pergeseran tulang dan penekanan


(back slab) pada jaring- an yang luka.

3 Berikan sokongan (support) pada 3. Peningkatan vena return, menurunkan edem,


ektremitas yang luka dan mengurangi nyeri

4 Amati perubahan suhu setiap 4 4. Untuk mengetahui penyimpangan


jam penyimpangan yang terjadi

5 Kompres air hangat 5. Mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa


nyaman
Kolaborasi :
6 Pemberian obat-obatan analgesik 6. Mengurangi rasa nyeri
DP. 2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri, alat imobilisasi
dan keterbatasan menahan beban berat badan.
a. Tujuan / Hasil Pasien :
Gangguan mobilitas fisik dapat berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan

b. Kriteria Hasil :
1) Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
2) Mempertahankan posisi fungsional
3) Meningkatkan / fungsi yang sakit
4) Menunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas
c. Intervensi dan Rasionalisasi :

no intervensi rasional
Mandiri

1 Pertahankan tirah baring dalam 1. Agar gangguan mobilitas fisik dapat


posisi yang di programkan berkurang

2 Tinggikan ekstremitas yang 2. Dapat meringankan masalah gangguan


sakit, instruksikan klien / bantu dalam mobilitas fisik yang dialami klien
latihan rentang gerak
pada ekstremitas yang sakit dan
tak sakit

3 Beri penyanggah pada 3. Dapat meringankan masalah gangguan


ekstremitas yang sakit pada saat mobilitas yang dialami klien
bergerak

4 Jelaskan pandangan dan keterbatasan 4. Agar klien tidak banyak melakukan gerakan
dalam aktivitas yang dapat membahayakan

5 Berikan dorongan pada klien untuk 5. Mengurangi terjadinya penyimpangan –


melakukan AKS dalam lingkup penyimpangan yang dapat terjadi
keterbatasan dan beri bantuan sesuai
kebutuhan

6 Ubah posisi secara periodic 6. Mengurangi gangguan mobilitas fisik

7 Kolabortasi : 7. Mengurangi gangguan mobilitas fisik


Fisioterapi / aoakulasi terap
DP. 3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
a. Tujuan / Hasil Pasien :
Mendemonstrasikan bebas dari hipertermia

b. Kriteria Evaluasi :
Pasien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut, suhu tubuh normal, tidak mual, suhu
tubuh norma
C. Intervensi dan evaluasi

no intervensi rasionalisasi
1 Pantau Suhu tubuh setiap 2 jam, 1. Memberikan dasar untuk deteksi hati
Warna kulit , TD, nadi dan
pernapasan, Hidrasi (turgor dan
kelembapan kulit.

2 Lepaskan pakaian yang berlebihan 2. Pakaian yang tidak berlebihan dapat


mengurahi peningkatan suhu tubuh dan dapat
memberikan rasa nyaman pada pasien.

3 Lakukan kompres dingin atau 3. Menurunkan panas melalui proses konduksi


kantong es untuk menurunkan serta evaporasi, dan meningkatkan kenyaman
kenaikan suhu tubuh. pasien.

4 Motivasi asupan cairan 5. Memperbaiki kehilangan cairan akibat


perspirasi serta febris dan meningkatkan
tingkat kenyamanan pasien.
Kolaborasi :
5 Berikan obat antipiretik sesuai 5. Antipiretik membantu mengontrol
dengan anjuran peningkatan suhu tubuh
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang meliputi tindakan yang direncanakan oleh perawat,
melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan dari rumah sakit.
Sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu harus mengecek kembali data yang ada,
karena kemungkinan ada perubahan data dan bila terjadi hal demikian
kemungkinan rencana harus direvisi sesuai kebutuhan pasien.
5. Evaluasi

Hasil yang diharapkan :


a. Mengalami Peredaan Nyeri
1) Melaporkan berkurangnya nyeri
2) Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya infeksi
3) Tidak mengalami ketidaknyamanan bila bergerak
b. Peningkatan mobilitas fisik
1) Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
2) Mempertahankan fungsi penuh ektremitas yang sehat
3) Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan aman
KESIMPULAN

Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sum-sum tulang, biasanya


Disebabkan oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa
mengenai semua usia
tetapi umumnyamengenai anak-anak dan orang tua. Oteomielitis umumnya
disebabkan oleh bakteri, diantaranyadari species staphylococcus dan
stertococcus. Selain bakteri, jamur dan virus juga dapatmenginfeksi
langsung melalui fraktur terbuka.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai