Oleh
Ni Ketut F. Ferniasih, S.Kep
210141040006
1 Definisi
Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada
anak-anak (Wong, 2016). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari (2015)
adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme
(bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala
penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari.Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah
satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk
(sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2017).
2 Etiologi
Menurut Misnadiarly (2016), menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen
non- infeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti
racun atau bahan kimia, asap rokok, debu, dan gas.
Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan
jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus streptokokus, stafilokokus,
pnemokokus, hemofilus, bordetella dan korinebacterium. Virus penyebabnya
antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus,
mikroplasma dan herpervirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi
penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan sterptokokus serta virus
influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung (Sari, 2015).
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah
2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim
kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa
faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan (Sari, 2015).
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).
Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).
5 Penatalaksanaan
1. Suportif
½ sendok teh. Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama
ganti antibiotik atau rujuk dan jika anak membaik teruskan antibiotik
Almatsier. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Andarmoyo. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi), Konsep, Proses,
dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Djojodibroto. (2015). Respirologi ( respiratory medicine ). Jakarta: EGC
Fuad. (2016). Dasar-dasar Kependidikan Keperawatan. Bandung : Rinedika
Cipta
Kementrian RI. (2015). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,Pencegahan
dan Pemberantasan. Edisi II. Jakarta: Erlangga
Misnardiarly. (2016). Penyakit Saluran Pernafasan Pneumonia Pada Anak.
Jakarta : Rineka cipta
Muttaqin. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta : Salemba Medika
Parthasarathy, et al. (2015). Textbook of Pediatric Infectious Diseases. India :
jaypee Brothers Medical Publishers
Riset Kesehatan Dasar . 2015. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
RESUME KASUS
- Berat badan menurut umur : Tidak pemberian ASI, ASI maksimal bagi
ada masalah berat badan rendah dimana sejak anak sampai umur 2
Anak G.S datang dengan keluhan sudah 4 hari tanggal 23-10-2022 batuk,beringus beringus
berwarna bening dan berair, hidung tersumbat, hidung bayi tersumbat, anak rewel, riwayat
demam 1 hari lalu. Ibu mengatakan anak G.S belum bisa berjalan lancar baru 1-2 langkah.
terapi medikasi yang diberikan: Paracetamol 80 mg, Ambroxol 4 mg, CTM 0,8 mg 3x1
puyer, anjurkan pemberian susu SGM 1 +, memberi minum air hangat, mengajarkan ibu cara
membersihkan hidung bayi (beringus), menggunakan pakaian hangat, dan menganti pakaian
anak bila sudah basah atau berkeringat.
Nasihati ibu kapan kembali; segera kembali bila anak demam untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium, minum obat teratur,serta kontrol kembali bila habis
obat dan masih ada keluhan.
Memeriksa masalah/keluhan ibu : Ada
Tidak ada - Edukasi manfaat
produksi ASI pemberian ASI bagi
ibu dan anak.
- Edukasi cara
menyiapkan dan
pemberian susu
formula yang baik.
KLASIFIKASI DATA
Data Data
Subjektif Objektif
- Ibu klien mengatakan tujuan datang - Usia klien 1 tahun 5 bulan
ke faskes untuk memeriksakan - Berat Badan 8 kg
anaknya; batuk, beringus berwarna - Respirasi 58 x/menit
bening dan berair, hidung tersumbat, - Panjang Badan 74 cm
dan anak rewel. - Lingkar Perut 42 cm
- Ibu mengatakan klien tidak - Lingkar Kepala 40 cm
mengalami diare - Suhu Badan 36,5 °C
- Ibu mengatakan klien riwayat - Observasi ada retraksi dada
demam 1 hari lalu. - Suara napas tambahan ronkhi
- Ibu klien mengatakan sejak lahir anak
G.S tidak pernah diberikan ASI
dengan alasan tidak ada produksi ASI
pada ibu.
- Ibu klien mengatakan klien diberikan
susu formula SGM 1 + dan makan
nasi lembut sejak umur 10 bulan
- Ibu klien mengatakan anak G.S belum
bisa berjalan baru 1-2 langkah.
ANALISA DATA
Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Keperawatan
SLK SIKI Rasiona
I l
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing L.01001 hal. 18 1 Monitor frekuensi dan 1 Mengetahui
dalam jalan napas d.d Setelah dilakukan tindakan pola napas klien status pernapasan
- Batuk tidak efektif keperawatan selama 30 2 Monitor adanya klien
- Hidung klien tersumbat menit diharapkan bersihan sputum (sumbatan 2 Mengetahui adanya
- Beringus berwarna bening dan berair jalan napas meningkat jalan napas) sumbatan pada jalan
- Suara napas tambahan ronkhi dengan kriteria hasil : 3 Auskultasi bunyi napas
- Pernapasan cepat R 58 x/menit - Batuk efektif cukup napas klien 3 Mengetahui kondisi
- Anak rewel menurun 4. 4 Ajari ibu cara pernapasan klien
- Ronkhi menurun 4 merawat anak di 4 Perawatan anak yang
- Frekuensi napas rumah tepat dapat
membaik 4 5 Anjurkan ibu meningkatkan kualitas
- Pola napas membaik 4 memberikan minum kesehatan anak
air hangat dan 5 Air hangat dapat
menganti pakaian bila membantu
berkeringat. mengencerkan lendir.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl : 26-10-2022
Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi
Keperawat
an
D. 0001 09.00 1 Memonitor frekuensi dan pola napas S: Ibu mengatakan paham dengan
Bersihan klien Hasil: frekuensi napas 58x/m, hal yang diajarkan dan menerima
jalan napas irama reguler anjuran yang diberikan
belum teratasi 09.05 2 Memonitor adanya sputum (sumbatan jalan napas) O:
Hasil: tidak ada sputum , tampak klien beringus berwarna bening dan berair. - Anak batuk
09.10 3 Melakukan auskultasi bunyi - Beringus berwarna bening
napas Hasil: terdengar suara dan berair
napas tambahan ronkhi. - Pernapasan cepat
09.15 4 Mengajari ibu cara merawat bayi di rumah 58x/menit
Hasil: M e n g a j a r k a n cara merawat anak dirumah terkait - Suara napas tambahan
ronhki
pemenuhan gizi dan pemeliharaan kesehatan di - Anak rewel
lingkungan rumah untuk menjaga rumah tetap bersih dan A: Masalah bersihan jalan napas
belum teratasi
s e h a t . Ibu mengatakan paham dengan hal yang dijelaskan dan mengatakan P: Intervensi di lanjutkan dengan
memberikan edukasi kepada ibu :
akan mempraktekkan dirumah - Perawatan anak di rumah
5 Menganjurkan ibu memberikan minum air hangat dan menganti pakaian - Pemberian nutrisi
- Pemberian dan cara minum
09.20 bila berkeringat.
obat
Hasil : Ibu menganggukan kepala dan mengatakan akan mempaktekkan apa - Meningkatkan pola hidup
yang telah di ajarkan . bersih dan sehat
- Kontrol kembali bila habis
obat dan masih ada
keluhan.