Anda di halaman 1dari 28

Kasus

 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang seruni


(penyakit dalam). Klien datang ke RS dan dirawat di ruang
seruni pada tanggal 4 juli 2020 jam 18.30, rujukan dari RS
Wijaya Kusuma post kecelakaan lalu lintas. Terdapat
Perdarahan hidung, perdarahan telinga kiri, hematom kepala
di bagian belakang, bengkak pada pergelangan kaki kanan,
muka dan kaki lecet.
 Pada saat pengkajian pada tanggal 27 Juli 2020 jam 7.30
keadaan klien sudah membaik, klien hanya mengeluh nyeri
pada paha sebelah kiri dengan skala nyeri 5, nyerinya terus-
menerus, seperti senut-senut, dan nyeri meningkat apabila
digerakan. Terlihat luka yang tidak sembuh-sembuh dan
membusuk di paha kiri sejak 10 bulan yang lalu. Luka kotor,
basah dan berlubang ± 10 cm.
Cont…kasus

Pasien susah tidur, TD: 110/80 mmHg, N:78x/menit, RR:


28x/menit, Suhu: 36,8 ºC.
Klien mengatakan pernah di rawat di rumah sakit
dengan penyakit yang sama setahun yang lalu yaitu
pada bulan agustus 2019. Satu tahun yang lalu klien di
rawat karena mengalami patah tulang terbuka akibat
kecelakaan dan lukanya belum sembuh-sembuh sampai
sekarang. Klien tidak mempunyai riwayat penyakit
hipertensi, DM, paru.
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOMIELITIS

Oleh :
Ridho Kunto Prabowo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B.
TUJUAN

• Mahasiswa memahami dan mampu membuat


rancangan asuhan keperawatan pada pasien dengan
osteomielitis
Pengertian Osteomielitis

• infeksi yang terjadi pada tulang


• infeksi Bone marrow (sumsum tulang) pada tulang-
tulang panjang yang disebabkan oleh staphylococcus
aureus dan kadang-kadang Haemophylus influensae.
The Fact

• LEBIH SULIT DISEMBUHKAN daripada infeksi jaringan


lunak  terbatasnya asupan darah, respons jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru
di sekeliling jaringan tulang mati)
Etiologi Osteomielitis

• penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus


infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi,
lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran nafas atas)
• dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi
jaringan lunak (mis. Ulkus dekubitus yang terinfeksi
atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung
tulang (mis, fraktur ulkus vaskuler) atau
kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur terbuka,
cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan
tulang.
Faktor Predisposisi Osteomielitis
• nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita
diabetes
• pasien yang menderita artritis reumatoid, mendapat
terapi kortikosteroid jangka panjang (deksametason,
kortison, prednison, prednisolon, hidrokortison),
riwayat bedah sendi sebelum operasi sekarang atau
sedang mengalami sepsis , menjalani pembedahan
ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan
pus, mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi
luka (tepi luka terbuka), atau memerlukan evakuasi
hematoma pascaoperasi.
Klasifikasi Osteomielitis

Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :


•Osteomyelitis Primer : kuman-kuman mencapai tulang
secara langsung melalui luka.
•Osteomyelitis Sekunder : kuman-kuman mencapai
tulang melalui aliran darah dari suatu focus primer
ditempat lain (misalnya infeksi saluran nafas,
genitourinaria furunkel).
Klasifikasi Osteomielitis
menurut perlangsungannya dibedakan atas :
1.Osteomyelitis akut
– Nyeri daerah lesi
– Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional
– Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
– Pembengkakan lokal
– Kemerahan
– Peningkatan suhu
– Gangguan fungsi
– Lab = anemia, leukositosis
2. Osteomyelitis kronis
•Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri
•Gejala-gejala umum tidak ada
•Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur
•Lab = LED meningkat
Klasifikasi Osteomielitis

menurut penyebab biogenik :


•Staphylococcus (orang dewasa)
•Streplococcus (anak-anak)
•Pneumococcus dan Gonococcus
Patofisiologi Osteomielitis

• Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun


yang lebih sering harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli
bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya terbentuk daerah
jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya,
jaringan tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan
mengalir keluar.
• Rongga tidak dapat mengempis dan menyembuh, seperti yang
terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan tulang baru
(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak
terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis
yang tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang
hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.
Manifestasi Klinis
• Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya
mendadak, sering terjadi dengan manifestasi klinis
septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya
dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah
infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang,
akan mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan
bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat
nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan
berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.
Cont…Manifestasi Klinis

• Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari


infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung,
tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.
• Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan
pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau
mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi
derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut
akibat kurangnya asupan darah.
Pemeriksaan Diagnostik
• osteomielitis akut: pemeriksaan sinar – x awal hanya menunjukkan
pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat
daerah dekalsifikasi ireguler, nekrosis tulang baru. Pemindaian tulang
dan MRI dapat membantu diagnosis definitif awal. Pemeriksaan
darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan peningkatan laju
endap darah. Kultur darah dan kultur abses diperlukan untuk
menentukan jenis antibiotika yang sesuai.
• osteomielitis kronik: besar, kavitas iregular, peningkatan periosteum,
sequestra atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar – x.
pemindaian tulang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area
infeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah putih biasanya normal.
Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan untuk
menentukan organisme infektif dan terapi antibiotik yang tepat.
Konsep
Asuhan Keperawatan
Pada Osteomielitis
Pengkajian Keperawatan
• Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri lokal,
pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari
sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
• kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi kortikosteroid
jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
• Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut dan
melakukan gerakan perlindungan.
• Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan umum
akibat reaksi sistemik infeksi.
• Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi,
pembengkakan nyata, hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat
terlihat. Pasien akan mengalami kelemahan umum akibat reaksi sistemik
infeksi.
• Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh.
• Pada osteomielitis
Diagnosis Keperawatan

• Nyeri akut yang berhubungan dengan inflamasi dan


pembengkakan
• Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
nyeri, alat imobilisasi dan keterbatasan beban berat
badan
• Risiko terhadap penyebaran infeksi, pembentukan
abses tulang
• Kurang pengetahuan mengenai program
pengobatan
Nursing Outcomes

• Peredaan nyeri,
• Perbaikan mobilitas fisik dalam batas-batas
terapeutik,
• Kontrol dan pengendalian infeksi
• Pemahaman mengenai program pengobatan.
Peredaan nyeri
– imobilisasikan bagian yang terkena dengan bidai untuk
mengurangi nyeri dan spasme otot.
– Sendi diatas dan dibawah bagian yang terkena harus dibuat
sedemikian sehingga masih dapat digerakkan sesuai
rentangnya namun dengan lembut. Lukanya sendiri kadang
terasa sangat nyeri dan harus ditangani dengan hati-hati dan
perlahan.
– Tinggikan bagian yang terkena untuk mengurangi
pembengkakan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkannya.
– Pantau Status neurovaskuler ekstremitas yang terkena.
– Lakukan Teknik manajemen nyeri seperti massage, distraksi,
relaksasi, hipnotik untuk  mengurangi persepsi nyeri dan
kolaborasi dengan medis untuk pemberian analgetik.
Perbaikan Mobilitas Fisik

– Program pengobatan dengan membatasi aktivitas.


– Lindungi tulang dengan alat imobilisasi dan
hindarkan  stres pada tulang karena  Tulang
menjadi lemah akibat proses infeksi.
– Berikan pemahaman tentang rasional pembatasan
aktivitas.
– Partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari
dalam batas fisik tetap dianjurkan untuk
mempertahankan rasa sehat secara umum.
Mengontrol Proses Infeksi

• Pantau respons pasien terhadap terapi antibiotika.


• Observasi tempat pemasangan infus tentang
adanya flebitis atau infiltrasi.
• Bila diperlukan pembedahan, harus dilakukan.
• Pantau kesehatan umum dan nutrisi pasien.
• Berikan diet protein seimbang, vitamin C dan
vitamin D dipilih untak meyakinkan adanya
keseimbangan nitrogen dan merangsang
penyembuhan.
Evaluasi Keperawatan
• Mengalami peredaan nyeri
– Melaporkan berkurangnya nyeri
– Tidak mengalami nyeri tekan di tempat terjadinya Infeksi
– Tidak mengalarni ketidaknyamanan bila bergerak
• Peningkatan mobilitas fisik
– Berpartisipasi‑dalam aktivitas perawatan~diri
– Mempertahankan fungsi penuh ekstremitas Yang sehat
– Memperlihatkan penggunaan alat imobilisasi dan alat bantu dengan aman
• Tiadanya infeksi
– Memakai antibiotika sesuai resep
– Suhu badan normal
– Tiadanya pembengkakan
– Tiadanya pus
– Angka leukosit dan laju endap darah kembali normal
– Biakan darah negatif
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai