Anda di halaman 1dari 21

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.FP DENGAN POST SECTIO CESAREA DI


RUANGAN IRINA D BAWAH RSUP.PROF.DR.R.D.KANDOU MANADO

CT : Ns. Rina M. Kundre, M. Kes

CI : Elsje Mende, SST

Di Susun Oleh :

Diane N.S Siswojo

210141040013

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MANADO 2022
KONSEP TEORI

A. Definisi
Seksio Cesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di
perut ibu (laparatomi) dan Rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi (Juditha dan
Cynthia, 2009 dalam Maryuani, 2014). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan dengan
cara membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Sectio Caesarea
juga di definisikan sebagai suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim
(Amru sofia, 2013). Sectio Caesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi pada
dinding depan perut. (Amin & Hardhi, 2013). Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina
(Mochtar,1998 dalam siti dkk 2013).

B. Etiologi

1. Etiologi yang berasal dari Ibu


Pada primigvida Dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada, disporposi
sefalo pelvic (dispoporsi janin/panggul) ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk.
Terdapat kesempitan panggul plasenta previa terutama pada primigravida, solusio plasenta
tingkat I-II, komplikasi kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan
perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
2. Etiologi yang berasal dari janin
Fetal Distress/ gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali
pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps ekstraksi. (Nurarif
& Hardhi, 2015).
C. Klasifikasi
Klasifikasi Sectio Caesarea menurut (Hary Oxorn dan William R. Forte, 2010) :
1. Segmen Bawah : Insisi Melintang
Karena cara ini memungkinkan kelahiran per abdominal yang aman sekaligus dikerjakan
kemudian pada saat persalinan dan sekalipun rongga rahim terinfeksi, maka insisi melintang
segmen bawah uterus telah menimbulkan revolusi dalam pelaksanaan obstetric.

2. Segmen Bawah : Insisi membujur


Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama seperti insisi melintang, insisi
membujur dibuat dengan scapel dan dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari
cedera pada bayi
3. Sectio Caesarea Klasik
Insisi Longitudinal digaris tengah dibuat dengan scalpel kedalam dinding anterior uterus dan
dilebarkan keatas serta kebawah dengan gunting yang berujung tumpul. Diperlukan luka
insisi yang lebar karena bayi sering dilahirkan dengan bokong dahulu. Janin serta plasenta
dikeluarkan dan uterus ditutup dengan jahitan tiga lapis. Pada masa modern ini hampir sudah
tidak dipertimbangkan lagi untuk mengerjakan Sectio Caesarea Klasik. Satu-satunya
indikasi untuk prosedur segmen atas adalah kesulitan teknis dalam menyingkapkan segmen
bawah.
4. Sectio Caesarea Extraperitoneal
Pembedahan extraperitoneal dikerjakan untuk menghindari perlunya histerektomi pada
kasus-kasus yang mengalami infeksi luas, dengan mencegah peritonitis generalisata yang
sering bersifat fatal. Ada beberapa metode sectio caesarea extraperitoneal seperti metode
waterz, latzko, dan norton, T. Tehnik pada prosedur ini relative lebih sulit, sering tanpa
sengaja masuk kedalam vacum peritoneal dan isidensi cedera vesica urinaria meningkat.
Metode ini tidak boleh dibuang tetapi tetap disimpan sebagai cadangan kasus-kasus tertentu.
5. Histerektomi Caesarea
Pembedahan ini merupakan Sectio Caesarea yang dilanjutkan dengan pengeluaran uterus.
Jika memungkinkan histerektomi harus dikerjakan lengkap (histerektomi total). Akan tetapi,
karena pembedahan subtoral lebih mudah dan dapat dikerjakan lebih cepat, maka
pembedahan subtoral menjadi prosedur pilihan jika terdapat perdarahan hebat dan pasien
terjadi syok, atau jika pasien dalam keadaan jelek akibat sebab-sebab lain. Pada kasus-kasus
semacam ini lanjutan pembedahan adalah menyelesaikannya secepat mungkin.

D. Indikasi Sectio Caesera


Menurut Amin Huda (2015), indikasi dari sectio caesarea adalah :
1. Plasenta Previa sentralis dan lateralis (posterior)
2. Panggul sempit
3. Disporsi sefalopelvis yaitu : ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan ukuran panggul
4. Rupture uteri mengancam
5. Partus Lama (prolonged lobar)
6. Partus tak maju (obstructed labor)
7. Distosia serviks
8. Pre-eklamsia dan hipertensi
Malpresentasi janin :
1) Letaklintang
2) LetakBokong
3) Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
4) Presentasi rangkap jiwa reposisi tidak berhasil
5) Gemeli

E. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Amin Huda (2015) Pemeriksaan Diagnostik Sectio Caesarea yaitu:
1. Pemantauan EKG
2. JDL dengan diferensial
3. Elektrolit
4. Hemoglobin/Hemotokrit
5. Golongan darah
6. Urinalisasi
7. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
8. Ultrasound sesuai pesanan
F. Penatalaksanaan Medik dan Implikasi Keperawatan
Perawatan post Sectio Caesarea menurut Rasjidi (2009) yaitu :
a. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau dengan cermat
jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus
berkontraksi dengan baik.
b. Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
tersembunyi didalam uterus atau keduanya, sering menyebabkan perkiraan kehilangan
darah menjadi lebih rendah daripada sebenarnya. Cairan intravena yang perlu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan Kristaloid
ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
c. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah jam setelah 2
jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang
stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan darah, Nadi, Jumlah urin, Jumlah
perdarahan, Status fundus uteri, Suhu tubuh.
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam untuk mengurangi nyeri
yang dirasakan.
e. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah operasi
dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat dapat diberikan kurang lebih 8 jam stelah
operasi, atau jika klien tidak mengalami komplikasi.
f. Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan. Pemeriksaan
dilakukan lebih dini apabila terdapat kehilangan darah yang banyak selama operasi atau
menunjukkan tanda-tanda lain yang mengarah ke hipovoemik.
g. Menyusui
Menyusui dilakukan pada hari 0 post Sectio Caesarea. Apabila klien memutuskan untuk
tidak menyusui, dapat diberikan bebat untuk menopang payudara yang bisa mengurangi
rasa nyeri pada payudara.
h. Pencegahan infeksi pasca operasi
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan tetap
terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik profilaksis. Sejumlah uji
klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis tunggal dapat diberikan saat
Sectio Caesarea untuk menrunkan angka infeksi.
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat dimulai
sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita dapat didudukkan
selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam. Kemudian posisi tidur telentang dapat
diubahmenjadi posisi setengah duduk. Selanjutnya dengan berturrut-turut selama hari
demi hari pasien dianjurkan belajar uduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio caesarea
j. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita,
meghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang
24-48 jam atau lebih.
FORMAT PENGKAJIAN PASCAPARTUM

Tanggal MRS : 23 November 2022


Tanggal Pengkajian : 24 November 2022
Ruang/ Kelas : D Bawah /3
Jam partus : 23 November 2022 jam 21.30
Diagnosa : G2P2A0 post pasrtum hari pertama
A. ANAMNESE
1. Identitas
Biodata Ibu Biodata Suami
Nama : Ny FP Nama : Tn T.P
Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Agama : Kristen
Suku : Minahasa Suku : Minahasa
Status Perkawinan : kawin Status Perkawinan : kawin
Pendidikan : Ners Pendidikan : Petani
Alamat : Motoling, tokin Alamat : Motoling, tokin
1. Keluhan Utama : Nyeri luka post sectio
Pengkajian nyeri
P : Pasien mengatakan nyeri luka post sectio pada abdomen
Q : Nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri terasa berat saat bergerak atau melakukan aktivitas
dan berjalan dan ringan saat duduk atau tidur
R : Nyeri menetap di daerah abdomen
S : Skala 8
T : Nyeri hilang timbul
2. Riwayat menstruasi
Menarche : HPHT 12-02-2022
Siklus jumlah : Siklus teratur (28 hari)
Bau/tidak bau : Bau amis
Lamanya : 5 hari
3. Riwayat obsestri yang lalu :
Kehamilan pertama 9 bulan, dilakukan secara sectio tahun 2017 dengan BBL 3.600 gram
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis
5. Riwayat penyakit keluarga :
Pasien mengatakan didalam keluarga mengalami penyakit hipertensi dan asam urat yang
dialami oleh ayah pasien.
6. Riwayat penggunaan kontrasepsi :
Pasien riwayat menggunakan KB suntik 3 bulan.
7. Riwayat kehamilan sekarang:
Pasien mengatakan ini merupakan kehamilan kedua. Selama kehamilan pasien
memeriksakan kehamilan secara rutin pada dokter kandungan. Pasien mengalami mual
muntah pada trimester pertama, usia kehamilan saat melahirkan 42 minggu. Pasien
mengalami peningkatan berat badan sebelum hamil 50 kg dan saat hamil 60 kg.
8. Riwayat persalinan sekarang :
Awalnya pasien mulai merasakan kontraksi pada tanggal 23 November 2022 sehingga
pasien dibawa ke RS Awaloei. Saat menjalani pemeriksaan di RS Awaloei pasien
direncanakan untuk persalinan secara sc dengan alasan karena pasien memiliki panggul
sempit dan air ketuban yang sedikit. Pasien kemudian dirujuk ke RS Kandou pada tanggal
24 November 2022 jam 19.30 karena mengalami masalah pada bagian anastesi di RS
Awaloei. Pasien kemudian menjalani operasi di RS Kandou pada jam 21.30 sampai 10.44
dengan BB bayi saat lahir 3900 gram.
Tanggal persalinan : 24 November 2022
Jam : 21.30 WITA
Jenis persalinan : Sectio
Letak : kepala
Usia Kehamilan : 42 minggu
Panjang tali pusat : 60 cm
Keadaan bayi : sehat
Jenis kelamin : Laki- laki
Lahir : hidup
Apgar score : 9-10
Berat badan lahir : 3900 gram
Panjang badan : 50 cm
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Kebutuhan Dirumah Dirumah Sakit


Nutrisi Pasien mengatakan Pasien mengatakan
makan 3 x sehari ,jenis makan 3 x sehari ,jenis
nasi,ikan,sayur,buah nasi,ikan,sayur,buah
dan minum susu sesuai ahli gizi RS.
prenagen untuk ibu
hamil. Tidak ada
keluhan selama
makan,selera makan
baik.
Eliminasi Pasien mengatakan Saat dilakukan
BAB 1-2 x pengkajian tanggal 24-
sehari ,konsitensi padat, 11-2022 pasien belum
tidak ada keluhan BAB dan BAK via
selama BAB.BAK 6-7 kateter
x sehari,warna kuning
jernih,bau pesing, tidak
ada keluhan selama
BAK.
Aktivitas/istirahat Pasien mengatakan Pasien mengatakan
tidur malam tidak belum beraktivitas dan
menentu bangun jam sulit tidur karena
06.00 dan istirahat menahan nyeri post sc
siang jam 14.00-
15.00.Tidak ada
keluhan selama tidur
malam.
Personal hygiene Pasien mengatakan Pasien mengatakan
mandi 1-2 x sehari, selama di RS belum
menggosook gigi dan pernah mandi, ganti
menganti pakaian 1x sehari.
pakaian ,dilakukan
secara mandiri.

10. Status psikososial dan spiritual ibu :


Pasien mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan sesama di sekitar rumah dan
lingkungan peekrjaan. Pasien beragama Kristen dan rajin mengikuti persekutuan ibadah.
11. Bounding dan attachment orangtua dan bayi :
Ibu dan bayi memiliki ikatan batin yang sangat erat, tampak dimana ibu sangat menyayangi
bayinya.

B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : Pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis GCS E4V5M6 = 15
Tanda –tanda vital
TD : 132/71 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,4ºC
2) Kepala
Bentuk kepala mesocephal, rambut panjang hitam merata,tidak ada nyeri tekan dan keluhan
nyeri kepala.
Skelera : tidak icterus
Konjungtiva : tidak anemis
Wajah : simetris
Mulut dan bibir : simetris,bibir lembab,warna pink
Gigi dan gusi : tidak ada gigi berlubang,tidak ada perdarahan gusi
3) Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis

4) Dada
Simetris, menggunakan pernapasan dada,tidak ada nyeri tekan,suara napas vesikuler
a) Payudara
Pengeluaran kolostrum : ada ASI
Keadaan putting susu dan areoal : putting susu menonjol keluar, besar dan areoal berwarna
coklat
Bentuk dan ukuran payudara ; bentuk payudara normal dan berukuran besar.
b) Paru-paru
Suara napas tambahan : tidak ada ,suara napas vesikuler
Ekspansi dada : waktu inspirasi sama dengan waktu ekspirasi
c) Jantung
Suara jantung : terdengar bunyi jantung I dan II LUB DUB
5) Abdomen
Simetris ,tidak ada nyeri tekan,perut masih membesar, tampak luka jahitan
a) TFU : 2 jari dibawah pusat ,hari pertama post partum
b) Bising usus : 12 x/menit
c) Kondisi luka operasi : Luka tampak dijahit 15 cm
a) Lochea : Rubra
Warna : Merah seperti menstruasi
Bau : Bau seperti menstruasi
Jumlah : ± 20 cc
6) Anus
Hemoroid : tidak ada
7) Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah lengkap , terpasang infus NaCl 0.9% pada tangan kiri
Edema : tidak ada piting edema, tidak ada nyeri tekan
Refleks patella: positif
C. PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP
1) Perawatan bayi
Pasien merupakan seorang ners sehingga memiliki pengetahuan yang baik dalam merawat
bayi
2) Laktasi
Pasien mengetahui pentingnya pemberian ASI pada bayi, pasien memberikan ASI yang
cukup pada bayi.
3) Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
4) Senam nifas : Pasien mengatakan akan melakukan senam nifas dirumah ketika nyeri sudah
menurun

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN


Leukosit 11.22 4.0-10.0 10ˆ3/uL
Hemoglobin 13.9 12.0-16.0 g/dL
Eritrosit 4.53 4.0-5.0 10ˆ6/uL
Hematokrit 43.6 37-54 %
MCV 96.3 80-100 fL
MCH 30.7 27-34 pg
Trombosit 236 150-450 10ˆ3/uL
Anti-HIV Non Reaktif Non Reaktif
SGOT 21 <32 U/L
SGPT 13 <33 U/L
GDS 82 100-140 mg/dL

E. THERAPI MEDIS

Nama obat Dosis Cara pemberian Indikasi


Cefixime 2 x 200 mg Oral Merupakan obat
antibiotic untuk
mengobati sejumlah
infeksi bakteri yang
bekerja dengan cara
menghambat
pembentukan dinding sel
bakteri
Paracetamol 3 x 500 mg Oral Merupakan obat
antiperetik untuk
mengobati nyeri ringan
sampai sedang.
Vitamin B 2 x 500 mg Oral Memperpaiki stamina
compleks tubuh dan berkaitan
dengan proses penghasil
energy di dalam tubuh.
ANALISA DATA

DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH


Data Subjektif : Agen pencedera fisik Nyeri Akut
 Pasien mengatakan telah melahirkan anak (luka post sc) (Domain 12, Kelas 1,
kedua yang dilakukan secara operasi sc
Diagnosis 00132, Hal
 Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut
bawah bekas operasi 445)
 Karakteristik nyeri pasien mengatakan :
P : Luka jahitan post sc
Q : Nyeri tertusuk-tusuk
R : Nyeri pada bagian perut bawah
S : Skala nyeri 8
T : Sering muncul
Data Objektif :
 Keadaan umum lemah
 Pemeriksaan TTV :
TD 132/71 mmHg, Nadi 78x/menit, RR
22x/menit, Suhu 36,4ºC
 Pasien tampak meringis
 Pasien tampak menahan nyeri
 Jahitan bawah berut dengan Panjang 15 cm
Data Subjektif : Nyeri luka post sc Hambatan mobilitas
 Pasien mengatakan belum mampu berpindah fisik (Domain 4, Kelas
atau berjalan
2, Kode Diagnosis
 Pasien mengatakan belum dapat melakukan
aktivitas 00085, Hal 217)
 Pasien mengatakan nyeri memberat ketika
begerak atau beraktivitas
Data Objektif :
 Pasien tampak enggan melakukan pergerakan
 Pasien tampak hanya sering tirah baring
setelah post partum
 Pasien tampak lemah
 Pasien tampak dibantu saat duduk dan
melakukan aktivitas lainnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik yang dibuktikan dengan
ekspresi wajah nyeri
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri yang dibuktikan dengan
penurunan keterampilan motorik kasar

RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400, hal 198)
(Domain 12, Kelas keperawatan selama lebih 1. Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif
1, Diagnosis dari 1 jam diharapkan tingkat yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
00132, Hal 445) nyeri dapat ditingkatkan frekuensi, kualitas intensitas atau beratnya
dengan kriteria hasil : nyeri dan faktor pencetus
1. Nyeri yang dilaporkan 2. Observasi adanya petunjuk ketidaknyamanan
dari berat ke sedang 3. Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
2. Ekspresi nyeri wajah terhadap kualitas hidup pasien (mis. tidur,
dari cukup berat ke nafsu makan, perasaan)
sedang 4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
3. Tekanan darah dari mempengaruhi respon pasien terhadap
deviasi sedang ke tidak ketidaknyamanan (mis. suhu ruangan, suara
ada deviasi bising)
5. Pilih dan implementasikan tindakan yang
beragam (mis. farmakologi, non farmakologi)
6. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis
(seperti relaksasi, terapi music)
7. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan peresepan analgesik
Hambatan Setelah dilakukan tindakan Terapi Latihan : Ambulasi (0221, hal 438)
mobilitas fisik keperawatan selama 15 1. Beri pasien pakaian yang tidak mengekang
(Domain 4, Kelas menit diharapkan pergerakan 2. Beri pasien untuk mengunakan alas kaki yang
2, Kode Diagnosis dapat ditingkatkan dengan memfasilitasi pasien untuk berjalan dan
00085, Hal 217) kriteria hasil : mencegah cedera
1. Berjalan dari sangat 3. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah,
terganggu ke cukup yang sesuai
terganggu 4. Dorong untuk duduk ditempat tidur, disamping
2. Bergerak dengan mudah tempat tidur, atau dikursi, sebagaimana yang
dari sangat terganggu ke dapat ditoleransi
cukup terganggu 5. Bantu pasien untuk berdiri dan ambulasi
dengan jarak tertentu
6. Bantu pasien untuk perpindahan, sesuai
kebutuhan
7. Dorong pasien untuk bangkit sebanyak dan
sesering yang diinginkan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI-1

Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Kamis, 24 Nyeri Akut  Melakukan kembali pengkajian nyeri yang 13.30
November (Domain 12, komprehensif yang meliputi lokasi, S:
Kelas 1, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2022  Pasien masih mengeluh
Diagnosis intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
nyeri
00132, Hal pencetus
Hasil : Pasien mengeluh nyeri dengan  P : Luka jahitan post sc
445)
karakteristik nyeri : Q : Nyeri tertusuk-tusuk
P : Luka jahitan post sc R : Nyeri pada bagian
Q : Nyeri tertusuk-tusuk perut bawah
R : Nyeri pada bagian perut bawah S : Skala nyeri 7
S : Skala nyeri 8 T : Hilang timbul
T : Hilang timbul O:
 Mengobservasi adanya petunjuk  Pasien masih tampak
ketidaknyamanan ekspresi wajah meringis
Hasil : Pasien tampak ekspresi wajah  Hasil TTV : TD 130/73
meringis dan hanya dalam posisi berbaring mmHg, Nadi 85x/m, RR
 Menentukan akibat dari pengalaman nyeri 20x/m, Suhu 36.2 ºC
terhadap kualitas hidup pasien A:
Hasil : Pasien mengeluh sulit tidur ketika  Nyeri yang dilaporkan
nyeri muncul masih dalam skor berat,
 Mengendalikan faktor lingkungan yang Ekspresi wajah meringis
dapat mempengaruhi respon pasien masih dalam skor cukup
terhadap ketidaknyamanan berat, Tekanan darah
Hasil : Pasien berada dalam keadaan masih dalam skor
lingkungan yang nyaman dan tenang deviasi sedang
 Mengajarkan penggunaan teknik non P : Lanjutkann intervensi
farmakologis  Lakukan pengkajian
Hasil : Pasien dapat melakukan teknik nyeri
relaksasi nafas dalam dan terapi music  Lakukan penggunaan
klasik teknik non farmakologis
 Memberikan individu penurun nyeri yang  Berikan individu
optimal sesuai dengan peresepan analgesic penurun nyeri yang
Hasil : Pasien diberikan paracetamol optimal dengan
500mg PO peresepan analgesik

Hambatan  Memberikan pasien pakaian yang tidak 13.30


mobilitas fisik mengekang S:
Hasil : Pasien tampak mengenakan
(Domain 4,  Pasien mengatakan
pakaian longgar
Kelas 2, Kode  belum mampu berpindah
Menyediakan tempat tidur berketinggian
dari tempat tidur
Diagnosis rendah, yang sesuai
 Pasien mengatakan
Hasil : Tempat tidur pasien dalam posisi
00085, Hal belum mampu berjalan
yang rendah
217) dan melakukan aktivitas
 Mendorong pasien untuk duduk ditempat
lainnya
tidur
O:
Hasil : Pasien dapat melakukan posisi
setengah duduk ditempat tidur  Pasien masih tampak
dibantu dalam
melakukan pergerakan
 Pasien tampak dibantu
dalam memenuhi
kebutuhan
A:
 Berjalan masih dalam
skor sangat terganggu,
Bergerak dengan mudah
masih dalam skor sangat
terganggu
P : Lanjutkan intervensi
 Memberi pasien untuk
mengunakan alas kaki
yang memfasilitasi
pasien untuk berjalan
dan mencegah cedera
 Membantu pasien untuk
berdiri dan ambulasi
dengan jarak tertentu
 Membantu pasien untuk
perpindahan, sesuai
kebutuhan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI – 2

Hari/Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
Jumat, 24 Nyeri Akut  Melakukan pengkajian nyeri yang 19.30
November (Domain 12, komprehensif yang meliputi lokasi, S:
Kelas 1, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
2022  Pasien masih mengeluh
Diagnosis intensitas atau beratnya nyeri dan faktor
nyeri apabila bergerak
00132, Hal pencetus
Hasil : Pasien mengeluh nyeri dengan  P : Luka jahitan post sc
445)
karakteristik nyeri : Q : Nyeri tertusuk-tusuk
P : Luka jahitan post sc R : Nyeri pada bagian
Q : Nyeri tertusuk-tusuk perut bawah
R : Nyeri pada bagian perut bawah S : Skala nyeri 6
S : Skala nyeri 6 T : Hilang timbul
T : Sering muncul O:
 Mengobservasi adanya petunjuk  Pasien masih tampak
ketidaknyamanan ekspresi wajah meringis
Hasil : Pasien tampak ekspresi wajah  Hasil TTV : TD 129/80
meringis dan hanya dalam posisi berbaring mmHg, Nadi 67x/m, RR
 Menentukan akibat dari pengalaman nyeri 20x/m, Suhu 36ºC
terhadap kualitas hidup pasien A:
Hasil : Pasien mengeluh sulit tidur ketika  Nyeri yang dilaporkan
nyeri muncul dari skor berat ke skor
 Mengendalikan faktor lingkungan yang sedang, Ekspresi wajah
dapat mempengaruhi respon pasien meringis dari skor cukup
terhadap ketidaknyamanan berat ke skor sedang,
Hasil : Pasien berada dalam keadaan Tekanan darah masih
lingkungan yang nyaman dan tenang dalam skor deviasi
 Mengajarkan penggunaan teknik non sedang
farmakologis P : Lanjutkann intervensi
Hasil : Pasien dapat melakukan teknik  Lakukan penggunaan
relaksasi nafas dalam dan terapi music teknik non farmakologis
klasik ketika nyeri muncul
 Memberikan individu penurun nyeri yang  Berikan individu
optimal sesuai dengan peresepan analgesic penurun nyeri yang
Hasil : Pasien diberikan paracetamol optimal dengan
500mg PO peresepan analgesik

Hambatan  Memberikan pasien pakaian yang tidak 19.30


mobilitas fisik mengekang S:
Hasil : Pasien tampak mengenakan
(Domain 4,  Pasien mengatakan
pakaian longgar
Kelas 2, Kode  mulai Latihan untuk
Menyediakan tempat tidur berketinggian
berpindah ke tempat
Diagnosis rendah, yang sesuai
tidur
Hasil : Tempat tidur pasien dalam posisi
00085, Hal  Pasien mengatakan
yang rendah
217) masih dapat berjalan
 Memberi pasien untuk mengunakan alas
dengan jarak dekat dan
kaki yang memfasilitasi pasien untuk
belum mampu
berjalan dan mencegah cedera
melakukan aktivitas
Hasil : Pasien terhindar dari cedera
berat
 Membantu pasien untuk perpindahan,
O:
sesuai kebutuhan
Hasil : Pasien dapat berpindah dari tempat  Pasien tampak dapat
tidur ke tempat duduk dengan bantuan berjalan dan berpindah
 Membantu pasien untuk berdiri dan ke tempat duduk dengan
ambulasi dengan jarak tertentu bantuan
Hasil : Pasien dapat berdiri dan berjalan  Pasien masih tampak
dengan jarak 1 meter secara perlahan dibantu dalam
 Mendorong pasien untuk bangkit memenuhi kebutuhan
sebanyak dan sesering yang diinginkan A:
Hasil : Pasien mengatakan akan melatih  Berjalan dari skor sangat
diri untuk bangkit dari tempat tidur terganggu ke cukup
terganggu, Bergerak
dengan mudah masih
dalam skor sangat
terganggu
P : Lanjutkan intervensi
 Menganjurkan keluarga
untuk membantu pasien
berdiri dan ambulasi
dengan jarak tertentu
 Menganjurkan keluarga
untuk embantu pasien
dalam perpindahan,
sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai