Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A” DENGAN

DIAGNOSA OSTEOMILITIS DIRUANG MELATI 1

RSD LASINRANG PINRANG

TINGKAT 2B

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

PRODI KEPERAWATAN PARE-PARE

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI OSTEOMIELITIS

Osteomielitis adalah infeksi tulang . Inpeksi tulang lebih Sulit disembuhkan daripada
Infeksi Jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah , respons jaringan terhadap Inflamasi
tekanan Jaringan dan pembentukan Involukrum ( Pembentukan tulang baru di sekeliling
Jaringan tulang mati ) . osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan mempengaruhi
kualitas hidup atau kehilangan ekstermitas.

( Brunner Suddarth ( 2001 ) , beberapa ahli memberikan definisi terhadap osteomilitis yaitu
sebagai berikut :

1. Osteomielitis adalah infeksi sumsum tulang pada tutang - tulang Panjang yang
disebabkan deh staphylococcus aureur dan kadang - kadang haemophylus influensae (
Depkes RI 1995 )
2. Osteomielitis adalah infeksi tulang ( Carpenito , iggo )
3. Osteomielitis adalah suatu Infeksi darah yang disebarkan oleh staphylococcus (
Henderson , 1997 )

B. KLASIFIKASI OSTEOMIELITIS

Dari uraian diatas maka dikatifikasikan dua macam osteomielitis yaitu ;

1. Osteomielitis Primer yaitu pengebarannya secara hematogen dimana mikroorganisme


berasal dari Focus ditempat lain dan beredar melalui sirkulasi darah
2. Osteomielitis sekunder yaitu terjadi penyebaran kuman dari sekitarnya akibat dari bisul ,
luka fraktur dan sebagainya

Berdasarkan lama Infeksi , osteomielitis terbagi menjadi 3 yaitu :

1. Osteomielitis akut yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak Infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul osteomielitis akutpun terbagi menjadi 2 yaitu :
a) Osteomielitis hematogen yang merupakan Infeksi yang Penyebarannya berasal
dari darah .
b) Osteomielitis divek yang disebabkan oleh ke utak langsung dengan jaringan atau
bakteri akibat trauma atau pembedahan.
2. Osteomielitis sub-akut, yaitu osteomielits yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak infeksi
pertama ata sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau sejak infeksi
pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis
biasanya terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka atau trauma.
C. ETIOLOGI

Adapun Penyebab Penyebab osteomielitis in adalah

1. Bakteri ( staphylococcus aureus 70 % -80 % , Escherichia coli , Pseudomonas ,


Klebsiellalmonella dan protevs ) .
2. Virus
3. Jamur
4. Mikroorganisme lain 2 Tulang yang biasanya terlindung dengan baik dari Infeksi bisa
mengalami lnfelssi melalui 3 cara :
1) Aliran darah , yaitu aliran darah bisa membarua suatu Infeksi dari bagian tubuh
yang lain ke tulang yang biasanya . terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan , dan
tulang belakang .
2) Penyebarang Langsung yaitu organisme bisa memasuki tulang Secara langsung
melalui patah tulang terbuka selama pembeda han tulang atau dari benda yang
tercemar yang menembus tulang.
3) Infeksi dari Jaringan lunak di dekatnya , yaitu Infeksi pada Jaringan lunak di
sekitar tulang bisa menyebar ke fulang setelah beberapa hari atau minggu . Infeksi
Jaringan lurak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan karena cedeva , terapi
Penyinaran atau kanker atau ulkus di kulit yang disebabkan deh Jeleknya pasokan darah
atau diabetes .

D. PATOFISIOLOGI

Osteomielitis Paling sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus . Organisme


penyebab yang lain yaitu salmonella, Streptococcus , dan Pneumococcus . Metafisis tulang
terkena dan Seluruh tulang mungkin terkena Tulang terinfeksi oleh bakteri melalui 3 Jalur :
Hematogen , melalui Impeksi di dekathya atau secara langsung selama pembedahan. Reaksi
inflamasi awal menyebabkan tromboris , iskemia dan nekrosis tulang . Pus mungkin menyebar
ke bawah ke dalam rongga medula atau menyebabkan abses superiosteal suopestra tulang
yang mati terbentuk pembentukan tulang baru dibawah periofeum yang terangkan diatas dan
disekitar Jaringa gradular ! oleh sinus - Sinus yang memungkinkan pus kelar. ( overdoff , 2002 :
541 , Rose , 1997 : 90 ) .
E. FATHWAY

Staphylocuccu, Haemophylus, Pseudomoras, Escherechia coli

Masuk melalui aliran darah, penyebaran lansung, infeksi dari jaringan lunak

Implamasi

Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris periosterium

Menyebar ke jaringan lunak atau sendi

Perubahan fungsi sendi

Kontraktur pada sendi deformitas sendi hipertropi

Perubahan turgor mk : hambatan mobilitas fisik distensi cairan

Mk : gangguang intergritas kulit mk : nyeri akut

Perubahan kondisi kesehatanpada psikologis

Mk : ansietas

perubahan komponen sendi

Mk : resiko infeksi
F. MANIFESTASI KLINIS

Menurut smeltzer ( 2002 )

1. Jika Infeksi dibawah oleh darah biasanya awitannya mendadak , sering terjadi dengan
manifestasi klinis septiki Mia ( mis : menggigil , demam tinggi denyut nadi cepat dan
malaise umum ) . Gejala sismetik pada awalny a det menutupi gejala lokal secara
lengkap setelah infeksi menye bar dari rongga sumsum te forfeks tulang , akan
mengenal Pariosteum dan Jaringan lunak , dg bagian yang terinfeksi menjadi nyeri .
bengkak dan sangat nyeri tekan .
2. Bila osteomilitis terjadi akibat penyebaran dari Infeksi di sekitarnya atau kontaminari
langsung , tidak ada gejala sephifemia daerah infeksi membengkak , hangatl nyeri dan
viyeni tekan .
3. Pasien da osteomnilitis butok kronik ditandai dg pus yg . selalu mengalir ke luar dari
sinus atau mengalami periode berulang nyeri , Inflamasi Pembengkakan dan
pengeluaran pus . Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan Parut akibat
kurangnya asupan darah

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah Sel darah putih meningkat sampai 30.000 l/gr/dl disertai
peningkatan lagu endop darah )
2. Pemeriksaan fifer antibody
3. Pemeriksaan feses menggambarkan nyeri konstan berdenyut yg semakin berat dg
gerakan dan berhubungan dg tekanan pus yg terkumpul.
1. 4 . Pemeriksaan biopsy tulang
4. Pemeriksaan ultra sound
5. Pemerikraam radiologis
6. Bone scan dan MRI

H. PENATALAKSANAAN

1. Istirahat dan Pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri sesuai kepekaan


penderita dan reaksi alergi Penderita
2. Penicillin cair 500 000 milion Unit IV setiap 4 Jam
1. 3 . Erithromisin 1-2 gr IV setiap 6 jam
3. cephazolin 2gr/iv/ setiap 6 Jam
4. Gentamicin 5 mg / kg BB IV selama 1 bulan
5. Pemberian cairan intravena dan kalau peulu tranfusi doh
6. Drainate bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 Jam Pengobatan antibiotik
7. istirahat di tempat tidur u / k menghemat energi dan mengurangi hambatan aliran
Pembuluh balik
8. Asupan nutrisi tinggi Protein , vit . A , B ,C , D dan K
I .PENCEGAHAN

1. Berhenti merokok , merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah
2. Diet rehat
3. Mengelola berat badan .
4. Mengurangi meng komsumsi alanet .
5. Blahraga teratur
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS OSTEOMILITIS

Meliputi nama , jenis kelamin Usia , alamat agama bahasa yang digunakan status
perkawinan Pendidikan Pekerjaan asuransi , golongan darah , nomor register , tanggal masuk
Rumah sakit dan diagnosa medis . Pada Umumnya , keluhan utama pada kasus osteomilitis
adalah nyeri hebat .

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien , Perawat dapat
menggunakan metode PQRST

a. Provoking Incident : hal yang menjadi faktor Presipitasi nyeri adalah proses sapuvaci
pada bagian tulang - Trauma hematoma akibat trauma pada daerah metafisis
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya osteomilietis hematogen akut .
b. Quality of pain = Rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk
c. Region , radiation , relief = Nyeri dpt reda dg Imobi . lisasi atau istirahat , nyeri tidak
menjalar atau menye 2 bar
d. Severity ( scale ) of pain = Nyeri tidak yang dirasakan klien secara subjektif antara 2-3
pada rentang 0-4
e. Time : Berapa lama nyeri berlangsungkapan apakah . bertambah buruk pada malam hari
ata ) siang hari .

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang


b. Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut ( misalnya nyeri
lokal , Pembengkakan eritema demam ) atau kambuhan keluarnya Pus davi Sinus
disertai nyeri , Pembengkakan dan demam Sedang .
c. b . Riwayat kesehatan dahulu klien
d. biasanya pernah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang atau penyakit
lain yg berhubung an tulang seperti trauma tulang , Infeksi tolang , Fraktur tulang
terbuka atau pembedahan tulang dll
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. kaji apakah keluarga klien memiliki Penyakit keturunan namun biasanya tidak ada
penyakit . osteomielitis yang diturunkan
3. PSIKOSOSIAL

Pasien seringkali merasa ketakutan khawatir Infeksi nya tidak dapat sembuh , takut
diamputasi . Biasany a Pasien dirawat lama di rumah sakit sehingga perawat perlu mengkaji
Perubahan kehidupan khususnya hubungannya dengan keluarga , Pekerjaan atau sekolah .

4. PEMERIKSAAN FISIK

Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila dipalpasi .
Bisa juga terdapat Efek sistemik eritema atall kemerahan dan panas menunjukkan adanya
demam biasanya diatas 300 takhikardi , Irritable , lemah , bengkak nyeri maupun eritema.

5. PENGKAJIAN DENGAN PENDEKATAN FUNGSIONAL GORDON

a. Presepsi dan manajemen kesehatan: klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang
la derita adalah Penyakit yang berbahaya . Perawat perlu mengkaji bagaimana klien
memandang penyakit yang dideritanya . apakah klien tahu apa penyebab penyakitnya
sekarang
b. Nutrisi metabolik Biasanya pada pasien mengalami Penurunan nafsu makan karena
demam yang ia diderita
c. Eliminasi biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien
mengalami penuroman nafsu makan akibat demam.
d. Aktivitas latihan biasanya pada pasien osteomilitis mengalami penurunan aktivitas
karena rasa nyeri yang la rasakan
e. Istirahat - tidur = pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri
yang la rasakan pada tulangnya .
f. Kognitif - Presepsi biasanya klien fidak mengalami gangguan dengan kognitif dan
presepsipnya .
g. Presepsi diri - konsep diri Biasanya Pasien memiliki Perilaku menarik diri mengingkari
depresi , ekspresi takut, Perilaku marah , Postur tubuh mangelak, menangis, kontak
mata kurang gagal menepati Janji atau banyak Janji.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang munkin muncul pada pasien dengan osteomilitis adalah

1) Gangguan rasa nyaman, Nyeri berhubungan dengan . terputusnya kontinuitas Jaringan.


Tujuan : N
2) Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
sekunder , adanya Infeksi.
3) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan gerak
4) Gangguan eliminasi BAB Imobilisasi, konstipasi berhubungan dgn imobilisasi
5) 5)Kurang pengetahuan berhubungan dengan mis Interpretasi kurang perawatan diri =
Personal hygiene berhubungan dengan kelemahan terhadap gerak terbatas

C. FOKUS INTERVENSI

1 ) . Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dg terputumyo kontinuitas jaringan.

Tujuan : Nyeri hilang / terkontra

Intervensi :

a. Kaji tanda - tanda vital


b. Kaji keluhan nyeri . Perhatikan Intensitan lama dan lokasinya
c. Pertahankan posisi tepat pada ekstermitas yang di kibukan Pembedahan
d. Berikan tindakan kenyamanan
e. Kalaboran pemberian analgetik
f. Anjurkan menggunakan teknik relaksan

2 ) . Resiko tinggi penyebaran Infekri berhubungan dg tidak adekuatnya pertahanan sekunder ,


adanya Infeksi,

Tujuan : Penyebaran infeksi tidak terjadi

Intervensi :

a. Pantau tanda tanda vital


b. Dorong teknik mencuci tangan dengan baik
c. Batasi pengunjung serumi Indikaci
d. Rawat luka dengan teknik septik dan antireplik
e. Dorong Keranibangan istirahat dengan aktivitas yang sedang dan tingkatkan masukan
nutrir yng adekuat .

3 ) Gangguan mobilitas fisik bechubungan dengan pembatasan gerak .


Tujuan : Gangguan mobilital fisik tidak terjadi.

Intervensi :

a. Kaji derajat mobilitas


b. Pertahankan tirah boring awal dengan sendi yang sakit pada posisi yang dianjurkan
c. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya
d. Dekatkan alat alat yang dibutuhkan pasien
e. Beri papan / alas pada ekstermitas yang sakit.
f. Kalaboran ahli pirioterapi

4 ) Gangguan eliminan BAB = konstipasi berhubungan dengan Imobilisan

Tujuan : Eliminasi BAB kembali normal.

Intervensi :

a. Sedikit keluhan nyeri abdomen


b. Anjurkan cairan peroral
c. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi Serat
d. Kalaboran pemberian obat pencahar

5 ) . Kurang pengetahuan berhabungan dengan mis interpretasi

Tujuan : Menyatakan pemahaman pasien .

Intervensi :

a. kaji tingkat pengetahuan klien


b. Kaji ulang proses penyebab atau prognoris dan kemungkinan yang akan dialami
c. Diskusikan masalah nutrien

6 ). Kurang perawatan diri, Personal Hygiene berhubungan dengan kelemahan terhadap gerak
terbatas.

Tujuan : Personal Hygiene dapat mandiri

Intervensi :

a. Kaji derajat ketidakmamppan klien


b. Beri perawatan sesuai dengan kebutuhan
c. Bantu perawatan diri sesuai kebutuhan
d. Bantu perawatan kuku .
D. Pelaksanaan keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sudah di rencanakan dalam rencana


keperawatan tindakan mencakup tindakan mandiri dan kalaborasi pada tahap ini
perawatmenggunakan semua kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tindakan
keperawatan terhadap pasien baik secara umum maupun secara khusus pada pasien dengan
osteomilictis pada peranan ini perawat melakukan fungsi secara independent Interdependen
dan dependen.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses teperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistemati dan terencana antara hasil akhir yang dibuat dgn tahap perencanaan.

Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana perawatan dapat dicapai dan
memberikan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan membandingkan dengan cara
SOAP

S: Subjek adalah Informasi yang berupa ungkapan yang di dapat dari pasien setelah tindakan
dilakukan.

O : Objek adalah Informasi yang didapat berupa hasil pengamatan Penilaian Pengukuran yang
dilakukan oleh perawat setelah melakukan tindakan

A : Analisa adalah membandingkan Informasi . antara subjektif dan Objektif dengan tujuan dan
kriteria hasil Kemudian diambil keputusan dan kesimpulan bahwa masalah teratasi masalah
belum teratasi masalah . masalah teratasi sebagian, muncul masalah baru.

P : Plaining adalah rencana keperawatan . lanjutan yang akan dilakon berdasarkan difgruckan .
hasil analisa baik itu rencana
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, nitti " laporan pendahuluan pada pasien osteomilitis “ 29 April 2012
andayani.blogspot.com/2011/09 laporan-pendahuluan-pada-pasien dengan _4945.Html.

Brunner dan Suddarth. 2002.Keperawatan medikal bedah Penerbit buku kedokteran. EGC ;
Jakarta

Kusuma, Hardi dan Amin Huda Nurarif 2012. Aplikan Asuhan keperawatan berdasarkan Nauda
NIC NOC. Edifi Revisi. Yogyakarta, Media Hardy

Lukman dan Ningeih Murma 2009. Asuhan keperawatan Pada klien dengan gangguan sistem
muskeloskeletal Penerbit Salemba Medika : Jakarta.

Paramita, Dian. " Asuhan keperawatan osteomilitis diakses Peida tanggal 19 April 2012
Httpaudian.blogspot.com/2013/09/asuhan keperawatan-Osteondilitis.Html.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “A”

DENGAN DIAGNOSA OSTEOMILITIS DI RUANG

MELATI 1 RSUD LASINRANG

PINRANG

NO. RM :298696

Tglmasuk : 23/04/2022

TGL PENGKAJIAN :29/04/2022

DIAGNOSA MEDIK : osteomilitis

PENGKAJIAN

A. Biodata
1. Identitasklien
Nama : Tn. A
Tempat tanggal lahir : 31-12-1950
Alamat : Awangawang
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Bugis

2. Identitaspenanggungjawab
Nama : Ny “f”
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMK
Pekerjaann : IRT
Alamat : Awangawang
Hubungandenganklien : Anak
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Nyeri
2. Riwayat keluhan sekarang
Klien masuk ke rumah sakit pada tanggal 23 april 2022 dengan keluhan nyeri pada kedua
kaki kanan dan kiri post terjatuh terkena batu kuranglebih 3 hari yanglalu dan sulit
beraktivitas sehingga dibantu keluarga, nyeri yang dirasakan seperti teriris iris dan wajah
tampak meringis dan lemah, skala nyeri 5 (0-10) dirasakan 3-4 menit hilang timbul.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak memiliki riwayat penyakit bawaan
5. Genogram

Keterangan :

= Lakilaki
= perempuan

X = meninggal

____ = garisperkawinan

I = garisketurunan

= pasien

72 = umur
C. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI

POLA AKTIVITAS SEBELUM SAKIT SETELAH SAKIT


-Pola nutrisi
-makan
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Porsi Habis Habis
Jenis Nasi,lauk Nasi, lauk
Nafsu makan Baik Baik
-minum
Banyaknya 4,5 l 4,5 l
Pantangan - -
-Polaeliminasi
-bab
Frekuensi Lunak Lunak
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
- -bak
Frekuensi 5-7x sehari Terpasang kateter
Jumlah
Warna
Bau Khas Khas
-Polaistirahat dantidur
Lama tidurmalam 8 jam
Lama tidursiang - Kadang terbangun
Gangguantidur - Jika nyeri timbul
Polaaktivitas Klien mengatakan Klien dan keluarga
sehari-hari klien selama berada di
selalu ke kebunnya rumah sakit klien
untuk bercocok untuk makan
tanam minum bisa sendiri
namun sulit
beraktivitas
-Pola personal Hygiene
-Mandi
Frekuensi 2x sehari
Cara pemenuhan Mandiri Hanya lap basah
Dibantukeluarga
-cucirambut 4x seminggu Tidakpernah
Frekuensi Mandiri -
Cara pemenuhan
-gosokgigi
Frekuensi 2x sehari 1x sehari
Carapemenuhan Mandiri Mandiri di
tempattidur

D. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaanumum : sedang
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanandarah : 140/80 MmHg
Pernapasan :18x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36’c
GCS : E4; M6; V5 = 15

E. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


a. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala tampak bulat dan warna rambut hitam putih (beruban)
Palpasi : tidak terdapat benjolan pada kepala klien dan tidak ada nyeri tekan

b. Mata
Inspeksi : mata simetris, tidak tampak adanya peradangan konjungtiva
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

c. Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada peradangan, tidak ada polip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

d. Telinga
Inspeksi : telinga simetris, fungsi pendengaran baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

e. Mulut
Inspeksi : mukosa bibir lembab
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

f. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

g. Thorax
Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, irama nafas
teratur
h. Abdomen
Inspeksi : warna kulit sama
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pada kuadran kanan atas terdengar timpani, pada kuadran kiri
atasterdengar redup, kuadran kiri bawah dan kanan juga terdengar timpani
Auskultasi : bunyi peristaltik usus 20x/ menit

i. Genetalia
Terpasang kateter

j. Ekstremitas
Atas : anggota gerak lengkap dan ditangan kiri terpasang infuse RL dengan terapi
20tpm, kekuatan otot 5 I 5
Bawah : anggota gerak lengkap, terdapat luka post op jatuh di kaki kanan dan
kiri, kekuatan otot 3 I 3

k. Kulit
Sawo matang

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Kolestrol total : 154 mg/dl
 HDL : 45 mg/dl
 LDL : 124 mg/dl
 Glukosapuasa : 97 mg/dl

G. TERAPI OBAT
 Ranitidin 1amp/ 12jam
 Keterolac 1amp/ 8jam
 Ceftriaxone 1gr/ 12jam
 Santagesik 1gr/ 8jam
 Bactirom 1gr/ 12jam
 Paracetamol 1tab (oral)
 Infuse RL 20tpm
DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1.Klien mengatakan nyeri pada kedua kakinya 1. Klien tampak meringis
kiri dan kanan post terjatuh 2. Klien tampak lemah
3. Observasi TTV
2. klien mengatakan nyeri yang dirasakan  TD : 140/80 mmHg
seperti teriris iris dan hilang timbul  P : 84x/ menit
 N : 18x/ menit
3.Klien mengatakan sulit beraktivitas  S : 36 C
4. Terdapat luka pada kaki kiri dan
kanan post jatuh kurang lebih 3
hari yang lalu
5. Aktivitas di bantu oleh keluarga
6. Skala nyeri : 5
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Staphylocuccu; haemophylus, Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri pada kedua pseudomoras, escheredhia coli
kakinya kiri dan kanan post terjatuh

Do : Masuk melalui aliran darah,


- Klien tampak meringis penyebaran langsung, infeksi dari
- Klien tampak lemah jaringan lunak
- Observasi TTV
TD : 140/80mmHg
P : 18x/ menit Implamasi
N : 84x/ menit
S : 36 C
Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris


periosterium

Menyebar kejaringan lunak atau


sendi

Perubahan fungsi sendi

Hipertropi

Distensi cairan

Nyeriakut
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Staphylocuccu; haemophylus, Resiko Infeksi
pseudomoras, escheredhia coli
Do :
- Terdapat luka post terjatuh
Masuk melalui aliran darah,
penyebaran langsung, infeksi dari
jaringan lunak

Implamasi

Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris


periosterium

Menyebar kejaringan lunak atau


sendi

Perubahan fungsi sendi

Perubahan komponen sendi


-kolagen
- progteongtikasi
- jaringan subkondrial

Resiko infeksit
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds : Staphylocuccu; haemophylus, Hambatan
- Klien mengatakan sulit pseudomoras, escheredhia coli mobilitas fisik
beraktivitas

Do : Masuk melalui aliran darah,


- Klien tampak lemah penyebaran langsung, infeksi dari
- Terdapat luka pada ekstermitas jaringan lunak
bawah kanan dan kiri
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
Implamasi

Iskemia dan nefrosid

Infeksi kavitalis medullaris


periosterium

Menyebar kejaringan lunak atau


sendi

Perubahan fungsi sendi

Deformitas sendi

Hambatan mobilitas fisik


DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan

2. Resiko tinggi penyebaran infeksi berhubungan dengan pembentukan abses tulang,


keruskan kulit

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembatasan pergerakan


INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi , 1. Untuk mengetahui kualitas
Inflamasi dan Pembengkakan tindakan karakteristik,durasi,frekuensi, nyeri yang dirasakan klien
Ds : keperawatan selama kualitas dan intensitas nyeri.
- klien Pada kedua kakinya 2 x 24 jam 2. kaji tanda - tanda vital 2. Untuk mengetahui keadaan
post terjatuh diharapkan nyeri umum klien.
DO : klien berkurang atau 3. Ajarkan klien untuk 3. Teknik ini dapat mengurangi
- klien tampak meningis hilang dengan melakukan teknik relaksasi rasa.
- klien tampak lomah Kriteria hasil : nafas dalam.
- Observasi TTV - skala nyeri 3 4. Ajarkan klien 4. Untuk memberikan rasa
TD : 14-/80 mmHg ( 8-10 ) berkurang mempertahankan posisi yang nyaman dan mengurangi rasa
N : 84x/i - Klien tidak meringis tepat pada ekstermitas yang nyeri.
P : 18x/i kesakitan tersa nyeri.
S : 36 ° c 5. Kalaborasi pemberian obat 5. Untuk mengurangi nyeri
- Skala nyeri : 5 pereda nyeri Untuk
mengurangi obat pereda nyeri
rasa nyeri
2. Resiko tinggi penyebaran infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda-tanda vital. 1. Untuk mengetahui keadaan
berhubungan dengan tindakan umum klien.
pembentukan abses tulang, keperawatan selama 2. Dorong teknik mencuci 2. Untuk menghindari dan
keruskan kulit 2 x 24 jam tangan dengan baik. mencegah terjadinya infeksi.
DS : - diharapkan 3. Lakukan perawatan luka 3. Perawatan luka dengan teknik
DO : penyembuhan luka dengan teknik steril. steril dapat mengurangi
- Terdapat luka post sesuai waktu yang kontaminasi kuman lansung
terjatuh dicatat dan tidak karna luka.
terjadinya infeksi 4. Batasi jumlah pengunjung. 4. Untuk menghindari terjadinya
yang berkelanjutan penyebaran kuman sehingga
dengan kriteria hasil terjadinya infeksi.
: 5. Kolaborasi pemberian 5. Untuk mempercepat
1. tidak adanya antibiotik pemulihan.
iritasi
2. tidak adanya
edema
3. luka kering
3. Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan 1.kaji kekuatan otot 1. Untuk mengetahui tanda
berhubungan dengan tindakan Skala kekuatan otot.
pembatasan gerak. keperawatan selama 2. Lakukan lmmobilisasi dgn 2. Imobilisasi dapat mengurangi
Ds : 2 x 24 jam bidai Pada daerah yang pergerakan daerah cedera
- Klien mengatakan sulit diharapkan klien mengalami kerusakan. sehingga tidak terjadi kerusakan
beraktivitas dapat melakukan yang berlanjut dan dpt
mobilisasi dengan membantu menopang berat
Do : atau tanpa bantuan tubuh.
- Klien tampak lemah perawat dengan 3. Jelaskan pada klien tentang 3. klien dibeti penjelasan oleh
- Terdapat luka pada kriteria hasil : Pentingnya pembatasan perawat mengenai cara
ekstermitas bawah kanan 1. klien dpat aktivitas. immobilisasi menggunakan alat.
dan kiri melakukan ROM 4. latilian rom aktif dan 4. Latihan ROM dapat mencegah
- Aktivitas dibantu oleh aktif perpindahan maksimal 2 kali penurunan massa otot
keluarga 2. klien dapat dalam sehari. kontraktur dan peningkatan
berpindah dengan vaskularisasi sehingga tidak
bantuan alat timbul komplikasi yang tidak
3. kekuaatan otot diharapkan.
5. Anjurkan berpartisipasi 5. Partisipasi aktif dapt
5 5 sesuai kemampuan dalam membantu pemulihan
5 5 kegiatan sehari-hari. kesehatan dan melatih kekutan
otot sehingga diharapkan klien
dapat mempertahankan
kekuatannya.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO HARI/ NO JAM IMPLEMENTASI JAM EVALUASI


TANGGAL DX
1. Jum’at I 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 13.30 S :Klien mengatakan nyeri pada
29/04/2022 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. kedua kakinya sudah berkurang
Hasil : klien mengatakan nyeri pada kedua P : luka post jatuh
kakinya yang dirasakan sekitar 3-4 menit ( Q : Nyeri seperti teriri-iris
hilang timbul ) dengan skala nyeri 5. R : Ekstremitas kiri dan kanan
S : Skala nyeri 4 (0-10)
08.05 2. Mengkaji tanda-tanda vital T : Hilang timbul
Hasil :
TD : 140/80 mmHg O:
N : 84x/i Keadaan umum sedang
P : 18x/i Klien tampak sedikit meringis
S : 36ºC Observasi TTv
TD : 140/80 mmHg
08.10 3. Mengajarkan klien untuk melakukan N : 84x/i
relaksasi nafas dalam P : 18x/i
Hasil : Klien mengatakan lebih nyaman S : 36ºC
setelah melakukannya, rasa nyeri berkurang
A : Masalah mulai teratasi
08.15 4. Mengajarkan klien untuk
mempertahankan posisi yang tepat pada P : Intervensi dilanjutkan
ekstremitas yang nyeri 1.Identifikasi ulang lokasi,
Hasil : klien mengatakan sudah memilih dan karakteristik, durasi, frekuensi,
menempatkan kakinya diposisi yg nyaman. kuliatas dan intensitas nyeri.
2.Kaji TTV
08.20 5. Berkolaborasi pemberian obat pereda 3.Ajarkan teknik relaksasi nafas
nyeri (analgetik) dalam
Hasil : pemberian obat ranitidine, ketorolac, 4.Ajarkan posisi tubuh senyaman
santagesik, paracetamol mungkin
5. Kolaborasi pemberian obat
2. Jum’at II 09.00 1. Memantau tanda-tanda vital 13.40 S :
29/04/2022 Hasil : Klien mengatakan lukanya tidak
TD : 140/80 mmHg menimbulkan bau dan kemerahan
N : 84x/i Klien mengatakan sudah bisa
P : 18x/i mencuci tangan dengan baik
S : 36ºC Klien mengatakan beristirahat
dengan cukup
09.05 2. Mendorong teknik mencuci tangan dengan
baik O:
Hasil : Klien mengatakan sudah mulai bisa Keadaan umum sedang
mencuci tangan dgn baik dan benar setelah Observasi TTv
diajarkan TD : 140/80 mmHg
N : 84x/i
09.10 3. Melakukan perawatan luka dengan teknik P : 18x/i
steril S : 36ºC
Hasil : setiap pagi luka dirawat dan
dibersihkan sehingga klien mengatakan luka A : Masalah mulai teratasi
tidak menimbulkan bau dan kemerahan
P : pertahankan intervensi
09.15 4. Membatasi jumlah pengunjung 1 . pantau ttv
Hasil : klien memahami hal ini dan telah 2 .dorong teknik mencuci tangan
memberikan penjelasan pada keluarganya 3 . melakukan peerawatan luka
4 . pembatasan pengunjung
09.20 5. Mendorong keseimbangan istirahat 5 . dorong keseimbangan istirahat
Hasil : klien mengatakan selalu beristirahat
dengan cukup
3. Jum’at III 10.00 1. Mengkaji kekuatan otot 13.50 S :Klien mengatakan mulai berlatih
29/04/2022 Hasil : Kekuatan otot ekstremitas ROM secara aktif dan berpindah
tempat 2 kali sehari
5 5
3 3 O:
Keadaan umum baik
Klien terlihat sangat pelan dalam
10.05 2. Melakukan imobilisasi dengan bidai pada melakukan aktivitas/bergerak
daerah yang mengalami kerusakan
Hasil : klien mengatakan nyaman A : Masalah mulai teratasi
menggunakan bidai
P : Intervensi dilanjutkan
10.10 3. Menjelaskan pada klien tentang 1.Lakukan imobilisasi dengan bidai
pentingnya pembatasan aktivitas pada daerah yang mengalami
Hasil : klien mengatakan sudah sedikit kerusakan
memahami penjelasan perawat mengenai 2.Jelaskan pada klien tentang
pembatasan aktivitas pembatasan aktivitas
3. Latih ROM aktif
10.15 4. Melatih ROM aktif dan perpindahan 4. Anjurkan melakukan aktivitas
maksimal 2 kali dalam sehari dalam kegiatan sehari-hari.
Hasil : klien mengatakan mulai berlatih ROM
aktif dan berpindah tempat

10.20 5. Menganjurkan berpartisipasi aktif sesuai


kemampuan dalam kegiatan sehari-hari
Hasil : klien sudah mulai menggerakkan
badannya
4. Sabtu I 08.05 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 13.30 S :Klien mengatakan nyeri pada
30/04/2022 durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. kedua kakinya sudah berkurang
Hasil : klien mengatakan nyeri pada kakinya P : luka post jatuh
sudah berkurang dengan skala nyeri 3 Q : Nyeri seperti teriri-iris
R : Ekstremitas kiri dan kanan
08.10 2. Mengkaji tanda-tanda vital S : Skala nyeri 3 (0-10)
Hasil : T : Hilang timbul
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/i
P : 18x/i O:
S : 36,2ºC Keadaan umum baik
Klien tampak sedikit meringis
08.15 3. Mengajarkan klien untuk melakukan Observasi TTv
relaksasi nafas dalam TD : 120/80 mmHg
Hasil : Klien mengatakan nyaman setelah N : 80x/i
melakukannya, rasa nyeri berkurang P : 18x/i
S : 36,2ºC
08.20 4. Mengajarkan klien untuk
mempertahankan posisi yang tepat pada A : Masalah mulai teratasi
ekstremitas yang nyeri
Hasil : klien mengatakan selalu P : Intervensi dilanjutkan
memposisikan kakinya senyaman mungkin 1.Identifikasi ulang lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
08.25 5. Berkolaborasi pemberian obat pereda kuliatas dan intensitas nyeri.
nyeri (analgetik) 2.Kaji TTV
Hasil : pemberian obat ranitidine, ketorolac, 3.Ajarkan teknik relaksasi nafas
santagesik, paracetamol dalam
4.Ajarkan posisi tubuh senyaman
mungkin
5.Kolaborasi pemberian obat
5. Sabtu II 09.00 1. Memantau tanda-tanda vital 13,40 S :
30/04/2022 Hasil : Klien mengatakan lukanya tidak
TD : 120/80 mmHg menimbulkan bau dan kemerahan
N : 80x/i Klien mengatakan sudah bisa
P : 18x/i mencuci tangan dengan baik
S : 36,2ºC Klien mengatakan beristirahat
dengan cukup
09.05 2. Mendorong teknik mencuci tangan dengan
baik O:
Hasil : Klien mengatakan sudah bisa mencuci Keadaan umum baik
tangan dengan baik Observasi TTv
TD : 120/80 mmHg
09.10 3. Melakukan perawatan luka dengan teknik N : 80x/i
steril P : 18x/i
Hasil : setiap pagi luka dirawat dan S : 36,2ºC
dibersihkan sehingga klien mengatakan luka
tidak menimbulkan bau dan kemerahan A : Masalah teratasi

09.20 4. Membatasi jumlah pengunjung P : Intervensi dihentikan


Hasil : klien memahami hal ini dan telah
memberikan penjelasan pada keluarganya

09.25 5. Mendorong keseimbangan istirahat


Hasil : klien mengatakan selalu beristirahat
dengan cukup
6. Sabtu III 10.00 1. Mengkaji kekuatan otot 13.50 S :Klien mengatakan selalu berlatih
30/04/2022 Hasil : Kekuatan otot ekstremitas gerakan ROM secara aktif dan
berpindah tempat secara perlahan-
5 5 lahan
3 3
O:
Keadaan umum baik
10.05 2. Melakukan imobilisasi dengan bidai pada Klien terlihat berhati-hati dalam
daerah yang mengalami kerusakan melakukan aktivitas/bergerak
Hasil : klien mengatakan nyaman
menggunakan bidai A : Masalah mulai teratasi sebagian

10.10 3. Menjelaskan pada klien tentang P : Intervensi dipertahankan


pentingnya pembatasan aktivitas 1.Latih ROM aktif dan perpindahan
Hasil : klien mengatakan sudah sedikit maksimal
memahami penjelasan perawat mengenai 2.Anjurkan berpartisipasi aktif sesuai
pembatasan aktivitas kemampuan dalam kegiatan sehari-
hari
10.15 4. Melatih ROM aktif dan perpindahan
maksimal 2 kali dalam sehari
Hasil : klien mengatakan sudah berlatih
gerakan ROM aktif dan berpindah tempat
secara perlahan

10.20 5. Menganjurkan berpartisipasi aktif sesuai


kemampuan dalam kegiatan sehari-hari
Hasil : klien mengatakan sudah bisa
menggerakkan badannya untuk berpindah
tempat

Anda mungkin juga menyukai