Anda di halaman 1dari 31

(Sistem Muskuloskeletal)

Oleh
Kelompok 1

 Wahyu Anggara P Sely Selvia Aodina Nafidah Fitriani


 Fajar Nusantara Sherlinda Nur A Nur Kholiva Tri V
 Yougatama Alfarabi Kiki Ajeng Rini Agustiana D
 Adi Supriyanto
Definisi Osteomielitis

 Osteomielitis adalah penyakit pada tulang, yang ditandai


dengan adanya peradangan sumsum tulang dan tulang yang
berdekatan dan sering dikaitkan dengan hancurnya kortikal
dan trabekular tulang.

 Osteomielitis paling sering timbul pada tulang terbuka,


infeksi pada kaki penderita diabetes, atau terapi bedah pada
luka tertutup.
Contoh Osteomielitis

http://web.iadmd.org/PATIENTS/HEALTHLIBRARY/ta http://www.noticiassalud.com/5862/osteomie
bid/606/contentid/103556/Default.aspx litis.html
Anatomi Fisiologi

Lapisan2 tulang :
Periosteum
Tulang Kompak (Compact Bone)
Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
•Sumsum Tulang (Bone Marrow)
Epidemiologi
 Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti DM, sickel
cell disease, AIDS, IV drug abuse, alkoholism, penggunaan
steroid berkepanjangan, immunosuppresan dan penyakit sendi
yang kronik.
 Osteomyelitis ini cenderung terjadi pada anak dan remaja namun
demikian seluruh usia bisa berisiko terjadi osteomyelitis.
Etiologi

 Penyebab terbanyak adalah infeksi oleh Staphylococus Aureus


dengan penyebaran hematogen.
 Osteomyelitis dapat pula berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak (Ulkus decubitus atau ulkus vaskuler), kontaminasi
langsung tulang (fraktur ulkus vaskuler, fraktur terbuka, cedera
traumatik).
Klasifikasi
Patofisiologi
• Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70-80% infeksi tulang.
• Respons inisial terhadap infeksi berupa inflamasi, peningkatan
vaskularitas dan edema Setelah 2-3 hari terjadi trombosis pada
pembuluh darah  iskemia dengan nekrosis tulang dan dapat
menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya terbentuk abses
tulang  terbentuk daerah jaringan tulang mati (sequestrum) 
sequestrum tidak mudah mencair dan mengalir keluar  Terjadi
pertumbuhan tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum 
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum
infeksius kronis yang tetap akan rentan mengeluarkan abses kambuhan
sepanjang hidup pasien. Dinamakan Osteomielitis kronik.
Manifestasi Klinis
• Penyebaran hematogen gejala septikemia
(Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat dan
malaise umum).
• Osteomyelitis akibat kontaminasi langsung 
tampak membengkak, hangat, nyeri dan nyeri
tekan.
• Osteomielitis kronik  ditandai dengan pus
yang selalu mengalir keluar dari sinus atau
mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan sinar–x
• Pemindaian tulang
• Pemeriksaan darah
• Kultur darah dan kultur
abses
• CT Scan dan MRI.
• USG
Komplikasi
• Komplikasi dini
– Kekakuan yang permanen pada persendian terdekat (jarang
terjadi)
– Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai
tulang yang mendasarinya sembuh
– Artritis septik
• Komplikasi lanjut
– Osteomilitis kronis ditandai oleh nyeri hebat dan penurunan
fungsi tubuh pada lokasi yang terinfeksi
– Fraktur patologis
– Kontraktur sendi
– Gangguan pertumbuhan
Pencegahan

 Penanganan infeksi lokal

 Perhatian terhadap lingkungan operasi dan teknik


pembedahan
 Antibiotika profilaksis

 Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik


Penatalaksanaan
• Mobilisasi
• Rendam pada salin hangat selama 20 menit
beberapa kali perhari.
• Mengontrol dan menghentikan proses
infeksi,kultur darah dan swab dan kultur abses
• Terapi antibiotika intravena
• Pembedahan jaringan purulen dan nekrotik
diangkat dan daerah itu diiringi secara langsung
dengan larutan salin fisiologis steril.
Asuhan Keperawatan pada
Pasien Osteomilitis
• Pengkajian
1. Keluhan utama: Nyeri lokal
2. Riwayat penyakit dahulu: Lansia, diabetes, terapi
kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah
ortopedi sebelumnya.
3. Pemeriksaan fisik: adanya daerah inflamasi, pembengkakan
nyata, hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat.
Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi
sistemik infeksi. Pasien akan mengalami peningkatan suhu
tubuh, pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin
minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.
Diagnosis Keperawatan

 Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi dan


pembengkakan
 Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri,
tidak nyaman, kerusakan muskuloskeletal, anjuran imobilitas.
 Risiko terhadap penyebaran infeksi yang berhubungan
dengan pembentukan abses tulang
 Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan yang
berhubungan dengan keterbatasan informasi, interpretasi
yang salah terhadap informasi.
Diagnosis 1

Nyeri akut yang berhubungan dengan


inflamasi dan pembengkakan

Tujuan : Nyeri klien teratasi dalam waktu 2x24 jam

KH : secara subyektif, klien melaporkan nyeri


berkurang atau dapat diatasi, mengidentifikasi aktivitas
yang meningkatkan atau mengurangi nyeri, klien
tidak gelisah, skala nyeri 0-1 atau teratasi.
Intervensi Keperawatan
1) Observasi nyeri dengan skala 0-10
2) Imobilisasikan bagian yang terkena dengan bidai untuk mengurangi
nyeri dan spasme otot.
3) Sendi diatas, dan dibawah bagian yang terkena harus dibuat
sedemikian sehingga masih dapat digerakkan sesuai rentangnya
namun dengan lembut. Lukanya sendiri kadang terasa sangat nyeri
dan harus ditangani dengan hati-hati dan perlahan.
4) Tinggikan bagian yang terkena untuk mengurangi pembengkakan dan
ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
5) Bantu klien dalam mengindentifikasi faktor pencetus
6) Lakukan Teknik manajemen nyeri seperti massage, distraksi, relaksasi,
hipnotik untuk mengurangi persepsi nyeri.
7) Kolaborasi dengan medis untuk pemberian analgesik.
Skala Nyeri
Diagnosis 2
Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
nyeri, tidak nyaman, kerusakan muskuloskeletal, anjuran
imobilitas.

Tujuan : Mobilisasi fisik klien dapat dipertahankan dalam waktu 2x24 jam

KH:
•Pasien mampu mempertahankan posisi fungsional. 
•Pasien mampu meningkatkan kekuatan dan mengkompensasi bagian
tubuh yang sakit.
•Pasien mampu menunjukkan teknik yang memampukan melakukan
aktivitas.
Intervensi Keperawatan
• Observasi derajat mobilitas yang dihasilkan oleh cedera atau
pengobatan dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
• Bantu atau dorong perawatan diri/kebersihan (contoh : mandi dan
mencukur)
• Liindungi tulang dengan alat imobilisasi dan hindarkan stres pada
tulang karena tulang menjadi lemah akibat proses infeksi.
• Berikan pemahaman tentang rasional pembatasan aktivitas.
• Partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari dalam batas fisik tetap
dianjurkan untuk mempertahankan rasa sehat secara umum.
• Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi dan rehabilitasi
spesialis untuk membantu dalam membuat program latihan aktivitas.
Diagnosis 3
Kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan
proses supurasi di tulang, luka fraktur terbuka, sekunder
akibat infeksi inflamasi tulang.

Tujuan: Integritas jaringan membaik secara optimal dalam waktu 3x24 jam

KH:
Pertumbuhan jaringan meningkat
keadaan luka memaik
pus (-)
luka menutup
Intervensi Keperawatan
• Observasi kerusakan jaringan lunak untuk memberi informasi tentang
perawatan luka, alat dan jenis larutan yang akan digunakan.
• Lakukan perawatan luka dengan teknik steril untuk mengurangi kontaminasi
kuman secara langsung.
• Kaji keadaan luka dengan membuka balutan dan mengurangi stimulus nyeri,
bila perban melekat, perban diguyur dengan NaCl.
• Larutkan pembilasan luka dari arah dalam keluar dengan larutan NaCl.
• Tutup luka dengan kasa steril atau kompres dengan NaCl dicampur dengan
antibiotik.
• Berikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga tentang perawatan
luka setiap hari atau setiap kali pembalut basah atau kotor.
• Kolaborasi dengan tim bedah untuk bedah perbaikan pada kerusakan jaringan
agar tingkat kesembuhan dapat dipercepat, pemeriksaan kultur jaringan atau
pus yang keluar dari luka dan pemberian antibiotik dan antimikroba.
Diagnosis 4
Kurang pengetahuan mengenai program pengobatan yang
berhubungan dengan keterbatasan informasi, interpretasi yang
salah terhadap informasi.

Tujuan: pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis dan


pengobatan dalam waktu 1x24 jam

KH:
melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari
suatu tindakan
memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta
dalam perawatan.
Intervensi Keperawatan

• Observasi ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang.


• Memberikan dukungan mengenai cara-cara mobilisasi dan ambulasi
sebagaimana yang dianjurkan oleh bagian fisioterapi.
• Ajarkan cara teknik balutan secara steril dan teknik kompres hangat,
• Berikan pendi­dikan pada pasien sebelum pemulangan dari rurnah
sakit dan supervisi serta dukungan yang memadai dari perawatan di
rumah untuk keberhasilan penatalaksanaan osteomielitis.
• Pantau dengan cermat menge­nai bertambahnya daerah nyeri atau
peningkatan suhu yang mendadak. Pasien diminta. untuk melakukan
obser­vasi dan melaporkan bila terjadi peningkatan suhu, ke­luarnya
pus, bau, dan bertambahnya inflamasi
Evaluasi
• Diagnosis 1
• Hasil yang Diharapkan
• Nyeri reda, skala 0-1 :
– Melaporkan berkurangnya nyeri.
– Tidak mengalami nyeri tekan di tempat
terjadinya Infeksi
– Tidak mengalami ketidaknyamanan bila
bergerak
• Diagnosis 2
• Hasil yang Diharapkan
• Peningkatan mobilitas fisik :
– Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan diri
– Mempertahankan fungsi penuh ekstremitas yang
sehat
– Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan
alat bantu dengan aman
• Diagnosis 3
• Hasil yang Diharapkan
• Kerusakan jaringan teratasi :
– Pertumbuhan jaringan meningkat
– keadaan luka membaik
– Tidak adanya infeksi lanjutan
– Memakai antibiotik sesuai resep
– pus (-)
– luka menutup
• Diagnosis 4
• Hasil yang Diharapkan
• Mematuhi rencana terapeutik :
– Memakai antibiotik sesuai resep
– Melindungi tulang yang lemah
– Memperlihatkan perawatan luka yang benar
– Melaporkan segera bila ada masalah
– Mematuhi perjanjian untuk tindak lanjut
– Mampu melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan
alasan dari suatu tindakan
– memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
– ikut serta dalam proses perawatan.
Copyright © 2015 Rajaf Aratnasun

Anda mungkin juga menyukai