Capaian Pembelajaran:
1. Menyebutkan pengertian dari osteomyelitis
2. Menjelaskan etiologi terjadinya osteomyelitis
3. Mengidentifikasi jenis-jenis osteomyelitis
4. Menjelaskan patofisiologi terjadinya osteomyelitis
5. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada pasien dengan osteomyelitis
6. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan osteomyelitis
7. Membuat perencanaan keperawatan dan implementasi pada pasien dengan osteomyelitis
8. Mengevaluasi perkembangan pasien dengan osteomyelitis
Pengertian
Osteomyelitis adalah infeksi yang terjadi pada tulang. Tulang bisa
terinfeksi karena perluasan infeksi jaringan lunak seperti pada ulkus
dekubitus, ulkus akibat gangguan aliran darah atau infeksi pada
luka insisi. Infeksi juga bisa terjadi karena kontamimasi langsung
misalnya pada operasi tulang, fraktur terbuka dan cidera.
Penyebaran hematogen dari tempat-tempat infeksi seperti
tonsilitis, bisul, infeksi pada gigi dan infeksi-infeksi saluran
pernafasan atas juga bisa menimbulkan osteomyelitis.
Patofisiologi
Penyebab utama terjadinya osteomyelitis adalah Staphylococcus Gambar 1 Osteomyelitis di panggul
aureus yaitu sekitar 70 hingga 80%. Penyebab yang lain meliputi
spesies Proteus dan Pseudomonas serta Escherichia coli.
Respon awal terjadinya infeksi adalah adanya inflamasi, peningkatan vaskularisasi dan edema. Setelah 2-
3 hari terjadi trombosis pembuluh darah yang berakibat iskemia dan nekrosis tulang. Infeksi kemudian
meluas ke dalam rongga meduler dan ke bawah periosteum dan dapat menyebar ke jaringan lunak dan
sendi yang berdekatan. Jika proses infeksi tidak segera diobati akan terbentuk abses. Rongga abses yang
dihasilkan mengandung jaringan tulang mati (sequestrum), yang tidak mudah mencair dan mengalir.
Oleh karena itu, rongga abses tidak bisa kempis
dan sembuh. Selanjutnya tulang baru
(involucrum) terbentuk dan mengelilingi
sequestrum tersebut. Meskipun penyembuhan
akan berlangsung, namun sequestrum akan
menetap dan bisa menghasilkan abses berulang
sepanjang hidup pasien. Hal ini disebut dengan
osteomyelitis kronis.
B.
Manifestasi Klinis
Jika infeksi terjadi melalui aliran darah, seringkali
onset mendadak disertai tanda-tanda seperti
septikemia antara lain menggigil, demam, nadi
cepat dan kelemahan umum. Pada area infeksi
terasa nyeri, tampak bengkak, dan nyeri tekan
hebat. Jika osteomyelitis terjadi dari penyebaran
Gambar 1 Proses terjadinya osteomyelitis. A. Infeksi awal, B. infeksi jaringan sekitar atau dari kontaminasi
Terbentuk Abses, C. Tulang baru (Involucrum) terbentuk
langsung, tanda-tanda septikemia tidak muncul.
Namun tanda-tanda lokal seperti nyeri, bengkak,
teraba hangat dan nyeri tekan tetap dapat dijumpai pada pasien.
1
Pemeriksaan Diagnostik
Pada foto x-ray, Osteomyelitis akut menunjukkan pembengkakan jaringan lunak pada fase awal. 2
minggu selanjutnya tampak dekalsifikasi, nekrosis tulang, dan pembentukan tulang baru. Pada
osteomyelitis kronis tampak kavitas yang tidak teratur dan berukuran besar, peningkatan pembentukan
periosteum, sequestra dan tulang padat.
Pada pemeriksaan darah, terjadi peningkatan lekosit dan rata-rata sedimentasi (pada fase akut).
Sedangkan pada kasus kronis normal. Anemia dapat terjadi dan berhubungan dengan kasus kronis.
Penanganan Medis
Terapi Antibiotik tergantung dari hasil kultur. Bakteri stafilokokus diberikan penicillin atau sefalosporin
selama 3 6 minggu intravena. Bila infeksi terkontrol, dilanjutkan pemberian antibiotik peroral hingga 3
bulan. Antibiotik diminum sebelum makan. Tindakan-tindakan suportif perlu diberikan seperti hidrasi
cairan, pengaturan diet vitamin dan protein, serta koreksi anemia. Penting untuk melakukan imobilisasi
daerah yang sakit. Rendam area yang sakit dengan air hangat selama 20 menit beberapa kali sehari agar
sirkulasi lancar.
Bila tidak berespon terhadap antibiotik, diperlukan tindakan pembedahan untuk membersihkan nanah
dan jaringan nekrosis,serta dilakukan irigasi. Pemberian antibiotik langsung pada daerah infeksi selama 2
4 minggu disamping antibiotik parenteral. Pada osteomyelitis kronis dilakukan debridemen, dilakukan
sequestrectomy, dan irigasi selama 7-8 hari. Akhirnya luka ditutup dengan granulasi atau grafting atau
fiksasi internal/eksternal
Pengkajian Keperawatan
Pasien mengeluhkan gejala dan tanda serangan akut seperti nyeri yang terlokalisir, bengkak, eritema
dan demam. Perawat perlu mengkaji adanya faktor resiko seperti usia lanjut, diabetes, terapi
kortikosteroid jangka panjang. Kaji pula adanya riwayat cidera, infeksi dan bedah ortopedi sebelumnya.
Pasien menghindari tekanan pada daerah yang sakit dan bergerak dengan hati-hati. Pada osteomyelitis
hematogen, pasien menunjukkan kelemahan secara umum akibat dari reaksi infeksi sistemik.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pada pengkajian data, diagnosa keperawatan pasien dengan osteomyelitis dapat meliputi:
1. Nyeri akut s.d. inflamasi dan pembengkaan
2. Gangguan mobilitas fisik s.d. nyeri, penggunaan alat immobilitas, keterbatasan dalam menahan BB
3. Resiko perluasan infeksi: pembentukan absess
4. Deficient pengetahuan s.d. Cara penatalaksanaan regimen
Manajemen Nyeri
Bagian yang sakit diimobilisasikan dengan bebat untuk menurunkan nyeri dan spame otot. Monitor
status neurovaskuler pada kaki yang sakit. Perlakukan ekstremitas dengan lembut, karena luka sangat
menyakitkan. Elevasikan kaki untuk mengurangi bengkak dan memberi rasa nyaman. Beri obat-obat
analgetik dan lakukan tehnik-tehnik untuk menurunkan rasa nyeri
Memperbaiki Mobilitas
Perlu membatasi aktivitas pasien karena tulang melemah akibat proses infeksi. Oleh karena itu perlu alat
immobilisasi untuk melindungi tulang. Edukasi pasien akan pentingnya pembatasan gerak. Perawat
mendorong partisipasi pasien dalam aktivitas harian dalam keterbatasan fisiknya agar meningkatkan
keadaan umum pasien.
2
Pengendalian Proses Infeksi
Perawat memonitor respon pasien terhadap terapi antibiotik dan mengobservasi tempat masuknya IV
apakah ada kejadian plebitis, infeksi atau infiltrasi. Monitor pasien adanya tanda-tanda superinfeksi
pada penggunaan terapi antibiotik jangka panjang. Misalnya: Kandidiasis mulut atau vagina, kotoran
sangat berbau. Ganti balutan dengan tehnik aseptik untuk meningkatkan penyembuhan dan mencegah
kontaminasi silang.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan dapat meliputi
Pengalaman penanganan nyeri
o Melaporkan penurunan nyeri
o Tidak ada nyeri tekan pada tempat infeksi
o Tidak ada gangguan saat bergerak
Peningkatan mobilitas fisik
o Ikut berpartisipasi dalam aktivitas harian
o Mempertahankan fungsi anggota gerak yang tidak sakit secara penuh
o Mendemonstrasikan penggunaan alat bantu dan alat immobilisasi dengan aman
o Memodifikasi lingkungan untuk meningkatkan keselamatan dan menghindari jatuh
Tidak terjadi infeksi
o Minum antibiotik sesuai dengan anjuran
o Melaporkan suhu yang normal
o Menunjukkan tidak ada edema
o Menunjukkan tidak adanya rembesan
o Pemeriksaan lab