Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PENYAKIT

TENTANG KPD (KETUBAN PECAH DINI)

A. Pengertian
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah suatu keadaan dimana ketuban pecah
sebelum terjadinya persalinan. Ketuban yang pecah secara spontan yang terjadi pada
sembarang usia kehamilan sebelum persalinan dimulai (William, 2001)
KPD merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai, pada usia
<37minggu (erolnorwiz dan jhon, obstretik dan ginekologi, 2007)
B. Etiologi
` KPD disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau
meningkatnya kekuatan intrauterin. Berkurangya kekuatan membran disebabkan
adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Penyebab lainnya adalah :
1. Inkompetensi serviks (leher rahim)
Adalah istilah untuk menyebut kelainan pada otot-otot leher rahim atau yang
terlalu lunak dan lemah sehingga sedikit membuka ditengah-tengah kehamilan
karena tidak mampu menahan desakan janin yang semakin besar.
2. Peninggian tekanan intra uterin

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan dapat
menyebabkan KPD, misalnya :

a. Trauma : hubungan seksual


b. Gemelli
Kehamilan gemelli terjadi distensi uterus yang berlebihan sehingga
menimbulkan adanya ketegangan rahim. Hal ini terjadi karena jumlah
yang berlebih, isi rahim yang lebih besar daripada kantung (selaput
ketuban) relatif kecil sedangkan dibawah tidak ada yang menahan
sehingga mengakibatkan selaput ketuban tipis dan mudah pecah
(Saifudin, 2002)
c. Makrosomia
Berat badan neonatus >4000gr. Yang menyebabkan adanya tekanan pada
selaput ketuban maka terjadi selaput teregang, tipis, dan mudah pecah
(Wikjosastro, 2006)
d. Hidramnion
Hidramnion atau polihidramnion adalah jumlah cairan >2000ml
3. Kelainan letak janin atau rahim
Misalnya sungsang, letak lintang, sehingga tidak ada bagian terndah yang
menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran
bagian bawah.
4. Sepalo pelvic dispropotion
5. Karioamnionitis
Adalah infeksi selaput ketuban, dua faktor predisposisi terpenting adalah
pecahnya selaput ketuban >24jam dan persalinan lama
6. Penyakit infeksi
Disebabkan oleh sejumlah mikroorganisme, yang menyebabkan terjadinya proses
biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan
ketuban pecah.
7. Faktor lain
a. Faktor golongan darah : kelemahan jaringan kulit ketuban
b. Faktor disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu
c. Faktor multi graviditas : merokok, perdarahan anterpartum
d. Disiensi janin
C. Manifestasi klinis
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti amoniak. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Adanya demam, nyeri
perut, denyut jantung janin bertambah cepat.
D. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya KPD dapat berlangsunbg sebagai berikut :
1. Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi
2. Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah
pecah dengan mengeluarkan air ketuban
3. Terjadi pembukaan prematur serviks
4. Membran terkait dengan pembukaan terjadinya devaskularisasi, nekrosis dan
dapat diikuti pecah spontan
5. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban makin berkurang
6. Sintesis maupun degradasi jaringan kolaken dikontrol oleh sistem aktivitas dan
inhibisi interleukin-I (IL-I) dan prostagladin., menghasilkan kolagenase jaringan
sehingga terjadi depolimeriase kolagen pada selaput ketuban tipis lemah dan
mudah pecah spontan.
E. Komplikasi
Pengaruh ketuban pecah dini pada ibu ataupun terhadap janin
1. Infeksi intra partum (korioamnionitis)
2. Persalinan preterm
3. Prolaps tali pusat
Bisa sampai gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (terjadi pada
presentasi bokong atau letak lintang)
4. Oligrohidramnion
Sering partus kering (dry labor) karena air ketuban habis . komplikasi infeksi
intrapartum :
a. Komplikasi ibu
Endometritis, penurunan aktivitas miometrium (distonia, atonia), sepsis
cepat (karena daerah uterus dari intranium memiliki vaskularisasi sangat
banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.
b. Komplikasi janin
Afiksia janin sepsis perinatal sampai kematian janin, lahir prematur
F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat dilakukan dengan
kertas nitozine kertas ini mengukur ph(asam basa). Normal ph dalam vagina adalah 4
- 4,7 sedangkan ph cairan ketuban adalah 7,1 – 7,3.
Pemeriksaan :
a. Ultrasonografi
b. Amniosintesis (lab)
c. Pemantauan janin
d. Protein C-reaktif
G. Penatalaksanaan
1. Konservatif
a. Rawat dirumah sakit
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan gawat janin
c. Jangan melakukan periksaan dalam vagina jika tanda-tanda persalinan belom
ada
d. Melakukan terminasi
e. Bila dalam 3x24jam tidak ada pelepasan air dan tidak ada kontraksi uterus
maka lakukan mobilisasi bertahap. Apabila pelepasan air berlangsung terus
maka lakukan terminasi kehamilan
2. Aktif
Bila didapatkan infeksi berat maka berikan antibiotik , nilai serviks jika serviks
sudah matang, dan lakukan induksi persalinan dengan oksitosin. Bila ditemukan
tanda-tanda inpartu, infeksi dan gawat janin maka lakukan terminasi kehamilan.
a. Induksi atau akselerasi persalinan
b. Lakukan seksiosesaria bila induksi atau akselerasi persalinan mengalami
kegagalan
c. Lakukan seksio histerektomi bila tanda-tanda infeksi uterus ditemukan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S

DENGAN INTRANATAL CARE

DI RUANG BERSALIN (SERUNI) RSUD DR. ABDURRAHEM

Pengkajian :

Tgl / jam MRS : 29 - 11 – 2015 / 22.44

Dx. Medis : GIV P3002 UK 37 minggu inpartu kala 1 fase laten.

No. Reg : 222054

Tanggal / jam pengkajian : 22 November 2015

I. Biodata :
Nama Klien : Ny. S
Umur : 39 tahun
Suku/Bangsa : Madura / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Kapongan pesisi, mlandingan kulon.

Nama suami : Tn. J


Umur : 40 th
Suku / Bangsa : Jawa / Indo
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Kapongan
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Ibu datang dengan ketuban pecah jam 17.00 WIB sejak
tanggal 27-11-2015 . disertai perut terasa kenceng-kenceng.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan sejak tanggal 27-11-2015 jam 17.00 WIB, mengeluarkan
air banyak, berwarna jernih dan disertai perut kenceng-kenceng. Kemudian
pasien membawa ke bidan terdekat lalu merujuknya ke puskemas Besuki.
Karena takut terjadi apa-apa kemudian pasien di bawa ke RSUD Dr.
Abdurrahem.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit menahun, menular atau
keturunan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit menahun,
menular atau keturunan.
5. Riwayat Psikososial
Pasien mengatakandirinya baik-baik saja, namun mengatakan bahwa dirinya
cemas dan takut dengan kehamilannya karena ketbannya pecah duluan dan
keluar banyak, pasien takut jika terjadi apa-apa terhadap janinnya.

6. Pola-pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Pasien mengatakan jika pasien sakit ataupun keluarganya yang sakit
langsung di bawa ke puskesmas terdekat dan selama kehamilannya ini
pasien sering rutin kontrol ke bidan terdekat.
b. Pola Nutrisi dan metabolisme
Pasien mengatakan sebelum MRS dan saat MRS pola makan tetap
3x/hari, 1 porsi habis. Makan nasi, lauk, sayur dan minum air putih.
Minum ± 3 botol aqua (600ml)/hari.
c. Pola aktivitas
Pasien mengatakan sebelum MRS kegiatan sehari-hari sebagai ibu
rumah tangga dan saat MRS ini pasien hanya bisa bed rest dan tidak
bida melakukan kegiatan seperti biasa.
d. Pola eliminasi
Pasien mengatakan sebelum MRS maupun saat MRS BAK tetap lancar
BAK ±6x/hari. BAB sebelum MRS ±2x/ hari selama MRS pasien
belum BAB.
e. Pola persepsi sensori
Pasien dapat melihat, mendengar dan berbicara dengan lancar dan jelas
serta mengikuti instruksi perawat dengan baik.
f. Pola konsep diri
Pasien mengatakan ingin cepat melahirkan dan sudah tidak sabar ingin
melihat anak ke 4 lahir ke duania.
g. Pola hubungan dan peran
Pasien mengatakan sebelum MRS dan saat MRS hubungan ibu dan
keluarganya tetap baik dan harmonis
h. Pola reproduksi dan seksual
Pasien mengatakan menstruasi pertama pada usia 13 tahun
i. Pola penanggulangan stress/ koping – Toleransi stres
Pasien mengatakan jika ada masalah selalu bermusyawarah dengan
suaminya dan terkadang jika ada masalah atau stres pasien menangis
dan berdzikir/ shalawatan.

7. Riwayat pengkajian Obstetri, Prenatal, dan Intranatal


a. Riwayat penggunaan kontrasepsi
Pasien mengatakan menggunakan alat kontrasepsi implan selama 5 tahun
karena ingin hamil anak ke 1 pasien melepas alat kontrasepsi. Kemudian
pasien memakai implan kembali selama 2 tahun karena hamil anak yang
ke 2.
Anak ke 3 meninggal di kandungan pada usia 4 bulan setelah itu pasien
tidak pernah pakai alat kontrasepsi lagi.
b. Riwayat menstruasi
Menarche : pasien mengatakan menstruasi pertama usia 13th
Lamanya : 7 hari
Silus : 28 hari
HPHT : 14 maret 2015-12-17
Disminorhoe : +
Fluor albus : pasien mengatakan setelah menstruasi biasanya keputihan,
tidak berbau dan tidak gatal.
c. Riwayat kehamilan terdahulu
Pasien mengatakan sekarang mengandung anak yang ke 4, anak 1, 2 dan
3adalah l;aki-laki, anak ke 3 meninggal dalam kandungan .
d. Riwayat kehamilan sekarang
Pasien mengatakan kehamilan sekarang adalah kehamilan yang ke 4, UK
37-38 minggu.
e. Riwayat persalinan lalu
Pasien mengatakan bahwa persalinan anak ke 1 dan ke 2 adalah di dukun
bayi dan anak yang ke 2 di RSUD Dr.Abdurrahem di bantu oleh bidan
persalinan secara normal, anak ke 2 meninggal dalam kandungan.

8. Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi)


a. Keadaan umum
Baik, kesadaran compos mentis
b. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 36 °c
Denyut Nadi : 80 x/menit
Tensi : 120/80 mmHg
Respirasi : 20x/menit
TB/BB : 162 / 68 kg
c. Kepala dan Leher
Kepala : rambut berwarna hitam panjang seleher, wajah tidak pucat,
konjungtiva merah muda, tidak anemis, penglihatan jelas, tidak ada
pernapasan cuping hidung, mukosa bibir lembab, telinga simetris bersih
dan pengecapan +
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
d. Thorax / dada
1) Paru :
Inspeksi : simetris, normochepal
Palpasi : fokal fremitus +
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara napas
2) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak teraba
Palpasi : ictus cordis teraba
Perkusi : redup
Auskultasi : S1 S2 tunggal
e. Pemeriksaan Payudara
Simetris, areola hitam, pengeluaran kolostrum.
f. Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani

- Pemeriksaan leopold : Palpasi


L1 : teraba bulat melenting di bagian fucotus perut ibu, TFU 31cm
L2 : teraba keras bagian atas di bagian samping kanan perut ibu dan teraba
sebagian kecil janin di samping perut ibu.
L3 : teraba bulat keras melenting di bagian bawah/bagian perut ibu.
L4 : sudah masuk PAP
a. His : 1x10menit lamanya 10 detik
b. DJJ : 150 x/menit
c. Kesimpulan :

g. Genetalia dan anus


Genetalia :
Anus : tidak ada hemoroid
1. Keluaran pervaginam : ± 50cc
2. Vagina Toucher : jam 22.44 oleh bidan
3. Hasil pembukaan 2cm, eff 100%, ketuban +, H I kepala.
4. Ketuban : +
5. Anus : tidak ada hemoroid
6. Kesimpulan
h. Punggung
Normal, tidak ada kelainan
i. Ekstremitas :
Atas : akral hangat, CRT < 2 detik, kulit sawo matang, eodeme -,
terpasang infus di tangan kiri.
Bawah : oedeme +, kekuatan otot

5 5
5 5

j. Integumen : tidak ada lesi


k. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
WBC : 7,7 x 10^3/uL
HGB : 11,7 g/dl
RBC : 3,86 x 10^uL
PLT : 173 x 10^3/uL
GDA : 94
l. Pemeriksaan Diagnostik lain : -
LAPORAN PERSALINAN

1. Kala I
Pasien datang dengan ketuban pecah jam 17.00 WIB sejak tanggal 27-11-2015 dan
mules sejak 19.00 WIB
a) 29-11-2015
18.15 =
TFU 33cm, DJJ=148x/menit, His -, HI ketuban merembes, TD =
120/80mmHg, S=36°c, RR = 20x/menit, N = 82x/menit, VT =Ø 0cm, eff -
19.30 =
DJJ = 144x/mnt TD = 120/90mmHg, N = 80x/mnt, S=36oC VT Ø 2cm, puki,
letkep eff % , ketuban +
20:30 =
3 x 10’10 DJJ=138x/mnt
b) 30-11-2015
Pagi (08.30) : TD = 120/80 mmHg, N=80x/mnt, RR=20x/mnt,
S=36,5x/mnthis 1 x 10’10 DJJ = 150x/mnt, VT Ø = 1cm, eff = 10%
Sore (14.35) : TD = 110/80, S = 36,5OC DJJ 130cmnt VTØ1CM
Malam : DJJ 153x/mnt his 2x10’20
c) 01-12-2015
TD = 120/80, N=82x/mnt S= 36C RR =24x/mnt DJJ = 157X/mnt VT =2cm,
eff 20%
10.00 =
VT Ø10cm eff 100%
2. Kala II
Tanggal / jam : 01-12-2015 / 10.15
Ibu ingin meneran, bayi lahir spontan, secara normal dengan penyulit KPD. BB =
3.300gr PB = 50cm anus+, cacat- jenis kelamin perempuan langsung menangis
3. Kala III
Suntik oksitosin 10 unit, plasenta keluar dengan keadaan baik, untuh dan lengkap.
4. Kala IV
Keadaan umum baik kesadaran composmetis.
Jam :
10.30 = TD =120/70 mmHg S = 36,7OC TFU 1jari dibawah pusat,baik, kosong,
lochea rubra 50cc
10.45 = TD =120/70 mmHg TFU 1jari dibawah pusat lochea rubra 25cc
11.00 = TD = 110/70 mmHgTFU 1jari dibawah pusat
11.15 = TD=110/70mmHg TFU 2jari dibawah pusat lochea rubra 15cc
11.45 = 120/70 mmHg 2jari di bawah pusat
12.15 = TD= 120/70 mmHg

KETERANGAN PLASENTA DAN BAYI BARU LAHIR

A. Plasenta
Lengkap : plasenta keluar untuh lengkap
Berat :-
Panjang tali pusat : 25cm
Kotiledon : lengkap
Insertio :-
B. Pengkajian Khusus Bayi
1. Tanggal lahir / jam : 01 Desember2015 / 10.15
2. Apgar score :-
3. Asphyxia :-
4. Pemeriksaan fisik :
a. Kepala : normal chepali
b. Muka : normal. Mata, hidung, mulut lengkap tidak ada kecacatan
c. Telinga : lengkap. Tidak ada kelaian
d. Mulut : normal tidak ada kelainan
e. Dada : ekspansi dada normal
f. Abdomen : normal
g. Tulang belakang : normal
h. Geneto urenal : jenis kelamin perempuan
i. Anus : ada
j. Ekstremitas : ekstremiktas atas bahwah lengkap
k. Refleks : aktif gerak, menangis +
l. Kulit : kemerahan
5. Pengukuran :
a. BB : 3.300gr
b. PB : 50cm
c. Lingkar Kepala : 33cm
d. Lingkar Dada : 34cm
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Analisa Data

No Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan Penyebab


1. Kala 1 Kurangnya pengetahuan Ketidaktahuan ibu
Ds : Pasien mengatakan tidak tentang masalah
punya hipertensi dan kaget hipertensi pada masa
saat tensi tinggi. kehamilan

Do :
TTV
Tensi : 160/100 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,6 ºC
RR : 22x/menit
TFU : 41 cm, HIS + , DJJ : 147
x/menit
2. Kala II Gangguan rasa nyaman (nyeri) Kontraksi uterus dan
Ds : pasien mengatakan sakit pembukaan jalan lahir
perut selama persalinan

Do :
Pasien tampak meneran,
berkeringat (+), gelisah (+),
bayi lahir spontan dengan
penyulit gemeli jenis kelamin
laki-laki.
Bayi 1 (jam 08.00)
Bayi 2 (jam 09.00)
Perdarahan ±350 cc
VT Ø10cm
TD : 150/90 mmHg
Eff : 100%
Ketuban +Skala nyeri 3-4

3. Kala 4 Defisit perawatan diri Kelemahan fisik


Ds : pasien mengatakan lelah
karena habis meneran.

Do :
Pasien tampak lemas, pasien
tampak berlumur darah,
baju penuh darah, bau amis
darah (+), berkeringat,
genetalia penuh darah,
terdapat jahitan bekas
episiotomi perdarahan
±200cc.
2. Diagnosa Keperawatan

no Tgl/jam Diagnosa Keperawatan Paraf

1. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan


Kala 1 ketidaktahuan ibu tentang masalah pada masa
kehamilan

2. gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan


Kala 2 dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
selama persalinan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan


Kala 4 kelemahan fisik.
Tanggal/ja Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Rencana Rasional
m Tindakan
Kurangnya pengetahuan Tujuan : setelah di 1. kaji tingkat 1.mengidentifikasi
berhubungan dengan berikan tindakan pemahaman ibu tingkat
ketidaktahuan ibu keperawatn 1x24 jam tentang pengetahuan klien
tentang masalah pada diharapkan klien klien pengertian, ttg hiperrtensi
masa kehamilan mengerti dengan penyebab dan
sakitnya. akibat yang 2. meningkatkan
KH : terjadi karena pemahaman dan
Ibu/pasien dapat hipertensi pengetahuan
memahami dan penyakit
memiliki pengetahuan 2. jelaskan pada hipertensi.
tentang hipertensi ibu tentang
penyakit 3. keluarga adalah
hipertens serta orang terdekat
bahayanya. klien.

3. libatkan
keluarga dalam
memberi klien
motivasi

Tanggal/ja Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional


m
Gangguan rasa nyaman Tujuan : setelah di 1. kaji derajat 1.memahami
dan nyeri berhubungan berikan tindakan nyeri fisiologis dan
dengan kontraksi uterus keperawatn 1x24 jam lanjutkan
dan pembukaan jalan diharapkan klien nyeri 2. bantu dalam intervensi.
lahir selama persalinan klien berkurang. penggunaan
KH : teknik distraksi 2. dapat
Keadaan umum baik, relaksasi. mengurangi nyeri
pasien tampak rileks, dan dapat
tidak kesakitam, rsa 3. observasi memudahkan
nyeri berkurang skala tekanan darah dalam proses
1-2. dan kondisi baik. persalinan.

4. pantau proses 3. mengetahui


pengeluaran bayi kondisi ibu saat
menentukan persalinan
keselamtan ibu (proses)
dan janin
4. mementingkan
5. kolaborasi keselamatan 2
dengan tim nyawa ibu dan
medis. janin

5. membantgu
proises persalinan.
Tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional

Defisit perawatan diri Tujuan : setelah di 1. berikan 1.meningkatkan


berhubungan dengan berikan tindakan penduidikan pengetahuan
kelemahan fisik. keperawatn 1x24 jam tentang tentang
diharapkan dapat pentingnya perawatan diri
merawat diri pasca perawatamn diri
melahirkan 2. memudahkan
KH : 2. posisikan ibu peredaran darah
Pasien mampu untuk dengan posisi ke otak, dengan
melakukan perawatan trendelenburg posisi kaki lebih
diri, badan tampak tinggi dari kepala
bersih, harum, pasien 3. memberi rasa dan memudahkan
tampak segar. nyaman pada dalam perawatan
pasien genetalia
membersihkan
vagina dan 3. persalinan
pembatasan adalah proses
pengunjung yang melelahkan
secara patologis
4. cegah infeksi ibu.
dengan
membersihkan 4. jauh dari
daerah vagina kontaminasi
bakteri yang
5. kolaborasi menyebabkan
dengan tim medis. infeksi pada
vagina ibu

5. pemberian obat
sesuai jadwal.
Pe laksanaan

Masalah kolaboratif Tanggal/jam tindakan

Kala 1  Mengkaji tingkat pengetahuan pasien


terhadap penyakit / tentang hipertensi
R : pasien mengatakan tidak begitu paham
tentang hipertensi dan pasien merasa
tidak punya hipertensi
 Menjelaskan pada pasien tentang
hipertensi
R= ibu mengatakan mengerti

 Mengkaji derajat nyeri


R= skala nyeri ±3-4
Kala 2  Membantu penggunaan teknik relaksasi
dan distraksi
R = pasien tampak napas panjang dan
meneran saat kontraksi kuat
 Memanantau kondisi ibu
R = ibu tampak lemas + kelelahan meneran
dan tampak pasien istighfar
 Memantaui proses pengeluaran bayi
R = pasien di episiotomi
 Kolaborasi tim medis
R = injeksi oksitosin

 Memberi pendidikan kesehatan tentang


Kala 3 pentingnya perawatan diri
R= pasien kooperatif
 Memposisikan ibu dengan posisi
trendelenburg
R = ibu dalam posisi trendelenburg
 Memberi posisi dan rasa nyaman pada ibu
R = ibu mengatakan bersedia pada saat di
ganti baju
 Membantu ibu mencegah infeksi
R = ibu membersihkan vagina
Masalah kolaboratif Tanggal/ja Catatan perkembangan
m

Kala 1 S = pasien mengatakan tidak punya hipertensi


dan kaget saat tensinya tinggi sebelumnya
dan sekarang pasien paham
O=
Tensi :160/100 mmHg
Nadi : 80x/menit
S : 30,6
RR : 22x/menit
TFU : 41cm
Djj : 147x/menit
His jarang
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi

Kala 2 S = pasien mengatakn sakitnya berkurang


O = pasien merintih saat kontraksi kuat dan
meneran, berkeringat (+),. VT Ø10cm, eff
100% ketuban (+) perdarahan ±350 cc, haus
(+) nyeri berkurang
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi

Kala 3 S = pasien mengatakan badannya terasa lelah


dan lengket
O= luka episiotomi, TFU 1 jari di bawah [usat,
perdarahan ±200cc, kontraksi uterus baik, bau
darah (+), baju penuh darah
A= masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai