Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

KASUS OSTEOMIELITIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Klinik I

Dosen Pengajar : Ismafianty, S. Kep., Ners., M. Kep

Disusun Oleh :
Natsya Zhafira Ajrina putri
2250307010

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TAHUN AJARAN 2022/2023
Kasus :
Seorang laki-laki usia 20 tahun, di rawat dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah yang
mengalami fraktur, skala nyeri 7 (1-10), terasa senut-senut, panas, sifatnya sering, wajah
menahan sakit, akral hangat, bibir kering. Riwayat kecelakaan 2 tahun yang lalu dengan fraktur
terbuka pada tungkai bawah lalu dibawa ke dukun tulang. Pada foto rontgen didapatkan
penebalan periosteum, bone resorption, sklerosis sekitar tulang, involucrum. Pasien didiagnosa
osteomyelitis, didapatkan deformitas, scar tissue, sinus dengan discharge, seropurulent, dan
ekskoriasi sekitar sinus. Pemeriksaan TTV didapatkan: TD: 130/90 mmHg, S: 39 0C, N : 100
x/mnt, RR : 22 x/mnt.

Pertanyaan :
1. Jelaskan penyebab dan manifestasi klinis dari osteomielitis !
Jawab :
- Penyebab
Penyebab utama osteomilitis adalah bakteri staphylococcus aureus. Bakteri tersebut
bisa terdapat dikulit atau dihidung dan umumnya tidak menimbulkan masalah
kesehatan. Namun, saat sistem kekebalan tubuh sedang lemah karena suatu
penyakit, maka bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi. Masuknya bakteri
staphylococcus hingga ke tulang dapat melalui beberapa cara, yaitu:
a. Melalui aliran darah: Bakteri dari bagian tubuh lain dapat menyebar ke tulang
melalui aliran darah.
b. Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi: Kondisi ini memungkinkan bakteri
bisa menyebar ke tulang di dekat jaringan atau sendi yang terinfeksi.
c. Melalui luka terbuka: Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh jika terdapat luka
terbuka seperti patah tulang terbuka atau kontaminasi langsung saat bedah
ortopedi.
Staphylococcus aureus merupakan penyebab 70-80% osteomielitis. Organisme
patogenik lainnya yang sering di jumpai yaitu proteus, pseudomonas, dan
escherichia coli. Infeksi dapat terjadi melalui (Suratun dkk, 2008) :
a. Penyebaran ematogen dari fokus infeksi di tempat lain: tonsil yang terinfeksi,
infeksi gigi, infeksi saluran napas bagian atas.
b. Penyebaran infeksi jaringan lunak: ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus
vaskular.
c. Kontaminasi langsung dengan tulang: fraktur terbuka, cedera traumatik (luka
tembak, pembedahan tulang)

- Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2010), tanda dan gejala osteomyelitis yaitu :
1) Ketika infeksi ditularkan melalui darah, awitan infeksi bersifat mendadak terjadi
disertai dengan manifestasi klinis berupa sepsis (mis., menggigil, demam tinggi,
nadi cepat dan kelemahan umum).
2) Ekstremitas menjadi nyeri, bengkak hangat, dan kenyal
3) Pasien mungkin mendeskripsikan yang kosntan yang semakin berat dengan
pergerakan (karena terjadi tekanan pada nanah yang terkumpul)
4) Apabila osteomielitis disebabkan oleh infeksi yang berada di dekatnya atau
karena kontaminasi langsung, tidak ada gejala sepsis; area menjadi bengkak,
hangat, nyeri dan kenyal saat disentuh.
Gejala osteomielitis dapat terjadi secara akut atau kronis. Berikut ini adalah
penjelasannya:
1) Osteomielitis akut Osteomielitis jenis ini terjadi secara mendadak dan
berkembang dalam waktu 7 sampai 10 hari.
2) Osteomielitis kronis Osteomielitis kronis dapat terjadi tanpa menimbulkan gejala
selama beberapa bulan bahkan tahun, sehingga terkadang sulit untuk dideteksi.
Osteomielitis jenis ini juga dapat terjadi akibat osteomielitis akut yang sulit
ditangani dan terjadi secara berulang untuk waktu yang lama. Osteomielitis
kronis dimanifestasikan dengan ulkus yang tidak sembuh yang terdapat di atas
tulang yang terinfeksi, terdapat sinus penghubung yang akan sesekali akan
mengalirkan nanah secara spontan.

2. Jelaskan pengkajian pada kasus osteomielitis secara teori !


Jawab :
Pengkajian pada kasus osteomielitis :
1) Kaji faktor risiko seperti usia lanjut, diabetes, terapi steroid jangka panjang dan kaji
cedera, infeksi atau pembedahan orthopedic yang pernah dilakukan sebelumnya
2) Pantau adanya gerakan yang hati-hati pada area yang terinfeksi dan pantau adanya
kelemahan umum karena infeksi sistemik
3) Pantau adanya bengkak dan sensasi hangat di area yang terganggu, drainage
purulen, dan peningkatan suhu tubuh
4) Perhatikan bahwa pasien osteomyelitis kronis mungkin mengalami peningkatan
suhu tubuh minimal yang terjadi di sore atau malam hari
5) Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan Sinar-X menunjukkan pembengkakan jaringan lunak
 Pemeriksaan MRI
 Pemeriksaan darah : peningkatan leukosit dan Laju endap darah
 Kultur darah dan kultur abses :mengidentifikasi jenis MO sebagai dasar
pemilihan antibiotik
3. Bagaimanakah patoflow manifestasi klinis pada osteomielitis ?
4. Buatlah diagnosa keperawatan sesui dengan kasus diatas !
1) Nyeri Kronis b.d kondisi muskuloskletal kronis
Ds :
- Klien mengeluh nyeri pada tungkai
- Klien mengatakan terasa senut-senut
- Klien mengeluh nyeri terasa panas dan sering

Do :
- Skala nyeri 7 (1-)
- Suhu 39⁰C
- Wajah tampak menahan sakit
- TD : 130/90 mmHg
- RR : 22 x/m
- N : 100 x/m

2) Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis (penekanan pada tonjolan tulang)
Ds :
- Klien mengakatan pernah mengalami fraktur terbuka 2 tahun yg lalu
- Klien mengeluh nyeri pada tungkai

Do :
- Terdapat penebalan periosteum, bone resorption, sklerosis sekitar tulang,
involucrum.
- Terdapat deformitas, scar tissue, sinus dengan discharge, seropurulent, dan
ekskoriasi sekitar sinus

3) Resiko infeksi b.d berhubungan dengan integritas kulit


Ds :
- Klien mengakatan pernah mengalami fraktur terbuka 2 tahun yg lalu
-
Do :
- Kerusakan jaringan/lapisan kulit
- akral teraba hangat
- Suhu 39⁰C
- Terdapat penebalan periosteum, bone resorption, sklerosis sekitar tulang,
involucrum, dan seropurulent

4) Hipertermi b.d proses peyakit (infeksi)


Ds : -
Do :
- Suhu 39⁰C
- akral hangat
- bibir kering
5. Bagaimanakah rencana asuhan keperawatan pada kasus diatas ?
1) Nyeri Kronis b.d kondisi muskuloskletal kronis
Manajemen Nyeri :
- Observasi
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri nonverbal
d. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
b. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
c. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
d. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
e. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Terapeutik
a. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya
TENS, terapi music, terapi pijat, aromaterapi, dan lain-lain
- Edukasi
a. Jelaskan penyebab periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2) Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis (penekanan pada tonjolan tulang)
Perawatan luka
- Observasi
a. Monitor karakteristik luka ( mis: drainase, warna, ukuran, bau)
b. Monitor tanda tanda infeksi
- Terapeutik
a. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
b. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
c. Bersihkan luka dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
d. Bersihkan jaringan nekrotik
e. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
f. Pasang balutan sesuai jenis luka
g. Pertahankan tekhnik steril saat melakukan perawatan luka
h. Ganti balutan sesuai eksudat dan drainase
i. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
j. Berikan diet dengan kalori 30- 35 kkal/kg BB/ hari dan protein 1,225- 1,5 g/Kg
BB/hari
k. Berikan suplemen vitamin dan mineral ( mis vit A, C, Zinc, asam amino)
sesuai indikasi
l. Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transcutaneous), jika perlu
- Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
c. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
- Kolaborasi
a. Kolaborasi prosedur debridement (mis enzimatik, biologis, mekanis, autolitik),
jika perlu
b. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu Perawatan Traksi

3) Resiko infeksi b.d berhubungan dengan integritas kulit


- Observasi
a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
- Terapeutik
a. Batasi jumlah pengunjung
b. Berikan perawatan kulit pada daerah edema
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
d. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
- Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c. Ajarkan memeriksa kondisi luka
d. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
e. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
f. Anjurkan pemberian imunisasi, jika perlu

4) Hipertermi b.d proses peyakit (infeksi)


Manajemen Hipertermia.
- Observasi :
a. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.dehidrasi, terpapar lingkungan
panas,penggunaan inkubator)
b. Monitor suhu tubuh
c. Monitor kadar elektrolit
d. Monitor haluaran urine
e. Monitor komplikasi akibat hipertermia.
- Terapeutik :
a. sediakan lingkungan yang dingin
b. Longgarkan atau lepaskan pakaian
c. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d. Berikan cairan oral
e. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (kering
berlebih)
f. Lakukan pendinginan eksternal (mis.selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi,leher,dada,abdomen ,aksila)
g. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h. Berikan oksigen,jika perlu
- Edukasi :
a. Anjurkan Tirah Baring Kolaborasi
b. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai