Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN STASE ANAK DI PUSKESMAS BAHU

CT : Ns Juwita M. Toar, M.Kep

Oleh
Ni Ketut F. Ferniasih, S.Kep
210141040006

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2022
LANDASAN TEORI

1 Definisi

Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada
anak-anak (Wong, 2016). Infeksi saluran pernafasan akut menurut Sari (2015)
adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya mikroorganisme
(bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala
penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari.Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA) merupakan suatu infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah
satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk
(sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2017).
2 Etiologi
Menurut Misnadiarly (2016), menyebutkan bahwa selain agen infeksius, agen
non- infeksius juga dapat menyebabkan ISPA seperti inhalasi zat-zat asing seperti
racun atau bahan kimia, asap rokok, debu, dan gas.
Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan
jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus streptokokus, stafilokokus,
pnemokokus, hemofilus, bordetella dan korinebacterium. Virus penyebabnya
antara lain golongan mikovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus,
mikroplasma dan herpervirus. Bakteri dan virus yang paling sering menjadi
penyebab ISPA diantaranya bakteri stafilokokus dan sterptokokus serta virus
influenza yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernapasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung (Sari, 2015).
Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah

2 tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan musim
kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa
faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak
adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan (Sari, 2015).

3 Tanda dan gejala


Menurut Wong, (2015) tanda dan gejala ISPA yang sering ditemui adalah :
a. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala
demam muncul jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai
dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama
terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,50C-40,50C.

b. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada


meningens, biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami
panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada
punggung serta kuduk.
c. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit.
Bayi akan menjadi susah minum dan bahkan tidak mau minum.
d. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa
selama bayi tersebut mengalami sakit.
e. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi
saluran pernafasan akibat infeksi virus.
f. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan
karena adanya lymphadenitis mesenteric.
g. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit
akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
h. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran
pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan.
i. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak
terdapatnya suara pernafasan .
4 Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus


dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan akan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh
laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan
mukosa saluran pernapasan (Kending, 2014).
Iritasi kulit pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering
(Seliff). Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan
kenaikan aktivitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran
pernapasan sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi normal.
Rangsangan cairan tersebut menimbulkan gejala batuk. Sehingga pada tahap
awal gejala ISPA yang sangat menonjol adalah batuk.

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder


bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme mokosiloris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan sehingga
memudahkan infeksi baakteri-bakteri patogen patogen yang terdapat pada saluran
pernapasan atas seperti streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza dan
staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut.

Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan


atau bertambah banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat
menyebabkan batuk yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan
adanya faktor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu menyebutkan
bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran napas dapat
menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 2015). Virus yang
menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang lain di
dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam dan dapat menyebar ke
saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya diturunkan
dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-paru sehingga
menyebabkan pneumonia bakteri.

Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).

Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder


bakteri. Akibat infeksi tersebut terjadi kerusakan mekanisme mokosiloris yang
merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan sehingga
memudahkan infeksi baakteri-bakteri patogen patogen yang terdapat pada saluran
pernapasan atas seperti streptococcus pneumonia, Haemophylus influenza dan
staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut.
Infeksi sekunder bakteri tersebut menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau
bertambah banyak dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan
batuk yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan adanya faktor-
faktor seperti kedinginan dan malnutrisi.

Suatu menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus


pada saluran napas dapat menimbulkan gangguan gisi akut pada bayi dan anak
(Tyrell, 2015). Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ke
tempat-tempat yang lain di dalam tubuh sehingga menyebabkan kejang, demam
dan dapat menyebar ke saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang
biasanya hanya diturunkan dalam saluran pernapasan atas, akan menginfeksi paru-
paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri.

Terjadinya infeksi antara bakteri dan flora normal di saluran nafas. Infeksi
oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi bakteri. Timbul
mekanisme pertahanan pada jalan nafas seperti filtrasi udara inspirasi di rongga
hidung, refleksi batuk, refleksi epiglotis, pembersihan mukosilier dan fagositosis.
Karena menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen dapat
melewati mekanisme sistem pertahanan tersebut akibatnya terjadi invasi di
daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah (Fuad, 2016).
5 Penatalaksanaan

Menurut WHO (2017), penatalaksanaan ISPA meliputi :

1. Suportif

Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian


multivitamin
2. Antibiotik

a) Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

b) Utama ditujukan pada pneumonia, influenza dan Aureus

c) Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol 1mg, amoksisillin 3 x ½


sendok teh, amplisillin (500mg) 3 tab puyer/x bungkus / 3x sehari/8 jam,
penisillin prokain 1 mg.
d) Pneumonia berat yaitu Benzil penicillin 1 mg, gentamisin (100 mg) 3 tab
puyer/x bungkus/3x bungkus/3x sehari/8 jam.
e) Antibiotik baru lain yaitu sefalosforin 3 x ½ sendok teh, quinolon 5 mg,dll.

f) Beri obat penurun panas seperti paracetamol 500 mg, asetaminofen 3 x

½ sendok teh. Jika dalam 2 hari anak yang diberikan antibiotik tetap sama
ganti antibiotik atau rujuk dan jika anak membaik teruskan antibiotik

sampai 3 hari (Kepmenkes RI, 2017).


DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Andarmoyo. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi), Konsep, Proses,
dan Praktik Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Djojodibroto. (2015). Respirologi ( respiratory medicine ). Jakarta: EGC
Fuad. (2016). Dasar-dasar Kependidikan Keperawatan. Bandung : Rinedika
Cipta
Kementrian RI. (2015). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,Pencegahan
dan Pemberantasan. Edisi II. Jakarta: Erlangga
Misnardiarly. (2016). Penyakit Saluran Pernafasan Pneumonia Pada Anak.
Jakarta : Rineka cipta
Muttaqin. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta : Salemba Medika
Parthasarathy, et al. (2015). Textbook of Pediatric Infectious Diseases. India :
jaypee Brothers Medical Publishers
Riset Kesehatan Dasar . 2015. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia
RESUME KASUS

Tanggal kunjungan : 16 Mei 2001


Nama Bayi : An. G.S
Jenis Kelamin : perempuan
Nama Orang Tua : Ny. G.P
Alamat : Bahu lingkungan 8
Umur : 1 tahun 5 bulan
Berat Badan Bayi : 8 kg
Suhu Badan Bayi : 36,5 °C
- Keluhan : Ibu mengatakan anak G.S sudah 4 hari sejak tanggal 23-1-2022
batuk, beringus berwarna bening dan berair, hidung tersumbat , anak rewel, ada demam
1 hari lalu.

Kunjungan Ke : Pertama 26-10-2022

PENILAIAN KLASIFIKAS TINDAKAN/


I PENGOBATAN
Memeriksa kemungkinan penyakit
sangat berat atau infeksi bakteri
- Anak tampak batuk Mungkin - Mengajari cara
- Beringus berwarna bening dan bukan merawat anak di
berair infeksi rumah
- Hidung tersumbat - Lakukan asuhan
- Ada riwayat demam 1 hari lalu. dasar pada anak
- Pernapasan cepat R :58 x/menit
- Suara napas tambahan ronkhi
- Anak rewel.

Apakah bayi diare ? Tidak - -


Memeriksa Ikterus -
-
-

Memeriksa kemungkinan berat badan


rendah dan/atau masalah pemberian Berat bedan
Memberi edukasi kepada
ASI tidak rendah
ibu tentang :
- Apakah inisiasi menyusui dini dan ada
dilakukan ? Tidak masalah - Pentingnya pemberian

- Berat badan menurut umur : Tidak pemberian ASI, ASI maksimal bagi

ada masalah berat badan rendah dimana sejak anak sampai umur 2

atau > -2 SD lahir anak tidak tahun

- Ibu mengalami kesulitan dalam pernah - Manfaat ASI bagi anak


pemberian ASI ? Ya diberikan ASI dan ibu.
- Apakah bayi diberi ASI ?Tidak dikarenakan
- Apakah bayi diberikan tidak ada
minuman produksi ASI
selain ASI ? Ya
- Ada luka atau bercak putih di
mulut ?
Tidak
- Ada celah bibir/langit-langit ?
Tidak
Memeriksa status Vit-K Vit-K diberikan bulan
Agustus 2022 di PKM Bahu
Memeriksa status imunisasi Imunisasi yang diberikan
- 1 bulan : BCG, Polio tetes 1 hari ini ; Tidak Ada
- 2 bulan : DPT1,Polio tetes 2
- 3 bulan : DPT2, polio tetes 3
- 4 bulan : DPT3,polio tetes 4
- 9 bulan : Campak

Memeriksa masalah/keluhan lain :


- Berat Badan 8 kg
- Panjang Badan 74 cm
- -
- Lingkar Perut 42 cm
- Lingkar Kepala 40 cm
- Suhu Badan 36,5 °C

Anak G.S datang dengan keluhan sudah 4 hari tanggal 23-10-2022 batuk,beringus beringus
berwarna bening dan berair, hidung tersumbat, hidung bayi tersumbat, anak rewel, riwayat
demam 1 hari lalu. Ibu mengatakan anak G.S belum bisa berjalan lancar baru 1-2 langkah.
terapi medikasi yang diberikan: Paracetamol 80 mg, Ambroxol 4 mg, CTM 0,8 mg 3x1
puyer, anjurkan pemberian susu SGM 1 +, memberi minum air hangat, mengajarkan ibu cara
membersihkan hidung bayi (beringus), menggunakan pakaian hangat, dan menganti pakaian
anak bila sudah basah atau berkeringat.
Nasihati ibu kapan kembali; segera kembali bila anak demam untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium, minum obat teratur,serta kontrol kembali bila habis
obat dan masih ada keluhan.
Memeriksa masalah/keluhan ibu : Ada
Tidak ada - Edukasi manfaat
produksi ASI pemberian ASI bagi
ibu dan anak.

- Edukasi cara
menyiapkan dan
pemberian susu
formula yang baik.
KLASIFIKASI DATA

Data Data
Subjektif Objektif
- Ibu klien mengatakan tujuan datang - Usia klien 1 tahun 5 bulan
ke faskes untuk memeriksakan - Berat Badan 8 kg
anaknya; batuk, beringus berwarna - Respirasi 58 x/menit
bening dan berair, hidung tersumbat, - Panjang Badan 74 cm
dan anak rewel. - Lingkar Perut 42 cm
- Ibu mengatakan klien tidak - Lingkar Kepala 40 cm
mengalami diare - Suhu Badan 36,5 °C
- Ibu mengatakan klien riwayat - Observasi ada retraksi dada
demam 1 hari lalu. - Suara napas tambahan ronkhi
- Ibu klien mengatakan sejak lahir anak
G.S tidak pernah diberikan ASI
dengan alasan tidak ada produksi ASI
pada ibu.
- Ibu klien mengatakan klien diberikan
susu formula SGM 1 + dan makan
nasi lembut sejak umur 10 bulan
- Ibu klien mengatakan anak G.S belum
bisa berjalan baru 1-2 langkah.
ANALISA DATA

Data Klasifikasi MTBM


- Ibu klien mengatakan tujuan
datang ke faskes untuk
memeriksakan anaknya sudah 4
hari sejak tanggal 23-10-2022
batuk, beringus berair berwarna Batuk bukan pneumonia
bening dan warna bening, hidung
tersumbat dan rewel.
- Berat Badan 8 kg
- Respirasi cepat 58 x/menit
- Observasi ada retraksi dada
- Suara napas tambahan ronkhi
- Ibu klien mengatakan sejak lahir
anak G.S tidak pernah diberikan
ASI dengan alasan tidak ada
Difisit pengetahuan
produksi ASI pada ibu.
- Ibu klien mengatakan klien
diberikan susu formula SGM 1 +
dan makan nasi lembut sejak umur
10 bulan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERECANAAN
KEPERAWATAN

Perencanaan
No Diagnosa Keperawatan Keperawatan
SLK SIKI Rasiona
I l
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing L.01001 hal. 18 1 Monitor frekuensi dan 1 Mengetahui
dalam jalan napas d.d Setelah dilakukan tindakan pola napas klien status pernapasan
- Batuk tidak efektif keperawatan selama 30 2 Monitor adanya klien
- Hidung klien tersumbat menit diharapkan bersihan sputum (sumbatan 2 Mengetahui adanya
- Beringus berwarna bening dan berair jalan napas meningkat jalan napas) sumbatan pada jalan
- Suara napas tambahan ronkhi dengan kriteria hasil : 3 Auskultasi bunyi napas
- Pernapasan cepat R 58 x/menit - Batuk efektif cukup napas klien 3 Mengetahui kondisi
- Anak rewel menurun 4. 4 Ajari ibu cara pernapasan klien
- Ronkhi menurun 4 merawat anak di 4 Perawatan anak yang
- Frekuensi napas rumah tepat dapat
membaik 4 5 Anjurkan ibu meningkatkan kualitas
- Pola napas membaik 4 memberikan minum kesehatan anak
air hangat dan 5 Air hangat dapat
menganti pakaian bila membantu
berkeringat. mengencerkan lendir.
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl : 26-10-2022
Diagnosa Jam Implementasi Evaluasi
Keperawat
an
D. 0001 09.00 1 Memonitor frekuensi dan pola napas S: Ibu mengatakan paham dengan
Bersihan klien Hasil: frekuensi napas 58x/m, hal yang diajarkan dan menerima
jalan napas irama reguler anjuran yang diberikan
belum teratasi 09.05 2 Memonitor adanya sputum (sumbatan jalan napas) O:
Hasil: tidak ada sputum , tampak klien beringus berwarna bening dan berair. - Anak batuk
09.10 3 Melakukan auskultasi bunyi - Beringus berwarna bening
napas Hasil: terdengar suara dan berair
napas tambahan ronkhi. - Pernapasan cepat
09.15 4 Mengajari ibu cara merawat bayi di rumah 58x/menit
Hasil: M e n g a j a r k a n cara merawat anak dirumah terkait - Suara napas tambahan
ronhki
pemenuhan gizi dan pemeliharaan kesehatan di - Anak rewel
lingkungan rumah untuk menjaga rumah tetap bersih dan A: Masalah bersihan jalan napas
belum teratasi
s e h a t . Ibu mengatakan paham dengan hal yang dijelaskan dan mengatakan P: Intervensi di lanjutkan dengan
memberikan edukasi kepada ibu :
akan mempraktekkan dirumah - Perawatan anak di rumah
5 Menganjurkan ibu memberikan minum air hangat dan menganti pakaian - Pemberian nutrisi
- Pemberian dan cara minum
09.20 bila berkeringat.
obat
Hasil : Ibu menganggukan kepala dan mengatakan akan mempaktekkan apa - Meningkatkan pola hidup
yang telah di ajarkan . bersih dan sehat
- Kontrol kembali bila habis
obat dan masih ada
keluhan.

Anda mungkin juga menyukai