“OSTEOMILITIS”
Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material yang sama
LAPISAN LAPISAN
PARIOSTEUM
TULANG KOMPAK
TULANG SPONGIOSA
- Osteomielitis Primer.
Penyebarannya secara hematogen dimana
mikroorganisme berasal dari focus
ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi
darah.
- Osteomielitis Sekunder.
Terjadi akibat penyebaran kuman dari
sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan
sebagainya.
Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Osteomielitis akut ( 2 minggu )
ETIOLOGI
BAKTERI
VIRUS
JAMUR
MIKROORGANISME LAIN
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Riwayat keperawatan
C. Riwayat psikosial
Pasien seringkali merasa ketakutan, khawatir infeksinya tidak dapat
sembuh, takut diamputasi. Biasanya pasien dirawat lama di rumah sakit
sehingga perawat perlu mengkaji perubahan-perubahan kehidupan
khususnya hubungannya dengan keluarga, pekerjaan atau sekolah.
D. Pemeriksaan diagnostic
Hasil laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dan laju endap darah
meningkat. 50% pasien yang mengalami infeksi hematogen secara dini
adanya osteomielitis maka dilakukan scanning tulang. Selain itu dapat pula
dengan biopsi tulang atau MRI.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan gangguan rasa nyaman
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri dan ketakuatn dalam
bergerakg. Resiko terhadap perluasan infeksi berhubungan dengan
pembentukan abses tulang
3. Intervensi keperawatan
DP.1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan
a. Tujuan / Hasil Pasien : Mendemonstrasikan bebas dari nyeri dan
Peningkatan rasa kenyamanan
b. Kriteria Evaluasi : Tidak terjadi nyeri,Napsu makan menjadi
normal,ekspresi wajah rileks dan suhu tubuh normal
INTERVENSI & RASIONALISASI
No Intervensi rasionalissasi
Mandiri
1 Mengkaji karakteris- tik nyeri : 1. Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga
lokasi, durasi, intensitas nyeri dapat me- nentukan jenis tindak annya
dengan meng- gunakan skala
nyeri (0-10)
b. Kriteria Hasil :
1) Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang mungkin
2) Mempertahankan posisi fungsional
3) Meningkatkan / fungsi yang sakit
4) Menunjukkna teknik mampu melakukan aktivitas
c. Intervensi dan Rasionalisasi :
no intervensi rasional
Mandiri
4 Jelaskan pandangan dan keterbatasan 4. Agar klien tidak banyak melakukan gerakan
dalam aktivitas yang dapat membahayakan
b. Kriteria Evaluasi :
Pasien tidak mengalami dehidrasi lebih lanjut, suhu tubuh normal, tidak mual, suhu
tubuh norma
C. Intervensi dan evaluasi
no intervensi rasionalisasi
1 Pantau Suhu tubuh setiap 2 jam, 1. Memberikan dasar untuk deteksi hati
Warna kulit , TD, nadi dan
pernapasan, Hidrasi (turgor dan
kelembapan kulit.