Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An “J”

DENGAN DIAGNOSA ISPA DI RUANGAN MELATI


RSUD A. MAKASSAU PAREPARE

OLEH:
TINGKAT 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PAREPARE
TAHUN AKADEMIK 2022
KOTA PAREPARE
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling
banyak terjadi pada anak-anak (Wong, 2016). Infeksi saluran
pernafasan akut menurut Sari (2015) adalah radang akut saluran
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi
jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya
mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran
pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat
berlangsung sampai 14 hari.
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan suatu
infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu atau lebih
saluran pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk
(sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2017). Djojodibroto
(2009), menyebutkan bahwa ISPA dibagi menjadi dua bagian, yaitu
infeksi saluran pernafasan bagian atas dan infeksi saluran bagian
bawah.
Infeksi Saluran Pernafsan Akut mempunyai pengertian
sebagai berikut (Fillacano, 2016) :
a. Infeksi adalah proses masuknya kuman atau mikroorganisme
lainnya ke dalam manusia dan akan berkembang biak sehingga
akan menimbulkan gejala suatu penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah suatu saluran yang berfungsi dalam
proses respirasi mulai dari hidung hingga alveolus beserta
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.
c. Infeksi akut merupakan suatu proses infeksi yang berlangsung
sampai 14 hari. Batas 14 hari menunjukan suatu proses akut
meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat di golongkan ISPA
ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
B. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non-
infeksius. Agen infeksius yang paling umum dapat menyebabkan
infeksi saluran pernafasan akut adalah virus, seperti respiratory
syncytial virus (RSV), nonpolio enterovirus (coxsackie viruses Adan
B), Adenovirus, Parainfluenza, dan Human metapneumo viruses.
Agen infeksius selain virus juga dapat menyebabkan ISPA,
staphylococcus, haemophilus influenza, Chlamydia trachomatis,
mycoplasma, dan pneumococcus (Wilson, 2015).
Misnadiarly (2016), menyebutkan bahwa selain agen
infeksius, agen noninfeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti
inhalasi zat-zat asing seperti racun atau bahan kimia, asap rokok,
debu, dan gas.
Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis
bakteri, virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus
streptokokus, stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella dan
korinebacterium. Virus penyebabnya antara lain golongan
mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikroplasma dan
herpervirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi penyebab
ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan sterptokokus serta virus
influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada
saluran pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung
(Sari, 2015).
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak
usia di bawah 2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum
sempurna. Peralihan musim kemarau ke musim hujan juga
menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang
diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan
buruknya sanitasi lingkungan (Sari, 2015)
C. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan
berinteraksinya virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai
antigen kesaluran pernapasan akan menyebabkan silia yang
terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu rangkapan
refleks spasmus oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus
merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan
(Kending, 2014).

Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan


timbulnya batuk kering (Seliff). Kerusakan struktur lapisan dinding
saluran pernapasan menyebabkan kenaikan aktivitas kelenjar
mukusa yang banyak terdapat pada dinding saluran pernapasan
sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.
Rangsangan cairan tersebut menimbulkan gejala batuk. Sehingga
pada tahap awal gejala ISPA yang sangat menonjol adalah batuk.

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya


infeksi sekunder bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan
mekanisme mokosiloris yang merupakan mekanisme perlindungan
pada saluran pernapasan sehingga memudahkan infeksi bakteri-
bakteri patogen patogen yang terdapat pada saluran pernapasan
atas seperti streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza dan
staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut.

Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi


mukusa berlebihan atau bertambah banyak dapat menyumbat
saluran napas dan juga dapat menyebabkan batuk yang produktif.
Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-faktor
seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan bahwa
dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran napas
dapat menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan anak (Tyrell,
2015). Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar
ke tempat-tempat yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan
kejang, demam dan dapat menyebar ke saluran napas bawah,
sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya diturunkan dalam
saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran
nafas. Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola
kolonisasi bakteri. Timbul mekanisme pertahanan pada jalan nafas
seperti filtrasi udara inspirasi di rongga hidung, refleksi batuk,
refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis. Karena
menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen
dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya
terjadi invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun
bawah (Fuad, 2016).

D. Manifestasi Klinis
Saluran Pernafasan merupakan bagian tubuh yang
seringkali terjangkit infeksi oleh berbagai jenis mikroorganisme.
Tanda dan gejala dari infeksi yang terjadi pada sluran pernafasan
tergantung pada fungsi saluran pernafasan yang terjangkit infeksi,
keparahan proses infeksi, dan usia seseorang serta status
kesehatan secara umum (Porth, 2014).
Djojodibroto (2016), menyebutkan tanda dan gejala ISPA
sesuai dengan anatomi saluran pernafasan yang terserang yaitu:
a. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang
sering timbul yaitu pengeluaran cairan (discharge) nasal yang
berlebihan, bersin, obstruksi nasal, mata berair, konjungtivitis
ringan, sakit tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering
pada bagian posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala,
malaise, lesu, batuk seringkali terjadi, dan terkadang timbul
demam.
b. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang
timbul biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan
bagian atas seperti hidung buntu, pilek, dan sakit tenggorokan.
Batuk yang bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya dimualai
dengan batuk yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan
terdapat produksi sputum yang banyak; dapat bersifat mucus tetapi
dapat juga mukopurulen. Pada pemeriksaan fisik, biasanya akan
ditemukan suara wheezing atau ronkhi yang dapat terdengar jika
produksi sputum meningkat.
Dan juga tanda dan gejala lainnya dapat berupa batuk,
kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit
kepala. Sebagian besar dari gejala saluran pernapasan hanya
bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan,
pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan
dengan antibiotic (Rahmayatul, 2016).
Adapun tanda dan gejala ISPA yang seering ditemui adalah :
a. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala
demam muncul jika anak sudah mencapai usia 6 bulan sampai
dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama
terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50C-40,50C.
b. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi
pada meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami
panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada
punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
c. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit.
Bayi akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.
d. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa
selama bayi tersebut mengalami sakit.
e. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi
saluran pernafasan akibat infeksi virus.
f. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan
karena adanya lymphadenitis mesenteric.
g. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang
sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
h. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran
pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan.
i. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan
tidak terdapatnya suara pernafasan (Wong, 2015)

E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015) Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan Darah Rutin
2. Analisa Gas darah (AGD)
3. Foto rontgen toraks

F. Penatalaksanaan
Menurut WHO (2017), penatalaksanaan ISPA meliputi :
1. Suportif
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat,
pemberian multivitamin
2. Antibiotik
a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
b) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus
c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x
½ sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x bungkus / 3x
sehari/8 jam, penisillin prokain 1 mg.
d) Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100
mg) 3 tab puyer/x bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.
e) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon
5 mg.
f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg,
asetaminofen 3 x ½ sendok teh. Jika dalam 2 hari anak yang
diberikan antibiotik tetap sama ganti antibiotik atau rujuk dan jika
anak membaik teruskan antibiotik sampai 3 hari (Kepmenkes RI,
2017)
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul dari penyakit ini yaitu asma.
Komplikasi lain yang dapat timbul yaitu:
1. Otitis media
2. Croup
3. Gagal nafas 4. Sindrom kematian bayi mendadak dan kerusakan
paru residu (Wuandari.D & Purnamasari. L, 2015)
Pathway

Multi faktor (Bakteri, Virus, mikroplasma, dll)

Respon pada Peradangan pada Inflamasi


dinding bronkus saluran pernapasan dinding bronkus
(faring/laring dan tonsil)

Bronkus menyempit Kuman melepaskan Peningkatan


Endotoksin produksi sekret

Bronkospasme Merangsang tubuh Obstruksi jalan nafas


mengeluarkan zat pirogen
oleh leukosit

Ketidakefektifan Suhu tubuh Ketidakefektifan


pola nafas meningkat bersihan jalan nafas

Perkembangan Hipertermi Kesulitan/sakit mengunyah


Penyakit dan menelan

Perubahan status Merangsang pengeluaran Malas makan


kesehatan zat mediator, bradisinin,
serotinin, histamin,
prostaglandin
Koping inefekti Ketidakseimbangan
nutrisi kurang
Nyeri dipresepsikan dari kebutuhan tubuh

Ansietas Nyeri akut


KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap dasar dari seluruh proses
keperawatan dengan tujuan mengumpulkan informasi dari data-
data pasien.
1. Identitas Pasien
Mengumpulkan data-data pasien yang mencakup nama, umur,
jenis kelamin, alamat, dan agama.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengalami demam mendadak, sakit kepala,
badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
b. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya klien sebelumnya sudah pernah mengalami
penyakit ini
c. Riwayat penyakit keluarga
Menurut anggota keluarga ada juga yang pernah mengalami
sakit seperti penyakit klien tersebut. (Nursing Student, 2015)
3. Riwayat Kehamilan
a. Pre natal care
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (aterm,
premature, post matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan
selama sebelumnya/kehamilan, dan obat-obat yang dimakan
serta imunisasi
b. Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-
obatan, penolong persalinan, penyulit persalinan
c. Post natal Berat badan normal 2,5 Kg – 4 Kg, panjang
bandan normal 49 – 52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar
score, ada atau tidak ada kelainan kongenital
4. Riwayat Imunisasi
BCG ( usia 0-3 bulan) diberikan sebanyak 1x, DPT ( depteri,
pertusis, tetanus) diberikan 3x, polio diberikan 4x secara oral,
campak diberikan 1x usia 9 bulan, hepatitis diberikan 3x.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Bagaimana keadaan klien, apakah letih, lemah atau sakit
berat.
b. Tanda vital
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien
c. Antropometri
Berapa tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar perut pasien.
d. Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk
kepala, apakah ada kelainan atau lesi pada kepala
e. Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak
f. Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak,
sclera ikterik/ tidak, keadaan pupil, palpebra dan apakah ada
gangguan dalam penglihatan
g. Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada
hidung serta cairan yang keluar, ada sinus/ tidak dan apakah
ada gangguan dalam penciuman
h. Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab,
lidah kotor/ tidak, apakah ada kemerahan/ tidak pada lidah,
apakah ada gangguan dalam menelan, apakah ada
kesulitan dalam berbicara.
i. Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah
ditemukan distensi vena jugularis.
j. Thoraks Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola
pernafasan, apakah ada wheezing, apakah ada gangguan
dalam pernafasan.
k. Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak,
apakah terdapat nyeri tekan pada abdomen, apakah perut
terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising usus, apakah
terjadi peningkatan bising usus/tidak.
l. Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut
kelamin ,warna rambut kelamin. Pada laki-laki lihat keadaan
penis, apakah ada kelainan/tidak. Pada wanita lihat keadaan
labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia
mayora.
m. Ekstremitas
Adakah terjadi tremor atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot
serta kelainan bentuk. (Nursing Student, 2015)
6. Analisis Data
Dari hasil pengkajian kemudian data terakhir dikelompokkan lalu
dianalisa data sehingga dapat ditarik kesimpulan masalah yang
timbul dan dapat dirumuskan diagnosa masalah

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifanbersihan jalan nafas, berhubungan dengan
peningkatan jumlah sekret.
2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh
(proses penyakit).
3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran
mukosa faring dan tonsil.
4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi
bronkospasme, respon pada dinding bronkus.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan intake inadekuat, penurunan
nafsu makan, nyeri menelan.
6. Ansietas berhubungan dengan perkembangan penyakit dan
perubahan status kesehatan.

C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas, berhubungan dengan
peningkatan jumlah sekret.
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam jalan
napas menjadi efektif dengan Kriteria hasil :
a. Menyatakan/ menunjukkan hilangnya dispnea.
b. Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih.
c. Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
d. Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki/ mempertahankan
bersihan jalan nafas
Intervensi:
a. Kaji tanda-tanda vital dan auskultasi bunyi napas.
b. Berikan pasien untuk posisi yang nyaman dengan posisi semi
fowler.
c. Pertahankan lingkungan yang nyaman.
d. Tingkatkan masukan cairan, dengan memberi air hangat.
e. Dorong atau bantu latihan napas dalam atau batuk efektif.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat dan humidifikasi, seperti
nebulizer
Rasional:
a. Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi
jalan napas.
b. Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi
pernapasan.
c. Pencetus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger
episode akut.
d. Membantu mempermudah pengeluaran sekret.
e. Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispnea,
mengeluarkan sekret.
f. Menurunkan kekentalan sekret dan mengeluarkan sekret

2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh


(proses penyakit).
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu
tubuh kembali normal dengan Kriteria hasil Tanda-tanda vital
(TTV) dalam batas normal
Intervensi:
a. Kaji/pantau TTV.
b. Berikan kompres hangat.
c. Anjurkan klien untuk memperbanyak minum air putih.
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi obat
Rasional:
a. Perubahan TTV dalam rentang abnormal mengindikasikan
adanya respon tubuh.
b. Terjadinya vasodilatasi sehingga suhu tubuh cepat kembali
normal.
c. Mencegah terjadinya kekurangan cairan karena dehidrasi.
d. Pemberian terapi mempercepat proses penyembuhan.

3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran


mukosa faring dan tonsil.
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
hilang atau berkurang dengan Kriteria hasil :
a. Tampak rileks dan tidur/istrahat dengan baik.
b. Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
c. Berpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.

Intervensi:
a. Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri.
b. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien.
c. Evaluasi keefektifan pemberian obat.
d. Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, pijatan punggung
dll.
e. Berikan lingkungan tenang.
f. Kolaborasi: Berikan analgesik rutin sesuai dengan indikasi

Rasional:
a. Membantu dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat
melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang.
b. Ketidaksesuaian antara verbal dan non verbal menunjukan.der
ajat nyeri.
c. Memberikan obat berdasarkan aturan.
d. Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.
e. Penurunan stress, menghemat energi.
f. Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode
nyeri.

4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan obstruksi


bronkospasme, respon pada dinding bronkus
Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pola
napas kembali efektif dengan Kriteria hasil :
a. Pola napas efektif.
b. Bunyi napas normal kembali.
c. Batuk berkurang

Intervensi:
a. Kaji frekuensi kedalaman pernapasan dan ekspansi dada.
b. Auskultasi bunyi napas.
c. Tinggikan kepala dan bentuk mengubah posisi.
d. Kolaborasi pemberian oksigen.

Rasional:
a. Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernapasan
bervariasi tergantung derajat gagal napas.
b. Ronchi dan mengi menyertai obstruksi jalan napas.
c. Memudahkan dalam ekspansi paru dan pernapasan.
d. Memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja napas.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan penurunan intake inadekuat, penurunan
nafsu makan, nyeri menelan.

Tujuan dan kriteria hasil:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jampasien
akan menunjukan perbaikan nutrisi dengan Kriteria hasil:
a. Tidak tampak mual muntah,
b. Peningkatan pengecapan dan menelan.
c. Nafsu makan meningkat

Intervensi:
a. Kaji kebiasaan diet. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
b. Auskultasi bising usus
c. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang
sering dan teratur.
d. Anjurkan perawatan oral, dan cara mengeluarkan sekret.

Rasional:
a. Pasien distress pernapasan akut sering anoreksia karena
dispnea, produksi sputum, dan obat-obatan.
b. Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau
berkembangnya komplikasi.
c. Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap
nutrisi yang diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama
pasien saat makan.
d. Rasa tak enak, bau, dan penampilan adalah pencegah utama
terhadap nafsu makan dan dapat membuat mual dan muntah
dengan peningkatan kesulitan napas.

6. Ansietas berhubungan dengan perkembangan penyakit dan


perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil:


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam ansietas
hilang atau berkurang dengan Kriteria hasil :
a. Tampak rileks
b. Klien dapat beristrahat.
c. Dapat bekerja sama dalam program terapi.

Intervensi:
a. Evaluasi tingkat pemahaman pasien/orang terdekat tentang
diagnosa.
b. Akui rasa takut, masalah pasien dan dorong mengekspresikan
perasaan.
c. Libatkan pasien/orang terdekat dalam perencanaan
keperawatan.
Rasional:
a. Pemahaman persepsi melibatkan susunan tekanan perawatan
individu dan memberikan informasi.
b. Memberi waktu untuk mengidentifikasi perasaan.
c. Dapat memperbaiki perasaan kontrol.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ketika perawat
mengaplikasikan atau melaksanakan rencana asuhan keperawatan
kedalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Nursalam, 2015).
Pada tahap pelaksanaan ini kita benar-benar siap untuk
melaksanakan intervensi keperawatan dan aktivitas-aktivitas
keperawatan yang telah dituliskan dalam rencana keperawatan
pasien. Dalam kata lain dapat disebut bahwa pelaksanaan adalah
peletakan suatu rencana menjadi tindakan yang mencakup :
a. Penulisan dan pengumpulan data lanjutan
b. Pelaksanaan intervensi keperawatan
c. Pendokumentasian tindakan keperawatan
Pemberian laporan/mengkomunikasikan status kesehatan
pasien dan respon pasien terhadap intervensi keperawatan Pada
kegiatan implementasi diperlukan kemampuan perawat terhadap
penguasaan teknis keperawatan, kemampuan hubungan
interpersonal, dan kemampuan intelektual untuk menerapkan teori-
teori keperawatan kedalam praktek.

E. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan
bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana
atau menghentikan rencana keperawatan (Nursalam, 2015).
Dalam evaluasi pencapaian tujuan ini terdapat 3 (tiga)
alternatif yang dapat digunakan perawat untuk memutuskan/menilai
sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana
keperawatan tercapai, yaitu :
a. Tujuan tercapai.
b. Tujuan sebagian tercapai.
c. Tujuan tidak tercapai.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN An “J”
DENGAN DIAGNOSA ISPA DI RUANGAN MELATI
RSUD A. MAKASSAU PAREPARE

Tanggal masuk rumah sakit : 16 Mei 2022 pukul : 00.47


Tanggal pengkajian : 17 Mei 2022 pukul : 11.30
Diagnosa medis : ISPA
No.Rm : 20.78.20

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : An. “J”
Tempat, tanggal lahir : Parepare, 29 September 2021
Usia : 8 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Wirabuana
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. “N”
Usia : 30 Tahun
Alamat : Jalan Wirabuana
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Hubungan dengan pasien : Ibu rumah tangga

3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Demam
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya demam sejak hari sabtu
disertai batuk dan beringus
c. Riwayat penyakit dahulu
Cacar
d. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
Genogram

60 56 63 64

40 38 35 30 26 38 35 32 29 20 17

9 7 8 Bln

Keterangan:

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Garis perkawinan

= Serumah
4. Riwayat kehamilan
a. Pre natal care
 Pemeriksaan kehamilan : 1 bulan sekali
 Keluhan saat hamil : mual
b. Natal
 Tempat melahirkan : RSUD A. Makassau
 Jenis persalinan : normal
c. Post natal
Kondisi bayi saat lahir:
 BB : 3.200 gram
 PB : 51 cm

5. Riwayat imunisasi

Jenis Imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian


BCG 12 November 2021 Demam
DPT I 22 Desember 2021 Tidak ada
DPT II 9 Januari 2022
DPT III 14 Februari 2022
Polio I 12 November 2021 Demam
Polio II 22 Desember 2021
Polio III 9 Januari 2022
Polio IV 14 Februari 2022
Campak Belum pernah Tidak ada

6. Riwayat tumbuh kembang


a. Berat badan : 9Kg
b. Tinggi badan : 85cm
c. Waktu tumbuh gigi : Belum ada gigi

7. Riwayat nutrisi
a. Pemberian Asi
 Pertama kali disusui : 1 jam setelah lahir
 Frekuensi : 4-8x sehari
 Lama pemberian : 4 bulan
b. Pemberian makanan tambahan
 Pertama kali diberikan usia : 4 bulan
 Jenis : Bubur
c. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian


4-8 bulan Bubur 4 bulan

8. Pola aktivitas sehari-hari

Pola aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


Nutrisi
 Selera makan Baik Menurun
 Jenis makanan Bubur Bubur
 Frekuensi 3x sehari 3x sehari, porsi
makanan tidak
dihabiskan
Cairan
 Frekuensii 5-7x sehari 6-5x sehari
Eliminasi
1. BAK
 Frekuensi 3-4x sehari 2-3x sehari
2. BAB
 Frekuensi 1-2x sehari 1x sehari

Istirahat
1. Waktu tidur siang 1-2 jam 1 jam
2. Waktu tidur malam 10-11 jam 10 jam

Personal Hygiene
1. Mandi 1x sehari Tidak pernah
2. Gosok gigi Belum tumbuh gigi Belum tumbuh tinggi
3. Gunting kuku 1x seminggu Tidak pernah

9. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Tanda-tanda vital:
 Suhu : 37,8C
 Nadi : 122x/m
 Pernapasan : 32x/m
 Tekanan darah : tidak dikaji
c. Antropometri
 TB : 85 cm
 BB : 9 KG
 LLA : 20 cm
 LK : 50 cm
 LD : 57 cm
 LP : 48 cm
d. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala nampak bulat oval, warna rambut
berwarna hitam
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan
pada bagian kepala
e. Mata
Inspeksi : - Sklera : Berwarna putih dan bersih
- Konjungtiva : Non anemis
- Pupil : Pupil isokor

Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan di


area sekitar mata

f. Hidung
Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat cairan/lendir berwarna
jernih, hidung bagian luar tampak kemerahan
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan
pda bagian hidung
g. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak nampak adanya serumen
pada telinga
Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan pada telinga
h. Leher
Inspeksi : Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan tidak peningkatan vena jugularis
Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan pada leher
i. Dada
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan
pada bagian dada
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Suara napas vesikuler
j. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen datar
Palpasi : Tidak teraba adanya benjolan atau nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus 11x/m
k. Ekstremitas
Atas : Tidak terdapat adanya edema, terpasang infus RL
di tangan kanan
Bawah : Tidak adanya edema, jari-jari kaki lengkap

10. Pemeriksaan penunjang

Hasil Laboratorium
Parameter Hasil Nilai normal Satuan
WBC 6.28 4.00 – 12.00 10^3/uL
Neu% 19.2 50.0 – 70.0 %
Lym% 76.6 20.0 – 60.0 %
Mon% 2.6 3.0 – 12.0 %
Eos% 0.7 0.5 – 5.0 %
Bas% 0.9 0.1 – 1.0 %
Neu# 1.21 2.00 – 8.00 10^3/uL
Lym# 4.81 0.80 – 7.00 10^3/uL
Mon# 0.18 0.12 – 1.20 10^3/uL
Eos# 0.04 0.02 – 0.80 10^3/uL
Bas# 0.08 0.00 – 0.10 10^3/uL
RBC 4.16 3.50 – 5.20 10^6/uL
HGB 9.1 12.0 – 16.0 g/dL
HCT 28.7 35.0 – 49.0 %
MCV 69.1 80.0 – 100.0 fL
MCH 21.8 27.0 – 34.0 Pg
MCHC 31.6 31.0 – 37.0 g/dL
RDW-CV 14.9 11.0 – 16.0 %
RDW-SD 42.2 35.0 – 56.0 fL
PLT 17.2 100 – 300 10^3/uL
MPV 8.0 6.5 – 12.0 fL
PDW 10.1 9.0 – 17.0 fL
PCT 0.137 0.108 – 0.282 %
P.LCR 26.6 11.0 – 45.0 %
P.LCC 46 30 – 90 10^ g/l

11. Pelaksanaan medis


 Infus RL 500ml
 Puyer Batuk 3x1
 Viccilin 225mg/IV/16 Jam
 Paracetamol 90mg/IV/18 Jam

12. Klasifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif


 Ibu pasien mengatakan badan  TTV= S : 37,8C
anaknya panas N : 122x/m
 Ibu pasien mengatakan anaknya P : 32x/m
batuk dan beringus  Pasien nampak gelisah
 Ibu pasien mengatakan nafsu  Pasien nampak lemah
makan anaknya menurun  Pasien nampak gerah
 Nampak Ingus pasien
meleleh
 Nampak porsi makanan
tidak dihabiskan

13. Analisis Data

Data Etiologi Masalah


Data Subjektif: Peradangan pada Ketidakefektifan
 Ibu pasien saluran pernapasan bersihan jalan nafas
mengatakan (faring/laring dan
anaknya batuk tonsil)
dan beringus

Data Objektif:
 Nampak Ingus Inflamasi saluran
pasien meleleh bronkus
 Pasien nampak
gelisah

Peningkatan
produksi sekret

Obstruksi jalan
nafas

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas

Data Subjektif: (Bakteri, Virus, Hipertermi


 Ibu pasien mikroplasma, dll)
mengatakan
badan anaknya
panas
Peradangan pada
Data Objektif: saluran pernapasan
 TTV= S : 37,8C (faring/laring dan
N : 122x/m tonsil)
P : 32x/m
 Pasien nampak
lemah
 Pasien nampak Kuman melepaskan
gerah endotoksin

Merangsang tubuh
mengeluarkan zat
pirogen oleh
leukosit

Suhu tubuh
meningkat

Hipertermi

Data Subjektif: Peradangan pada Ketidakseimbangan


 Ibu pasien saluran pernapasan nutrisi kurang dari
mengatakan nafsu (faring/laring dan kebutuhan tubuh
makan anaknya tonsil)
menurun

Data Objektif:
 Nampak porsi Kesulitan/sakit
makanan tidak mengunyah dan
dihabiskan menelan

Malas makan

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
inflamasi saluran pernapasan
2. Hipertermi berhubungan suhu badan meningkat
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan nafsu makan menurun
C. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional


DX.
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan pasien untuk 1. Peninggian kepala
bersihan jalan
keperawatan selama 3x24 jam posisi yang nyaman tempat tidur
nafas
berhubungan jalan napas menjadi efektif dengan posisi semi fowler. mempermudah
dengan inflamasi
dengan Kriteria hasil : 2. Anjurkan kepada keluarga fungsi pernapasan
saluran
pernapasan  Mengeluarkan sekret pasien untuk memberikan 2. Dapat meredakan
tanpa kesulitan. minum air hangat pada batuk
 Menunjukkan perilaku anaknya 3. Mencegah terjadinya
untuk memperbaiki/ 3. Anjurkan kepada keluarga kekurangan cairan
 Mempertahankan bersihan pasien untuk karena dehidrasi.
jalan nafas memperbanyak minum air 4. Agar anak terasa
putih nyaman
4. Anjurkan kepada keluarga 5. Untuk meredakan
pasien untuk rutin batuk
membersihkan ingus pada
anaknya
5. Kolaborasi pemberian
terapi obat
2. Hipertermi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi TTV pasien 1. Untuk mengetahui
berhubungan
keperawatan selama 3x24 jam 2. Anjurkan kepada keluarga status kesehatan
suhu badan
meningkat suhu tubuh kembali normal pasien agar memberikan pasien
dengan Kriteria hasil Tanda- kompres air hangat pada 2. Dapat membantu
tanda vital (TTV) dalam batas anaknya menurunkan suhu
normal 3. Anjurkan kepada keluarga tubuh tanpa
pasien untuk memakaikan menyebabkan
pakaian yang tipis pada kedinginan
anaknya atau pakaian 3. Dapat membantu
yang tidak membuat anak mengeluarkan panas
gerah dari tubuh
4. Kolaborasi pemberian 4. Untuk menurunkan
terapi obat panas
3. Ketidakseimbang Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan kepada keluarga 1. Meningkatkan
an nutrisi kurang
keperawatan selama 3x24 pasien untuk memberikan kualitas intake nutrisi
dari kebutuhan
tubuh jampasien akan menunjukan makanan pada anaknya dan dapat
berhubungan
perbaikan nutrisi dengan dengan porsi sedikit tapi menurunkan
dengan nafsu
makan menurun Kriteria hasil: sering kejenuhan makan
 Peningkatan 2. Anjurkan kepada keluarga 2. Makanan yang
pengecapan dan pasien untuk menyajikan menarik dapat
menelan. makanan pada anaknya meningkatkan nafsu
 Nafsu makan meningkat dalam tampilan menarik makan anak
3. Berikan edukasi kepada 3. Nutrisi yang
keluarga pasien tentang seimbang untuk
pentingnya keseimbangan tumbuh kembang
nutrisi pada anak yang optimal bagi
anak

D. Implementasi dan Evaluasi

NO Waktu Implementasi Evaluasi


DX
1. Selasa, 1. Memberikan pasien untuk posisi yang S = Ibu pasien mengatakan anaknya masih
17 Mei 2022 batuk dan beringus
nyaman dengan posisi semi fowler.
Hasil: Posisi pasien sudah semi fowler O = - Nampak ingus pasien masih
meleleh
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
- Pasien masih nampak gelisah
memberikan minum air hangat pada anaknya
A = Masalah belum teratasi
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan
anaknya minum dengan air hangat P = Lanjutkan intervensi
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
1. Berikan pasien untuk posisi yang
memperbanyak minum air putih
nyaman dengan posisi semi fowler.
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
2. Anjurkan kepada keluarga pasien
dengan apa yang disampaikan
untuk memberikan minum air hangat
4. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
pada anaknya
rutin membersihkan ingus pada anaknya
3. Anjurkan kepada keluarga pasien
Hasil: Keluarga pasien nampak rutin
untuk memperbanyak minum air putih
membersihkan ingus pada anaknya
4. Anjurkan kepada keluarga pasien
5. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat
Hasil: - Puyer batuk 3x1 untuk rutin membersihkan ingus pada
- Viccilin 225mg/IV/16 Jam
anaknya
5. Kolaborasi pemberian terapi obat

2. Selasa, 1. Mengobservasi TTV pasien


17 Mei 2022 S = Ibu pasien mengatakan tubuh
Hasil: S : 37,8C
anaknya masih panas
N : 122x/m
O = - Pasien masih nampak lemah
P : 32x/m
- S : 37,8C
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien agar
N : 122x/m
memberikan kompres air hangat pada P : 32x/m
anaknya
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan A = Masalah belum teratasi
kompres air hangat kepada anaknya
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk P = Lanjutkan intervensi
memakaikan pakaian yang tipis pada 1. Observasi TTV pasien
anaknya atau pakaian yang tidak membuat 2. Anjurkan kepada keluarga pasien
anak gerah agar memberikan kompres air hangat
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami pada anaknya
dan nampak memakaikan pakaian yang tipis 3. Anjurkan kepada keluarga pasien
kepada anaknya untuk memakaikan pakaian yang tipis
4. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat pada anaknya atau pakaian yang
Hasil: telah diberikan obat Paracetamol tidak membuat anak gerah
90mg/IV/18 Jam 4. Kolaborasi pemberian terapi obat

3. Selasa, 1. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk S = Ibu pasien mengatakan nafsu
17 Mei 2022 makan anaknya masih kurang
memberikan makanan pada anaknya dengan
porsi sedikit tapi sering O = - Makanan dihabiskan ½ porsi
- Nafsu makan masih kurang
Hasil: Makanan dihabiskan ½ porsi
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk A = Masalah belum teratasi
menyajikan makanan pada anaknya dalam
P = Lanjutkan intervensi
tampilan menarik
1. Anjurkan kepada keluarga pasien
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
untuk memberikan makanan pada
dengan apa yang disampaian
anaknya dengan porsi sedikit tapi
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
sering
tentang pentingnya keseimbangan nutrisi
2. Anjurkan kepada keluarga pasien
pada anak
untuk menyajikan makanan pada
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
anaknya dalam tampilan menarik
dengan apa yang dijelaskan kepadanya
3. Berikan edukasi kepada keluarga
pasien tentang pentingnya
keseimbangan nutrisi pada anak
1. Rabu, 1. Memberikan pasien untuk posisi yang S = - Ibu pasien mengatakan batuk
18 Mei 2022 anaknya sudah mulai berkurang
nyaman dengan posisi semi fowler.
- Ibu pasien mengatakan ingus
Hasil: Posisi pasien sudah semi fowler anaknya sudah mulai berkurang
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
O = - Nampak ingus pasien masih
memberikan minum air hangat pada anaknya meleleh
- Pasien masih nampak gelisah
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan
anaknya minum dengan air hangat A = Masalah belum teratasi
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
P = Lanjutkan intervensi
memperbanyak minum air putih
1. Berikan pasien untuk posisi yang
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
nyaman dengan posisi semi fowler.
dengan apa yang disampaikan
2. Anjurkan kepada keluarga pasien
4. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
untuk memberikan minum air hangat
rutin membersihkan ingus pada anaknya
pada anaknya
Hasil: Keluarga pasien nampak rutin
3. Anjurkan kepada keluarga pasien
membersihkan ingus pada anaknya
untuk memperbanyak minum air
5. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat
Hasil: - Puyer batuk 3x1 putih
- Viccilin 225mg/IV/16 Jam 4. Anjurkan kepada keluarga pasien
untuk rutin membersihkan ingus pada
anaknya
5. Kolaborasi pemberian terapi obat

2. Rabu, 1. Mengobservasi TTV pasien


18 Mei 2022
Hasil: S : 37.6C S = Ibu pasien mengatakan panas
anaknya naik turun
N : 125x/m
O = - Pasien masih nampak lemah
P : 30x/m - S : 37,6C
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien agar N : 125x/m
memberikan kompres air hangat pada P : 30x/m
anaknya
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan A = Masalah belum teratasi
kompres air hangat kepada anaknya
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk P = Lanjutkan intervensi
memakaikan pakaian yang tipis pada 1. Observasi TTV pasien
anaknya atau pakaian yang tidak membuat 2. Anjurkan kepada keluarga pasien
anak gerah agar memberikan kompres air hangat
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami pada anaknya
dan nampak memakaikan pakaian yang tipis 3. Anjurkan kepada keluarga pasien
kepada anaknya untuk memakaikan pakaian yang tipis
4. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat pada anaknya atau pakaian yang
Hasil: telah diberikan obat Paracetamol tidak membuat anak gerah
90mg/IV/18 Jam 4. Kolaborasi pemberian terapi obat
3. Rabu, 1. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk S = Ibu pasien mengatakan nafsu
18 Mei 2022 makan anaknya masih kurang
memberikan makanan pada anaknya dengan
porsi sedikit tapi sering O = - Makanan dihabiskan ½ porsi
Hasil: Makanan dihabiskan ½ porsi - Nafsu makan masih kurang
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
A = Masalah belum teratasi
menyajikan makanan pada anaknya dalam
P = Lanjutkan intervensi
tampilan menarik
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami 1. Anjurkan kepada keluarga pasien
dengan apa yang disampaian untuk memberikan makanan pada
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien anaknya dengan porsi sedikit tapi
tentang pentingnya keseimbangan nutrisi sering
pada anak 2. Anjurkan kepada keluarga pasien
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami untuk menyajikan makanan pada
dengan apa yang dijelaskan kepadanya anaknya dalam tampilan menarik
3. Berikan edukasi kepada keluarga
pasien tentang pentingnya
keseimbangan nutrisi pada anak
1. Kamis, 1. Memberikan pasien untuk posisi yang S = - Ibu pasien mengatakan anaknya
19 Mei 2022 sudah tidak batuk dan beringus
nyaman dengan posisi semi fowler.
Hasil: Posisi pasien sudah semi fowler O = - Nampak ingus pasien sudah tidak
meleleh
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
- Pasien sudah tidak nampak
memberikan minum air hangat pada anaknya gelisah
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan
A = Masalah teratasi
anaknya minum dengan air hangat
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk P = Intervensi dihentikan
memperbanyak minum air putih
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
dengan apa yang disampaikan
4. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
rutin membersihkan ingus pada anaknya
Hasil: Keluarga pasien nampak rutin
membersihkan ingus pada anaknya
5. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat
Hasil: - Puyer batuk 3x1
- Viccilin 225mg/IV/16 Jam

2. Kamis, 1. Mengobservasi TTV pasien


19 Mei 2022 S = Ibu pasien mengatakan anaknya
Hasil: S : 36.6C
sudah tidak panas
N : 134x/m
O = - Pasien sudah tidak nampak lemah
P : 28x/m
- S : 36.6C
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien agar
N : 134x/m
memberikan kompres air hangat pada
anaknya P : 28x/m
Hasil: Keluarga pasien nampak memberikan
kompres air hangat kepada anaknya A = Masalah teratasi
3. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk
memakaikan pakaian yang tipis pada P = Intervensi dihentikan
anaknya atau pakaian yang tidak membuat
anak gerah
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
dan nampak memakaikan pakaian yang tipis
kepada anaknya
4. Mengkolaborasikan pemberian terapi obat
Hasil: telah diberikan obat Paracetamol
90mg/IV/18 Jam
3. Kamis, 1. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk S = Ibu pasien mengatakan nafsu
19 Mei 2022
memberikan makanan pada anaknya dengan makan anaknya sudah membaik
porsi sedikit tapi sering
Hasil: Makanan dihabiskan sepenuhnya O = - Porsi makanan dihabiskan
2. Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk sepenuhnya
menyajikan makanan pada anaknya dalam - Nafsu makan meningkat
tampilan menarik A = Masalah teratasi
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
dengan apa yang disampaian P = Intervensi dihentikan
3. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien
tentang pentingnya keseimbangan nutrisi
pada anak
Hasil: Keluarga pasien nampak memahami
dengan apa yang dijelaskan kepadanya

Anda mungkin juga menyukai